BAB I PENDAHULUAN. Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah SWT. Yaitu mengenai pencatatan dalam transaksi jual-beli dan

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

1. JUMLAH RTUP MENURUT GOL. LUAS LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lanjutan Unsur-Unsur Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III LAPORAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian di Indonesia memiliki 2 jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

DINA YULIANA. dalam pemberdayaan perempuan oleh BPP melalui KWT Mekar Asri di Dusun Mekar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEDOMAN WAWANCARA WAWANCARA DENGAN KEPALA DESA

Kuesioner. Kuesioner ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas penelitian yang berjudul Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. juga rohani. Ketika mahluk hidup ingin memenuhi kebutuhannya tersebut, mereka

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kecamatan Godean merupakan salah satu dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, peran industri sangat di

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam kebutuhan, dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi geografis negara Indonesia terletak di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok wanita tani yang sering disingkat KWT merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki latar belakang mata pencarian yang sama. Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari pertanian, perkebunan maupun nelayan. Organisasi perempuan tani ini hadir mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bersumber dari pertanian. Data BPS 2013 menunjukkan terdapat 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian. Subsektor tanaman pangan 17,73 juta rumah tangga, holtikutura 10,60 juta rumah tangga, perkebunan 12,77 juta rumah tangga, peternakan 12,97 juta rumah tangga, perikanan kegiatan budidaya ikan 1,19 juta rumah tangga, perikanan kegiatan penangkapan ikan 0,86 juta rumah tangga, kehutanan 6,78 juta rumah tangga dan jasa pertanian 1,08 juta rumah tangga. Kegiatan pertanian sering diindentikkan dengan kaum laki-laki, sehingga beberapa kelompok pertanian yang bersifat umum kebanyakan diikuti oleh laki-laki. Melihat kenyataan di lapangan bahwa yang berperan tidak hanya kaum laki-laki maka dibentuklah kelompok khusus untuk perempuan untuk mendongkrak kemauan maupun kemampuan para perempuan. Kelompok tani menurut Sri Nuryani (2012), merupakan titik penting untuk menjalankan dan menerjemahkan konsep hak petani dalam kebijakan, suatu strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan yang 15

utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke langkah operasional. Kelompok tani penting sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian. Keterlibatan perempuan yang lebih besar daripada laki-laki (PSG STAIN Pekalongan, 2010), menunjukkan bahwa perempuan juga berhak untuk dibina dan diberdayakan. Dengan ini pemeritah membuat wadah bagi kaum perempuan untuk berinteraksi bahkan menggali kemampuanya. Kelompok wanita tani yang merupakan bagian dari kelompok tani pada umumnya memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda. Tujuan dibentuknya kelompok tani maupun kelompok wanita tani adalah : a) meningkatkan jumlah kelompok tani, b) meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam menjalankan fungsinya dan c) mendorong kelompok tani meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Tujuan kelompok tani terwujud salah satunya dengan menjalankan fungsinya. Terdapat tiga fungsi dari kelompok wanita tani yakni : a) fungsi sebagai kelas belajar, b) fungsi sebagai wahana kerjasama, dan c) fungsi sebagai unit produksi. Ketiga fungsi ini harus dilakukan dengan maksimal agar tercapai tujuan dibentuknya organisasi perempuan pertanian ini (Peraturan menteri pertanian No.82 tahun 2013, Bab II). Desa Purba Hinalang merupakan salah satu desa di Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Purba. Pekerjaan utama penduduknya adalah bertani, pekerjaan lainnya adalah supir, guru dan pedagang. Bertani merupakan pilihan masyarakat karena kondisi geografis desa yang mendukung, curah hujan yang merata hampir setiap tahun dan tanah humus hitam yang sangat subur untuk tanaman 16

