EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

PENENTUAN DOSIS EFEKTIF EKSTRAK DAUN PACAR (Lawsonia inermis L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

POTENSI ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L) ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

EFEK ANTI-INFLAMASI DAN ANTI-DIARE EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DAN DAUN UNGU (Garptophyllum pictum l.

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUKAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. Pemanfaatan Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Sebagai Bahan Antiinflamasi BIDANG KEGIATAN :

PERKEMBANGAN TERKINI SAINS FARMASI DAN KLINIK III

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris secara in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

BAB II METODE PENELITIAN

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN

UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

EFEK HEMOSTATIS EKSTRAK METANOL DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum Piloselloides Presl.) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus L.

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

BAB I PENDAHULUAN. sensitivitas terhadap nyeri. Ekspresi COX-2 meningkat melalui mekanisme

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati

Uji Aktivitas Anti Inflmasi dari Ekstrak Etanol Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.) terhadap Tikus Jantan Wistar

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

PERUBAHAN KADAR SGOT-SGPT PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARAGENIN

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

Uji Aktivitas Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L) terhadap Tikus Wistar Jantan

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

POTENSI ANALGESIK DAN ANTIINFLAMASI DARI EKSTRAK TAPAK LIMAN (ELEPHANTOPHUS SCRABER)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013

UJI EFEK ANTIINFLAMASI AKUT EKSTRAK VERNONIAE CINEREAE HERBA PADA TIKUS PUTIH

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1 (2) : ISSN : October 2015

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Penetapan Kadar Sari

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

Transkripsi:

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) Rio Saddam Pratama*, Aditya Fridayanti, Arsyik Ibrahim Laboratorium FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur *email: rankyaku@rocketmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Sembukan (Paederia foetida L.) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegiens). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa dosis efektif dari fraksi ekstrak daun sembukan yang paling baik memberikan efek antiinflamasi terhadap edema buatan pada telapak kaki tikus putih. Penelitian menggunakan metode pembentukan edema buatan dan mengukur volume kaki tikus putih secara berkala dengan menggunakan alat pletismometer. Dosis yang digunakan untuk ekstrak adalah 25mg/200gBB, 50mg/200gBB, dan 100mg/200gBB. Data hasil penelitian selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis varian (Anava) dua arah, pengujian lanjutan uji BNJD (Beda Nyata Jujur Duncan). Hasil penelitian yang menyatakan dosis efektif ekstrak daun sembukan yaitu dosis 50mg/200gBB yang memiliki aktivitas antiinflamasi paling baik. Kata Kunci : Ekstrak Daun Sembukan (Paederia foetida L.), Aktivitas Antiinflamasi, Tikus Putih (Rattus norvegicus) PENDAHULUAN Herba merupakan penghasil senyawa metabolit sekunder yang penting bagi kesehatan dan bahan obat-obatan. Dewasa ini kebutuhan obat tradisional terus meningkat.dinegara berkembang konsumsi masyarakat terhadap obat tradisional mencapai 80% dari jumlah populasinya. Masih banyak jenis tumbuhan yang belum diketahui potensi kegunaannya. Di Indonesia terdapat sekitar 2.518 jenis tumbuhan yang berkhasiat obat dan kesehatan. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan ditemukannya jenis-jenis tumbuhan baru yang berkhasiat obat. Tumbuhan dapat sebagai sumber bahan kimia produk alami bahan obat yang penting bagi kesehatan dan kesejatheraan manusia (Solikin, 2007). Beberapa jenis tumbuhan herba liar telah digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional, seperti tumbuhan sembukan (Paederia foetida L.). Tumbuhan sembukan (Paederia foetida L.) adalah salah satu tanaman yang belum dimanfaatkan secara optimal. Nama tanaman ini mungkin sudah banyan didengar orang tetapi masih belum banyak diketahui manfaatnya. Paederia foetida L. yang sering dikenal sebagai sembukan atau daun kentut memiliki berbagai macam khasiat dan kegunaan. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai antirematik, penghilang rasa sakit atau analgesik, peluruh kentut, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (mukolitik), penambah nafsu makan, antibiotik, antiradang, obat batuk dan pereda kejang. Selain itu juga dapat berperan sebagai obat radang usus, bronkitis, tulang patah, keseleo, perut kembung, hepatitis, disentri, luka benturan, dan obat cacing (Utami, 2008), 29

