BAB IIIKEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I - 1

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAPPEDA Planning for a better Babel

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

1 ( atau

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH KOTA METRO

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN PARIWISATA DAERAH PROVINSI GORONTALO

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak sangat diharapkan partisipasinya, bahan usulan yang konstruktif demi sempurnanya dokumen

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB IIPENDEKATAN &METODOLOGI

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

BAB IIIKEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 3.1 Kebijakan Penataan Ruang Pembangunan 3.1.1 Penataan Ruang Bahwa ruang wilayah nasional (NKRI) sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengolahannya secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah nasional dapat terjaga kelanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan kaidah sosial sesuai dengan landasan konstitusional UUD NKRI 1945 (Menimbang pada UU-RI No. 26 / 2007 tentang Penataan Ruang). Mengingat pengembangan pariwisata dengan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) berada secara 3 (tiga) dimensional dalam ruang, maka semua pengembangan kawasan pariwisata terkait dengan dimana ruang dia berada yaitu ; ruang darat, ruang laut, ruang udara, maupun ruang didalam bumi sebagai salah satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lainnya melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya (pasal 2 butir 1 UU RI No.26/2007). Dalam pengembangan ruang ODTW dapat dikelompokan ruang yang harus direncanakan di dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten / kota dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Kabupaten / Kota (Pasal 14 ayat (3) UU RI No.26 / 2007). III-1

Demikian maka RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dapat diklasifikasikan sebagai Rencana Detail Tata Ruang Kawasan pariwisata sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RTRW Kabupaten Buton Tengah tahun 2015. Seperti itulah dijelaskan diatas bahwa kegiatan dan ODTW berada di darat, dilaut dan didalam perut bumi seperti yang telah diuraikan bahwa Kawasan Pariwisata Buton Tengah berada didarat / pegunungan, dilaut / bahari, dan guha guha / perut bumi. Sehingga Pengelolah Wilayah Pesisir di Pulau pulau Kecil (PWP3K). Demikian didalam penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah perlu mengintegrasi ke Ruang Darat dan Ruang Laut seperti tampak pada gambar 3.1 berikut : Aplikasi Kerangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) Evaluasi Pemanfaatan Ruang Pariwisata Kesesuaian& Kemampuan Lahan Pariwisata Penyusunan RDTR Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Buton Tengah Integrasi Ruang Pariwisata Darat & dan Ruang Pariwisata Laut Gambar 3.1 Alur Pikir Paradigma Penyusunan Norma Standar Prosedur dan kriteria perpetaan RDTR kawasan Strategi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah. III-2

3.1.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Pemerintah kabupaten dan masyarakat Buton Tengah berkehendak ingin menjadikan bahwa pariwisata menjadi primadona ekonomi, dan komoditas yang diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat. Sehingga penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah menjadi salah satu prioritas SD-Alam, SD-Buatan dengan memperhatikan keberadaan SD- Manusia seperti yang telah dibahas diatas. Sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah dimaksudkan sebagai wilayah penataan ruangnya diprioritas karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara lokal kedaerahan terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, dan / atau lingkungan yang dapat dikembangkan sebagai wilayah yang diwariskan kepada generasi selanjutnya. Demikian kawasan strategi pariwisata Kabupaten Buton Tengah ini dapat dijadikan menjadi kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budidaya baik diruang darat (Wana Wisata / Wisata daratan dan tujuannya) maupun ruang laut (Wisata Bahari / perairan laut) yang pengembangannya diarahkn untuk pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya (sesuai amanat pasal 1 butir 11 dan butir 17 PP RI No.26/2008 tentang RTRWN).Bahwa di dalam kawasan Budidaya telah ditetapkan diantara seluruh kawasan peruntukan, maka terdapat kawasan Peruntuhan Pariwisata (pasal 63 PP RI No.26/2008 tentang RTRWN) yang telah ditetapkan dengan kriteria yaitu : 1. Memiliki objek dengan daya tarik Wisata, dan / atau III-3

2. Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam dan lingkungan. Berdasarkan ODTW dari keindahan alam dan situs situs budaya peninggalan kejayaan Buton masa lalu adalah selaras dengan kebijakan untuk menjadikan kawasan ini menjadi kawasan strategi pariwisata ditinjau dari sudut kepentingan sosial dan budaya (pasal 78 PP- RI No. 26/2008 tentang RTRWN), ditetapkan dengan kriteria sebagi berikut : 1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat budaya daerah yang secara kumulatif menjadi budaya nasional. 2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa. 3. Merupakan aset nasioanal yang harus dilindungi dan dilestarikan. 4. Merupakan tempat perlindungan penting peninggalan budaya dan sejarah nasional. 5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan budaya, dan/ atau 6. Memiliki potensi terhadap konflik sosial, budaya nasional. Mengingat bahwa pada langkah selanjutnya kawasan Strategi Pariwisata harus disusun kawasannya dalam bentuk Rencana Detail Tata Kawasan Strategi Pariwisata maka perlu ditindak lanjuti dengan penyusunan peraturan Zonasi untuk Kawasan peruntukan Pariwisata (Pasal 112 PP RI No.26/2008) yang disusun dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Pemanfaatan potensi Alam dan Budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. 2. Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau. III-4

3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata. 4. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud butir 3 diatas. 3.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Berdasarkan Perda Sulawesi Tenggara No.2 Tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 2034 pada bagian menimbang huruf untuk menyatakan : Bahwa untuk mengarahkan pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan, keamanan, berdasarkan pancasila dan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu disusun rencana tata ruang wilayah. Didalam kawasan peraturan Wisata Alam (pasal 41 perda No.2 / 2014 tentang RTRWP Sultra) Pada ayat (3) telah dimasukkan Pantai Katembe di Kecamatan Lakudo sewaktu masih berada didalam wilayah Kabupaten Buton (Sebelum Kabupaten Buton Tengah menjadi DOB ). Juga ditetapkan Wisata Alam berupaya permandian Goa Wakatombe dan Permandian Uncume. Meningkatkan bahwa di Kabupaten Buton Tengah terdapat situs sejarah dan budaya, maka pada ayat (4) diatur pula Kawasan Peraturan Pariwisata Sejarah yang dapat dijadikan rujukan sebagai berikut : 1. Wisata Sejarah pada cagar budaya meliputi ; benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan cagar budaya yang terdapat di setiap Kabupaten / Kota termasuk yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah. III-5

2. Perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas dan terdapat di Kabupaten / Kota, termasuk yang ada di Kabupaten Buton Tengah. 3. Kehidupan adat, tradisi masyarakat dan aktifitas budaya yang khas serta kesenian yang terdapat di Kabupaten/Kota, termasuk yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah. 3.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buton Tengah Sebagaimana diketahui bahwa pada saat penyusunan RIPPDA Kabupaten Buton Tengah ini seharusnya sebagai bagian atau turunan dari produk RTRW Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 2025, belum disusun atau sedang dalam persiapan pengusunan dokumennya. Mengingat bahwa RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 2025 adalah suatu skala prioritas maka penyusunannya dilakukan secara simultan atau sedikit mendahului dari pada penyusunan Dokumen RTRW Kabupaten Buton Tengah. Sebagai kabupaten dari daerah otonom baru yang baru ditetapkan oleh pemerintah melalui UU RI No.15 Tahun 2014 tentang pembentukan Kabupaten Buton Tengah, maka harus diambil langkah percepatan penyusunannya harus didahulukan. Demikian sehingga sekalipun induknya yaitu : RTRW belum disusun, tetapi RIPPARDA telah dimulai penyusunannya. Jika kita merujuk kepada RTRW Kabupaten Buton Tengah (selaku Kabupaten Induk sebelum pemekaran) untuktahun 2007 2027 diperoleh gambaran tentang pengembangan kawasan Rekreasi dan Pariwisata diarahkan kepada kawasan kawasan yang telah menjadi ODTWA (objek daya tarik wisata alam) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang pada gilirannya akan turut memberi kontribusi terhadap proporsi PAD Kabupaten III-6

