JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Penerapan Metode Crash Program Untuk Percepatan Pembangunan Hull Constraction LCU 300 DWT dan Pengaruhnya Terhadap Sumberdaya Galangan

Analisa Waktu dan Biaya Pekerjaan Instalasi Machinery dan Electrical Outfitting pada Pembangunan Landing Craft Utility (LCU) 300 DWT

KAJIAN PERCEPATAN PENJADWALAN PEMBANGUNAN LANDING CRAFT UTILITY (LCU) DENGAN METODE SIMULASI MONTE CARLO

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Pada Pembangungan Hull Outfitting LCU 300 DWT

Critical path methode (CPM)/Program Evaluation and Review Tecnique (PERT)

STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENGENDALIAN WAKTU PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS PERCEPATAN DURASI PEMBANGUNAN DERMAGA: STUDI KASUS PT. MULTI BAJA INDUSTRI

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA LANGSUNG PADA PEMBANGUNAN KAPAL PERINTIS 1200GT DI PT. ADILIHUNG SARANA SEGARA INDONESIA

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan Blok Pada Kapal Tanker LTDW Di PT. Daya Radar Utama Unit Lamongan

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

APLIKASI INTEGER PROGRAMMING UNTUK PEMERATAAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA PROYEK


PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil pengolahan data kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di

STUDI PERCEPATAN DURASI PENGERJAAN PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL NIAGA DI PT. PAL INDONESIA

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK PG. SUMBER HARJO MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB III METODOLOGI 3.1 Pekerjaan Persiapan 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Analisa Data

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL FIBER UKURAN 8m DENGAN METODA PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL TERPADU DI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ABSTRAK

JALUR KRITIS (Critical Path)

Analisis Waktu dan Pembiayaan Untuk Proses Loadout Jacket Structure Menggunakan Dolly dan Skidway

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

BAB III LANDASAN TEORI

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING)

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

PENERAPAN TIME COST TRADE OFF

OPTIMASI PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL FIBER UKURAN 8 m DENGAN METODA PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL TERPADU DI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI

BAB II Tinjauan Pustaka

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM)

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latar Belakang Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal baru hingga tahun Sering terjadinya overload job yang mengakibatkan seringnya terjadi kete

3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa Jalan Letjen TB Simatupang No. 152 Jakarta

