ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Wisata Kuliner, Keputusan berkunjung. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI TAMAN WISATA ALAM (TWA) SIBOLANGIT

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis mengenai faktor-faktor

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

ANALISIS RESPON PENGUNJUNG TERHADAP OBJEK WISATA (Studi Kasus Pada Objek Wisata CV. Taman Agrowisata Bukit Naang)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TESIS. Oleh : INON BEYDHA / PWD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2000

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wisata dan lain-lain. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus

Lampiran. Kepada Yth: Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Di Tempat

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KUTAI, KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PARIWISATA KOTA SAMARINDA BERBASIS WEB

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG OLEH MUSAWIR NASUTION/ MANAJEMEN HUTAN

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

POTENSI DAYA TARIK KAWASAN SUAKA ALAM TANJUNG BELIMBING DI DESA SEBUBUS KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU. (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

KAJIAN KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB I PENDAHULUAN.

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG PROMOSI DAN FASILITAS OBJEK WISATA MUSEUM ADITYAWARMAN DI KOTA PADANG TRISKA MARVIDOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

Transkripsi:

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA Karakteristik, Patronage Buying Motives dan Keputusan Wisatawan Dalam Mengunjungi Desa Ekowisata Rajegwesi Pada Taman Nasional Meru Betiri Di Kabupaten Banyuwangi Peneliti: Indra Perdana Wibisono 9903003070 UNIVERSITAS JEMBER OKTOBER, 2016

ABSTRAK Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang dikenal sebagai hutan tropis dataran rendah di Propinsi Jawa Timur bagian Selatan, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan potensi wisata alam. Desa Ekowisata Rajegwesi yang terletak di dalam TNMB telah dikembangkan untuk menjadi lokasi wisata alam yang dikelola bersama masyarakat. Meskipun demikian, angka kunjungan wisatawan masih perlu ditingkatkan dan kondisi lokasi wisata belum sepenuhnya memenuhi harapan wisatawan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik wisatawan, mengetahui gambaran mengenai patronage buying motives wisatawan, dan proses keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Penelitian bersifat deskriptif dan verikatif sedangkan data utama diperoleh dengan distribusi kuisioner kepada 400 orang responden wisatawan yang berkunjung lebih dari satu kali ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Analisis menggunakan tujuh variabel Patronage Buying Motives yang memenuhi syarat sebagai variabel bebas yaitu letak lokasi, suasana, fasilitas, harga, kualitas personal, promosi dan keamanan. Sementara itu keputusan pembelian sebagai variabel terikat meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku setelah pembelian. Pengaruh ketujuh variabel tersebut terhadap keputusan pembelian ditunjukkan oleh persamaan linier Ŷ = 1,346-0,112X1 + 0,196X2-0,058X3+ 0,183X4+ 0,147X5+ 0,107X6+ 0,042X7 dengan probabilitas (Sig) 0,000 (kurang dari 0,05), R 2 0,311, dan standard error of the estimation sebesar 0,369994. Pengaruh signifikan ditunjukkan oleh letak lokasi, suasana, harga, personal, dan promosi, sedangkan pengaruh faktor fasilitas dan keamanan tidak signifikan. Kata kunci: Desa Ekowisata Rajegwesi, Patronage Buying Motives, Keputusan Pembelian ABSTRACT Meru Betiri National Park or Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) in the southern part of East Java Province, Indonesia is known as low land tropical forest with high abundance of biodiversity and ecotourism potential. Ecotourism Rajegwesi Village in TNMB has been developed as tourism destination managed in cooperation with local people. However, tourist visit number still needs to be increased and the condition of tourism area is not fully satisfying the tourists expectations. This research was aimed to analyze tourist characteristics, to assess Patronage Buying Motives, and decision of the tourists to visit Ecotourism Rajegwesi Village. The research is descriptive and verificative, while the main data were collected through questionnaire distribution to 400 tourists who had visited Ecotourism Rajegwesi Village more than once. Analysis was done using seven eligible independent variables of Patronage Buying Motives which were site location, situation, facility, price, personal quality, promotion, and security. Meanwhile buying decision consisted of need identification, information search, alternative information, buying decision, and after buying behaviour as dependent variables. Effects of the seven variables on buying decision is represented by the linear equation linier Ŷ = 1,346-0,112X1 + 0,196X2-0,058X3+ 0,183X4+ 0,147X5+ 0,107X6+ 0,042X7 with probability (Sig) 0,000 (less than 0,05), R 2 0,311, and standard error of the estimation 0,369994. Significant effects were shown by site location, situation, price, personal quality, and promotion, while the effects of facility and security were not significant. Key words: Ecotourism Rajegwesi Village, Patronage Buying Motives, buying decision