Buton pada saat itu dan sekarang telah terbentuk Kabupaten Buton Tengah. Bahwa pada kenyataanya pembangunan sektor pariwisata belum mampu memberikan kontribusi yang diharapkan, karena kunjungan wisata asing belum signifikan seperti yang diharapkan. Namun demikian jika ditinjau dari potensi SD-Alam, budaya dan SD-Buatan serta SD-Manusia Kabupaten Buton termasuk Kabupaten Buton Tengah memiliki peluang untuk dapat mengembangkan sektor pariwisata ini. Beberapa potensi ODTWA Kabupaten Buton yang tercatat untuk Kabupaten Buton Tengah saat ini adalah permandian Alam Gumanano di Kecamatan Mawasangka, Benteng Lakudo, Pantai Pesisir Putih Lasori di Kecamatan Mawasangka, serta berbagai tari tarian dan seni adat istiadat perlu ditata kembali keberadaannya. Strategi Pengembangan Kawasan Rekreasi dan Pariwisata dapat dilakukan dengan : 1. Aspek perencanan pembangunan ODTW yang mencakup sistem perencanaan kawasan, penataan ruang, standarisasi, identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi ODTWA. 2. Aspek kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi, dan sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara operasional merupakan organisasi dengan SD- Manusia dan aparatur pemerintah yang sesuai dengan fungsi dan profesionalitasnya. 3. Aspek sarana dan prasarana yang memiliki 2 (dua) sisi kepentingan yaitu : a) Alat untuk memenuhi kebutuhan ODTW b) Sebagai pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan. III-7

4. Aspek pengelolaan, yaitu ; dengan jalan mengembangkan profesionalisme dan pola pengolahan ODTW secara lestari. 5. Aspek pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan ODTW yang bersifat komersial kepada pihak ketiga, dan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat terpantau. 6. Aspek pemasaran / promosi dengan menggunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak khususnya travel wisata baik dalam negeri maupun luar negeri. 7. Aspek pra serta aspek masyarakat melalui berbagai kesempatan penyuluhan dan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 8. Aspek penelitian dan pengembangan ( Research & Development ) yang meliputi aspek fisik lingkungan, sosial budaya, sosial ekonomi dari setiap ODTW dalam kawasan strategi yang telah direncanakan, sehingga mampu menyediakan informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan ODTW. Dalam hal pengembangan kawasan konservasi Budaya Sejarah, perlu dilakukan di daerah daerah (kecamatan) yang meiliki ODTW budaya / sejarah / religi. Berbicara tentang budaya dan sejarah maka Kabupaten Buton Tengah tidak akan pernah terlepas dari proses perjalanan Sejarah Kerajaan Kesultanan Buton yang telah diakui eksistensinya sebagai bukti abadi dari kebesaran dan kejayaan Buton Tengah sebagai bagian dari bekas Kesultanan Buton masa lalu. Inilah tantangan yang perlu dijawab dalam penyusunan RIPPARDA ini. III-8

3.2 Kebijakan Pengisian Ruang Pembangunan 3.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Ruang Nasional Rencana pembangunan jangka panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 2025 yang merupakan amanah dari UU RI No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan Nasional (SPPN) pada pasal 4 menyamarkan sebagai penjabaran dari tujuan terbentuknya pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk Visi, Misi dan Arah pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat tentang kegiatan pembangunan yang berlangsung terus-menerus dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu. UU RI No, 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 2025 adalah kelanjutan dari pembangunan nasional sebelumnya yang berlaku selama 20 tahun untuk melakukan penataan kembali langkah langkah / tahapan pembangunan di bidang pengelolaan SD Alam (termasuk kegiatan pariwisata), SD-Manusia, Lingkungan Hidup dan kelembagaannya sehingga Bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dan mempunyai posisi tawar sejajar dan memiliki daya saing yang kuat didalam pencetaran pengaturan dunia. Adapun Visi pembangunan Nasional Tahun 2005 2025 adalah: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR III-9

Kemandirian adalah hakekat dari kemerdekaan dan pembangunan adalah usaha untuk mengisi kemerdekaan yang berarti membangun kemandirian. Hal ini ditandai oleh kehidupan yang sejajar / sederajat dengan bangsa lain didunia daya jalan membangun, kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum. Adapun kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh struktur kependudukan yang sejahtera dimana kondisi kehidupan sosial ekonomi, sosial budayanya yang berkwalitas, pendidikan dan kesehatannya dengan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM diatas 80) yang diperlukan daya moral / akhlak keagamaan masyarakatnya yang mulai. Pada gilirannya terwujudnya citacitanya berbangsa dan bernegara dalam menciptakan Negeri yang adil dan Makmur. Keadilan dan kemakmuran tersebut harus tercermin semua aspek kehidupan. Tidak adanya diskriminasi dalam bentuk apapun juga. Semua rakyat mempunyai hal dan kesempatan yang sama dalam mencapai taraf kehidupan, lapangan kerja, mendapatkan pelayaan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukkan pendapatkan, melaksanaankan hak politik, mengamankan dan mempertahankan Negara, serta mendapatakn perlindungan dan kesamaan didepan hukum. Bahwa bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehinggadapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa bangsa lain di dunia. Diketahui bahwa terdapat 8 (delapan) Misi pembangunan Nasional yaitu : 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Falsafah Pancasila. 2. Mewujudkan bangsa berdaya saing. III-10

