BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Biji Tembaga. Indonesia Ke Jepang (Tahun )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

III KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Tentang Ekspor (Perdagangan Internasional) Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan dari Daerah

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PERNYATAAN ORISINALITAS...

II. TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor. Samanhudi, 2009 meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia sangatlah tertinggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (BI) Dalam Mengendalikan inflasi, penelitian ini menelaah tujuan Bank Indonesia secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung penelitian selanjutnya tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Biji Tembaga Indonesia Ke Jepang Tahun 2000-2014, penulis melakukan kajian terhadap penelitian sebelumnya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti. Kaluge (2005) dengan penelitian Eksternalitas Ekspor Asean Ke Jepang Dan Amerika Serikat, metode yang digunakan adalah model koreksi kesalahan (ECM), Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan ekspor langsung ke Jepang dan Amerika Serikat terhadap GDP riil beberapa anggota ASEAN. Ekspor ke Jepang dan Amerika juga secara individu berpengaruh terhadap GDP riil Indonesia. Namun ekspor langsung ke Jepang tidak berpengaruh terhadap GPD riil Malaysia. Ekspor langsung ke Amerika tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap GDP riil Singapura dan Philipina. Huda (2006) mengenai Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Non Migas Indonesia Ke Jepang dengan menggunakan alat analisis Odinary Least Square (OLS). Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa investasi Jepang, Kurs VaIuta Asing, Pertumbuhan Ekonomi Jepang, dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia secara

9 bersama-sama berpengaruh terhadap Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Sedangkan secara parsial diperoleh hasil pengujian Kurs Valuta Asing berpengaruh secara berarti terhadap Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang. Dan hasil pengujian Investasi Jepang, Pertumbuhan Ekonomi Jepang dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tidak berpengaruh secara berarti terhadap Ekspor Non-migas Indonesia ke Jepang. Sugiarsana dan Indrajaya (2011) penelitian mengenai Analisis Pengaruh Jumlah Produksi, Harga, Dan Investasi Terhadap Volume Ekspor Tembaga Indonesia Tahun 1995-2010 menggunakan analisis Odinary Least Square (OLS), Hasil analisis menunjukkan jumlah produksi, harga dan investasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor tembaga Indonesia. Secara parsial hanya variabel jumlah produksi yang berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan harga dan investasi tidak berpengaruh signifikan negatif, secara parsial terhadap volume ekspor tembaga Indonesia. Penelitian Setiawan (2012) yang berjudul Analisis Dampak Ijepa Terhadap Indonesia Dan Jepang menggunakan model ARIMA. Hasil menunjukkan ada dampak langsung IJEPA tersebut, terdapat dampak tidak langsung pada sektor-sektor ekonomi lain di hulu dan hilir aktivitas ekspor dan impor yang dalam jangka panjang turut berkontribusi baik bagi pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia maupun Jepang. Sejalan dengan teori comparative advantage, penurunan tarif dan pembukaan pasar dalam IJEPA menyebabkan realokasi sumber daya di antara sektor-sektor sehingga lebih efisien dan peningkatan produktivitas.

10 Kedua hal tersebut mendorong spesialisasi Indonesia dan Jepang untuk memproduksi dan mengekspor produk yang memiliki keunggulan tertinggi dan mengimpor produk yang memiliki keunggulan terendah. IJEPA dapat memberikan manfaat lebih bagi Indonesia dari sisi pembentukan modal melalui penanaman modal langsung mengingat cakupannya yang menyeluruh termasuk di sektor barang, jasa, dan investasi. Sifat complementarity produk ekspor Indonesia yang lebih baik dengan Jepang dibandingkan dengan negaranegara mitra Indonesia dalam AFTA memberikan peluang perolehan manfaat IJEPA yang besar bagi Indonesia. Tabel 2. 1 Ringkasan Kajian Pustaka NO Peneliti 1. Cahyadi dan Sukarsa (2015) Judul & Metode Judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kertas Dan Barang Berbahan Kertas Di Indonesia Tahun 1988-2012 Metode: OLS Hasil Hasil analisis menunjukkan secara simultan kurs dollar Amerika, produksi, dan tuduhan dumping berpengaruh signifikan terhadap ekspor kertas dan barang berbahan kertas. Secara parsial, kurs dollar Amerika dan produksi berpengaruh positif dan signifikan sedangkan tuduhan dumping berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor kertas dan barang berbahan kertas di Indonesia periode tahun 1988-2012. Variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap ekspor kertas dan barang berbahan kertas periode tahun 1988-2012 adalah produksi.

