HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Aditya Rakhmawan 1 dan Mudmainah Vitasari 2. Abstract

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 1 Februari 2015 Halaman

BAB III METODE PENELITIAN

The Effect of Discovery Learning on Students Logical Thinking Skills of Grade X MIA SMA Muhammadiyah 1 SurakartaAcademic Year 2013/2014

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 4 ( ) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak

KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MODEL MENTAL KIMIA SEKOLAH MAHASISWA CALON GURU

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 75 79

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

2014 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GERAK BERDASARKAN HASIL THREE-TIER TEST

MENGUKUR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA SMA MENGGUNAKAN OPERASI LOGIKA PIAGET (Konfirmasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

RATIH DEWI PUSPITASARI K

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGGUNAAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP EKOSISTEM

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 11 PEKANBARU

Abstract

PERBANDINGAN HASIL TES KETERAMPILAN PENALARAN FORMAL MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH PERKULIAHAN PENGANTAR DASAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

PRESTASI BELAJAR IPA

Kata kunci: keterampilan metakognitif, model problem based learning (PBL), hasil belajar, motivasi belajar.

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

* Keperluan korespondensi, telp: ,

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 1 DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

BAB III METODE PENELITIAN. sekarang (Arikunto, 2010:245). Hal yang digambarkan pada penelitian ini

KONSTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KKPI SISWA SMK NEGERI 1 PADANG

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

89 HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA SMP YLPI PERHENTIAN MARPOYAN PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Yuslim Fauziah, Arnentis dan Nur Chalida Sari Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Vol. 4 No. 2 Februari 2016 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Unnes Physics Education Journal


PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Insar Damopolii, Paskalina Th. Lefaan, Melda Manga

TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Tesis. Diajukan kepada. Pendidikan. Oleh: Siti Khuriyah NPM: PROGRAM PASCASARJANA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

Jurnal Siliwangi Vol. 1. No.1. Nov ISSN Seri Pendidikan

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA Dewi Murni 1) 1 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta, KM 4, Serang, Banten E-mail: dewi.murni@untirta.ac.id; ashalina2002@gmail.com Abstract: This research aimed to described the student logical thinking skills and learning outcomes, analyze the relationship of both, and explain the contribution of logical thinking skills to the students learning outcomes in genetics. The subjects were 71 students from the Department of Biology Education, second semester of academic year 2014 / 2015. The research was conducted using descriptive and correlational design. Measurement of the student logical thinking, have done using Test of Logical Thinking (TOLT), while learning outcomes measured by cognitive test questions. The correlation between the both variables was analyzed by product moment correlation. The results showed that 54% of the students have the beginning of the formal category of logical thinking skill with an average value of 4.03. The data also showed that 45% of the students have to the low category of learning outcomes with an average value of 54.86. The correlation, r = 0.609 and a significance value of 6.372 indicates that there is a high correlation between the logical thinking skill with the students learning outcomes in genetics. The analysis also showed that the student logical thinking accounted for 42.35% of the student learning outcomes. Keyword : logical thinking skill, learning outcomes, genetic, Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir logis dan hasil belajar mahasiswa, menganalisis hubungan keduanya, dan menjelaskan kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah genetika. Subjek penelitian adalah 71 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Untirta semester genap tahun ajaran 2014/ 2015. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan menggunakan desain korelasional. Pengukuran kemampuan berpikir logis, dilakukan dengan menggunakan soal tes kemampuan berpikir logis (TOLT), sedangkan hasil belajar diukur dengan soal tes kognitif. Korelasi antara kedua variabel dianalisis dengan rumus korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54% mahasiswa memiliki kemampuan berpikir logis pada kategori formal awal dengan nilai rata-rata 4,03. Data juga menunjukkan bahwa 45% mahasiswa memiliki hasil belajar yang tergolong kategori kurang sekali dengan nilai rata-rata 54,86. Hasil uji korelasi dengan nilai r = 0,609 dan nilai signifikansi 6,372 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah genetika. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis berkontribusi sebesar 42,35% terhadap hasil belajar mahasiswa. Kata Kunci: kemampuan berpikir logis, hasil belajar, genetika Tujuan penting pendidikan sains diantaranya adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir saintifik. Kemampuan berpikir logis sebagai salah satu dari kemampuan berpikir yang penting dan perlu dikembangkan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Yaman, 2005). Kemampuan berpikir logis meliputi lima jenis penalaran, yaitu penalaran proporsional, pengontrolan variabel, penalaran probabilitas, penalaran korelasional, dan penalaran kombinatorial (Inhelder & Piaget, 1958). Kemampuan ini dapat diukur dengan berbagai instrumen, salah satunya telah adalah Test of Logical Thinking (TOLT). Skor hasil pengukuran dapat digunakan untuk mengklasifikasikan responden menjadi empat tahap perkembangan, yaitu tahap perkembangan konkrit, transisi, formal awal dan formal (Tobin and Capie, 1981). Genetika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang berkaitan dengan 47

