Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Universitas Sumatera Utara

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN DARRIEUS-H DENGAN BILAH TIPE NACA 2415

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1)

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB III PERANCANGAN SISTEM

14. Department of Energy Reference Brief, USA, Connecting a Small-Scale Renewable Energy System to an Electric Transmission System

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP


STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB) DI SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL TIGA SUDU BERDIAMETER 3,5 METER. Adi Andriyanto

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : GALIH PERMANA NIM. I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

SAT. Kajian Eksperimental dan Numerikal Turbin Air Helikal Gorlov Untuk Twist Angle 60 o dan 120 o. Iwan Kurniawan. 1. Pendahuluan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI PERKEMBANGAN KECEPATAN TRANSIENT UNTUK MEMBEDAKAN KUALITAS TURBIN DARIEUS NACA DENGAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN AIR

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan Rotor Savonius dan Windside untuk Penerangan Jalan Tol

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

Available online at Website

PENGARUH PROFIL SUDU TERHADAP KOEFISIEN DAYA TURBIN GORLOV

ANALISIS RADIUS AMAN AKIBAT KEGAGALAN STRUKTUR SUDU SKEA 50 KW PADA SAAT BEROPERASI

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN SISTEM ORIENTASI EKOR TURBIN ANGIN 50 kw

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

PERANCANGAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR PADA INSTALASI PLTG DENGAN PUTARAN 3000 RPM DAN DAYA TERPASANG GENERATOR 130 MW SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkiraan penyedian energi listrik di Indonesia

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SUMBU HORISONTAL NACA 4415

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : KHOLIFATUL BARIYYAH NIM. I

Transkripsi:

UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu 2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 Indonesia E-mail: wiranapi@yahoo.co.id Abstrak Objek dalam penelitian ini adalah turbin angin Darrieus-H dengan profil sudu NACA 0012 dengan panjang chord 0.3 m. Dimensi turbin ini yaitu dengan diameter (D) 1.5 m dan tinggi (H) 1.5 m. Adapun variasi yang digunakan dalam pengujian ini adalah variasi jumlah sudu (3, 4 dan 5 buah) dan variasi sudut pitch sudu (0 0, 2 0, 4 0, 6 0, 8 0, 10 0, 12 0 ). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah sudu dan pengaruh sudut pitch terhadap performansi turbin angin Darrieus-H. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pengujian turbin angin pada kecepatan angin 3,85 m/s. Angin ini dibangkitkan oleh sebuah kipas yang ditempatkan pada jarak 5 m dari turbin. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa turbin angin dengan jumlah sudu 3 buah lebih efektif dalam mengekstrak energi angin, untuk jumlah sudu 3, 4 dan 5 buah dengan efisiensi masingmasing 15,91%; 12,14% dan 11,49%. Sedangkan dari variasi sudut pitch sudu diperoleh bahwa turbin angin dengan jumlah sudu 3, 4 dan 5 buah lebih efektif mengekstrak energi angin pada sudut pitch φ = 6 0 Kata kunci: turbin Darrieus-H, NACA 0012, jumlah sudu, sudut pitch, efisiensi 1. Pendahuluan Di Indonesia terdapat beberapa sumber energi baru terbarukan seperti energi air, matahari, angin, geothermal dan lain-lain. Khususnya energi angin masih sangat sedikit pemanfaatanya yaitu dengan kapasitas terpasang 0.5 MW dari jumlah yang tersedia 9.29 GW di seluruh Indoesia [1]. Sumber daya angin dikategorikan mulai dari kelas 1 (v < 3 m/s pada ketinggian 10 m) sampai dengan kelas 7 (v > 7 m/s pada ketinggian 10 m). Berdasarkan data kecepatan angin di berbagai wilayah, sumber energi angin di Indonesia berkisar antara 2,5 5,5 m/s pada ketinggian 24 m diatas permukaan tanah. Dengan kecepatan tersebut sumber daya energi angin Indonesia termasuk dalam kategori kecepatan angin kelas rendah hingga menengah. Berdasarkan data kecepatan angin di Indonesia yang relatif rendah, aplikasi tenaga angin Indonesia sesuai untuk pengembangan dengan skema pembangkit skala kecil tersebar dengan kapasitas maksimum sekitar 100 kw per turbin. Wilayah yang mempunyai potensi cukup besar adalah Nusa Tenggara, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau [2]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah sudu terhadap performansi turbin angin dan untuk mengetahui pengaruh sudut pitch terhadap perormansi turbin angin. Ruang lingkup penelitian ini adalah: Spesifikasi prototipe turbin angin Darrieus-H : Diameter rotor: 1,5 m, Tinggi rotor : 1,5 m, Profil sudu: NACA 0012, Chord : 0.3 m. Variasi dalam pengujian adalah: Jumlah sudu : 3, 4, 5. Sudut pitch (φ) 0 0, 2 0, 4 0, 6 0, 8 0, 10 0, 12 0. Kecepatan angin pengujian: 3,85 m/s 2. Tinjauan Pustaka Energi angin berasal dari matahari melalui reaksi fusi nuklir hidrogen (H) menjadi helium (He) pada inti matahari. Reaksi ini menimbulkan panas dan radiasi elektromagnetik 8

