m. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian^Bldiiaksanakan pada tanggal 2-28 April 2008 yang bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
III METODE PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

Transkripsi:

m. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu e(k jj[em pat Penelitian^Bldiiaksanakan pada tanggal 2-28 April 2008 yang bertempat di Laborjitorium TeknoTl^fcengolahan Limbah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. SampelWftda air diperoleh dari kolam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riaf 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang^hnakan dalam penelitian ini adalah deterjen LAS Rinso Anti Noda bubuk produl^kiliver karena mengandung enzyme dan surfaktan LAS, dimana bahan aktif IJ^dan buillders yang terkandung dalam deterjen ini lebih banyak yaitu seh^m 61% dengan konsentrasi 100 mg/1 (berdasarkan uji pendahuluan), air^mg diambii dari tempat pengambilan sampel selada air dan selada air. Selad^Vr atau kiambang yang digunakan dalam penelitian ini diambii dari kolam FaJHs Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dengan ukuran panjang akar^hcm, jumlah akar 40 helai/individu selada air, panjang daun 8-10 cm, lebar 6-7 c^berat basah satu individu selada air 20 gram dan rata-rata daun pada setiap sel^pair 7-8 lembar. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuariu ^Bengan ukuran 70 x 30 x 30 cm sebanyak 12 buah sebagai wadah perlal^hf lampu TL 36 watt merk Philips sebanyak 3 buah, neraca ohaus merk Ad«Pre untuk mengukur berat basah selada air dan neraca Sartorius dengan merk rdengan tingkat ketelitian 0,0001 gr. Kemudian untuk mengukur kualitas air masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel I.

19 Tabel 1. Bahan dan alat dalam pengukuran kualitas air Standar Baku Suhu - DO meter Elektrokimia 25 C- 32 C ph - ph meter Elektrokimia 6-9 ' Parameter Bahan Alat Metode O2 Terlarut - DO meter Elektrokimia 6 mg/1 CO2 Bebas -PP - Eriemeyer Titrimetrik 10 mg/1 - NazCOs - Pipet Tetes - BotolBOD Surfaktan - Linear alkil sulfat - Indikator PP - Lar. NaOH - LarH2S04 - Metilen biru - Aquades - Glasswool - Saringan membran berpori 0,45 lim - Spektrofoto meter 20D - Corong Pemisah - Corong - Labu ukur - Gelas ukur - Pipet tetes Spektrofotometri 0,2 mg/1 3.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 4 taraf perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga dalam penelitian ini ada 12 unit percobaan. Perlakuan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 50 = Kontrol (tanpa selada air) 51 = Berat selada air 80 gr atau setara dengan 4 rumpun/akuarium 52 = Berat selada air 100 gr atau setara dengan 5 rumpun/akuarium 53 = Berat selada air 120 gr atau setara dengan 6 rumpun/akuarium Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Sudjana(1989), yaitu:

20 f Yij = n + aj + Zij Dimana: Yij = Hasil penurunan kadar deterjen yang menerima perlakuan ke-i u = Rata-rata umum ai = Pengaruh berat selada air ke-i Zij = Pengaruh percobaan karena perlakuan ke-i ulangan ke-j j = Ulangan 3.4. Prosedur Penelitian ^ 3.4.1. Persiapan Tumbuhan Uji Tumbuhan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah selada air {P. stratiotes L) yang diperoleh dari kolam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Sebelum digunakan selada air terlebih dahulu dicuci pada air yang mengalir, pencucian dilakukan secara hati-hati agar akar selada air tidak terlepas. Kemudian diletakkan dalam air bersih untuk proses aklimatisasi dan adaptasi selama 3 hari. Tumbuhan uji yang digunakan dipilih yang berukuran sama baik panjang akar dan jumlah akar tiap individu selada aimya. r. 3.4.2. Penelitian Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian yang sebenamya terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi deterjen, dimana dalam jangka waktu tertentu selada air masih bisa hidup sebanyak 50%. Pada penelitian pendahuluan konsentrasi deterjen yang digunakan adalah dimulai dari 1000 mga, 750 mg/1, 500 mg/1, 250 mg/1, 200 mg/l, 150 mg/l dan 100 mg/l, konsentrasi deterjen ini diujikan selama 10 hari. Berat selada air yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah 80 gr (setara dengan 4 rumpun/akuarium), 100 gr (setara dengan 5 rumpun/akuarium) dan 120 gr (setara dengan 6 rumpun/akuarium), penentuan berat selada air ini berdasarkan pada