48 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7, Nomor 2, Februari 2016, hlm. 47-51 kemampuan berpikir logis. Genetika membahas konsep-konsep yang membutuhkan kemampuan berpikir logis. Pada kenyataannya, mata kuliah genetika merupakan salah satu mata kuliah yang dianggap sulit oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi. Hasil analisis nilai genetika pada tahun ajaran 2013/ 2014 menunjukkan bahwa 18,98% mahasiswa mendapatkan nilai akhir D dan E (kurang memuaskan) dengan nilai rata-rata 60,32 dan tingkat kelulusan 85,97%. Kesulitan belajar genetika tidak hanya menyebabkan hasil belajar mahasiswa menjadi rendah, namun juga menyebabkan mahasiswa mengalami miskonsepsi. Hasil penelitian Murni (2012) menunjukkan bahwa 21,16% mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengalami miskonsepsi pada pembelajaran konsep substansi genetika. Rendahnya hasil belajar mahasiswa di mata kuliah genetika berkaitan dengan rendahnya kemampuan berpikir logis mahasiswa karena mata kuliah ini menuntut kemampuan berpikir dasar seperti kemampuan berpikir logis. Hasil penelitian Hodijah (2010) menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi tergolong kategori transisi (peralihan dari berpikir konkrit ke berpikir formal). Kemampuan berpikir logis yang rendah menyebabkan mahasiswa tidak mampu memahami dan mengaplikasikan konsep dasar Hukum Mendel serta menyelesaikan soal-soal persilangan dan peluang dalam genetika. Bayram & Comek (2009) menyatakan bahwa kemampuan berpikir logis berkorelasi positif dengan hasil belajar peserta didik. Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa peserta didik yang hasil belajar tinggi juga memiliki kemampuan berpikir logis yang tinggi. Hubungan kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa penting untuk dianalisis agar diketahui seberapa besar kemampuan berpikir logis dan hasil belajar mahasiswa di mata kuliah genetika. Berdasarkan hasil analisis tersebut selanjutnya bisa dilakukan upaya perbaikan pada pembelajaran agar hasil belajar mahasiswa bisa meningkat. Sampai saat ini, kajian tentang hubungan kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah genetika belum pernah dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir logis dan hasil belajar mahasiswa, menganalisis hubungan keduanya, dan menjelaskan kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar mahasiswa. METODE Populasi penelitian yaitu mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa semester 4 yang menempuh mata kuliah genetika pada semester genap, tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan secara randomized sampling. Sampel penelitian sebanyak 71 orang mahasiswa angkatan 2012/ 2013 yang tersebar di 3 kelas. Variabel penelitian yang terlibat antara lain : kemampuan berpikir logis dan hasil belajar mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan desain korelasional. Sesuai dengan jenis variabel yang terlibat, maka terdapat dua instrumen penelitian yang digunakan yaitu soal tes kemampuan berpikir logis (TOLT) dan soal tes hasil belajar mahasiswa. Soal tes kemampuan berpikir logis merupakan hasil terjemahan dari Test of Logical Thinking (TOLT) yang dikembangkan oleh Tobin & Capie (1981). Tes ini terdiri dari 10 butir soal yang meliputi lima jenis kemampuan berpikir logis, yaitu penalaran proporsional, pengontrolan variabel, penalaran probabilitas, penalaran korelasional, dan penalaran kombinatorial. TOLT dikembangkan dalam bentuk two tier multiple choice (pilihan ganda beralasan), kecuali untuk penalaran kombinatorial. Pada tipe soal ini, responden diminta menuliskan