yang dipancarkan ke segala arah. Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi ini yang diterima oleh bumi, tetapi hampir menyediakan seluruh kebutuhan energi di bumi. Total energi matahari yang diterima oleh bumi diperkirakan sekitar 1,8 x 10 11 MW. Hanya 2% (3,9 x 10 9 MW) yang dikonversikan menjadi energi angin. Dan sekitar 35% energi angin ini dihamburkan pada ketinggian 1000m dari permukaan bumi. Oleh karena itu, energi angin yang tersedia hanya sekitar 1,26 x 10 9 MW [3]. Energi kinetik udara dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan v dirumuskan dengan: E = ½ m v 2 (N.m) Dengan menganggap bahwa udara ini melewati suatu saluran dengan luas penampang A dengan kecepatan v, maka volume udara yang melewati saluran dalam satu satuan waktu dinyatakan dengan: Q = va (m 3 /s) dan laju aliran massa udara dengan kerapatan ρ: = ρav (kg/s) Energi yang terkandung di dalam massa udara yang bergerak ini dinyatakan dengan: P = E / t = ½ ρav 3 (W) sehingga daya angin sebelum melewati turbin dinyatakan dengan: P a = ½ ρav 3 (W) Daya mekanis turbin dinyatakan dengan: P T = ¼ ρa (v 2 1 v 2 2 ) (v 1 + v 2 ) (W) maka diperoleh koefisien performansi turbin: C p =P/P o = C p = Koefisien performansi ini merupakan rasio antara energi yang terkandung di dalam udara dengan energi yang dapat diekstrak dari udara tersebut. Oleh karena itu, C p bergantung pada rasio kecepatan udara sebelum dan sesudah melewati turbin [4]. Gambar dibawah merupakan plot hasil iterasi C p dengan memvariasikan rasio kecepatan udara sebelum dan sesudah meninggalkan turbin (v 2 /v 1 ). Dari hasil plot tersebut diperoleh bahwa nilai koefisien performansi maksimum pada v 2 /v 1 = 1/3 sehingga diperoleh: C p = 16/27 = 0,593 Gambar.1 Koefisien performansi vs rasio kecepatan Gaya-gaya pada sudu Gambar.2 Gaya-gaya aerodinamik pada sudu turbin Keterangan gambar: L = gaya lift sudu (N), D = gaya drag sudu (N), ω = kecepatan sudut sudu (rad/s), r = radius turbin (m), α = sudut serang sudu ( 0 ), c = kecepatan absolut sudu c = v {(λ + cosθ) 2 + (sinθ) 2 } 1/2, v = kecepatan angin (m/s), u = kecepatan tangensial sudu (m/s), u = rω. Catatan: - gaya lift L tegak lurus terhadap komponen kecepatan c 9