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandas hukum. 4. Mewujudkan indonesia aman, damai, dan bersatu. 5. Mewujudkan peraturan pembangunan dan keadilan. 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari. 7. Mewujudkan Indonesia Negara Kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Berdasarkan ke-8 Misi tersebut diatas, maka penyusunan RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dapat dikaitkan misi misi seperti yang diuraikan dibawah ini : Dalam mewujudkan Bangsa yang Berbudaya Saing pada huruf B yaitu : Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Oreantasi dan Berdaya Saing Global terdapat sektor 22 : yaitu kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan Citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi Nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas didunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi terkait dengan pengembangan budaya bangsa. Sedangkan dalam Mewujudkan pembangunan yang merata dan Berkeadilan di butir 1. Ditekankan bahwa ; pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan / atau laut disetiap wilayah, serta memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan. III-11

Tujuan utama pengembangan wilayah adalah peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat serta pemerataannya. Pelaksanaan pengembangan wilayah tersebut dilakukan secara terencana dan terintegrasi dengan semua rencana pembangunan sektor dan bidang. Rencana pembangunan termasuk RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah dijabarkan dan disinkronkan kedalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang Konsisten, baik materi maupun jangka waktunya. Kemudian pada butir ke-2 menyatakan bahwa percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah wilayah (dalam hal ini termasuk Kabupaten Buton Tengah selaku DOB) strategi dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah wilayah tertinggal disekitarnya dalam suatau sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, dan lebih ditekankan pada perkembangan ketertarikan mata rantai proses industri (termasuk industri pariwisata), di distribusi. Upaya ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah (dalam hal ini sektor pariwisata Kabupaten Buton Tengah merupakan unggulan daerah), serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha (terutama pengembangan sektor pariwisata), dan investasi daerah. 3.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bahwa RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah disusun bertepatan dengan pelaksanaan RPJM Nasional ke 3 Tahun 2015 2019. Pada RPJMN ke 3 ini diharapkan kesejahteraan rakyat terus membaik, dan tentunya menjadi harapan masyarakat seluruh Kabupaten Buton Tengah pada tahap awal membangun secara resmi dan utuh berdiri sebagai daerah otonom baru sejak tahun III-12

2014 lalu. Sektor pariwisata didorong sebagai salah satu lokomotif perekonomian Kabupaten Buton Tengah menjadi keunggulan lokal yang didukung oleh manajemen pelayanan yang lebih efisien dan efektif bagi kesejahteraan masyarakat tempat. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan bercerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial, dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari, dengan terus membaiknya pengolahan dan pemberdayaan SD-Alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat serta semakin matangnya kelembagaan dan Kapasitan Penata Ruang diseluruh wilayah Indonesia tak terkecuali Kabupaten Buton Tengah. Bahwa kegiatan kepariwisataan harus ditinjau oleh ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastuktur transportasi ; terpenuhinya pasukan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehingga efektrifikasi dapat menjangkau seluruh ODTW dan kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik sampai ke kawasan pedesaan. 3.2.3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pada bagian huruf a. Dijelaskan : Bahwa Keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia merupakan sumberdaya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran III-13

dan kesejahteraan rakyat sebagai terkandung dalam pancasila dan pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kepariwisataan bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat, 3. Menghapus kemiskinan, 4. Mengatasi pengangguran, 5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumberdaya, 6. Memajukan kebudayaan, 7. Mengangkat Citra bangsa, 8. Menempuh rasa cinta tanah air, 9. Memperkokoh jati diri, dan kesatuan bangsa, dan 10. Mempererat persahabatan antar bangsa. (Pasal 4 UU RI No.10/2009) Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas ; Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi,dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten / Kota (pasal 8 ayat (1) UU RI No.10/2009 tentang Kepariwisataan). Bahwa pemerintah Kabupaten Buton Tengah berkehendak menjadikan ODTW yang didukung oleh keinginan masyarakat Buton Tengah membentuk Kawasan Strategis Pariwisata dengan memperhatikan aspek sebagai berikut : 1. Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata, 2. Potensi pasar, 3. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah, III-14