Murni, Hubungan Kemampuan Berpikir Logis.. 49 berbagai kombinasi yang mungkin dari beberapa variabel. Soal tes hasil belajar berupa kombinasi soal, yang terdiri atas 10 butir isian singkat, 5 soal pilihan ganda dan 5 soal esai uraian. Sebelum pengambilan data, dilakukan uji coba soal dan analisis validasi, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Skor hasil pengukuran kemampuan berikir logis digunakan untuk mengklasifikasi siswa ke dalam tahapan perkembangan kognitif, seperti yang telah dikembangkan oleh Piaget. Tahapannya: konkrit (skor 0-1), transisi (skor 2-3) formal awal (skor 4-7) dan formal (skor 8-10). Data kemampuan berpikir logis dan hasil belajar mahasiswa yang diperoleh, dikorelasikan secara statistik dengan rumus Product Moment untuk mengetahui hubungan kedua variabel tersebut. Selanjutnya juga dianalisis kontribusi kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa 54 % dari 71 sampel mahasiswa memiliki kemampuan berpikir logis yang termasuk tahap formal awal (Gambar 1). Nilai rata-rata kemampuan berpikir logis mahasiswa adalah 4,03. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data kemampuan berpikir logis mahasiswa terdistribusi normal. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa persentase terkecil ditemukan pada tahap formal (8%). Selain itu, 14% mahasiswa juga memiliki kemampuan berpikir logis pada tahap konkrit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenlimez et al., (2005) juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil subjek penelitian yang memiliki kemampuan berpikir logis pada tahap formal dan mayoritasnya berada pada tahap konkrit. Gambar 1. Gambaran Umum Kemampuan berpikir logis mahasiswa. Bervariasinya kemampuan berpikir logis mahasiswa disebabkan oleh berbedanya lingkungan yang mempengaruhi perkembangan masing-masing mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wiji et al., (2014) bahwa kemampuan berpikir logis mahasiswa tidak sama dan tentunya tergantung dari lingkungan yang membentuknya. Kemampuan berpikir logis berkaitan dengan keberhasilan mahasiswa memahami konsep genetika dan pada akhirnya menentukan hasil belajar mahasiswa. Hal ini terlihat dengan rendahnya hasil belajar mahasiswa yang menjadi sampel pada penelitian ini (Gambar 2). Gambar 2 Sebaran Hasil Belajar Mahasiswa Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa 45% mahasiswa memiliki hasil belajar yang tergolong kurang sekali dan hanya 21 % mahasiswa yang tergolong sangat baik. Rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah genetika disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah rendahnya kemampuan berpikir logis mahasiswa tersebut. Roadrangka (1995) menyatakan bahwa seseorang pada tahap penalaran formal, secara signifikan memiliki nilai yang tinggi pada mata pelajaran biologi, fisika dan kimia. Sebaliknya, Lawson and Renner (1975) menyatakan bahwa mahasiswa yang berada pada tahap konkrit akan mengalami kesulitan jika dihadapkan dengan permasalahan yang membutuhkan penalaran formal. Hubungan antara kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa ditegaskan oleh hasil uji korelasional dengan