21 penelitian Faisal (1997), volume air yang digunakan adalah 40 liter. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah dan untuk pencahayaan dibantu lampu TL 36 watt sebanyak 3 unit. Hasil dari penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kadar deterjen yang cocok bagi kehidupan selada air selama 10 hari No. Hari Dosis deterjen (mg/i) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ket 1 1000 X Mali semua 2 750 A X Mati semua 3 500 X Mati semua 4 250 A X Mati semua t X 13 individu mati 5 200 N A A 6 150 A A A A A X 10 individu mati 7 100 A A A A A A A A 5 individu mati Keterangan ; V = Selada air hidup X = Selada air mati 3.4.3. Persiapan Larutan Deterjen Deterjen yang digunakan daiam penelitian ini adalah deteijen LAS Rinso Anti Noda bubuk produk Uniliver, konsentrasi deterjen yang digunakan adalah 100 mg/l. Hal ini berdasarkan pada penelitian pendahuluan bahwa dengan konsentrasi deterjen sebesar 100 mg/l seb.da air tidak mati sampai akhir penelitian. 3.4.4. Persiapan Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, akuarium yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya akuarium diisi dengan 40 liter air yang diambii dari tempat diambilnya tumbuhan selada air, kemudian masukkan deterjen sebanyak 100 mg/l ke dalam akuarium yang lelah diisi air sebanyak 40 liter. Aduk sampai deterjen larut dalam air, tumbuhan uji yang telah diaklimatisasi selama tiga

22 hari ditiriskan, kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam akuarium sesuai dengan perlakuan. 3.4.5. Prosedur Pengukuran Kandungan Deterjen Prosedur pengukuran kadar surfaktan deterjen (Bapedal, 1991) adalah: a. Pembuatan Larutan Induk Deterjen Larutan induk deterjen 1000 mg/'l ASL dibuat dengan melarutkan 1 gr ASL 100% aktif dengan aquades di dalam labu ukur 1000 ml hingga tepat pada tanda tera. Kemudian buat larutan induk deterjen 100 mg/l dengan cara melarutkan larutan induk deteijen looomg/i sebanyak 10 ml dengan aquades sebanyak 10 ml dalam labu ukur. b. Pembuatan Larutan Baku Deterjen Larutan baku deterjen dibuat dari larutan induk deterjen 100 mg/l yang dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, masing-masing sebanyak 0,0; 1000; 2000; 3000 dan 4000 y\ kemudian dilarutkan dengan aquades hingga tanda tera, sehingga diperoleh kadar ASL 0,0; 2,0; 4,0; 6,0 dan 8,0 mg/l. c. Pembuatan Kurva Kalibrasi Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan mengamhil larutan baku deterjen sebanyak 15 ml dan diencerkan dengan aquades dalam labu ukur dan dimasukkan ke dalam corong pemisah, kemudian ditambahkan dengan metilen biru sebanyak 25 ml dan kloroform sebanyak 10 ml, dikocok selama + 30 detik dengan membuka tutup corong sekali-sekali untuk mengeluarkan gas. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk perbedaan lapisan, lapisan bawah yang terbentuk ditampung

23 dengan menggunakan corong pemisah lain. Ekstraksi ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan menambahkan 10 ml kloroform. Ekstrak kloroform tadi digabungkan dan ditambahkan dengan larutan pencuci sebanyak 50 mi dan dikocok selama ±_30 detik. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk perbedaan lapisan, lapisan bawah yang terbentuk ditampung dengan menggunakan labu ukur namun lapisan bawah yang ditampung sebelumnya disaring dengan menggunakan glasswool. Kemudian ekstraksi iagi sebanyak tiga kali dengan menambahkan 10 ml kloroform. Hasil ekstraksi dimasukkan kedalam kuvet spektrofotometer 20D untuk mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 605 nm. Nilai absorbansi dari setiap larutan baku dimasukkan kedalam tabel kemudian tentukan persamaan regresi lineamya (Lampiran 1 dan Lampiran 2). d. Pengukuran Sampel Pengukuran sampel dilakukan dengan mengambil sampel uji sebanyak 100 ml dan dimasukkan kedalam corong pemisah. Tambahkan 3-5 tetes indikator PP dan larutan NaOH hingga teriadi perubahan wama (merah muda), kemudian tambahkan dengan H2SO4 hingga wama merah muda hilang. Setelah itu lakukan ekstraksi dengan menambahkan larutan biru metilena sebanyak 25 ml dan kloroform sebanyak 10 ml, kocok selama + 30 detik dengan membuka tutup corong sekali-sekali untuk mengeluarkan gas. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk perbedaan lapisan, lapisan bawah yang terbentuk ditampung dengan menggunakan corong pemisah lain. Ekstraksi ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan menambahkan 10 ml klorofomi. Ekstrak kloroform tadi digabungkan dan ditambahkan dengan larutan pencuci sebanyak 50 ml dan dikocok selama +_30 detik. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk perbeda.an lapisan, lapisan bawah yang terbentuk ditampung dengan

