Pengelolaan Sawit di Lahan Gambut sesuai PermenLHK no 14, 15 dan 16/2017 di Lahan Gambut Oleh Basuki Sumawinata Dept. Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Faperta, IPB Presentasi disampaikan pada pertemuan GAPKI RIAU, 11 Agustus 2017
Gambut Tanah Gambut adalah Tanah yang tersusun dari sisa sisa tanaman secara alami, yang terbentuk dalam waktu yang lama pada lingkungan pembentukan tertentu. Syarat ketebalan 50 cm, Di Indonesia, penyebaran gambut luas umumnya terdapat di daerah rawa-rawa di daerah pantai. Seperti di pantai timur Pulau Sumatera, Bagian selatan dan barat Pulau Kalimantan. Terdapatnya gambut di daerah tersebut erat sekali hubungannya dengan terdapatnya paparan sunda dan fluktuasinya muka air laut terutama periode kuarter. Karakteristik sedimen di bawah substratum gambut, sangat tergantung pada lingkungan pengendapan dari sedimen tersebut, dapat saja berupa Teras, pasir pantai, ataupun berupa sedimen Mangrove.
Indonesian Peatland Distribution Total area 14-18 Mha.,
Lahan Gambut Riau : 3.67 Jt ha, 60% daratan Riau Lahan Gambut Sangat penting Sumber: BBSDLP, 2011 D1: Gambut (50-100)cm D2: gambut(100-200)cm D3: Gambut(200-300)cm D4: Gambut >300cm
BB LEGENDA` PROVINSI/KABUPATEN KEDALAMAN GAMBUT LUAS D1 D2 D3 D4 Ha % RIAU 509.209 908.553 838.538 1.611.114 3.867.417 60.08 BENGKALIS 24.956 305.662 204.554 288.572 823.744 12.80 INDRAGIRI HILIR 302.525 161 225.233 213.582 902.340 14.02 INDRAGIRI HULU 12.596 14.786 39.961 139.108 206.451 3.21 KAMPAR 33.525 24.522 13.723 34.033 105.803 0.64 KOTA DUMAI 643 69.711 21.549 87.536 179.439 2.79 KOTA PEKANBARU 3.547 242 3.789 0.06 PELALAWAN 40.68 113.407 158.711 365.428 678.227 10.54 ROKAN HILIR 85.396 108.35 55.896 180.889 430.530 6.69 ROKAN HULU 9.787 34.494 8.549 52.830 0.82 SIAK 8.888 97.781 84.194 293.417 484.261 7.52 Keterangan : D0 = < 50 cm D1 = 50-100 cm D2 = 100-200 cm Sumber: BBSDLP, 2011 D3 = 200-300 cm D4 = > 300 cm
Sumber:Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dantata Lingkungan, KLHK 2017, Presentasi 20 Maret 2017
LUAS? Penting Sumber:Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dantata Lingkungan, KLHK 2017, Presentasi 20 Maret 2017
Sumber:Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dantata Lingkungan, KLHK 2017, Presentasi 20 Maret 2017
P 14 Saat ini sudah disahkandan sudah ditetapkan oleh Menteri KLHK (Ps7. P14/ 2017 Peta final KHG skala 1: 250.000 Penetapan ekosistem gambut provinsi dan kobupaten/kota Skala 1: 50.000 Jarak pengamatan : membujur setiap 2Km dgn pengamatan 500m Jarak antar transek melintang setiap 3km dengan intensitas pengamatan 1000 m. Di supervisi oleh Dirjen dan hasilnya ditetapkan oleh Menteri KLHK Jadi Bila lahan sawit berada dlm KHG tetapi bukan lahan gambut maka bisa mengajukan verifikasi
REPPProT: Regional physical Planning Programme For Transmigration, 1990: Peta tanah berdasarkan land system Skala 1:2.500.000 Peta tanah: atlas Sumberdaya Tanah eksplorasi ind. 1: 1.000.000, Puslitanak 2000. Peta sebaran Gambut 2011. 1:250.000 BBSDLP Permasalahan: daerah Delta Upang, Saleh Sugihan, Telang P Rimau di Sumsel sudah bukan gambut (Tropaquept), Pada peta REPPProT tahun 1990, Tetapi daerah tersebut dipetakan Pada atlas tanah (PUSLITANAK 2000), Hanya sebagian daerah tersebut merupakan tanah gambut, sedangkan sebagian besarnya verupa tanah alluvial (sulfaquept, endoaquept. Pada Peta gambut BBSDLP sebagian besar dari daerah tersebut adalah laham gambut dengan ketebalan (>1m). Saat ini, daerah Telang Tanjung api api, Upang, air Kumbang di sumsel sudah tidak ditemukan gambut. Tetapi peta menurut peta sebaran KHG dan FLEG, daerah tersebut sebagan besar daerah tersebut gambut. Oleh karenanya perlu verifikasi
RePPProT, 1990
Puslitanak tahun 2000
Upang Peta sebaran gambut BBSDLP, 2011.
