PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3. Metodologi Penelitian

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ANALISIS RANCANGAN KERJA YANG ERGONOMIS UNTUK MENGURANGI KELELAHAN OTOT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA PADA CV. SINAR PERSADA KARYATAMA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn.

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB II LANDASAN TEORI

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

PENGEMBANGAN DESAIN ALAT TANAM BIJI JAGUNG DENGAN METODE ANTROPOMETRI GUNA UNTUK MENGURANGI KELELAHAN PADA PEKERJA

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah "ergonomi" berasal dari bahasa Latin yaitu. ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

MODUL I DESAIN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

Transkripsi:

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I/33, Cikokol, Kota Tangerang ABSTRAK PT Propan Raya I.C.C adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak khusus di bidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah CAT yang berpusat di Tangerang. Produk-produk yang dihasilkan kebanyakan diekspor ke luar negeri. Kualitas dan ketepatan pengiriman adalah salah satu persaratan yang harus dicapai agar kepercayaan akan produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen di luar negeri. Produktivitas adalah salah satu yang sangat diperhatikan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi agar target produksi dapat dicapai dengan tepat. Salah satu bagian yang penting dalam kegiatan produksi dalam pencapain target produksi adalah bagian pengemasan. Produktivitas produksi pada bagian pengemasan ini dipengaruhi oleh stasiun kerja. Dalam melakukan pekerjaan para pekerja (operator) melakukannya dalam kondisi berdiri dan membungkuk sehingga mengakibatkan para pekerja sering mengalami keluhan pada bagian kaki dan leher yang berakibat menurunnya produktivitas para pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu solusi mengenai stasiun kerja yang efisien untuk meningkatkan produktivitas kerja. berdasarkan antropometri tubuh para pekerja, penelitian ini merancang suatu kursi dengan panjang alas duduk 45.78cm, lebar alas duduk sebesar 34.65cm, tinggi sandaran duduk ketempat alas duduk sebesar 63,78cm, lebar sandaran duduk sebesar 43.94cm. Kata Kunci : Produktivitas, Ergonomi, Antropometri, Fasilitas Kerja. PENDAHULUAN Setiap perusahaan menginginkan produktivitas perusahaannya selalu meningkat, untuk memperoleh kondisi seperti itu banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan memberi kenyamanan kepada operator agar dapat bekerja dengan baik sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan. Operator pada suatu lingkungan kerja tentu menginginkan pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan tenaga seminimal mungkin, akan tetapi memberikan hasil yang maksimal. Terkadang hal tersebut tidak dapat dicapai dikarenakan ada beberapa faktor yang menghambat seperti faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu lingkungan kerja atau suasana/kondisi kerja yang tidak sehat, nyaman, aman dan faktor internal berasal dari dalam diri operator tersebut yaitu keterampilan usaha, konsistensi kerja, metode kerja dan postur seorang dalam melakukan pekerjaannya. Maka dari itu suatu proses kerja yang optimal, perlu memperhatikan beberapa faktor pendukung sistem kerja yang dapat meningkatkan produkstivitas kerja. Faktor pendukung ini diantaranya yaitu perancangan sistem/stasiun kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE), pengaturan tata letak tempat dan pembebanan kerja yang seimbang, pelaku sistem kerja yang terampil, lingkungan fisik yang mendukung, dan sebagainya. Ilmu ergonomi, diantaranya mempelajari manusia beserta perilakunya di dalam suatu sistem kerja. Dengan pendekatan ergonomi mencoba menganalisis dan merancang bagaimana suatu sistem kerja yang baik, yang memperhatikan keterbatasan dan kemampuan manusia. PT. Propan Raya Icc adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak khusus dibidang chemical coating atau lebih dikenal dengan istilah CAT. PT. Propan Raya Icc menghasilkan beberapa jenis produk yang didasarkan atas pesanan (order) dari pihak konsumen.bagian pengemasan merupakan bagian yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan produksi di PT. Propan Raya Icc. Target produksi harus terpenuhi setiap harinya agar kepercayaan 1