Dian Rahayu Rose Marini

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISIS PENGARUH PERCEPATAN INSTALASI HULL OUTFITTINGS DALAM PEMBANGUNAN MARINE DISASTER PREVENTION SHIP DENGAN PENERAPAN CRITICAL PATH METHOD Viranti Sulistyoningrum, Imam Rochani, Mas Murtedjo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: imamr@oe.its.ac.id Abstrak Jurnal ini membahas mengenai analisis pengaruh percepatan waktu pada pembangunan Hull Outfittings Marine Disater Prevention Ship. Hal yang melatarbelakangi analisis ini adalah dikarenakan adanya keterlambatan penyelesaian order selama 60 hari, sedangkan proyek maksimall harus selesai sesuai kontrak. Dengan demikian penulis akan mempercepat waktu pembangunan awal sebesar 240 hari menjadi 180 hari, dengan asumsi tidak ada keterlambatan lagi pada fabrikasi komponen-komponen kapal yang lain. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah critical path method. Melalui penerapan metode ini maka akan diperoleh aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam lintasan kritis. Pada analisis ini tidak semua aktivitas pada lintasan kritis mengalami percepatan durasi. Hal ini dikarenakan adanya prioritas pemampatan waktu terhadap aktivitas yang memiliki total biaya yang paling murah. Perhitungan biaya pada analisis ini hanya difokuskan pada biaya tenaga kerja langsung. Total biaya dengan durasi 240 hari membutuhkan dana Rp. 170.634.500,-. Dengan adanya pemampatan waktu pembangunan, maka didapatkan 2 solusi yaitu dengan menambah pekerja atau dengan menerapkan lembur. Total biaya dengan penerapan menambahkan pekerja senilai Rp. 169.597.000,- dengan durasi 180 hari dan total biaya dengan penerapan lembur senilai Rp.170.810.000,- dengan durasi 180 hari. Kata kunci : Critical Path Methode, Hull Outfittings, Network Planning I. PENDAHULUAN Dalam suatu proyek pembangunan kapal, langkah yang diambil pada umumnya adalah mempertajam prioritas dengan mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan agar dicapai hasil yang maksimal. Variabelvariabel yang ditinjau dalam manajemen proyek ini adalah waktu, sumber daya manusia, dan biaya. Mengingat macam dan jumlah bagian dari hull outfittings yang cukup banyak maka di dalam proses instalasi hull outfitting tersebut perlu dilakukan Analisis Percepatan Instalasi Hull Outfittings dalam pembangunan Marine Disaster Prevention Ship dengan menggunakan Critical Path Method agar diperoleh output sumber daya manusia, waktu dan biaya produksi yang optimal dan efisien. Critical Path Method (CPM) adalah teknik membuat diagram jaringan kerja yang digunakan untuk memperkirakan durasi proyek secara total dan merupakan serangkaian aktivitas yang menentukan waktu tersingkat untuk penyelesaian suatu proyek. Metode ini merupakan metode bagaimana mengorganisir suatu proyek yang melibatkan berbagai aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Atas dasar tersebut penulis berharap dapat memberikan solusi dalam jadwal pembangunan Hull Outfittings pada kapal melalui Critical Path Method. II. URAIAN PENELITIAN A. Data Analisis ini dilakukan dengan mencari literatur dan mengumpulkan data-data terlebih dahulu. Data mengenai dimensi kapal, aktivitas, durasi, dan beban kerja diperoleh dari PT Citra Mas. Untuk data mengenai standar jam kerja, standar jam orang (JO), dan tarif pekerja diperoleh dari PT Dumas. Objek yang digunakan dalam analisis ini adalah Marine Disaster Prevention Ship. Armada ini memiliki fungsi yang sama seperti Patrol Boat pada umumnya dan juga memiliki bow thruster. Bow thruster pada Marine Disaster Prevention Ship memiliki fungsi yaitu dapat melakukan maneuver tajam dengan radius belok lebih kecil. Berikut ukuran kapal yang akan dianalisis: Ship s name : Marine Disaster Prevention Ship Length Over All (LOA) : 61.00 m Length Between Perpendiculars (LPP) : 55.00 m Breadth Moulded (B) : 8.50 m Depth Moulded (H) : 4.50 m Draught (T) : 3.00 m Berikut adalah data-data yang digunakan untuk analisis.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Tabel 1. Pengelompokan Aktivitas, Durasi Aktivitas, Berat Tiap Aktivitas dan Ketergantungan MDPS diperoleh critical path yaitu A-C-F-J-K-L-M-N-T-U-V- W-X-Y. D. PEMAMPATAN DURASI Pada network diagram dengan jadwal awal yang memiliki total durasi 240 hari, selanjutnya dilakukan pemampatan waktu 60 hari sehingga menjadi 180 hari. Pemampatan dilakukan dengan menggunakan durasi yang baru. Durasi baru diperoleh dengan melakukan beberapa perhitungan, yaitu perhitungan mengenai total float dan perhitungan mengenai durasi baru. 1. Perhitungan Total Float B. NETWORK DIAGRAM Keterangan: Gambar 1. Sebuah aktivitas j = peristiwa akhir aktivitas X i = peristiwa awal aktivitas X L = durasi aktivitas X yang diperkirakan X = aktivitas EETi = earliest even time peristiwa awal EETj = earliest even time peristiwa akhir LETi = saat paling lambat peristiwa awal LETj = saat paling lambat peristiwa akhir Dari informasi yang tertera pada Tabel 1, maka langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan membuat network diagram awal pembangunan Marine Disaster Prevention Ship dengan susunan yang sesuai dengan dependency (ketergantungan). Pada jadwal ini durasi pengerjaan proyek untuk instalasi Hull Outfittings adalah 240 hari. Langkah selanjutnya adalah menganalisis durasi tiap aktivitas dengan tujuan untuk mengetahui EET (Earliest Even Time) dan LET (Latest Even Time) secara menyeluruh dari network diagram yang telah dibuat sebelumnya Perhitungan total float dilakukan pada seluruh aktivitas. Misalnya dalam perhitungan untuk aktivitas Y. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari PT. Citra Mas, telah diketahui bahwa pada aktivitas Y dikerjakan selama 54 hari. Dan telah diketahui pula bahwa aktivitas Y merupakan salah satu aktivitas yang termasuk dalam lintasan kritis. Aktivitas-aktivitas yang termasuk pada lintasan kritis memiliki pengaruh dalam pemampatan waktu. Dengan kata lain, aktivitas-aktivitas yang tidak termasuk pada lintasan kritis, jika dilakukan pemampatan maka tidak akan berpengaruh pada aktivitas-aktivitas yang lain. Oleh karena itu dalam upaya mempersingkat waktu, aktivitas Y mengalami pemampatan durasi sebesar 18 hari. Sehingga pada aktivitas Y yang semula adalah 54 hari, memiliki durasi yang baru yaitu 36 hari. Berikut dapat dilihat perhitungan mengenai total float. TF = LET L EET (1) = 180 54 186 = -60 Dimana, TF = Total Float LET = Peristiwa paling lama EET = Peristiwa paling awal L = Durasi awal Setelah nilai total float diperoleh, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan perhitungan untuk memperoleh durasi yang baru. Perolehan nilai total float untuk seluruh aktivitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Nilai Total Folat Tiap Aktivitas C. Penentuan Critical Path Prosedur yang dilakukan sebelum melakukan aplikasi Critical Path Method adalah menentukan lintasan kritis pada network diagram awal yang telah dibuat sebelumnya. Dengan cara melihat aktivitas yang memiliki harga EET dan LET yang sama. Melalui cara tersebut maka dapat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 2. Perhitungan Untuk Durasi Baru Dalam perhitungan untuk mencari durasi baru, nilai total float merupakan salah satu variable dalam perhitungan ini. Berdasarkan perhitungan sebelumnya telah diperoleh total float dengan nilai -60. Berikut perhitungan durasi baru pada Aktivitas Y. Ln (baru) = Ln (lama)+ Ln (lama) x (UREN-UPER) (2) Li = 54 + 54 x (180-240) 180 = 36 hari Dimana; Ln (baru) = durasi aktivitas baru Ln (lama) = durasi aktivitas lama Li = durasi pada satu lintasan yang harus dipercepat UREN = Umur rencana proyek UPER = Umur perkiraan proyek TF = UREN UPER Pada network diagram dengan jadwal awal yang memiliki total durasi 240 hari, selanjutnya dilakukan pemampatan waktu 60 hari sehingga menjadi 180 hari. Dari perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu untuk aktivitas Y dapat dilakukan pemampatan minimal dengan durasi 36 hari. Perhitungan pada aktivitas yang lainnya dilakukan dengan cara yang sama. Sehingga pada akhirnya tiap aktivitas memiliki durasi baru. Namun setelah diperoleh durasi baru, hanya aktivitas yang berada di jalur kritis yang bisa diubah. Hal ini dikarenakan hanya aktivitasaktivitas yang berada di jalur kritis yang memiliki pengaruh terhadap percepatan total durasi dari suatu proyek. Perolehan nilai durasi baru untuk seluruh aktivitas disajikan pada tabel sebagai berikut: penambahan suatu waktu kerja (lembur) atau penambahan tenaga kerja pada aktivitas-aktivitas yang mengalami percepatan durasi. Pada tahap ini dilakukan perhitungan mengenai biaya serta jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam pembangunan Marine Disaster Prevention Ship dengan mensubstitusikan durasi awal dan durasi setelah pemampatan. Semua perhitungan ini diaplikasikan terhadap seluruh aktivitas. Namun dalam pembahasan ini contoh perhitungan yang diambil adalah pada aktivitas Y. 1. Perhitungan Untuk Durasi Awal Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan maka dalam perhitungan ini memerlukan adanya jam orang. Perhitungan jam orang dapat dilihat melalui pembahasan sebagai berikut: a. Perhitungan Jam Orang (JO) Diketahui standar JO PT Dumas adalah 125 JO/Ton, karena satuan berat pekerjaan adalah dalam kilogram (Kg) maka 125 = 0,125 JO/kg. Rumus yang 1000 digunakan adalah JO = Standar JO (PT Dumas) x Berat pekerjaan (3) Sehingga perhitungannya, JO = Standar JO (PT Dumas) x Berat pekerjaan = 0,125 X 6150 = 768,75 jam orang Standar yang dimaksud adalah tiap pekerja memiliki 125 jam untuk beban tiap 1 ton. Hasil perhitungan JO untuk seluruh aktivitas disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. Nilai Jam Orang Tiap Aktivitas Tabel 3. Durasi baru tiap Aktivitas E. PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN BIAYA Percepatan waktu terhadap pembangunan proyek memiliki pengaruh terhadap tenaga kerja yang dipekerjakan dan biaya yang dikeluarkan untuk upah pekerja. Hal tersebut dikarenakan karena adanya b. Perhitungan Durasi dalam Satuan Jam Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dalam perhitungan ini diperlukan adanya variable durasi. Namun durasi awal yang telah diketahui adalah durasi dalam bentuk satuan hari. Durasi diubah ke dalam bentuk jam karena juga akan berpengaruh terhadap perhitungan biaya. Hal ini dikarenakan tarif