11 2. Anggono (2014) 3. Aqsa (2013) 4. Iswanto (2013) 5. Sari (2000) Judul:Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekpor Karet Alam di Indonesia Tahun 2006-2011 Model: Panel Data Judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Produksi Industri Karet 1996-2009 Model: Panel Data Judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis Indonesia ke Jepang Metode: OLS Judul: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Ekspor Biji Mete Indonesia. Model: SAS deskriptif Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa harga karet, pendapatan negara tujuan ekspor karet dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap ekspor karet Indonesia, sehingga bagi 23 negara tujuan ekspor, karet Indonesia dianggap sebagai barang inferior hal ini dikarenakan pendapatan negara tujuan ekspor berpengaruh negatif dan signifikan. Hasil penelitian menunjukkan variabel produksi karet dan harga ekspor berpengaruh signifikan, sedangkan luas lahan dan nilai tukar tidak signifikan terhadap ekpor produksi industri karet Indonesia tahun 1996-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi berpengaruh signifikan dan positif, pendapatan negara tujuan berpengaruh signifikan dan positif, kurs tidak berpengaruh signifikan dan dummy berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang. Ekspor biji mete dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, kurs, pendapatan perkapita dan produksi dengan hasil persamaan dengan pembatasan pada koefisien variabel penjelas harga ekspor diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,8519, sehigga variabel dalam penelitian ini sagat berpengaruh terhadap ekspor biji mete Indonesia.

12 6. Oktviani (2000) 7. Wicaksana (2009) Judul: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perdagangan Tuna Indonesia ke Jepang. Metode: Metode Kuadrat Terkecil Dua Tahap (Two Stage Least Square) Judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Buah-Buahan Indonesia ke China Model: Deskriptif Tingkat suku bunga dan trend berpengaruh secara nyata terhadap produksi tuna Indonesia, jumlah penawaran ekspor tuna Indonesia ke Jepang tahun sebelumnya berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap penawaran ekspor tuna Indonesia, sehingga hasil penelitian ini menggambarkan bahwa perdagangan tuna Indonesia di Jepang masih memiliki peluang pasar yang cukup baik. Hasil analisis menujkkan bahwa secara keseluruhan variabel yang terdapat dalam penelitian seperti harga domestik, harga ekspor dan nilai tukar rupiah sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekspor buahbuahan Indonesia ke China. 8. Munandar (2012) 9. Hadi (2009) Judul: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Non Migas Provinsi Jawa Tengah Tahun 1980-2010 Metode: OLS Judul: Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Pisang dan Mangga Indonesia ke Negara Tujuan Model: Deskriptif dan Panel Data Hasil analisis data menunjukan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan,variabel kurs berpegaruh positif dan signifikan,variabel pendapatan perkapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor non migas jawa. Berdasarkan hasil aliran perdagangan pisang Indonesia bahwa harga pisang,volume ekspor pisang,pendapatan perkapita negara tujuan berpengaruh signifikan sedangkan populasi negara tujuan jarak antar negara tujuan serta nilai tukar mata

13 10. Awalia (2013) 11. Gunawan (2015) Judul: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Perhiasan Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Metode: Fixed Effect Judul: Daya Saing dan Determinan Ekspor Udang Beku Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Metode: Gravity Model uang negara tujuan terhadap dollar Amerika tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor pisang Indonesia, berdasarkan hasil aliran perdagangan mangga Indonesia ke negara tujuan ialah variabel populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan,nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dollar amerika dan harga mangga Indonesia berpengaruh signifikan terhadap ekspor mangga Indonesia sedangkan variabel Pendapatan perkapita negara tujuan dan volume ekspor tidak signifikan terhadap aliran ekspor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekspor perhiasan Indonesia menunjukkan tren positif, namun volume ekspor perhiasan Indonesia menunjukkan adanya fluktuasi, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor perhiasan Indonesia yaitu GDP perkapita negara tujuan, nilai tukar rill rupiah dan harga ekspor perhiasan Indonesia berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia. Sedangkan harga ekspor perhiasan negara pesaing tidak berpengaruh terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia. Hasil analisis data panel menunjukkan variabel yang berpegaruh positif adalah GDP perkapita riil negara tujuan, harga udang pesaing