mengatasi demam, masuk angin, rematik, herpes, disentri (Solikin, 2007). Kandungan yang terdapat dalam tanaman ini cukup banyak antara lain pada tangkai dan daun sembukan mengandung asperuloside, deacetylas peruloside, scandoside, paederoside, paederosidic acid dan alkaloids gamma-sitosterol, arbutin, oleanolic acid, irodoid, serta minyak menguap. Sembukan (Paederia foetida L.) merupakan salah satu anggota suku rubiacea (Dalimartha, 2009). Salah satu teknik yang paling umum digunakan berdasarkan kemampuan agen tersebut untuk menghambat produksi edema di kaki belakang tikus setelah injeksi agen radang yang kemudian diukur volume radang. Volume edema diukur sebelum dan sesudah pemberian zat yang diuji. Beberapa iritan yang dipakai sebagai penginduksi edema antara lain formalin, kaolin, ragi, dan dekstran. Iritan yang umum digunakan dan memiliki kepekaan yang tinggi adalah karagen (Vogel, 2002). Penelitian in vivo mengenai efek antiinflamasi daun sembukan sudah dilakukan, penelitian efek antiinflamasi daun sembukan dengan menitik beratkan pada pengamatan volume edema sebelumnya dilakukan pada ekstrak etanol dan mendapatkan dosis efektif 20mg/KgBB, sehingga timbul permasalahan bagaimana efek antiinflamasi pada fraksi ekstrak daun sembukan dan berapa dosis efektif dari fraksi yang paling baik memiliki efek antiinflamasi terhadap edema buatan pada kaki tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai tumbuhan sembukan sebagai obat antiinflamasi alami yang berasal dari alam. METODE PENELITIAN Bahan Daun sembukan (Paederia foetida L.), pelarut metanol (96%), air suling, natrium CMC, karagenan. Alat Pletismometer, timbangan hewan, spoid oral, spoid injeksi, peralatan gelas, labu takar, batang pengaduk, penangas air, cawan porselen, dan inkubator. Prosedur Penelitian Sebelum pengujian, tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air minum. Tikus putih yang digunakan sebanyak 12 ekor yang telah dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus putih. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif hanya diberikan suspensi Na.CMC 1%dalam air suling secara oral. Kelompok kedua sampai keempat merupakan kelompok uji diberi fraksi air ekstrak daun sembukan dengan variasi dosis berbeda yaitu 25mg/200gBB, 50mg/200gBB, dan 100mg/200gBB yang diberikan secara oral. Masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada kaki kirinya, Volume kaki tikus diukur dengan menggunakan pletismometer. Hasil pengukuran telapak kaki ini merupakan nilai volume awal (V 0 ) yaitu volume kaki tikus sebelum diinduksi menggunakan karagenan. Selanjutnya masing-masing tikus diberi suspensi ekstrak uji secara oral sesuai dengan kelompok uji. Satu jam kemudian, masingmasing telapak kaki tikus disuntik secara subkutan intraplantar dengan 0,1 ml 30

larutan karagenan 1%. Tiga puluh menit kemudian dilakukan lagi pengukuran volume kaki tikus, perubahan volume telapak kaki tikus yang terjadi dicatat sebagai volume kaki tikus waktu ke-t (V t ). Pengukuran dilakukan setiap 30 menit. Volume radang adalah selisih volume kaki tikus setelah dan sebelum disuntikkan karagenan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak daun sembukan merupakan suatu pengujian untuk mengetahui kemampuan ekstrak dalam menghambat dan mempercepat penyembuhan peradangan dengan cara melihat penurunan pembengkakan pada kaki tikus putih dengan mengukur volume kaki tikus menggunakan pletismometer setiap 30 menit hingga kaki kembali normal. Dari hasil penelitian dengan mengukur kaki tikus menggunakan pletismometer dapat disimpulkan bahwa variasi dosis ekstrak daun sembukan dapat mempercepat penurunan radang pada kaki tikus putih. Metode pembentukan radang buatan merupakan salah satu metode pengujian aktivitas antiinflamasi berdasarkan kemampuan agen tersebut untuk menghambat produksi radang di kaki tikus setelah injeksi agen radang yang kemudian diukur volume radang. Volume radang diukur sebelum dan sesudah pemberian zat yang diuji. Beberapa iritan yang dipakai sebagai penginduksi radang antara lain formalin, kaolin, ragi, dekstran, dan karagenan. Karagenan adalah sulfat polisakarida bermolekul besar sebagai induktor inflamasi. Penggunaan karagenan sebagai penginduksi radang memiliki beberapa keuntungan antara lain: tidak meninggalkan bekas, tidak menimbulkan kerusakan jaringan dan memberikan respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi dibanding senyawa iritan lainnya (Rowe et al, 2003). Hasil dari penelitian dapat dilihat secara visual. Data hasil pengujian pendahuluan dijadikan acuan untuk menentukan dosis uji. Pengujian dilakukan dengan membagi 12 ekor tikus putih menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor tikus putih. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif, diikuti dengan kelompok kedua sampai keempat merupakan kelompok uji fraksi air ekstrak daun sembukan yaitu kelompok kedua dengan menggunakan dosis 25mg/200gBB, kelompok ketiga dengan menggunakan dosis 50mg/200gBB dan kelompok keempat dengan menggunakan dosis 100mg/200gBB. Data hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 1. Gambar 1. Kurva penurunan peradangan kaki tikus 31