4. Perlindungan terhadap lokasi tertentu mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, 5. Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, 6. Kesiapan dan dukung masyarakat, serta 7. Kekhususan dari wilayah, (Pasal 12 ayat (3) UU RI No.10/2009). Pada intinya bahwa Kawasan Strategi Pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial,budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.(pasal 12 ayat (3) UU RI No.10/2009). Hal tersebut dipenuhi oleh kondisi wilayah di Kabupaten Buton Tengah. Adapun Usaha Pariwisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut : 1. Daya tarik wisata, 2. Kawasan pariwisata, 3. Jasa transportasi wisata, 4. Jasa perjalanan (travel) wisata, 5. Jasa makanan dan minuman, 6. Penyediaan akomodasi (hotel, bangalow,resort, wisma, losmen, dan homestay), 7. Penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi, 8. Penyelenggara pertemuan, perjalanan insiatif, konferensi, dan pameran, 9. Jasa informasi pariwisata, 10. Jasa kesultanan pariwisata, 11. Jasa Pramu Wisata, 12. Wisata Tirta, dan III-15

13. Spa untuk kesehatan. (pasal 14 ayat (1) UU-RI No.10/2009). Berdasarkan Pasal 18 dinyatakan bahwa Pemerintah dan / atau pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kabupaten Buton Tengah mangatur dan mengelolah peraturan perundang undangan yang berlaku. 3.2.4. Peraturan Pemerintah Republik Indinesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025 Meliputi : 1. Visi Pembangunan Kepariwisataan Nasional adalah : TERWUJUDNYA INDONESIA SEBAGAI NEGARA TUJUAN PARIWISATA BERKELAS DUNIA, BERDAYA SAING, BERKELANJUTAN, MAMPU MENDORONG PEMBANGUNAN DAERAH KESEJAHTERAAN RAKYAT. (Pasal 2 ayat (4) PP-RI No.50/2011). Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas, maka disusunlah 4 (empat) Misi pembangunan Kepariwisataan Nasional meliputi : 1. Pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat. 2. Pengembangan pemasaran pariwisata yang bersinegis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatakan kunjungan wisatawan nusantara dan manca negara. 3. Pengembangan Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya, dan III-16

4. Pengembangan Organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat, sumberdaya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan. (Pasal 2 ayat (5) PP-RI No.50 / 2011). Sedangkan tujuan pembangunan Kepariwisataan Nasional (Pasal 2 ayat (6) PP-RI No.50/2011) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Destinasi pariwisata, 2. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggungjawab. 3. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu mengegerakan perekonomian nasional, dan 4. Mengembangkan kelembagaan kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan Distinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien. Adapun yang menjadi sasaran pembangunan Kepariwisataan Nasional (Psl 2 ayat (7) PP-RI No.5/2011) adalah seperti berikut : 1. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, 2. Peningkatan jumlah pengerakan wisatawan nusantara, 3. Peningkatan jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara, 4. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan nusantara, dan 5. Peningkatan produk domestik bruto dibidang kepariwisataan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka ditetapkan Arah Pembangunan Kepariwisataan Nasional dilaksanakan : III-17

1. Dengan berdasarkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan, 2. Dengan orientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan, 3. Dengan tata kelola yang baik, 4. Dengan terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, dan lintas pelaku, serta 5. Dengan mendorong kemitraan sektor publik dan sektor privat. Diketahui menurut PP-RI No.50 / 2011 tentang RIPPARNAS bahwa keberadaan ODTW Kabupaten Buton Tengah berada diantara KPPN (Kawasan Pengembangan Nasional) Baubau dan sekitarnya serta Wakatobi dan sekitarnya. Berdasarkan kedekatan letak maka ODTW Kabupaten Buton Tengah adalah berada pada KPPN Kota Baubau dan sekitarnya daya Destinasi pemerintah Nasional (DPN) adalah DPN Kendari,Wakatobi dan sekitarnya saat ini berada dalam posisi penyiapan Rancangan peraturan tentan Rencana Induk Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional, dan Pengembangan RIP DPN. 3.2.5. Rencana Pembangunan Pariwisata dan Seni Budaya Sulawesi Tenggara Menyongsong Sultra Raya 2020 Meliputi : 1. Visi ; Berdasarkan kondisi objektif yang dimiliki serta adanya berbagai peluang yang ada maka Visi pembangunan pariwisata dan seni budaya Provinsi Sulawesi Tenggara adalah : III-18