palawija maupun beberapa tanaman keras tertentu. Adapun tanaman palawija yang umum di tanam adalah sayur-mayur, padi, jagung, cabe dan tanaman keras seperti kopi dan jeruk. Berdasarkan pengamatan peneliti, perempuan-perempuan di Desa Purba Hinalang sangat dominan berperan di lahan pertanian yang disebut ladang. Laki-laki hanya berperan pada proses pemakaian alat-alat pertanian yang berat, alat berat dalam hal ini seperti traktor, pemakaian pompa air (perempuan juga sering menggunakannya) dan membawa hasil panen keluar dari ladang menuju kepada tokeh (tengkulak) jika pihak tokeh tidak menjemput ke ladang, selebihnya perempuan bersama anak-anaknya melakukan semua proses produksi ( tidak menutup kemungkinan laki-laki juga ikut). Sebelum kehadiran kelompok wanita tani, yang mengikuti kegiatan kelompok tani didominasi oleh kaum laki-laki kecuali suami atau anak laki-laki dari keluarga tidak ada. Ketika laki-laki mengadakan rapat atau kegiatan, para perempuan pergi ke ladang. Kebanyakan juga laki-laki menjadikan agenda kelompok tani sebagai alasan untuk tidak ke ladang, laki-laki yang belajar di kelompok tani tapi perempuan yang bekerja. Peneliti yang lahir di desa ini mengamati hal demikian dalam keseharian. Kelompok tani yang diikuti oleh kaum laki-laki juga tidak menutup kemungkinan memberi beberapa keuntungan, misalnya adanya pupuk gratis ataupun bibit gratis. Namun, yang mengerjakannya tetap saja kaum perempuan dan anak-anaknya yang kebetulan setiap pulang sekolah anak-anak selalu membantu orangtua di ladangnya masing-masing. 17

Pengalaman yang sekaligus pengamatan peneliti lainnya adalah perempuan yang jarang mengikuti kegiatan-kegiatan, salah satunya diikutsertakan dalam pengambilan keputusan di desa, meskipun ada beberapa perempuan yang ikut namun tetap tidak sebanding dengan kaum laki-laki. Kelompok doa lingkungan (masyarakat dominan beragama Kristen) merupakan kelompok yang diikuti sebanding antara lakilaki dan perempuan namun kehadiran selalu didominasi oleh perempuan. Selebihnya selalu didominasi oleh laki-laki kecuali kelompok PKK, kelompok PKK juga hadir setelah kelompok wanita tani. Beberapa alasan perempuan kurang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan atau kegiatan lainnya, selain memang sistem patrilineal yang mengakar dan diagung-agungkan, perempuan juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahan perempuan meliputi, tidak berani mengungkapkan pendapat, kurangnya informasi atau wawasan (hal ini dikarenakan kegiatannya hanya di ladang, merawat anak ataupun menyelesaikan tugas rumah) dan kurangnya percaya diri perempuan di depan publik maka sering menyuruh laki-laki yang mengikuti berbagai kegiatan. Modal untuk bertani juga merupakan persoalan bagi petani. Tidak sedikit perempuan yang berpikir dan berusaha untuk mencari sendiri modal untuk bertani. Sebahagian masyarakat memperoleh modal dari Bank, namun harus menggunakan agunan sebagai jaminan sementara kebanyakan masyarakat tidak memiliki agunan atau ada juga masyarakat yang tidak memiliki surat sah kepemilikan atas hartanya. Hal demikian sangat menyulitkan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang mau tidak mau meminjam kepada orang-orang yang meminjamkan uangnya dengan bunga 18