50 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7, Nomor 2, Februari 2016, hlm. 47-51 rumus Product Moment. Hasil ujinya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji Korelasional Kemampuan Berpikir Logis dengan Hasil Belajar Mahasiswa Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai R yang diperoleh adalah 0,609 dan nilai signifikansi 6,372. Artinya, terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir logis dapat membantu mahasiswa mencerna dan memahami konsep genetika dengan baik sehingga akan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan dosen. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Wiji et al., (2014), bahwa kemampuan berpikir logis berkorelasi sangat kuat dengan model mental kimia sekolah. Hasil penelitian Yenilmez et al., (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa dengan hasil belajar yang tinggi juga memiliki skor TOLT yang tinggi. Mitchell & Lawson (1987) bahkan menyatakan bahwa kemampuan berpikir logis dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan mahasiswa dalam memecahkan soal-soal genetika. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis berkontribusi sebesar 42,35% terhadap hasil belajar mahasiswa. Kontribusi ini berkaitan dengan lima jenis penalaran logis yang berhubungan dengan karakter genetika. Penalaran proporsional cukup penting dalam aspek kuantitatif genetika, terutama menginterpretasi data hasil persilangan Mendel. Pengontrolan variabel digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan interpretasi data hasil persilangan dan peluang. Penalaran probabilitas digunakan dalam interpretasi data dari temuan, pengamatan atau percobaan. Contohnya dalam menentukan peluang munculnya suatu sifat hasil persilangan Mendel. Penalaran kombinatorial digunakan dalam menentukan kemungkinan macam gamet dan genotip keturunan hasil persilangan. Oliva (2003) menyatakan bahwa kemampuan berpikir logis memiliki peran penting terhadap hasil belajar. Mahasiswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi, akan lebih mudah membangun konsepnya dan dapat mengubah konsepsi alternatifnya. Hal ini yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajarnya menjadi lebih baik. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebesar 54% mahasiswa memiliki kemampuan berpikir logis pada tahap formal awal dengan nilai rata-rata 4,03. Sebanyak 45% mahasiswa memiliki hasil belajar yang tergolong kategori kurang sekali dengan nilai rata-rata 54,86. Hasil uji korelasi dengan nilai r = 0,609 dan nilai signifikansi 6,372 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kemampuan berpikir logis dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah genetika. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis berkontribusi sebesar 42,35% terhadap hasil belajar mahasiswa. DAFTAR RUJUKAN Yaman, S. (2005). Effectiveness on Development of Logical Thinking Skills of Problem Based Learning Skills in Science Teaching. Journal of Turkish Science Education. 2(1): 31-35. Inhelder, B. & Piaget, J. 1958. The Growth of Logical Thinking: from Childhood to Adolescence. New York: Basic Books, Inc. Tobin, K. and Capie, W. (1981). Development and Validation of Group Test of Logical Thinking. Education and Psychological Measurement. 41 :413-424.

Murni, Hubungan Kemampuan Berpikir Logis.. 51 Murni, D. (2012). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prosiding Semirata Nasional dan Rapat Tahunan bidang ilmu MIPA Peran ilmu MIPA dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Menunjang Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jilid 1. : 205-211. Hodijah, S. R. (2010). Keterampilan Klasifikasi Mahasiswa Calon Guru Biologi Melalui perkuliahan Berbasis Inkuiri pada konsep Magnoliopsida. Jurnal penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Eksakta, LPPM Untirta. 2(1) 23-26. Bayram, H. and Comek, A. (2009). Examining the Relations Between Science Attitudes, Logical thinking ability, Information literacy and Academic Achievement through Internet Assisted Chemistry Education. Procedia Social and Behavioral Sciences. 1: 1526 1532. Yenilmez, A. S. Sungur and C. Tekkaya. (2005). Investigating Students Logical Thinking Abilities: The Effects Of Gender And Grade Level. Hacettepe Üniversitesi Egitim Fakültesi Dergisi 28: 219-225 Wiji, Liliasari, W. Sopandi, M. A. K. Martoprawiro. (2014). Kemampuan Berpikir Logis dan Mental Kimia Mahasiswa Calon Guru. Cakrawala Pendidikan. 33(1): 147-156. Roadrangka, V. (1995). Formal operational reasoning ability, cognitive style and achievement in Biology, Physics, and Chemistry concepts of Form 4 students in Penang, Malaysia. SEAMEO Regional Centre for Education in Science and Mathematics, Penang. Lawson, A. E., and Renner, J. W. (1975). Relationships of science subject matter and developmental levels of learners. Journal of Research in Science Teaching, 12, 347-358.. Mitchell, A., & Lawson, A. (1987). Predicting genetics achievement in nonmajors college biology. Journal of Research in Science Teaching, 25, 23-37. Oliva, J. M. 2003. The Structural Coherence of Students Conceptions in Mechanics and Conceptual Change. International Journal of Science Education. 25, 539-561.