TERPOSISINYA SEKTOR PARIWISATA DAN SENI BUDAYA SEBAGAI SALAH SATU SEKTOR ANDALAN DAN UNGGULAN PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA YANG AKAN BERTUMPU PADA EKONOMI KERAKYATAN. Secara lebih rinci visi tersebut dijabarkan sebagai berikut ; a) Pariwisata dan seni budaya menjadi andalan pembangunan daerah secara seimbang mempertimbangkan bidang ekonomi dengan bidang bidang lainnya. b) Sulawesi Tenggara menjadi kawasan andalan pembangunan yang unggul dengan pengembangan pariwisata potensial dan sekaligus menjadi tujuan wisatawan nusantara maupun mancanegara. c) Menjalin kemitraan dengan semua pihak, dan lebih memilah lagi kenapa pengusaha mencegah ke bawah. d) Mendoronng peningkatan produktivitas, peningkatan akses mereka pada peluang usaha dan lapangan kerja yang berorientasi kepada pasar. 2. Misi ; Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas,dirumuskanlah Misi pencapaian sebagai berikut ; a) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu ODTW di Sulawesi Tenggara. b) Memperkuat database pariwisata dan Seni Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara. c) Meningkatkan SD Manusia Pariwisata dan Seni Budaya profesional yang memiliki etos kerja dan disiplin tinggi. d) Memperluas dan menciptakan pemerataan lapangan kerja serta peluang berusaha. III-19

e) Membina dan mengembangkan kegiatan pariwisata dan seni budaya Provinsi Sulawesi Tenggara serta mempromosikannya sebagai suatu komoditas ekonomi. 3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pariwisata & Seni Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara Mencakup : a) Tujuan adalah mengembangkan dan mendayagunakan berbagai potensi kepariwisataan daerah agar memiliki nilai tambah,melalui kegiatan terpadu, utamanya yang berkaitan dengan pembenahan dan pembangunan ODTW, kelembagaan,kualitas SDM, mutu pelayanan,peningkatan promosi,memelihara kepribadian bangsa, nilai nilai budaya/agama, serta menjaga kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. b) Sasarannya adalah sebagai berikut ; i. Aspek pasar yang diarahkan pada wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang terdiri atas ; - Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisata - Peningkatan tinggal rata rata wisatawan, - Peningkatan pengeluaran wisatawan ODTW, - Peningkatan PAD dari hasil kunjungan wisata tersebut. ii. Aspek produk pariwisata yang mencakup - Peningkatan pendapatan pada pengusaha dibidang akomodasi / perhotelan dan homestay melalui meningkatnya hunian kamar hotel, - Peningkatan pendapatan para pengusaha jasa perjalanan kunjungan wisata, - Peningkatan pendapatan para pengusaha restoran dan rumah makan. III-20

iii. Aspek SD-Manusia yang terdiri dari ; - Peningkatan SDM,aparat pemerintah melalui pendidikan teknis Kepariwisataan melalui sektor formal. - Peningkatan SD-Manusia pariwisatadengan pemberian bantuan penyelengara Diklat Tenaga Kerja UKM dan koperasi di bidang usaha ekonomi, retoran / rumah makan, pramuwisata dan usaha perjalanan / travel wisata secara formal / non formal. 4. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembanguan Pariwisata dan Seni Budaya Meliputi : a) Kebijakan adalah sebagai berikut : i. Penciptaan kondisi yang dapat memberikan kepuasan maksimal kepada wisatawan serta tumbuh dan berkembangnya kegiatan kegiatan produktif masyarakat dalam bidang kepariwisataan. ii. Terciptanya seni budaya peninggalan sejarah daerah sebagai salah satu aset pembangunan daerah yang memiliki nilai ekonomis. iii. Penciptanya kondisi agar sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi yang berarti dan sejajar dengan sektor sektor lainnya dalam pembangunan Sulawesi Tenggara. iv. Terciptanya kehendak dan aktifitas seluruh komponen v. masyarakat untuk secara bersama sama memajukan pariwisata Sulawesi Tenggara. III-21