yang cukup besar bahkan ada yang meminjam dengan pihak tokeh dengan perjanjian hasil pertanian dijual kepada tokeh tersebut sehingga tidak jarang harga jual yang di berikan pihak tokeh kadang jauh di bawah dibandingkan tokeh lain yang menerima barang yang sama. Melalui masuknya kelompok wanita tani dengan ketiga fungsinya yang telah disebutkan di atas, wanita di Desa Purba Hinalang mulai memiliki aktifitas lain selain ke ladang, beribadah, merawat rumah dan anak juga berbelanja mingguan. Kelompok tani mulai masuk di tahun 2011 pertama sekali dengan nama kelompok Riahta Tani kemudian disusul Marsiurupan Tani Sada dan yang terakhir Marsiurupan Tani Tolu. Kelompok wanita tani pertama, Riahta Tani mendapatkan penghargaan di tingkat kabupaten melalui rumah kacanya yakni proses stek kentang. Keberhasilan membuat kelompok lain untuk berlomba-lomba membuat rumah kaca, meskipun pada kelompok Marsiurupan tidak maksimal hasilnya. Dalam kelompok wanita tani, perempuan mulai belajar berbagai hal seperti, berkelompok, berpendapat, mengatur keuangan bahkan bersosialisasi. Kelompok wanita tani yang juga di back-up pemerintah memberikan dukungan dana kepada anggotanya berupa pinjaman dengan bunga rendah tanpa agunan. Konsekuensi unik yang diberikan kepada kelompok adalah jika pembayaran ditunggak meskipun dilakukan satu orang maka semua akan terkena akibatnya yakni pemerintah tidak akan memberikan pinjaman untuk tahap kedua. Keadaan ini tentu menciptakan masyarakat yang saling membantu, misalnya jika seseorang menunggak akan dibantu oleh anggota lainnya agar pinjaman tahap kedua yang nominalnya semakin besar tidak bermasalah. 19

Kehadiran kelompok wanita tani merupakan proses pemberdayaan perempuan-perempuan di wilayah pertanian. Pemberdayaan dalam hal ini merupakan usaha-usaha mengembangkan potensi yang ada dan dalam keadaan lemah menjadi kuat dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan masyarakat yang akan diberdayakan sangatlah penting. Program melibatkan masyarakat tersebut memiliki banyak tujuan yakni, agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, dan meningkatkan keberdayaan (empowring) masyarakat dengan pengalaman, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi (Kartasasmita, 1996:249). Pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani di wilayah yang berbeda mendapatkan hasil yang berbeda pula. Menurut Ningsih (2011) dengan studi penelitian Kelompok Wanita Tani di Salatiga, wanita tani yang berada di kecamatan Tingkir, Kelurahan Sidorejo Kidul benar-benar mengaktualisasikan dirinya dengan bantuan-bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah karena hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik dan sangat bermanfaat. Kehadiran kelompok wanita tani di kelurahan Noborejo hasilnya kurang memuaskan, karena kurangnya pemahaman dan jiwa enterpreneurship yang lemah. Semua bantuan yang diberikan pemerintah tidak termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat fungsi kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. 20

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di latar belakang masalah, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Kelompok Wanita Tani berfungsi dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan di Desa Purba Hinalang? 1.3 Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian yang diharapkan berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas adalah untuk mengetahui fungsi kelompok tani dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a). Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan kajian ilmiah dan memperluas cakrawala pengetahuan terkait kajian kelompok wanita tani, sosial ekonomi perempuan bagi mahasiswa dan akademis umumnya, terutama bagi mahasiswa sosiologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat yang melakukan penelitian mengenai fungsi kelompok wanita tani dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan. 21

b). Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa fakta-fakta di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis penulis sehingga memperoleh pengetahuan pengetahuan tambahan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi salah satu referensi bagi pengambil kebijakan dalam menumbuh kembangkan oraganisasi ataupun kelompok berbau perempuan. 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenannya. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: H a : Kelompok Wanita Tani berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang. H o : Kelompok Wanita Tani tidak berfungsi dalam pemberdayaan sosial ekonomi perempuan di Desa Purba Hinalang. 22