- gaya drag D paralel terhadap komponen kecepatan c Sudut serang (α) dan sudut pitch (φ) Sudut serang pada turbin Darrieus-H merupakan sudut antara garis chord sudu dengan garis komponen kecepatan relatif. Pada turbin angin Darrieus-H ini, besarnya sudut serang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, tip speed ratio, sudut azimuth sudu, dan sudut pitch sudu. Semakin besar tip speed ratio maka sudut serang akan semakin kecil, hal ini dapat dilihat dari persamaan di bawah ini [5]. α = arc tan [sinθ / (λ + cosθ)] dimana: λ = tip speed ratio θ = sudut azimuth sudu Gambar.3 Perubahan sudut serang sebagai fungsi tip speed ratio, sudut azimuth, dan sudut pitch 10

3. Metodologi Penelitian Spesifikasi prototipe turbin angin Darrieus-H adalah sebagai berikut: Tabel.1 Spesifikasi prototipe turbin Darrieus-H No Spesifikasi Keterangan 1 Jenis Sumbu vertikal 2 Diameter 1500 mm 3 Tinggi 1500 mm 4 Lengan Rectangular tube 50x25x1.5 5 Jumlah sudu 3, 4, 5 Gambar.5 Sudu turbin angin Darrieus- H (kiri: CAD Rendering, kanan: prototipe) Prosedur pengujian turbin angin tipe Darrieus-H ini adalah sebagai berikut: Gambar.4 Rotor turbin Darrieus-H (kiri: CAD Rendering, kanan: prototipe) Tabel.2 Spesifikasi sudu turbin Darrieus-H No Spesifikasi Keterangan 1 Profil Sudu NACA 0012 2 Chord (c) 300 mm 3 Tinggi 1500 mm 4 Bahan Pelat aluminium 0.3 mm 5 Jumlah sudu 3, 4 dan 5 Gambar.6 Prosedur pengujian 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran kecepatan angin Pengambilan data kecepatan angin diukur pada zona dimana aliran angin belum terganggu akibat 11

putaran turbin (free stream zone). Pada daerah ini angin mengalir dengan kecepatan aliran bebas (free stream velocity). Pada pengujian turbin angin ini, pengukuran kecepatan angin dilakukan pada: x (1.35 r )+ r dimana: x = jarak pengukuran dari pusat turbin (m) r = radius turbin (m) x 1.35(0.75) + 0.75 1.0125 + 0.75 = 1.7625m 1.75 m Metode pengukuran kecepatan angin dilakukan dengan cara mengukur kecepatan angin di berbagai titik antara kipas dengan turbin seperti gambar dibawah. Gambar.7. Pengukuran kecepatan angin (dilihat dari atas) Hasil untuk 3 sudu Gambar.9 Grafik sudut pitch terhadap tip speed ratio untuk jumlah sudu 3 buah Gambar.8 Grafik sudut pitch terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudu 3 buah Gambar.10 Grafik tip speed ratio terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudu 3 buah Hasil untuk 4 sudu 12

Gambar.11 Grafik sudut pitch terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudu 4 buah Gambar.15 Grafik sudut pitch terhadap tip speed ratio untuk jumlah sudu 5 buah Gambar.12 Grafik sudut pitch terhadap tip speed ratio untuk jumlah sudu 4 buah Gambar.16 Grafik tip speed ratio terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudu 5 buah Gambar.13 Grafik tip speed ratio terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudud 4 buah Hasil untuk 5 sudu Gambar.14 Grafik sudut pitch terhadap efisiensi turbin untuk jumlah sudu 5 buah Gambar.17 Grafik jumlah sudu terhadap efisiensi maksimum Mengapa prototipe turbin angin Darrieus-H ini kurang efisien Berikut ini beberapa alasan atau kondisi mengapa prototipe turbin angin Darrieus-H ini kurang efisien: 1. Proses pembuatan komponenkomponen turbin yang belum professional karena keterbatasan alat dan biaya. 2. Efisiensi bentuk sudu yang kecil karena plat aluminium sudu mengalami deformasi sehingga 13