24 menggunakan labu ukur namun lapisan bawah yang ditampung sebelumnya disaring dengan menggunakan glasswool. Kemudian ekstraksi lagi sebanyak tiga kali dengan menambahkan 10 ml kloroform. Ilasil ekstraksi digabungkan dan dimasukkan kedalam kuvet spektrofotometer 20D untuk mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 605 nm. Nilai absorbansi dari setiap larutan standar dimasukkan ke dalam tabel (Lampiran 4 dan Lampiran 5). Untuk pengukuran kandungan surfaktan deterjen yang terdapat pada akar selada air sebelum melakukan prosedur di atas, terlebih dahulu akar selada air digerus dan direndam dalam aquades sebanyak 100 ml, kemudian diamkan selama 12 jam. Hasil perendaman selama 12 jam disaring dengan menggunakan kertas saring berpori 0,45 pm. 5 -. ', ; Rumus pengukuran surfaktan : Penentuan persamaan koefisien korelasi (r) : r = Dimana: r = persamaan koefisien korelasi X = konsentrasi larutan standar Y = absorbansi larutan standar Penetapan garis regresi dapat dihitung melalui persamaan: Maka diperoleh persamaan: Y = ax

25 Keterangan; a = koefisien X = konsentrasi sampel uji Y = absorbansi sampel uji 3.4.6. Pengukuran Parameter Kualitas Air 3.4.6.1. Suhu Suhu diukur dengan menggunakan DO meter yaitu dengan mencelupkan ujung probe DO meter ke daiam air untuk beberapa saat dan dicatat skala yang ditunjukkan pada DO meter. Pada tahap selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama hingga berakhir penelitian (Alaercs dan Santika, 1984). 3.4.6.2. ph ph diukur dengan menggunakan ph meter yaitu dengan mencelupkan ujung probe pk meter tersebut kedalam wadah penelitian dan catat angka yang tertera pada ph meter tersebut. Pada tahap selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama hingga berakhir penelitian (Alaerts dan Santika, 1984). 3.4.6.3. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter yaitu dengan mencelupkan probe DO ke dalam air untuk beberapa saat dan dicatat skala yang ditunjukkan pada DO meter. Pada tahap selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama hingga berakhir penelitian (Alaerts dan Santika, 1984). 3.4.6.4. Karbondioksida Bebas Karbondioksida bebas diukur dengan cara titrasi menggunakan metode Alaerts dan Santika, 1984, yaitu memasukkan air sampel kedalam botol erlemenyer

26 sebanyak 100 ml. Kemudian ditambahkan 3-4 tetes indikator phenolpthalin, kemudian tambahkan NazCOa (Natrium Karbonat) sehingga air berwarna merah muda. Karbondioksida bebas dihitung dengan menggunakan rumus (Alaerts dan Santika, 1984): u J- 1 -J u. AxNx22 xloqo Karbondioksida bebas : V Dimana: A : ml larutan NazCOs yang terpakai N : Normalitas larutan NazCOs (0,0454 N) V : Volume air yang terpakai 3.5. Pengukuran Kandungan Surfaktan Deterjen dan Kualitas Air Pengukuran kandungan surfaktan deterjen dalam air dan pengukuran kualitas air dilakukan sekali tiga hari selama sembilan hari. Pengukuran kandungan surfaktan deteijen pada akar selada air dilakukan pada akhir penelitian yaitu ada hari ke-9. Kualitas air yang diukur meliputi suhu, ph, oksigen terlarut dan karbondioksida bebas. 3.6. Analisa Data Hasil pengumpulan data penurunan kandungan surfaktan deteijen pada sampel air disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Sebelum data dianalisis dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Apabila data normal maka selanjutnya dilakukan uji statistik F melalui Analisis Varians (ANAVA) dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima dan jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditoiak. Untuk melihat perlakuan mana yang lebih baik maka dilanjutkan dengan uji Rentang Newman-KeuUs.

27 3.4. Asumsi Asumsi yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikuf. 1. Penyebaran deterjen dalam air dianggap sama. 2. Berkurangnya kandungan deterjen pada sampel air disebabkan oleh pemaparan selada a\r {P. stratiotes h). 3. Intensitas cahaya memberikan pengaruh yang sama terhadap daya scrap surfaktan deterjen oleh akar selada air. 4. Ketelitian peneliti dianggap sama.