Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

dokumen-dokumen yang mirip
FREKUENSI ALAMI RANGKA BATANG SEMI-KAKU DENGAN EFEK GAYA AKSIAL

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

PANJANG PENYALURAN TULANGAN

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Struktur Baja 2 Kolom tersusun

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

KULIAH PERTEMUAN 9 Analisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada balok dan portal

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

KUAT GESER BAJA KOMPOSIT DENGAN VARIASI TINGGI PENGHUBUNG GESER TIPE-T DITINJAU DARI UJI GESER MURNI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Prambanan, tim robot STIKOM Surabaya dengan nama O3STAD_11K

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

Konsistensi Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm pada Berbagai Medium

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

STIFFNESS AND FLEXIBILITY ANALISA STRUKTUR DENGAN METODE MATRIKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

BAB IV Persamaan Matematika IV.1 Model Perkiraan Limpasan Permukaan

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Kuliah Mekanika Fluida 21/03/2005. Kuliah Mekanika Fluida Keseimbangan Benda Terapung

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Prosiding Matematika ISSN:

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

PENGANTAR ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2013 TERHADAP PAJAK TERUTANG

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

STUDI PROBABILITAS RESPON STRUKTUR DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 39-47

OHSAS GRAF{g ELEPfiANI

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

Gelagar perantara. Gambar Gelagar perantara pada pelengkung 3 sendi

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

PENGARUH KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN SEKUNDER TERHADAP PARAMETER TERMOHIDROLIK TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

SMA NEGERI 14 JAKARTA Jalan SMA Barat, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur Tlp

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

PENGARUH SYSTEM QUALITY, INFORMATION QUALITY, DAN SERVICE QUALITY TERHADAP USER SATISFACTION WEBSITE LION AIRLINES DAN SRIWIJAYA AIRLINES

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Transkripsi:

Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan anaisis frekuensi aami rangka batang semi-kaku dengan efek gaya aksia. Anaisis memperhitungkan modifikasi matrik massa, kekakuan, dan matrik geometrisrangka batang semi-rigid.matrik kekakuan, massa, dan geometris batang koneksi semi-kaku diturunkan dari modifikasi poinomia Hermite. Makaah ini menunjukkan contoh frekuensi aami dari rangka batang dengan dan tanpa efek gaya aksia. Hasi Anaisis disajikan untuk menunjukkan efisiensi perhitungan mode rangka batang terhubung setengah kaku, yang merupakan hasi sousi yang ebih reaistis daripada mode sambungan kaku. Makaah ini juga menunjukkan bahwa perubahan gaya aksia dapat mengakibatkan perubahan frekuensi aami rangka batang. Seain itu metodoogi ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bangunan karena dapat memperhitungkan efek kekakuan struktur. Kunci: frekuensi aami; semi-kaku, modifikasi poinomia Hermite Pendahuuan Secara umum, anaisis perhitungan rangka batang di asumsikan memiikisambungan kaku atau pin. Padaha pada kenyataannya, perhitungan anaisis struktur menggunakan asumsi ini akan memberikan hasi yang tidak sesuai dengan periaku struktur sesungguhnya, seperti deformasi, distribusi gaya batang dan stabiitas batang, maupun struktur secara keseuruhan.rangka batang pada umumnya memiiki sambungan semi-kaku, oeh karena itu, anaisis struktur yang dapat memodekan tipe sambungan ini sangatah dibutuhkan, sehingga dapat menunjukkan periaku struktur yang sesungguhnya. Sambungan baut dan as merupakan saah satu tipe sambungan semi-kaku. Sambungan ini memiiki efek negatif terhadap kestabiitas struktur, yaitu dapat memperbesar deformasi dan mengurangi kekakuan bangunan. Dengan kata ain, sambungan semi-kaku akan meningkatkan efek second-order (P- ) dan mempengaruhi kestabian struktur secara keseuruhan [1,]. Karakteristik dinamik struktur dapat diamati menggunakan instrumen dinamik seperti acceerometer, dan dapat di verifikasi menggunakan banyak metode yang dapat memasukkan niai kekakuan sambungan. Pengujian dinamis struktur menunjukkan karakteristik dinamis struktur yang sesungguhnya, yaitu, frekuensi aami struktur daam arah tiga dimensi, serta koefisien redaman struktur. Semua parameter ini dapat menjadi titik awa untuk evauasi struktur bangunan, jembatan, dan ain-ain. Faktor penting ainnya adaah bahwa pengujian dinamis tidak menyebabkan kerusakan bangunan [3]. Daam tuisan ini, matriks unsur eemen baok disajikan. Metode ini merupakan bagian dari Metode Eemen Hingga.Anaisis rangka batangterhubung semi-kaku yang menggabungkan sepasang kekakuan sambungan kedaambentuk fungsi kubik Hermitian, dengan memberikan r = 0 ke 1 sebagai niai kekangan. Menggunakan fungsi bentuk ini,