Tabel 1.Hasil pengujian aktivitas antiinflamasi Waktu Volume kaki tikus dosis uji (ml) ± SD (menit) Kontrol Negatif Dosis 25 mg/200gbb Dosis 50 mg/200gbb Dosis 100 mg/200gbb 0 0,01 ± 0,0015 0,009 ± 0,0005 0,01 ± 0,0011 0,009 ± 0,0005 30 0,012 ± 0,0020 0,011± 0,0005 0,011 ± 0,0010 0,011 ± 0,0015 60 0,014 ± 0,0017 0,012 ± 0,0005 0,012 ± 0,0011 0,011 ± 0,0011 90 0,015 ± 0,0017 0,012 ± 0,0005 0,012 ± 0,0011 0,012 ± 0,0005 120 0,015 ± 0,0010 0,013 ± 0,0000 0,013 ± 0,0011 0,012 ± 0,0005 150 0,016 ± 0,0005 0,014 ± 0,0010 0,012 ± 0,0005 0,013 ± 0,0005 180 0,016 ± 0,0005 0,014 ± 0,0010 0,011 ± 0,0011 0,014 ± 0,0005 210 0,016 ± 0,0011 0,014 ± 0,0005 0,011 ± 0,0011 0,014 ± 0,0005 240 0,016 ± 0,0015 0,014 ± 0,0017 0,011 ± 0,0010 0,014 ± 0,0005 270 0,016 ± 0,0010 0,014 ± 0,0017 0,011 ± 0,0010 0,014 ± 0,0010 300 0,015 ± 0,0015 0,013 ± 0,0010 0,01 ± 0,0011 0,013 ± 0,0005 Berdasarkan data dari tabel dan kurva diatas dapat dilihat aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan kelompok uji dengan perbedaan kecepatan penurunan peradangan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dari tabel dan kurva diatas dapat dilihat pula perbedaan kecepatan penurunan diantara kelompok uji dimana pada kelompok ketiga atau pada dosis 50mg/200gBB menunjukkan penurunan yang signifikan pada menit ke-150 dimana pada kelompok kedua atau dosis 25mg/200gBB dan kelompok keempat atau dosis 100mg/200gBB masih mengalami kenaikan peradangan dan baru mulai menunjukkan adanya aktivitas penurunan pada menit ke-300. Dosis efektif fraksi air ekstrak daun sembukan terhadap penurunan radang tiap kelompok diketahui dengan melakukan dianalisis secara statistik dengan metode anava 2 arah pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Dari hasil analisa statistik menunjukkan bahwa F hitung dosis 6,00 > 3,12 (taraf 0,05), 6,00 > 4,92 (taraf 0,01) lebih besar daripada F tabel, sedangkan F hitung waktu 1,08 < 2,01 (taraf 0,05), 1,08 < 2,67 (taraf 0,01) lebih kecil daripada F tabel. Hal ini berarti terdapat perbedaan bermakna aktivitas antiinflamasi atau dengan kata lain terdapat pengaruh antar dosis namun tidak terdapat pengaruh antar waktu pemberian pada pemberian fraksi air ekstrak daun sembukan terhadap radang pada kaki tikus putih. Kelompok dosis pemberian yang mempunyai pengaruh antar dosis, dapat diketahui dengan uji lanjutan yaitu Uji Beda Nyata Jujur Duncan (BNJD). Hasil uji BNJD menunjukkan bahwa dosis yang paling efektif dan baik dalam menurunkan peradangan dari ketiga dosis yang digunakan adalah dosis 50mg/200gBB, dimana mampu menurunkan secara bermakna pada taraf 5% (p > 0,05) dan 1% (p > 0,01) bila dibandingkan dengan dosis 25mg/200gBB dan 100mg/200g BB, kemudian untuk dosis 100mg/200gBB memberikan penurunan sebanding dengan dosis 25mg/200g BB pada taraf 5% (p < 0,05) dan 1% (p < 0,01). KESIMPULAN Dosis efektif ekstrak daun sembukan yang memiliki aktivitas antiinflamasi adalah 50mg/200gBB. 32

DAFTAR PUSTAKA 1. Rowe, C. R.; Sheskey, J. P.; & Weller, J.W. 2003. Handbook of Pharmaceutical Excipien, 4th edition, 101-103, Pharmaceutical Press and American Pharmaceu. 2. Setiawan Dalimartha, 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6, Pustaka Bunda; Jakarta. 3. Solikin, 2007. Potensi Jenis-jenis Herba Liar Kebun Raya Purwodadi sebagai Obat, Http://fisika.brawijaya.ac.id/bssub/pro cceding/pdf%20files/bss_118_2. pdf, diakses pada 17 februari 2013. 4. Utami, P. 2008. Buku Pintar tanaman Obat, Agromedia; Jakarta. 5. Vogel, H.G. 2002. Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological Assay; Berlin. 33