vi. Terciptanya Pariwisata Seni Budaya Sulawesi Tenggara sebagai salah satu alternatif sasaran kunjungan wisatawan. vii. Terciptannya Lapangan Kerja alternatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b) Program dan Kegiatan yang mencakup : i. Kondisi fisik dan pengolaan infrastruktur, ii. Iklim usaha kepariwisataan, iii. Perlindungan citra semi budaya dan peninggalan sejarah daerah, iv. Lembaga adat dan antraksi Seni Budaya daerah, v. Event event kepariwisataan, vi. Citra pariwisata daerah, vii. Bahan, peralatan dan media promosi, viii. Jaringan promosi pariwisata, ix. Forum, dan jaringan serta kemudahan pemasaran pariwisata, x. Perekonomian rakyat dan daerah, Guna mengaktualisasikan program tersebut diatas, maka kiranya perlu dikembangkan kegiatan kegiatan yang berorientasi yang dikategorikan sebagai berikut ; i. Pelaksanaan secara langsung, ii. Melalui serta koordinasi yang integratif, iii. Diperlukan bimbingan yang tuntas, iv. Didukung oleh fasilitas yang memadai. 3.2.6. RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah Berpangkal tolak pada RIPPARDA Sulawesi Tenggara dalam rangka menyongsong Sultra Raya 2020, maka Pembangunan dan III-22

Pengembangan Pariwisata Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 2035 adalah sangat sejalan dengan program pariwisata yang dirancang dan digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun Visi, Misi, dan Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kab. Buton Tengah adalah sebagaimana dijabarkan berikut : 1. Visi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah ; TERWUJUDNYA BUTON TENGAH SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA TERPADU; WISATA ALAM, WISATA BUDAYA, WISATA SEJARAH, & WISATA RELIGI YANG MENJADIKAN BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Adapun penjabaran dari Visi tersebut adalah : a) Bahwa Visi merupakan impian dari Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dengan seluruh masyarakatnya yang harus diwujudkan, b) Bahwa Kabupaten Buton Tengah memiliki seluruh komponen yang sangat menunjang sebagai objek daya tarik wisata, baik lautnya yang mengintarinya yaitu Selat Buton dan Timur di Selatan dan diselatan serta teluk Bone di barat maupun Laut Flores di sektor Kecamatan Talaga Raya, daratannya yang berbukit bukit dengan topografi Karst yang memungkinkan terdapatnya uvala, dolina dan danau danau permandian serta gua, dan tidak kalah menariknya terdapat berbagai situs sejarah yang masih terpelihara untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. c) Berdasarkan uraian tersebut maka, dapat dikembangkan Pariwisata Terpadu di daerah ini, dan melalui tekad Pemerintah Kabupaten Buton Tengah beserta seluruh III-23

pemangku kepentingan pembangunan sangat menyakinkan dengan Ridha Allah SWT, apa yang dicita citakan akan dapat terwujud dalam menyongsong masa depan Kabupaten Buton Tengah yang maju secara ekonomi dan seluruh rakyatnya dapat disejahterakan, salah satunya melalui pembangunan dan pengembangan kegiatan kepariwisataan. 2. Misi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah Untuk terwujudnya Visi yang menjadi impian tersebut diatas, maka disusunlah Misi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Buton Tengah sebagai berikut : a) Penataan seluruh Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dengan melakukan identifikasi dan investarisasi baik Wisata alam dilaut/bahari, di darat / perbukitan pegunungan, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata religi yang terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Buton Tengah. b) Perencanaan Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata, baik Rencana Struktur Ruang (jaringan jalan, jaringan listrik, c) jaringan komunikasi) dan Rencana Pola Ruang dari Tapak Kawasan masing masing ODTW. d) Pemantapan Kelembagaan / Institusi yang mengenai kegiatan pariwisata secara fungsional dan profesional. e) Pembangunan Pusat Informasi Pariwisata Daerah yang bermitra dengan seluruh jaringan pengelolawisata baik di nasional maupun mancanegara dalam memasukan potensi ODTW Kabupaten Buton Tengah. f) Pengembangan Industri pariwisata sebagai industri kreatif dengan memanfaatkan potensi SD-Alam, SD-Buatan dan SD- Manusia yang handal dan terlatih serta terdidik, sehingga menghasilkan industri pariwisata yang berdaya saing dan III-24

memiliki nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian daerah. Dari Visi dan Misi Pariwisata Kabupaten Buton Tengah diatas, maka pada gilirannya nanti akan dijabarkan lebih lanjut sehinggamenghasilkan Indikasi Program, baik Program Strategis maupun Program Operasional serta Program Aksi yang akan dijabarkan pada bagian akhir RIPPARDA Kabupaten Buton Tengah ini. III-25