RINGKASAN EKSEKUTIF Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang dikenal sebagai hutan tropis dataran rendah di Propinsi Jawa Timur bagian Selatan, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, diantaranya kekayaan flora dengan berbagai jenis tumbuhan yang bermanfat obat, habitat fauna serta sebagai obyek dan daya tarik wisata alam yang tersebar pada areal seluas 58.000 Ha, dengan luas daratan 57.155 Ha dan perairan 845 Ha. Beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi di TNMB antara lain Pantai Rajegwesi dan Pantai Teluk Ijo. Pantai Rajegwesi merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman), karena memiliki obyek dan daya tarik wisata yang bervariasi. Strategi pengembangan diperlukan untuk keberlanjutan Desa Ekowisata Rajegwesi. Sebelum strategi pemasaran dibuat maka perlu mengetahui karakteristik, patronage buying motives dan keputusan wisatawan. Jika hal ini dilakukan maka akan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini belum dilakukan oleh Taman Nasional Meru Betiri maupun Masyarakat Ekowisata Rajegwesi. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan sebagai bahan masukan kepada Taman Nasional Meru Betiri dan Masyarakat Ekowisata Rajegwesi sehingga dalam membuat strategi pengembangan dilakukan dengan tepat dan komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi; (2) mengetahui gambaran mengenai patronage buying motives wisatawan yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi; dan (3) menganalisa proses keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Penelitian ini dilaksanakan melalui survei yaitu didasarkan data yang dikumpulkan dari 400 orang responden yang dianggap mewakili seluruh wisatawan yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Penelitian bersifat deskriptif dan verikatif dengan menggunakan kuesioner sebagai bahan pengumpulan data pokok. Responden yang dipilih adalah wisatawan domestik yang lebih dari satu kali mengunjungi Desa Ekowisata Rajegwesi. Variabel yang digunakan adalah Patronage Buying Motives sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Ada tujuh jenis data yang telah dikumpulkan untuk menggambarkan variabel Patronage Buying Motives yaitu persepsi wisatawan terhadap letak lokasi, suasana,

fasilitas, harga, kualitas personal, promosi dan keamanan. Sementara itu data tentang keputusan pembelian meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku setelah pembelian oleh wisatawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan (59% responden) yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi berasal dari Jember dan Banyuwangi karena kemudahan sarana transportasi ke lokasi wisata, kedekatan jarak ke lokasi, dan ketersediaan waktu untuk berlibur. Sementara itu wisatawan yang datang dari daerah lebih jauh seperti Surabaya, Situbondo, Bali, Malang, dan lainnya jumlahnya relatif sedikit. Mayoritas wisatawan adalah para pemuda (pelajar dan mahasiswa) di bawah usia 30 tahun yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi dalam rombongan, laki-laki dewasa yang tengah berkunjung bersama keluarga, dan karyawan swasta. Liburan akhir pekan dan hari libur sekolah merupakan waktu kunjungan wisatawan yang terbanyak dan umumnya bertujuan untuk menikmati keindahan/pemandangan alam. Sebagian besar wisatawan memilih lokasi Desa Ekowisata Rajegwesi karena merupakan pilihan yang diminati maupun karena mengikuti tujuan yang ditetapkan oleh rombongan wisatawan. Analisis Patronage Buying Motives menunjukkan pada umumnya wisatawan menganggap lokasi Desa Ekowisata Rajegwesi cukup jauh, dengan sarana transportasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan umum. Kondisi jalan menuju lokasi wisata sedang diadakan perbaikan. Kondisi jalan ke lokasi wisata berkelok-kelok dan cukup sempit sehingga wisatawan yang berkendaraan harus sangat berhati-hati. Suasana lokasi wisata dinilai menyenangkan dan leluasa oleh wisatawan. Keindahan pemandangan dan hamparan pantai yang luas merupakan faktor yang disukai oleh wisatawan. Namun wisatawan menilai kenyamanan dan kebersihan di sebagian lokasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan masih kurang akibat adanya sampah yang bertebaran di pantai, meskipun pihak pengelola telah menyediakan tempat pembuangan sampah. Sementara itu, dari aspek desain lokasi wisata dinilai masih kurang serasi, antara lain karena belum tersedianya tempat duduk bagi pengunjung di sekitar pantai. Kelengkapan sarana dan prasarana di obyek wisata pada umumnya dinilai biasa. Hal ini karena fasilitas umum seperti wartel, toilet, kantin, dan masjid hanya terpusat di satu tempat. Sementara itu variasi hiburan yang ada di lokasi wisata pada umumnya juga dinilai biasa saja. Kelebihan dari lokasi wisata adalah dari segi pemandangannya yang dinilai menarik.