14 dengan Panel Data dan jarak ekonomi, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif adalah GDP perkapita rill Indonesia, harga udang Indonesia dan nilai tukar rill. 12. Adiwiranata (2015) 13. Purnama (2015) 14. Atika (2015) Judul: Asean-China Free Trade Agreement And Export Of Indonesia Garment Product (Study Case on Garment Textile Years 1989-2013) Medel: ECM Judul: Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Teh Indonesia Ke Rusia (Tahun 1992-2013) Metode: OLS Judul: Analisis Prospek Ekspor Karet Indonesia Ke Jepang (Tahun 1990-20013) Metode: OLS Hasil model regresi ECM menunjukkan bahwa variabel nilai tukar pada jangka pendek dan panjang serta harga tekstil Indonesia secara koefisien berpengaruh signifikan terhadap volume permintaan ekspor tekstil Indonesia ke China, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. Sementara itu, variabel PDB hanya berpengaruh pada volume ekspor tekstil Indonesia ke Jepang dalam jangka pendek dan panjang dan terakhir untuk variabel BI hanya mempengaruhi volume ekspor tekstil Indonesia ke Uni Eropa dalam jangka panjang saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga ekspor teh Indonesia ke Rusia, GDP negara Rusia dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor teh Indonesia ke Rusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produksi berpengruh positif dn signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia ke Jepang. Variabel harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia ke Jepang. Variabel Kurs

15 berpengaruh positif dan tidak signifikan dan GDP berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ekspor karet Idonesia ke Jepang 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Permintaan Permintaan atas komoditi timbul dikaranakan adanya kemauan dan kemampuan untuk membeli barang tersebut (Adiwiranata, 2011). Sehingga teori permintaan menjelaskan tentang ciri-ciri dan hubungan antara jumlah barang atau jasa dengan harga pada suatu waktu tertentu dengan asumsi (ceteris paribus) komponen-komponen lain yang mempengaruhi permintaan dianggap tetap seperti pendapatan, selera, dan harga barang lain. Mengenai perilaku konsumen secara sederhana dapat dilihat dalam hukum permintaan yaitu, apabila harga terhadap suatu barang naik, maka jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut akan menurun (ceteris paribus). Kondisi sebaliknya bila harga terhadap suatu barang tersebut mengalami penurunan, maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan meningkat. Permintaan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diinginkan dengan tingkat harga tertentu, dengan slope kurva negatif, dimana kurva ini dapat menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta oleh para pembeli. Dua pendekatan yang menjelaskan Prilaku konsumen dalam hukum permintaan:

16 1. Pendekatan marginal utility: Pendekatan ini bertitik pada anggapan bahwa kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain (bersifat cardinal). 2. Pendekatan indefferencce curve: Pendekatan ini tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur. Pendekatan indefferencce curve ini menganggap bahwa tingkat kepuasan bisa dikatakan lebih rendah atau tinggi tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (bersifat ordinal) atau mengkonsumsi suatu barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Keunggulan pendekatan Indefference curve dibandingkan dengan pendekatan marginal utility adalah: 1. Tidak perlunya menganggap bahwa utility konsumen bersifat ordinal. 2. Efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih lanjut menjadi dua, yaitu efek subtitusi dan efek pendapatan. 3. Bisa ditunjukannya faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi permintaan konsumen akan suatu barang. Perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang dapat dijelaskan dengan efek substitusi dan efek pendapatan. Efek subtitusi menjelaskan bahwa ketika harga suatu barang turun, maka konsumen akan membeli lebih banyak barang tersebut dan mengurangi pembelian terhadap barang subtitusinya. Hal ini dilakukan konsumen agar tingkat kepuasan yang diperoleh dapat meningkat dikarenakan barang tersebut sebagai barang prioritas atau barang pokok.