matrik massa, kekakuan inier dan kekakuan geometri dari eemen baok dapat diperoeh angsung dari prosedur standar untuk formuasi eemen hingga. Tujuan utama dari pubikasi ini adaah untuk menyajikan (1) matrik kekakuan, massa dan kekakuan geometris dari baok-koom prismatik dengan koneksi semi-kaku. () pemanfaatan matriks ini daam perhitungan stabiitas dan anaisis struktur orde kedua. (3) frekuensi aami anaisis struktur D. (4) Contoh pengaruh gaya aksia terhadapanaisis frekuensi aami. Metode Eemen Hingga Matrix Kekakuan untuk rangka batang sebenarnya pendekatan metode eemen hingga, yang berarti bahwa hasi perhitungan hanya pendekatan untuk mode yang sebenarnya dari suatu sistem. Cara yang paing cocok untuk menentukan karakteristik dinamik dari struktur rumit adaah dengan dimodekan menggunakan matrik massa, kekakuan dan matriks redaman. Matriks ini memiiki bentuk yang berbeda, tergantung pada eemen teori yang digunakan dan berapa banyak derajat kebebasan yang dipakai. Daam tuisan ini, semua matriks dibentuk menggunakan persamaan baok Bernoui semi-kaku dengan μik = r pada node I dan αik = μik /. Unsur matriks kekakuan dapat dirumuskan dengan menggunakan prinsip metode eemen hingga. Kekakuan matriks eemen diperoeh daam bentuk dibawah ini [1]. K = K 11 K 1 K sym K 13 K 3 K 33 K 14 K 4 K 34 K 44 (1) With K 11 = 4EI α ik + α ik α ki + α ki K 1 = EI α ik μ ik + α ki α ki μ ki α ik μ ki + α ik α ki + α ki μ ik K 14 = EI K = 4EI K 3 = EI K 4 = EI K 33 = 4EI K 13 = 4EI α ik + α ik α ki + α ki α ik μ ik α ki + α ki μ ki + α ik μ ki α ik α ki + α ki μ ik μ ik μ ik μ ki + μ ki + α ki μ ik α ki μ ki + α ki α ik μ ik + α ki α ki μ ki α ik μ ki + α ik α ki + α ki μ ik μ ik α ik μ ik μ ki + α ki μ ki + α ik μ ki + α ki μ ik α ik α ki α ik + α ik α ki + α ki K 34 = EI α ik μ ik α ki + α ki μ ki + α ik μ ki α ik α ki + α ki μ ik