konsumen tidak menurun. Selama ini dari segi kesehatan banyak dari pekerja pada bagian pengemasan selalu mengalami keluhan terhadap kesehatan mereka. Selama beraktivitas, pekerja dalam melakukan pekerjaannya dengan posisi berdiri. Pada bagian ini tidak disediakan kursi yang sesuai dengan kebanyakan postur tubuh para pekerja. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan pekerja. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Produktivitas Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto 2007, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain. Ergonomi Menurut Sritomo Wignjosoebroto 2006 Ergonomi atau Ergonomic (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Antropometri Menurut wignjosoebroto (2000) antropometri berasal dari kata antro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya mempunyai bentuk, unkuran (tinggi, berat dsb) yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonimi dan memerlukan interaksi manusia. Untuk mendapatkan data antropometri maka dilakukan pengukuran dimensi tubuh manusia, untuk itu terdapat dua cara melakukan pengukuran yaitu: 1. Antropometri dinamis Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan cirri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya. Antropometri dinamis disebut juga dengan pengukuran dimensi tubuh (fungtional body dimension). Terdapat 3 kelas pengukura dinamis yaitu: a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas, misalnya mempelajari performansi atlet. b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat bekerja, misalnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c. Pengukuran variabilitas kerja, misalnya analisa kinetika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator computer. 2. Antropometri statis Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar (tetap tegak sempurna). Antropometri statis disebut juga denga pengukuran dimensi struktur tubuh. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh dalam posisi duduk ataupun berdiri, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang jangkauan tangan dan sebagainya. Selain faktor-faktor tersebut masih ada faktor lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia. Dimensi atau ukuran tubuh tiap manusia berbeda-beda, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain: 1. Keacakan/Random Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya namun masih terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang satu dengan yang lain. 2

Distribusi frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas dapat diperkirakan menggunakan distribusi normal. 2. Jenis Kelamin Pada umumnya laki-laki memiliki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali pada bagian dada dan pinggul. Selain itu pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dibandingkan wanita. 3. Suku Bangsa Variasi dimensi tubuh terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari suatu negara ke negara lain juga akan mempengaruhi antropometri secara nasional. 4. Usia Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir sampai umur ±20 tahun untuk pria dan ±17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan dan kaki. 5. Pakaian Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia memakai pakaian tertentu sehingga mengubah dimensi tubuh, misalnya pada waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran relatif besar. 6. Faktor kehamilan pada wanita Faktor ini jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan yang tidak hamil. 7. Cacat tubuh secara fisik Suatu perkembangan yang menggembirakan akhir-akhir ini yaitu dengan diberikannya sekala prioritas pada rancang bangun fasilitas untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi dalam pelayanan untuk masyarakat. Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangant besara manfaatnya pada suatu perancangan produk atau fasilitas kerja yang akan dibuat agar perancangan produk nantinya dapat sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan menggunakannya. Dalam pemakaian data antropometri tersebut terdapat tiga prinsip yaitu: 1. Perancangan berdasarkan individu ekstrim Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan fasilitas yang dirancang dapat digunakan dengan nyaman oleh sebagian besar orang yang memakainya. Rancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim ini dibuat agar bisa mempenuhi dua sasaran produk yaitu: a. Dapat sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil jika dibandingkan dengan rata-rata. b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada) Agar bisa memenuhi sasaran produk tersebut maka ukuran diaplikasikan dengan cara: a) Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil terbesar seperti 90 persentil, 95 persentil, dan 99 persentil. b) Untuk dimensi maksimum yang harus diterapkan diambil berdasarkan nilai persentil terkecil seperti 1 persentil, 5 persentil, 10 perssentil, dari distribusi antropometri yang ada. Sebagai contoh hal ini diterapkan dalam penetapan jarak jangkauan dari suatu mekanisme control yang harus dioperasikan oleh seorang pekerja. 2.Perancangan fasilitas yang disesuaikan Desain ukuran yang dapat disesuaikan untuk ukuran minimum sampai maksimum, dari persentil terkecil sampai persentil terbesar. Prinsip ini hanya dapat digunakan untuk merancang fasilitas bisa menampung atau dapat dipakai dengan nyaman oleh semua orang yang mungkin menggunakannya pada pengguna kursi mobil yang bisa di atur maju dan mundur. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, maka data antropometri yang umum dipakai adalah rentang nilai 5 persentil dan 95 persentil. 3.Perancangan fasilitas berdasarkan harga ratarata pemakai Dalam ukuran rata-rata dari ukuran tubuh menggunakan 50 persentil ini hanya bisa digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin bisa dilakukan dan tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. 3

