BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA TENAGA KEPEGAWAIAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB I PENDAHULUAN. PLN merupakan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Sumber Daya. adanya peran aktif SDM tidak berarti apa-apa.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

Teori Keadilan (Equity Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Kompensasi merupakan bagian manajemen sumber daya manusia yang sulit

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang

BAB I. Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

A. Latar Belakang Penelitian

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi. Sekarang ini menjadi sebuah tuntutan dari sektor. untuk kesadaran pentingnya memiliki sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seorang karyawan tentunya memiliki berbagai keinginan atau motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Motivasi penting dikarenakan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan usahanya dan untuk memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi,

semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem penjualan, sistem pembelian, sistem persediaan bahan baku, sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unik. Manusia memiliki kepribadian yang aktif, banyak menggunakan intuisi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. listrikan Indonesia. PLN merupakan satu-satunya perusahaan milik negara

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang dilakukan oleh Arafah (2007) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

KOMPENSASI / IMBALAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BABI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan maupun organisasi karena jika tidak ada sumber daya manusia maka perusahaan tersebut tidak dapat mencapai tujuan perusahaan. Sumberdaya manusia dalam perusahaan adalah manusia organisasional dimana memiliki motivasi tinggi dan mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang memiliki banyak tenaga kerja maka mereka akan mempersulit manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas karyawan serta pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pimpinan kepada bawahannya, khususnya dalam hal pemberian gaji dan upah kepada karyawan agar tidak menyimpang dari yang telah digariskan ( Agustina L, 2003). Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang (Mistiani, 2007 dalam Kusumo,2008). 1

Perlu dipahami oleh perusahaan bahwa hubungan antara sesama karyawan di sebuah organisasi lebih berfokus pada aspek aspek manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan industrial (industrial relations). Hubungan industri lebih menekankan pada besar kecilnya upah dan berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Akan tetapi, di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, mengingat hubungan industri juga sangat dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi di kalangan karyawan maupun antara karyawan dengan pihak manajemen. Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang cenderung tak terbatas, kebutuhan manusia sangat beranekaragam baik jenis maupun tingkatnya. Kebutuhan yang selalu bertambah dari waktu ke waktu dan mamusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Kepuasan kerja merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan dalam dunia kerja merupakan salah satu yang mengacu kepada kompensasi yang diberikan oleh perusahaan yang terdiri dari gaji atau imbalan dan fasilitas kerja lainnya seperti kendaraan kerja dan rumah dinas ( Ranupandojo dan Husnan, 1994). Beberapa faktor pemuas atau penyebab kepuasan antara lain prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, kompensasi dan sebagainya. Penyebab kepuasan berkaitan dengan sifat pekerjaan (isi pekerjaan) dan dengan imbalan yang langsung di hasilkan dari prestasi tugas pekerjaan. Faktor bukan pemuas atau penyebab ketidakpuasan meliputi gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi, dan 2

sebagainya yang tidak sesuai dengan harapan pegawai. Faktor-faktor tersebut berasal dari interaksi antara pegawai dengan lingkungan organisasi atau instansi dimana pekerjaan itu dilakukan (Nurifana, 2006). Di samping untuk memenuhi kebutuhan hidup dari hari ke hari, seseorang bekerja untuk memperoleh kepuasan kerja dan kepuasan yang diperoleh dari hasil pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan kombinasi aspek psikologis, sosiologis, dan suasana lingkungan. Kombinasi yang serasi dari ketiga hal tersebut menggiring seseorang untuk menyatakan : Saya puas dengan pekerjaan saya, Vroom (1985) mendifinisikan kepuasan kerja sebagai orientasi sikap individu untuk berperan dalam pekerjaan yang sedang ditekuninya ( Danim, 2004). Kepuasan kerja yang rendah menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mangkir kerja, pindah kerja, malas bekerja, dan sebagainya. Hal ini berakibat bagi perusahaan walaupun manifestasi kerugiannya tidak terlalu jelas tampak. Sebaliknya, kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi yang positif dan dinamis sehingga mampu memberikan keuntungan bagi tenaga kerja itu sendiri. Kondisi inilah yang sangat didambakan oleh managemen perusahaan atau organisasi. Saat ini karyawan tidak hanya mengharapkan imbalan atas jasa yang diberikannya kepada organisasi, tetapi juga mengharapkan kualitas tertentu dari perlakuan dalam tempat kerjanya. Karyawan mencari martabat, penghargaan, kebijakan yang mempengaruhi kerja dan karir mereka, rekan kerja yang kooperatif, serta kompensasi yang adil. Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta apa yang dilakukan oleh organisasi akan menentukan bagaimana komitmen atau keterkaitan karyawan terhadap organisasi, 3

yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan untuk tetap bergabung dan memajukan organisasinya atau memiliki tempat kerja lain yang lebih menjanjikan. Kepuasan struktur gaji merupakan hal yang penting dimana perasaan seseorang ketika menerima gaji. Ini diakibatkan interaksi antara orang dan lingkungan kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, faktor kejiwaan, sosial, fisik dan faktor keuangan. Kepuasan akan bertambah jika terjadi pertemuan antara faktor itu dan harapan orang. Pada dasarnya, seseorang merasakan kepuasan gaji mereka ketika menerima gaji tersebut, jika gaji yang diterima memenuhi harapan mereka. Pemenuhan harapan orang akan hasil pribadi itu mencerminkan bagaimana orang terpengaruh pada uang. Hal paling utama yang dibutuhkan adalah kejujuran yang merupakan determinan sangat penting dalam menjelaskan mengapa pekerja merasakan kepuasan atas gaji yang mereka terima ( Tjahjono, 2008). Pentingnya kompensasi sebagai salah satu faktor kepuasan dalam bekerja sulit di taksir, karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung nampaknya sangat subyektif dan barangkali merupakan sesuatu yang khas dalam industri Frasser (1992 dalam Purnomo, 2004). Tetapi pada dasarnya dugaan adanya ketidakadilan dalam memberikan upah maupun gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan semangat rendah dari karyawan itu sendiri Strauss & Sayless (1990 dalam Purnomo, 2004). Adam (1965 dalam Ahadiat 2005) mengatakan bahwa seorang yang diperlakukan tidak adil tidak akan hanya kecewa, namun mereka akan bereaksi 4

dalam berbagi bentuk terhadap ketidakadilan yang terjadi. Sangat kecil diketahui tentang jenis ketidakadilan mana yang dapat memprediksi apakah pekerja akan menghakimi organisasinya. Homans (1961 dalam Ahadiat 2005) menyatakan bahwa ketika seseorang kurang berdaya dibandingkan dengan sipembuat ketidakadilan (seperti bos atau korporasi), maka upaya untuk mengembalikan keadilan tersebut akan terjadi secara tidak langsung. Sebelum menunjukkan pembalasan secara langsung (seperti mencuri atau sabotase), pekerja yang kecewa akan melakukan retaliasi yang lebih tertutup (rahasia), seperti perilaku penarikan diri dari keanggotaan organisasi, penarikan diri secara psikologis, dan perilaku resistensi. Keadilan dikatakan ada, jika karyawan mengganggap bahwa rasio masukan mereka terhadap hasil (imbalan) sepadan dengan rasio dari karyawan lain. Ketidakadilan dikatakan ada jika rasio tidak ekivalen, dimana rasio antara masukan individu dengan hasil bisa lebih besar atau lebih kecil di banding dengan lainnya. Keadilan bukan berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama rata. Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan yang diharapkan. Karena itulah pertama yang harus dinilai adalah pengorbanan yang diperlukan oleh suatu jabatan ditunjukkan dari persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Semakin tinggi yang diperlukan, semakin tinggi penghasilan yang diharapkan (Ranupandojo dan Husnan, 1994). 5