K 44 = 4EI μ ik + μ ik μ ki + μ ki α ik μ ik α ik μ ki + α ik Untuk kasus rangka batang kaku,µik = µki = 1. Matrik Massa untuk Rangka Batang Matriks massa untuk formuasi rangka batangdimuai dari fungsi interpoasi semi-kaku baok, eemen matriks massa konsisten baok tersebut diampirkan daam bentuk [1]: M = With M 11 M 1 M sym M 13 M 3 M 33 M 14 M 4 M 34 M 44 M 11 = ρs 40 140 + 4α ik 8α ki + 4α ik + 4α ki 6αik α ki M = ρs 40 4 μ ik + μ ki + α ki + 6 μ ik μ ki μ ik α ki 8μ ki α ki M 33 = ρs 40 140 + 4α ki + 8α ik + 4α ik + 4α ki 6αik α ki M 44 = ρs 40 4 μ ik + μ ki + α ki + 6 μ ik μ ki + μ ki α ik 8μ ik α ik M 1 = ρs 40 1μ ik + 14μ ki 14α ki 4α ik μ ik 3α ik μ ki + 3α ki μ ik + 4α ki μ ki 3α ik α ki 4α ki M 13 = ρs 40 70 7 α ik + α ki 4α ik + 4α ki 6α ik α ki M 14 = ρs 40 1μ ik 14μ ki 1α ik 4α ik μ ik + 3α ik μ ki + 3α ki μ ik 4α ki μ ki 3α ik α ki + 4α ik M 3 = ρs 40 1μ ki + 14μ ik 1α ki + 4α ik μ ik + 3α ik μ ki 3α ki μ ik 4α ki μ ki 3α ik μ ki + 4α ki M 4 = ρs 40 4 μ ik μ ki 4 α ik μ ik + 3α ik μ ki + 3α ki μ ik 4α ki μ ki + 3α ik α ki M 34 = ρs 40 1μ ki + 14μ ik 14α ik + 4α ik μ ik 3α ik μ ki 3α ki μ ik + 4α ki μ ki + 3α ik α ki + 4α ik ()

Matrik Kekakuan Geometri Rangka Batang Berdasarkan fungsi interpoasi baok semi-kaku, kekakuan matriks geometris baok dapat diturunkan daam bentuk [1]: KG = KG 11 KG 1 KG sym KG 13 KG 3 KG 33 KG 11 = S α ik KG 14 KG 4 KG 34 KG 44 15 α ik α ki 15 + α ki 15 + 1/ (3) KG 1 = S 4α ik μ ik + α ik μ ki α ki μ ik 4α ki μ ki + 4 α ki α ik α ki KG 13 = S α ik 15 α ik α ki 15 + α ki 15 + 1/ KG 14 = S 30α ik 30α ki + 4α ik μ ik α ik μ ki α ki μ ik + 4α ki μ ki + α ki 4 α ik α ki KG = S α ki α ki μ ik 4 α ki μ ik + μ ik + μ ik μ ki + μ ki /15 KG 3 = S 4α ik μ ik + α ik μ ki α ki μ ik 4α ki μ ki + 4 α ki α ik α ki KG 4 = S 4μ ki 4μ ik + α ki μ ik + μ ki α ki KG 33 = S α ik 15 α ik α ki 15 + α ki 15 + 1/ KG 34 = S 30α ik 30α ki + 4α ik μ ik α ik μ ki α ki μ ik + 4α ki μ ki + α ki 4 α ik α ki KG 44 = S 15 α ik 30 α ik α ki + 17 α ki 4 α ki μ ik + α ki μ ki + μ ik μ ik μ ki + μ ki /15 Hasi dan Pembahasan Gambar 1 menampikan contoh pertama dari rangka batang sederhana dengan dua eemen dengan panjang masing-masing500 mm memiiki r kekakuan sendi di ujung masing-masing join seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Untuk tujuan perhitungan,niai E, I, dan A diasumsikan sebagai 00000, 3.947,37, dan 15,35 unit. Menggunakan program yang teah dibuat sebeumnya, perhitungan di tunjukkan pada Tabe 1 dengan perbandingan hasianaisis menggunakan SAP000. Gambar menunjukkan hasi anaisis menggunakan metode ini dengan memperhitungkan faktor r semi-kaku pada kedua join. Niai kekakuan join bervariasi dari r = 0 sampai 1, kemudian dianaisis dengan dua eemen baok. Sebuah beban titik (P) dari 1 kn pada arah goba Z dietakkan di join no dan 1 kn daam arah goba X dietakkan pada node 1 baok. Join pertama diasumsikan memiiki koneksi kekakuan dengan factor bervariasi dari 0 ke 1, hasi perhitungan ditunjukkan pada Tabe 1. Jika join memiiki niai r = 0, maka momen diujung baok Mu = 137500 N mm, sedangkan di tengah baok, memiiki niai Mu = 137500 N mm juga. Namun jika koneksi kekakuan perubahan yang faktor ketetapan r = 0,1, maka anggota yang memiiki momen akhir Mu = 14864 N mm, dan Mu = 60135 N mm di pusat baok. Dari atas niai ketetapan faktor, kekuatan unsur anggota, frekuensi aami, dan beban