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 yang digunakan adalah dengan sistem per jam. Pembahasan mengenai perhitungan durasi disajikan sebagai berikut: Diketahui: Jumlah jam kerja pada Hari Senin s/d Kamis = 8 jam Jumlah jam kerja pada Hari Jumat = 7,5 jam Jumlah total durasi pada kegiatan Y = 54 hari Jumlah hari Jumat pada kegiatan Y = 11 hari Sehingga durasi dalam satuan jam adalah, Durasi (jam) = 8(54-11) + (7,5 x 11) = 426,5 jam Hasil perhitungan durasi dalam satuan jam untuk seluruh aktivitas disajikan pada tabel sebagai berikut: Pekerja = Jam Orang (5) Durasi (hari) x Rata-rata (jam/hari) = 768,750 54x 8 = 1,8 orang = 2 orang Berikut adalah hasil perhitungan mengenai berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk seluruh aktivitas. Tabel 6. Jumlah Tenaga Kerja untuk Durasi Awal Tabel 5. Aktivitas dengan Durasi (jam) c. Perhitungan Jumlah Pekerja yg dibutuhkan Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata jam kerja efektif tiap minggu. Hal ini perlu dilakukan karena tiap jumlah jam kerja efektif pada hari Senin sampai dengan hari Kamis adalah 8 jam, sedangkan pada hari Jumat jumlah jam kerja efektif adalah 7,5 jam. Jumlah jam kerja efektif pada hari jumat berbeda dikarenakan adanya kegiatan Sholat Jumat. Sehingga pihak galangan memberi toleransi durasi istirahat dengan penambahan 30 menit durasi istirahat. Perhitungan ratarata jam efektif tidak perlu dilakukan apabila jumlah jam kerja efektif per harinya dari hari Senin samapai dengan hari Jumat adalah 8 jam. Pembahasan mengenai perhitungan rata-rata jumlah jam kerja efektif disajikan sebagai berikut: Rata-rata dalam sehari = Durasi (jam) (4) Durasi (hari) = 426,5 jam 54 hari = 7,90 jam/hari = 8 jam/hari Setelah nilai jumlah jam kerja efektif diketahui, perhitungan mengenai jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dilaksanakan. Pembahasan mengenai perhitungan jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta rumus yang digunakan disajikan sebagai berikut: d. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan untuk Pekerja Pembagian pekerja berdasarkan beban kerja yang telah ada. Karena pada kegiatan Y tidak membutuhkan welder maka pembagian pekerjanya adalah sebagai berikut: Fitter = 1orang Helper = 1 orang Telah diketahui bahwa standar per jamtarif pekerja di PT Dumas adalah sebagai berikut: Biaya Pekerja = pekerja x durasi (jam) x tarif /jam = {( fitter x tarif per jam) + ( helper x tarif per jam)} x durasi (jam) (6) = {(1 x Rp.12.000,-) + (1 x Rp.11.000,-)} x 426,5 = Rp. 9.809.500,- Berikut adalah hasil perhitungan mengenai total biaya yang dikeluarkan untuk tiap aktivitas serta keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Tabel 7. Perhitungan Biaya Durasi Awal Tabel 8. Jumlah Tenaga Kerja untuk Durasi Baru 2. Perhitungan Untuk Durasi Baru Dalam penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan maka dalam perhitungan ini memerlukan adanya jam orang. Perhitungan jam orang serta hasil perhitungan jam orang sama dengan perhitungan jam orang pada durasi awal, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan jam orang lagi. 2.1 Perhitungan untuk Penambahan Pekerja a. Perhitungan Durasi dalam Satuan Jam Dalam penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan maka dalam perhitungan ini memerlukan adanya jam orang. Perhitungan jam orang serta hasil perhitungan jam orang sama dengan perhitungan jam orang pada durasi awal, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan jam orang lagi. Pada aktivitas Y mengalami pemampatan waktu, sehingga membuat jumlah hari Jumat pada aktivitas Y mengalami perubahan. Pembahasan mengenai perhitungan durasi disajikan sebagai berikut: Diketahui: Jumlah jam kerja pada Hari Senin s/d Kamis = 8 jam Jumlah jam kerja pada Hari Jumat = 7,5 jam Jumlah total durasi pada kegiatan Y = 36 hari Jumlah hari Jumat pada kegiatan Y = 7 hari Sehingga durasi dalam jam adalah, b. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan untuk Pekerja Pembagian pekerja berdasarkan beban kerja yang telah ada. Karena pada kegiatan Y tidak membutuhkan welder maka pembagian pekerjanya adalah sebagai berikut: Fitter = 2 orang Helper = 1 orang Biaya untuk Pekerja = pekerja x durasi (jam) x tarif per jam ={( fitter x tarif per jam) + ( helper x tarif per jam)}x durasi (jam) ={(2xRp.12.000,-)+(1xRp.11.000,- )}x 284,5 = Rp 9.957.500,- Berikut adalah hasil perhitungan mengenai total biaya yang dikeluarkan untuk tiap aktivitas serta keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan. Tabel 9. Perhitungan Biaya dengan Penambahan Pekerja Durasi (jam) = 8(36-7) + (7,5x 7) = 284,5 jam Hasil perhitungan durasi dalam satuan jam untuk seluruh aktivitas disajikan pada tabel sebagai berikut:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 2.2 Perhitungan untuk Lembur a. Perhitungan Durasi dalam Satuan Jam Tabel 11. 11 Perhitungan Biaya dengan Lembur Perbedaan dalam perhitungan ini adalah dari segi waktu (jumlah jam kerja). Hal ini dikarenakan adanya waktu lembur, namun untuk jumlah pekerja Tidak mengalami penambahan, sehingga jumlah pekerja serta pembagian pekerja untuk welder, fitter dan helper sama seperti perhitungan dengan durasi awal. Durasi lembur (hari) diperoleh dengan melakukan perhitungan seperti dibawah ini: Durasi Lembur = Durasi awal durasi baru (7) = 54 hari 36 hari = 18 hari Untuk menghitung durasi lembur dalam satuan jam maka, 18 hari X 8 jam = 144 jam, dimana 1 hari = 8 jam durasi dengan lembur = Durasi lembur + durasi baru (8) = 144 + 284,5 = 428, 5 jam Hasil perhitungan durasi dengan lembur dalam satuan jam untuk seluruh aktivitas disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 10. Durasi dengan Lembur Tiap Aktivitas Dari analisis yang telah dilakukan, faktor jumlah jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang paling sensitive terhadap adanya penerapan critical path method. Agar pencapaian target waktu terlaksana maka dibutuhkan tambahan jumlah jam kerja bagi para tenaga kerja yang terlibat. Maka dengan adanya penambahan jam kerja, serta penambahan jumlah pekerja akan memiliki dampak terhadap pengeluaran biaya tenaga kerja yang dibutuhkan. III. KESIMPULAN/RINGKASAN b. Perhitungan Biaya yang Dikeluarkan untuk Pekerja Jumlah pekerja yang dibutuhkan sama dengan jumlah pekerja pada durasi awal. Sehingga pada sub bab perhitungan lembur tidak dilakukan perhitungan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Biaya untuk Pekerja = pekerja x durasi (jam) x tarif per jam ={( fitter x tarif per jam) + ( helper x tarif per jam)}x durasi (jam) ={(1xRp.12.000,-) + (1xRp.11.000,-)} x 428,5 = Rp 9.855.500,- Berikut adalah hasil perhitungan mengenai total biaya yang dikeluarkan untuk tiap aktivitas serta keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan. Berdasarkan analisis terhadap studi kasus yang telah dilakukan maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis terhadap network planning diagram menunjukkan bahwa aktivitas yang termasuk dalam lintasan kritis adalah aktivitas A-C-F-J-K-L-M-N-T-U- V-W-X-Y dengan total durasi 240 hari. 2. Lintasan kritis tidak berubah meski sudah dilakukan pemampatan durasi sebesar 60 hari. 3. Pemampatan durasi hanya memiliki pengaruh terhadap jumlah jam kerja masing-masing pekerja di tiap aktivitas, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta berpengaruh terhadap pengeluaran biaya untuk tenaga kerja. 4. Adanya pemampatan durasi pembangunan selama 60 hari terjadi perbedaan kebutuhan akan tenaga kerja. Pada durasi awal yaitu selama 240 hari membutuhkan tenaga kerja sejumah 138 orang. Sedangkan pada durasi yang mengalami pemampatan membutuhkan tambahan tenaga kerja sejumlah 25 orang. Sehingga total keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk megerjakan proyek dengan durasi 180 hari tanpa lembur adalah sejumlah 163 orang. Namun untuk pengerjaan proyek dengan lembur tidak terjadi penambahan tenaga kerja, sehingga total keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sama dengan total