17 Sedangkan mengenai efek pendapatan, konsumen akan menambah pembelian terhadap suatu barang yang mengalami penurunan harga, dikarenakan pendapatan riil konsumen meningkat atau tetap, oleh sebab itu turunnya harga akan menguntungkan konsumen dimana konsumen akan mengeluarkan uang lebih sedikit untuk membeli jumlah barang yang sama atau justru akan membeli barang tersebut lebih banyak (Boediono, 2008). 2.2.2 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan bebas memberikan kesempatan bagi semua perekonomian untuk mengkhususkan diri dalam hal yang paling dikuasainya, menjadikan warga negara diseluruh dunia lebih sejahtera. Pembatasan perdagangan merusak manfaat-manfaat yang diperoleh dari perdagangan ini, sehingga mengurangi kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sebagian dari alasan-alasan ini dapat dipertanggung jawabkan, kaum ekonom yakin bahwa perdagangan bebas adalah kebijakan yang biasanya lebih baik (Mankiw, 2006). Perputaran barang-barang dari suatu negara ke negara lain diluar batas negara itulah yang dimaksud dengan perdagangan luar negeri. Dari sudut lain dapat pula dilihat apakah pemenuhan kebutuhan di dalam negeri di produksi sendiri ataukah didatangkan dari luar negeri dan sebaliknya menjual hasil produksi dalam negeri dengan harga yang lebih baik di luar negeri (Amir M.S, 2000: 2 dalam Indrajaya 2011). Perdagangan internasional mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Jika pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran

18 (expenditure approach) adalah : GNP = C + I + G + ( X M ), dimana X adalah nilai ekspor dan M adalah nilai impor, maka: 1. Jika X M > 0, maka X > M, berarti negara tersebut merupakan net export positif, dapat dikatakan negara dengan posisi neraca pembayaran luar negeri surplus, sehingga GNP naik. 2. Jika X M < 0, maka X < M, berarti negara tersebut merupakan net export negatif, dikatakan negara dengan posisi neraca pembayaran luar negeri defisit, sehngga GNP menurun. Dengan demikian peningkatan permintaan akibat terjadinya perluasan pasar suatu produk karena adanya kegiatan perdagangan akan dapat menguntungkan produsen domestik suatu negara dengan meningkatnya perolehan harga jual produk. Namun, manajemen dalam proses proses produksi tetap harus menjadi perhatian, karena produksi yang melimpah akan dapat mendorong terjadinya penurunan harga dalam keadaan permintaan yang tidak meningkat (Sukirno, 2012). 2.2.3 Konsep Ekspor Ekspor merupakan produk yang dibuat atau di kembangkan di dalam negri tetapi dikirim dan dijual ke luar negri atau total barang yang dijual oleh suatu negara ke negara lain (Griffin and Ebert,2006). Ekspor merupakan salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana dapat mengadakan perluasan pasar dalam sektor industri, sehingga mendorong dalam sektor industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dan perekonomian. Ekspor sangat penting dilakukan oleh suatu

19 negara di karenakan ekspor merupakan perhitungan pendapatan nasional dimana ekspor menjadi daya dorong bagi perkonomian suatu negara, selain itu ekspor juga sangat peting bagi suatu negara dimana ekspor akan mempu meningkatkan kulitas sumber daya, baik alam maupun manusianya dikarenakan semakin berkembang ekspor suatu negara akan meningkatkan kualitas SDM yang ada di negara tersebut dan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat. 2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Biji Tembaga 2.2.4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto merupakan perhitungan hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang beralokasi dalam perekomomian tersebut output-nya diperhitungkan dalam PDB (Rahardja dan Manurung, 2001). Gross Domestic Product (GDP) merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. GDP merupakan nilai dari total produksi barang dan jasa suatu negara yang dinyatakan sebagai produksi nasional dan nilai total produksi tersebut juga menjadi pendapatan total negara yang bersangkutan (Mankiw, 2006). Perekonomian suatu negara mempunyai indikator penting di dalamnya yakni GDP/PDB, seperti dijelaskan di atas PDB tidak lain adalah alat untuk mengukur perekonomian suatu negara sehingga GDP atau Gross Domestic Product adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