Harga tiket masuk melalui Taman Nasional Merubetiri saat ini dianggap murah dan terjangkau oleh wisatawan pada umumnya. Harga berbagai produk yang ditawarkan di objek wisata, pada umumnya dinilai wajar atau biasa saja karena relatif sama dengan lokasi wisata lainnya. Personil petugas di lokasi wisata dinilai berpenampilan biasa. Demikian pula kehandalan petugas dalam melayani wisatawan dinilai biasa. Ketanggapan petugas dinilai biasa, sedangkan keramahan petugas dinilai baik. Menurut wisatawan, petugas di lokasi wisata memberikan penyambutan dan penjelasan yang baik dan informatif kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Promosi tentang Desa Ekowisata Rajegwesi dinilai cukup baik, sehingga wisatawan dapat memperoleh informasi dengan mudah. Mayoritas wisatawan yang berasal dari Jember, Surabaya, dan Banyuwangi mendapatkan informasi tentang lokasi wisata dari teman atau keluarga yang pernah berkunjung. Sementara itu aspek keamanan dan keselamatan di lokasi wisata dinilai baik. Analisis keputusan pembelian (kunjungan) ke lokasi wisata sebagai variabel Y dibagi menjadi 5 sub variabel yaitu: pengenalan kebutuhan (kebutuhan untuk berlibur), pencarian informasi (keinginan responden dalam mencari informasi tambahan dan dorongan untuk membandingkan dengan obyek wisata yang lain), evaluasi alternatif (keputusan bahwa obyek wisata yang mereka kunjungi lebih menarik), keputusan membeli (frekuensi pembelian dan rencana berkunjung kembali), dan perilaku setelah kunjungan (kepuasan). Pada umumnya wisatawan menganggap berlibur adalah suatu kebutuhan untuk menyegarkan pikiran dari rutinitas sehari-hari. Dalam hal pencarian informasi, sebagian besar wisatawan menyatakan biasa saja dalam hal keinginan untuk mencari informasi tambahan. Hal ini ditunjukkan oleh masih banyaknya wisatawan yang tidak atau bahkan belum mengetahui macam dan fasilitas fisik yang tersedia di objek wisata tersebut. Sebagian besar wisatawan menilai lokasi wisata di Desa Ekowisata Rajegwesi lebih menarik dari obyek wisata lainnya. Keputusan pembelian (frekuensi kunjungan) sebagian besar wisatawan masih sedikit (jarang). Namun pada umumnya menyatakan setuju untuk berkunjung kembali ke Desa Ekowisata Rajegwesi karena suasananya yang menyenangkan. Sebagian besar wisatawan menyatakan puas setelah berkunjung ke Desa Ekowisata Rajegwesi, dengan alasan keindahan dan fasilitas yang dapat dinikmati.

Pengaruh patronage buying motives terhadap proses keputusan wisatawan dalam mengunjungi Desa Ekowisata Rajegwesi dianalisis dengan 7 variabel prediktor yang dimasukkan ke dalam persamaan berdasarkan kriteria Use Probability of F Entry 0,05 dan Removal 0,01. Ketujuh variabel tersebut adalah letak lokasi, suasana, fasilitas, harga, kualitas personal, promosi dan keamanan yang dimasukkan ke dalam persamaan karena memenuhi kriteria. Pengaruh ketujuh faktor/aspek tehadap keputusan wisatawan untuk mengunjungi lokasi dapat ditunjukkan oleh persamaan linier: Ŷ = 1,346-0,112X1 + 0,196X2-0,058X3+ 0,183X4+ 0,147X5+ 0,107X6+ 0,042X7 Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan, persamaan tersebut menunjukkan bahwa suasana, harga, kualitas personal, promosi, dan keamanan berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan ke Desa Ekowisata Rajegwesi. Sementara itu letak lokasi dan fasilitas berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan. Dari ketujuh faktor tersebut, pengaruh yang nyata (signifikan) ditunjukkan oleh letak lokasi, suasana, harga, personal, dan promosi, sedangkan pengaruh faktor fasilitas dan keamanan tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang potensi wisata lainnya di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Selain itu disarankan kepada Pengelola TNMB dan Masyarakat Ekowisata Rajegwesi untuk memperbaiki fasilitas di Ekowisata Rajegwesi antara lain fasilitas beristirahat (kursi pantai, gazebo), fasilitas bermain untuk berbagai kelompok usia, sarana umum lainnya. Keunggulan kondisi alam yang menarik perlu dipelihara dan dipertahankan. Aksesibilitas ke lokasi yang masih kurang perlu ditingkatkan bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi. Promosi tentang lokasi wisata ini perlu ditingkatkan hingga tingkat nasional dan internasional untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun manca negara.