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 7 keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan pada durasi awal yaitu 138 orang. 5. Pada pengeluaran biaya untuk tenaga kerja juga ikut terpengaruh oleh adanya pemampatan durasi proyek. Pada total biaya untuk durasi awal akan menghabiskan biaya sejumlah Rp. 170.634.500,-. Untuk total biaya dengan durasi yang mengalami pemampatan dengan penambahan tenaga kerja tanpa lembur membutuhkan biaya pengeluaran sebesar Rp 169.597.000,-. Sedangkan untuk total biaya dengan durasi yang mengalami pemampatan dengan lembur tanpa penambahan tenaga kerja akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 170.810.000,-. 6. Dari segi jumlah rupiah yang akan dikeluarkan, total biaya dari aktivitas-aktivitas yang mengalami pemampatan durasi dengan penambahan tenaga kerja tanpa lembur merupakan total biaya termurah. Hal ini dikarenakan pihak galangan PT Dumas tidak membuat perbedaan tarif baik dari segi lembur ataupun dari segi tarif untuk penambahan tenaga kerja. Selain itu hal ini juga disebabkan adanya faktor penghitungan jumlah jam yang berbeda pada hari Jumat. Maka dari itu terjadilah perbedaan pada perhitungan total jumlah jam kerja. Pengaruhnya Terhadap Sumber Daya Galangan. Penelitian. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [8] Soeharto, Imam. 1998. Manajemen Proyek Jilid 1 (Konsep, Studi Kelayakan, dan Jaringan Kerja). Erlangga: Jakarta. IV. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam pengerjaan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan moral maupun material dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada kedua orang tua yang tak perna lelah mendoakan penulis dalam keadaan apapun, kepada Bapak Ir. Imam Rochani, M.Sc. dan Bapak Ir. Mas Murtedjo, M.Eng. yang telah bersedia membimbing dan memberikan saran untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini. Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Citra Mas dan PT Dumas sebagai pihak yang telah memberikan data dan bimbingan kepada penulis. Daftar Pustaka [1] Citra Mas, PT. 2011. Documents and Drawings of MDPS. Surabaya. [2] Ervianto, Wulfran I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Andi: Yogyakarta. [3] GÖksu, Ali. 2012. Implementation of Critical Path Method And Project Evaluation And Review Technique. Sarajevo [4] Harold, Kerzner. 1995. Project Management: A System Approach to Planning Scheduling, and Controlling. New York. Internatinal Thomson Publishing Inc. [5] H. A. Tubagus, 1986, Prinsip-prinsip network planning Jakarta : Gramedia [6] Herjanto, Eddy. 2004. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo. [7] Ni mah, Lilik Hidayatun. 2012. Analisa PenerapanMetode Crash Program Untuk Percepatan Pembangunan Hull Construction LCU 300DWT Dan