Bagan 1.1 Fungsi Kelompok Wanita Tani Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan Fungsi Kelompok Wanita Tani Kelas Belajar Wahana Kerjasama Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan Unit Produksi 1.6 Defenisi Konsep 1. Fungsi yaitu manfaat atau kegunaan dari suatu lembaga atau institusi. Dalam penelitian ini, fungsi yang dimadsud adalah fungsi dari kelompok wanita tani dalam memberdayakan perempuan pertanian di desa Purba Hinalang. 2. Kelompok wanita tani adalah organisasi atau lembaga dalam masyarakat pertanian yang khusus beranggotakan perempuan. 3. Fungsi Kelompok Wanita Tani adalah yang tercakup dalam peraturan menteri pertanian yakni fungsi sebagai kelas belajar, fungsi sebagai wahana kerjasama dan fungsi sebagai unit produksi. 4. Pemberdayaan yaitu usaha yang dilakukan untuk membuat masyarakat lebih berdaya sehingga mampu mandiri dalam menjalankan aspek kehidupannya. Dalam penelitian ini, pemberdayaan yang dimadsud adalah usaha untuk 23

memandirikan perempuan di daerah Purba Hinalang melalui fungsi kelompok wanita tani. 5. Sosial Ekonomi perempuan yang dimadsud dalam penelitian ini adalah segala yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh kaum perempuan. Dalam kegiatan ekonomi yakni menyangkut tiga hal produksi, distribusi dan komsumsi yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan rumah tangga terkait dengan kehadiran kelompok tani pada masyarakat perempuan di daerah Purba Hinalang. Demikian halnya dengan kegiatan sosial terkait perempuan yakni keikutsertaan atau partisipasi aktif masyrakat perempuan dalam kegiatan bermasyarakat maupun dalam pemerintahan di daerahnya sendiri. Dimana ada kecenderungan masyarakat perempuan yang terlibat dalam kelompok tani lebih aktif dalam kegiatan sosial maupun pemerintahan di desa Purba Hinalang. 1.7 Operasional Variabel Operasional didefenisikan sebagai hasil dari operasionalisasi. Operasionalisasi adalah sebagai proses penyederhanaan suatu konstruk kedalam tingkat konsep. Kerlinger (Black, 2009) menyatakan untuk menyusun oersional variabel adalah dengan memberikan makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan operasi atau kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel. Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah Fungsi Kelompok Wanita Tani 24

dan Variabel terikat (Y) adalah Pemberdayaan Sosial Ekonomi Perempuan, adapun operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Variabel (X) Fungsi Kelompok Wanita Tani Indikator Parameter Skala 1. Kelas Belajar a. Penerapan kedisiplinan dan motivasi b. Adanya kerjasama dengan sumbersumber informasi terkait proses belajar c. Mendatangkan penyuluh pertanian Pengukuran secara rutin d. Merumuskan kesepakatan dan mencari Skala Ordinal solusi e. Saling mengemukakan pendapat f. Diadakan pertemuan-pertemuan berkala 2. Wahana Kerjasama a. Menciptakan suasana saling mengenal dan mempercayai b. Menciptakan suasana saling terbuka dalam menyatakan pendapat c. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas 25

d. Mengembankan tanggungjawab e. Sebagai pelakasana kerjasama penyedia sarana dan jasa pertanian f. Menjalin kerjasama dengan penyedia sarana produksi dan pengolahan hasil g. Diadakannya kegiatan pelestarian lingkungan h. Mengadakan pemupukan modal untuk Skala Ordinal keperluan organisasi 3. Unit Produksi a. Menentukan produksi yang menguntungkan b. Memfasilitasi penerapan tekhnologi (bahan, alat, cara) usaha tani oleh para anggota sesuai rencana organisasi. c. Mengevaluasi kegiatan bersamadan rencana kebutuhan organisasi, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang d. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumbe daya alam Skala Ordinal e. Mengelola administrasi 26

Tabel 1.2 Variabel (Y) Pemberdayaan Sosial Ekonomi Indikator Skala 1. Tolong Menolong 2. Kerjasama 3. Jaringan 4. Solidaritas Sosial 5. Pengetahuan 6. Disiplin Skala Ordinal 7. Meningkatkan hasil produksi 8. Mampu memodali produksinya 9. Penjualan hasil pertanian harganya terkontrol 10. Meningkatkan pendapatan 27