Gaji merupakan komponen dari kompensasi. Dalam melakukan pekerjaan setiap karyawan memiliki tujuan dalam bekerja masing-masing. Dan tingkat keadilan yang dirasakan adalah berbeda. Karyawan yang merasa gaji yang diberikan oleh perusahaan tidak adil maka karyawan itu tidak termotivasi untuk memiliki prestasi kerja. Dan sebaliknya, jika karyawan merasa bahwa gaji yang diberikan oleh perusahaan itu adil maka karyawan akan termotivasi untuk berkinerja dengan baik dan termotivasi untuk memiliki prestasi kerja yang tinggi. Seseorang dalam bekerja mengharapkan memperoleh penghargaan, salah satu jenis penghargaan tersebut yang paling sering dibicarakan adalah gaji Harder (1992 dalam Panggabean, 2002). Menurut Robbins (1997 dalam Sulistiyowati 2007) mengemukakan bahwa kompensasi atau sering disebut dengan istilah reward (imbalan) dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu intrinsic reward dan extrinsic reward. Kompensasi atau imbalan intrinsik menurut Feldman (1988 dalam Sulistiyowati 2007) adalah imbalan yang dinilai dari dalam dan oleh individu sendiri. Imbalan intrinsik melekat pada aktivitas itu sendiri dan tidak tergantung pada kehadiran atau tindakan orang lain. Sedangkan imbalan ekstrinsik, menurut Feldman (1998 dalam Sulistiyowati 2007) adalah imbalan yang tidak melekat pada kinerja suatu aktivitas tetapi dilaksanakan untuk para individu oleh pihak lain. Imbalan ekstrinsik digunakan oleh organisasi dalam usaha mempengaruhi perilaku dan kinerja anggota mereka, yang bisa berwujud uang, interpersonal dan promosi Swasto (2003 dalam Sulistiyowati 2007). 6

Kepuasan individu atas gaji yang diterima, berdasarkan pada teori equity yang berkenaan dengan motivasi individu untuk bertindak dalam organisasi. Teori equity menekankan bahwa kepuasan gaji disebabkan oleh perasaan yang berhubungan dengan rasa keadilan atas gaji yang dibayarkan. Jika gaji yang diterima pekerja kurang dari yang lainnya, maka akan timbul perasaan ketidakadilan (inequitable) atas pembayaran yang diberikan (Rahayuningsih, 2006). Oleh karena itu faktor Hygienes atau faktor ekstrinsik pada motivasi yang terdiri dari upah/gaji, keamanan kerja, mengakibatkan ketidakpuasan kerja (Herzberg et al.,1959 dikutip oleh Lindner, 1998 dalam Rahayuningsih, 2006) Penelitian ini dipandang penting karena setiap perusahaan menginginkan untuk terus maju perlu melakukan sikap adil dalam memberikan gaji agar karyawan merasakan hasil kerjanya sebagai karyawan. Pemberian gaji yang adil dan benar akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan karena karyawan merasa dihargai atas pekerjaan yang telah dilakukan untuk perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari Tjahjono ( 2008 ) yang berjudul Justice In Salary Structure, The Justice Influence Toward Employees Satisfaction. Pada penelitiannya menggunakan respoden karyawan yang bekerja full time di Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa distribusi keadilan dan prosedur keadilan upah sebagai prediktor kepuasan struktur upah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Keadilan Dalam Penggajian Terhadap Kepuasan Karyawan. 7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis membuat rumusan masalah ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah Keadilan distributif dan Keadilan prosedural secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan karyawan? 2. Apakah keadilan distributif berpengaruh terhadap kepuasan karyawan? 3. Apakah keadilan prosedural berpengaruh terhadap kepuasan karyawan? C. Tujuan Penelitian Konsisten dengan rumusan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk menganalisis keadilan distributif dan keadilan prosedural secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh keadilan distributif terhadap kepuasan karyawan. 3. Untuk menganalisis pengaruh keadilan prosedural terhadap kepuasan karyawan. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebagai perbandingan antara teori-teori yang didapat di perkuliahan sesuai dengan mata kuliah dan juga dalam aktifitas perusahaan khusus di bidang Keadilan dalam penggajian dan kepuasan karyawan. Di bidang teoritis adalah 8

dapat memperkaya kasanah psikologi industri dan organisasi terutama yang berkaitan dengan keadilan dalam penggajian terhadap Kepuasan Karyawan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen personalia, khususnya manajemen personalia dalam rangka memberikan gaji agar karyawan merasa puas. 9