profil NACA 0012 tidak terbentuk sempurna, sehingga gaya lift yang dihasilkan sudu berkurang. 3. Karena generator dibuat sendiri oleh penulis, sehingga efisiensinya sangat rendah, dan karena generator terdiri dari 1 fasa maka ketika dibebani terjadi getaran yang sangat tinggi yang mengurangi putaran dan daya 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran 1. Turbin angin dengan jumlah sudu 3 buah lebih efisien mengekstrak energi angin daripada turbin angin dengan jumlah sudu 4 buah dan 5 buah. Efisiensi maksimum untuk tiap jumlah sudu yaitu: 3 sudu, max = 15,91 % 4 sudu, max = 12,14 % 5 sudu, max = 11,49 % Dengan penurunan putaran dari tanpa beban ke beban 10 W @ max : 3 sudu, dari n ave = 84.5 rpm n ave = 37.8 rpm (turun 55.26%) 4 sudu, dari n ave = 80.2 rpm n ave = 32.6 rpm (turun 59.35%) 5 sudu, dari n ave = 77.2 rpm n ave = 32.5 rpm (turun 57.90%) 2. Turbin angin dengan profil sudu NACA 0012 lebih efektif mengekstrak energi angin pada sudut pitch yang relatif rendah, hal ini disebabkan oleh berubahnya nilai sudut serang (angle of attack) sebagai fungsi dari sudut azimuth (θ). Efisiensi maksimum untuk jumlah sudu 3, 4, dan 5 diperoleh pada sudut pitch φ = 6 0 1. Proses pembuatan alat uji sebaiknya dilakukan secara professional, misalnya, pembuatan mal sudu sebaiknya dibuat dengan mesin CNC agar profil sudu terbentuk dengan sempurna. 2. Pembuatan sudu turbin sebaiknya lebih presisi dan menghindari sambungan-sambungan seperti sambungan antar plat yang melapisi mal sudu yang dapat mengurangi performansi turbin angin. 3. Sebaiknya putaran turbin disesuaikan dengan putaran generator. Pada penelitian ini penulis mengkopel generator dengan poros turbin dengan sistem direct drive. Sementara spesifikasi generator untuk menghasilkan arus listrik dengan frekuensi 50 Hz pada putaran 250 rpm. Sedangkan prototipe turbin angin ini mempunyai putaran maksimum sebesar 87 rpm. Sehingga memerlukan sistem transmisi speed increasing untuk menyesuaikan putaran turbin dengan putaran generator. 4. Sebaiknya pemilihan material sudu agar diperhatikan, agar berat sudu tidak terlalu besar tetapi memiliki ketahanan yang tinggi terhadap beban. Untuk selanjutnya disarankan pembuatan material sudu dari glass fiber atau dari carbon fiber. 5. Sebaiknya menggunakan generator tipe permanent magnet generator dengan putaran rendah yang dibuat oleh pabrik agar efisiensinya tinggi yaitu antara 95 98%. Tetapi harganya lebih mahal dari generator tipe synchronous generator dan induction generator. Daftar Pustaka 14

[1] DESDM. 2005. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005-2025. Jakarta [2] KESDM. 2010. Indonesia Energy Outlook 2010. Jakarta [3] Tong, Wei. 2010. Wind Power Generation And Wind Turbine Design. Southampton: WIT Press [4] Hau, Eric. 2006. Wind Turbines: Fundamentals, Technologies, Applications, Economics. Edisi 2. Springer: Berlin, Germany [5] Paraschivoiu, Ion. 2002. Wind Turbine Design: With Emphasis on Darrieus Concept. Presses Internationales Polytechnique. Montreal, Canada 15