Luas kawasan hidrologis gambut dan BBSDLP di Provinsi Riau KHG No Kabupaten Fungsi Lindung Fungsi Budidaya Total KHG BBSDLP 2011 --------------------------------- Ribu ha --------------------------------- 1 Bengkalis 659.43 556.68 1216.12 1015.90 2 Dumai 4.94 14.68 19.62 4.75 3 Indragiri Hilir 413.28 672.74 1086.02 789.33 4 Indragiri Hulu 128.90 127.95 256.84 201.70 5 Kampar 45.88 121.57 167.45 66.03 6 Pekan Baru 4.34 19.92 24.26 8.31 7 Pelalawan 483.64 355.82 839.46 722.25 8 Rokan Hilir 286.64 389.83 676.46 451.14 9 Rokan Hulu 32.57 60.83 93.40 49.07 10 Siak 307.87 278.26 586.13 451.98 TOTAL 2367.49 2598.28 4965.77 3760.46 Luas perkebunan kelapa sawit di Kawasan Hidrologis Gambut dan BBSDLP 2011 KHG BBSDLP 2011 Fungsi Budidaya Fungsi Lindung No Kabupaten Teratur Tidak teratur Total Teratur Tidak teratur Total Teratur Tidak teratur Total ---------------------------------------------------------------------------------- Ribu ha ---------------------------------------------------------------------- 1 Bengkalis 82.32 30.51 112.84 61.28 17.26 78.55 116.07 34.64 150.71 2 Dumai 0.00 2.03 2.03 0.25 0.46 0.71 0.25 0.52 0.77 3 Indragiri Hilir 128.66 3.81 132.47 173.07 1.12 174.20 271.94 2.85 274.78 4 Indragiri Hulu 59.49 0.10 59.59 42.79 0.00 42.79 63.70 0.03 63.73 5 Kampar 63.40 15.63 79.03 28.62 1.88 30.50 39.93 4.10 44.03 6 Pekan Baru 2.13 1.43 3.55 0.06 0.12 0.19 0.24 0.46 0.70 7 Pelalawan 94.15 2.28 96.43 129.17 1.23 130.40 184.69 2.10 186.79 8 Rokan Hilir 67.06 127.02 194.07 68.65 68.23 136.87 92.84 116.87 209.71 9 Rokan Hulu 40.39 0.76 41.16 19.89 0.62 20.52 32.39 1.06 33.45 10 Siak 101.50 20.63 122.13 60.98 4.53 65.50 120.16 12.49 132.64 TOTAL 639.09 204.20 843.30 584.77 95.45 680.22 922.21 175.12 1097.33
P15: Tata Cara Pengukuran Muka air Tanah (MAT) di Titik Penaatan Ekosistem Gambut Titik penaatan/titik control ditetapkan oleh Dirjen. Titik Penaatan ditepkan paling sedikit 15 Persen dari jumlah petak/blok produksi Titik penaatan juga hrs memonitor laju subsidensi, fluktuasi MAT dan Curah hujan. Pengukuran MAT setiap satukali duam minggu, CH setiap hari. Hasil pengukuran dilapotrkan kpd Dirjen setiap 3 bulan sekali. Dirjen dapat melakukan verifikasi yang dilakukan oleh Pejabat pengawas Lingkungan hidup yang ditunjuk
Brady, 1997 Hasil penelitian Brady, 1977 selama 3 tahun di lahan gambut pada hutan alam menunjukkan bahwa muka air tanah rata rata berada pada kedalaman 30-40 cm dibawah permukaan dan lahan tidak tergenang walaupun pada musim hujan
40 cm
P16: Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut Kerusakan gambut ~ Gambut mengering Jadi bila MAT Gambut > 40 Cm maka di klasifikasikan sebagai gambut rusak. Bila gambut rusak maka perlu pemulihan dan restorasi Intinya. Jaga kondisi MAT, terutama pada akhir musim hujan. Agar pada musim kemarau MAT tidak turun terlampau jauh.
Upaya yang dapat dilakukan Usahakan memenuhi apa yang diatur dalam P15. Yaitu mempertahankan MAT terutama di musim hujan. MAT dijaga sedekat mungkin tetapi tidak terendam. Usahakan membagi waterzone lebih detail, agar lebih mudah mengatur MAT Parit drainase diusahakan bersih dari sampah sampah terutama tangkos, agar air parit tetap dalam keadaan oksidatif.
Terimakasih