20 GDP akan menunjukkan besarnya kemampuan perekonomian suatu negara, dimana semakin besar GDP yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan. Bagi negara importir, semakin besar GDP maka akan meningkatkan impor komoditi negara tersebut. Peningkatan GDP merupakan peningkatan pendapatan masyarakatnya. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan terhadap suatu komoditi, pada akhirnya meningkatkan impor komoditi tersebut. Sehingga besarnya GDP yang dimiliki negara importer biasanya akan mempengaruhi besarnya ekspor yang dilakukan. 2.2.4.2 Valuta Asing (Kurs) Valuta asing (kurs) sering menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain, kurs juga dapat di definisikan sebagi jumlah uang domestik yang dibutuhkan dengan kata lain banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (Sukirno, 2012). Nilai tukar ini muncul dikarenakan adanya perbedaan mata uang suatu negara dengan negara lain sehingga kurs sebagai tolak ukur nilai suatu mata uang tersebut berpengaruh terhadap negara lain yaitu harga dari mata uang suatu negara yang di ukur dan dinyatakan dalam mata uang negara lainnya, dengan begitu kita mengetahui mata uang kita mengalami depresiasi atau mengalami apresiasi terhadap mata uang lain. Mata uang kita melemah ketika depresiasi dan menguat atau apresiasi terhadap mata uang negara lain.

21 Depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan berdampak pada perubahan ekspor dan impor kita nantinya dikarenakan mata uang yang mengalami depresi justru akan mengurangi impornya dan ekspor negara tersebut akan meningkat begitu juga sebaliknya ketika mata uang kita mengalami apresiasi terhadap mata uang asing, ekspor kita justru berkurang dan impor kita akan bertambah dikarenakan harga ekspor yang kita jual akan menjadi mahal dan impor kita meningkat (Rahardja dan Manurung 2001). 2.2.4.3 Harga Harga merupakan penetuan nilai terhadap suatu barang atau harga suatu barang yang diproduksi oleh suatu negara yang dinyatakan dalam bentuk suatu barang (Sukirno, 2012). Harga juga dapat dikatakan sebagai suatu nilai tukar atau digunakan untuk memberikan nilai terhadap suatu benda atau barang, sehingga harga itu adalah patokan atau penentu nilai suatu barang yang akan di perdagangkan. Harga dan kuantitas permintaan suatu komoditi berhubungan secara negatif. Artinya semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah permintaan terhadap komoditi tersebut akan semakin berkurang (ceteris paribus), dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Selain itu, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembelian terhadap berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga.

22 2.3 Kerangka Pikiran Berhubungan dengan penelitian ini peneliti membuat kerangka pemikiran tentang peneliaan yang dilakukan serta menggambarkan ruang linkup penelitan tersebut. Seperti pada gambar berikut: PDB Jepang Kurs rupiah ke dolar Harga ekspor biji tembaga 2.4 Hipotesis Ekspor biji tembaga Indonesia ke Jepang Gambar 2. 1 Kerangka Pikiran Perdagangan merupakan salah satu bentuk jual beli yang di lakukan oleh sebagian banyak orang bahkan sebuah negara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang kita tidak miliki atau yang tidak dimiliki oleh suatu negara, negara justru akan melakukan perdagangan ketika menguntungkan baginya dimana sebuah negara akan menjual sesuatu barang ataupun jasa yang mungkin negara tersebut tidak mampu untuk mengelola atau sebaliknya akan menjual dikarnakan negara tersebut mampu untuk meproduksinya dan menghasil kan suatu barang. penjualan yang dilakukan oleh sebuah negara ialah ekspor ke luar negri. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor biji tembaga Indonesia ke Jepang

23 adalah PDB Jepang, kurs rupiah ke dollar amerika serta harga ekspor, Sehingga dugaan dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesisnya sebagai berikut: 1. Diduga PDB Jepang berpengaruh positif terhadap ekpor biji tembaga Indonesia. 2. Diduga nilai tukar Dollar terhadap Rupiah berpengaruh positif terhadap ekspor biji tembaga Indonesia. 3. Diduga harga ekspor biji tembaga Indonesia Ke Jepang berpengaruh negatif terhadap ekspor Indonesia.