Pengukuran Data Antropometri Pada Tubuh manusia Adapun pengukuran dimensi tubuh manusia terdiri dari: 1. Posisi duduk - Tinggi bahu duduk (TBD) yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak. - Tinggi Polipteal (TPO) yaitu : jarak yang diperoleh dari permukaan lantai kebagian bawah paha tepat dibelakang lutut. - Pantat polipteal (PP), yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (polipteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. `a. Menghitung rata-rata X = X = Rata-rata = Data ke-i n N = Jumlah data b. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari data Standar deviasi n- 1 sampel N = Jumlah data = Data ke I X = Rata-rata c. Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) BKA = X + X BKB = X - 2. Menghitung uji kecukupan data n i=1 x i N j-1 ( -X ) X 2. Posisi Duduk Menghadap ke Belakang. - Lebar pinggul (LP), yaitu dengan mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kanan. - Lebar Bahu (LB), yaitu dengan mengukur jarak horizontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Tahapan Setelah Pengukuran Pendahuluan Setelah dilakukan pengukuran pendahuluan, ada 3 hal yang harus dilakukan yaitu : 1. Menguji Keseragaman Data Langkah-langkah dalam pengujian data yaitu : Dimana : N = Jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan N = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data 3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N >N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tetapi jika N <N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi. Perhitungan Persentil Populasi Perancangan untuk seluruh populasi adalah suatu tindakan yang tidak sesuai karena membutuhkan biaya yang besar. Maka dilakukan penentuan range atau segmen tertentu dari ukuran tubuh populasi diharapkan akan sesuai dengan hasil rancangan, untuk itulah digunakan konsep persentil. Untuk data yang didistribusikan normal besarnya nilai persentil ditentukan dengan rumus : X +Zp 4

Nilai persentil dari variable X = Harga rata-rata sampel = Standar deviasi sampel = Nilai standar normal yang berhubungan dengan nilai persentil X Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri disajikan pada gambar 2.4 dan dalam tabel 2.1 di bawah ini. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Antropometri Pekerja Gambar 2.4 Distribusi normal dengan data antropometri Tabel 2.1 Macam persentil dan cara perhitungan dalam distribusi normal Tahap Pengolahan Data 1. Uji Keseragaman Data METODE PENELITIAN 5

6

Perancangan Kursi 1.Untuk tinggi kursi dirancang dengan menambahkan Tinggi Bahu Duduk (TBD) dan Tinggi Polipteal (TPO) 2.Tinggi sandaran dari alas duduk adalah sesuai dengan besarnya Tinggi Bahu Duduk (TBD) yaitu 63.78 cm. 3.Lebar sandaran sesuai dengan besarnya Lebar Bahu (LB) yaitu: 39.74 cm. 4. Lebar alas duduk adalah besarnya lebar pinggul (LP) yaitu: 34.65 cm. 5. Panjang alas duduk sesuai besarnya Pantat Polipteal (PP) yaitu: 45.78 cm. 6. Tinggi kursi dari alas duduk adalah sesuai dengan besarnya Tinggi Polipteal (TPO) yaitu 43.94 cm. 7

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Besar ukuran antropometri tubuh para pekerja bagian pengemasan dengan menggunakan persentil 95 yang digunakan untuk merancang kursi yaitu: a. Tinggi Polpteal (TPO) = 43.94cm. b. Tinggi Bahu Duduk (TBD)= 63.78 cm. c. Lebar Bahu (LB)= 39.74 cm. d. Lebar Pinggul (LP)= 34.65 cm. e. Pantat Polipteal (PP)= 45.78 cm. 2. Penelitian ini merancang kursi dengan ukuran: Saran a. Tinggi dasar kursi ke alas duduk sebesar 43.94cm. b. Tinggi sandaran duduk ke tempat alas duduk sebesar 63.78 cm. c. Lebar sandaran duduk sebesar 39.74 cm. d. Lebar alas duduk sebesar 34.65 cm. e. Panjang alas duduk sebesar 45.8 cm. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai pertimbangan bagi perusahaan antara lain: 1. Usulan fasilitas kerja (kursi) yang diberikan hendaknya diuji kelayakan dan bahan yang akan digunakan dalam merancang fasilitas kursi tersebut sehingga tidak memberikan dampak buruk terhadap produk yang sedang di produksi. 2. Agar penelitian ini dapat lebih dapat dikembangkan pada bagian lain karena fasilitas kerja yang ada belum mempertimbangkan dimensi tubuh manusia. 3. Operator harus melakukan kegiatan kerja dengan ergonomis agar rancangan dapat menghasilkan secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Abeysekera, J. 2002 Ergonomics and Industrially Developing Countries. Jurnal Ergonomi Indonesia. Gempur, S. (2013), Ergonomi Terapan. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka Publisher. Heizer, j. and Render, B. (2009), Manajemen Operasi. Jakarta: penerbit Salemba Empat. Hendrik, P. Simbolon, (2009), Perancangan Fasilitas Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Pada Bagian Sortasi Udang Di PT. Central Windu Sejati. TS, Universitas Sumatera Utara, Medan. Heri fauzi, Asrul H Ismail (2013) Analisi Perancangan kerja yang Ergonomis untuk Mengurangi kelelahan Otot Dengan Menggunakan Metode REBA Pada CV. SINAR PERSADA KARYATAMA. Jurnal TI Universitas Pancasila Jakarta. 8