kritis dihitung dengan rumusan yang diusukan seperti yang ditunjukkan pada Tabe 1 dan masing-masing. Gambar. 1. Permodean baok menggunakan dua eemendenganjoin semi-kaku (a) Kekanganr (b) (c) Gambar..(a) Niai momen baok (b) momen di tengah baok (c) momen di ujung baok Momen di ujung baok (Nmm) Tabe 1.Momendanfrekuensi aami baok Momen di tengah baok(nmm) Perhitungan SAP000 Perhitungan SAP000 Frekuensiaamidengan pengaruhbeban 1KN (Hz) Dengan beban aksia Tanpa beban aksia Teori 1 137500 137500 137500 137500 83.07 84.71 83.36 0.75 111486-163514 - 71.05 7.8-0.5 78571-19649 - 60.03 61.98-0.5 3986-35714 - 50.9 5.49-0.1 14865-60135 - 45.5 47.6-0 0 0 75000 75000 33.95 36.9 36.77

Kekangan r Tabe. Beban Kritis Beban Kritis(N) Perhitungan Teori Perbedaan % Perhitungan SAP000 Perbedaan % 1 6098.31 5756.00 1.31 6098.31 014.71.54 0.75 0841.10 - - 0841.10 - - 0.5 16119.55 - - 16119.55 - - 0.5 1179.1 - - 1179.1 - - 0.1 107.74 - - 107.74 - - 0 6487.94 6438.90 0.76 6487.94 6060.7 6.59 Niai untuk gaya masing-masing eemen teah dievauasi dengan menggunakan dua metode. Pertama, cara angsung menggunakan metode matrik yang diusukan, dan kedua, metode menggunakan perangkat unak komersia yaitu SAP000. Sebagai cek vaiditas, niai yang di dapat dibandingkan dengan hasi yang diperoeh dengan menggunakan metode teoritis. Ini teah diakukan dan hasinya diberikan pada Tabe 1 dan Tabe. Secara umum, anaisis semi-kaku baok sederhana menunjukkan bahwa baok dengan kekakuan yang ebih tinggi memiiki momen tahanan yang ebih tinggi, sementara di pusat baok menunjukkan sebaiknya. Frekuensi aami yang diperoeh dengan menggunakan metode ini adaah ebih tinggi dari niai yang diperoeh dengan menggunakan software SAP000. Namun, itu dianggap bahwa koreasi antara kedua metode adaah wajar, karena SAP000 menggunakan massa terpusat daam perhitungan. Frekuensi aami dari baok dengan dan tanpa efek gaya aksia ditunjukkan pada Tabe 1. Beban Kritis ditunjukkan pada Tabe digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya aksia perhitungan frekuensi aami. Hasi dianggap memiiki hasi yang cukup baik,waau menggunakan hanya dua eemen, perhitungan beban kritis cukup akurat (ihat tabe.) dengan kesaahan kurang dari ima persen. Untuk anaisis yang meibatkan tiga atau ebih eemen, hasinya akan ebih akurat. Kesimpuan Berdasarkan peneitian yang diakukan dengan membandingkan anaisis hubungan semikaku dengan variasi kekakuan pada ujung baok, disajikan. Anaisis baok dengan faktor kekakuan r = 1 memiiki hasi yang sama seperti anaisis baok kaku. Baok dengan faktor kekakuan join yang ebih rendah memberikan niai frekuensi aami yang ebih rendah, dan hasi peneitian ini menunjukkan bahwa frekuensi aami baok dipengaruhi oeh gaya aksia. Referensi [1] S. Zdravkovic, M. Miicevic, R. Foic, and D. Zatkov, "Significance and part of eastic connections of members with joints in earthquake engineering," Eeventh Word Conference on Earthquake Engineering, Esevier, pp. 1871, 1996. [] D. Zatkov, S. Zdravkovic, B. Madenovicand R. Stojic, "Matrix formuation of dynamic design of structures with semi-rigid connections," architecture and Civi Engineering journa, vo. 9, pp. 89-104, Facta Universitatis (011). [3] J. M. Branco, M. Piazza,and P. J. S.Cruz, "Structura anaysis of two King-post timber trusses: Non-destructive evauation and oad-carrying tests," Construction and Buiding Materias, vo. 4, pp. 371-383, 010.