PENDIDIKAN VOKASI UJUNG TOMBAK UPAYA MEMAJUKAN EKONOMI BANGSA Kelompok 1: Putu Sudira, Hartoyo, Arif Hermawan, Agustinus HB, Istanto WJ

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Perorangan 2: Putu Sudira NIM:

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lapangan industri dan perdagangan merupakan salah satu penyebab

Personal Philosophy Pages

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

EXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA INTERNASIONAL DI KABUPATEN BANYUWANGI

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan perubahan. Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perubahan. Dalam studi empirisnya Chenery memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

1.1 Latar Belakang Hasalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB IV PENUTUP. Capaian Keuangan % Kategori Terpenuhinya jaminan kesehatan bagi sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. beban pembangunan jika tidak dikelola dengan baik. Ekonom senior Indonesia

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

Analisis Perkembangan Industri

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. haruslah ditekankan pada pembangunan produksi dan infrastruktur untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BERITA RESMI STATISTIK

Siaran Pers Kemenperin: Transformasi Pendidikan Kejuruan Sesuai Kebutuhan Dunia Industri Jumat, 28 Juli 2017

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

Transkripsi:

PENDIDIKAN VOKASI UJUNG TOMBAK UPAYA MEMAJUKAN EKONOMI BANGSA Kelompok 1: Putu Sudira, Hartoyo, Arif Hermawan, Agustinus HB, Istanto WJ Dosen: Prof. Sukamto, MSc.,PhD. Pendidikan vokasi dalam perkembangan terminologinya disebut juga Occupational Education, Workforce Development Education (WDE), Career and Technical Education (CTE). Paradigma pendidikan vokasi sebagai ujung tombak upaya memajukan ekonomi bangsa dapat digambarkan sebagai berikut: Pendidikan Vokasi Ekonomi Bangsa SDM Profesional DU-DI Gambar 1. Paradigma dan Ekonomi Bangsa Pendidikan vokasi sebagai pendidikan orang dewasa (adult education) didesain menyiapkan siswa/mahasiswa untuk memasuki dunia kerja yang lebih dikenal dengan dunia usaha dan dunia industrii (DU-DI). Dalam konteks ini pendidikan vokasi adalah pendidikan untuk bekerja (education for work). Istilah CTE lebih memberi makna pendidikan vokasi sebagai jenis pendidikan yang tujuan utamanyaa adalah menjadikan individu siswa/mahasiswa siap pakai di dunia kerja. Pendidikan vokasi adalah pendidikan ekonomi sebab diturunkan dari kebutuhan pasar kerja, memberi urunan terhadap kekuatan ekonomi Halaman 1 dari 5

nasional, melayani tujuan sistim ekonomi. Karenanya pendidikan vokasi harus memperhatikan permintaan pasar (demand driven) dan antisipatif terhadap perubahan kebutuhan pasar (market driven). Pengembangannya perlu memperhatikan studi sector ekonomi, studi kebijakan pembangunan ekonomi, dan studi permindayaan tenaga kerja (man-power) (Joko Sutrisno). Era industrialisai yang merupakan ciri ekonomi Negara membutuhkan SDM yang memiliki multi ketrampilan. Pendidikan vokasi memiliki peran yang sangat strategis dalam menyiapkan SDM yang dimaksud. Penyiapan SDM tidak mungkin dilakukan secara sepihak, perlu kerjasama yang erat dengan DU-DI. Pendidikan vokasi memiliki hubungan erat dengan DU-DI karena DU-DI merupakan kunci sukses pendidikan vokasi. Sistem ganda di German telah membuat negara itu memiliki keunggulan kompetitif dari negaranegara lainnya. Sistem ini telah berhasil menekan angka penggangguran. Di German tidak ada lagi penduduk usia 25 tahun yang tidak bekerja lebih dari 3 bulan. Untuk mendukung itu pemerintah telah menyiapkan pendidikan vokasi (bekerja sama dengan dunia industri dalam program social responsibility industri) untuk 17.1% penduduk yang tidak memiliki kemampuan melanjutkan ke pendidikan tinggi. Dengan kebijakan tersebut badan statistik federal German mengatakan bahwa tingkat pengangguran di German telah turun mencapai level terendah pada 6 tahun terakhir ini, jumlah orang yang bekerja di German telah meningkat sebesar 1.5 %, hanya pada 3 bulan pertama tahun 2007. Dengan didukung oleh iklim investasi yang baik pertumbuhan ekonomi German pun meningkat tajam, suku bunga zona Eropa yang berada diatas 4% sepertinya tidak akan menahan laju pertumbuhan ekonomi Jerman. Reorganisasi dunia kerja membawa konsekuensi kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki multi ketrampilan, multi bidang, luwes, melek teknologi, mudah dilatih ulang, serta memiliki jiwa kewirausahaan. Karenanya pendidikan vokasi menjadi sangat penting Halaman 2 dari 5

makna dan posisinya dalam menyiapkan SDM yang dimaksud. Di Cina pemerintah pusatnya menyediakan 15% anggarannya untuk mempromosikan pendidikan, sains dan budaya. Pemerintah Cina meningkatkan anggaran pendidikannya 13,37% pada tahun 1972 menjadi 19,36% pada tahun 1994. Di Taiwan Departemen of Technological and Vocational Education (DTVE) dibawah Menteri Pendidikan (MOE) menetapkan kebijakan implementasi pendidikan teknologi dan vokasi pada semua jenjang bertujuan mengusahakan tumbuhnya tenaga kerja terampil untuk mendukung perkembangan ekonomi Negara (Finlay, Niven, Young; halaman 71). Taiwan secara terus menerus meningkatkan kapasitas sekolah menengah vokasi untuk memenuhi meningkatnya permintaan tenaga kerja terampil. Pada tauhn 1950 ada 77 sekolah menengah vokasi meningkat menjadi 206 pada tahun 1994. Pada tahun1995 Korea memiliki pendapatan perkapita 10 kali perkapita Honduras dan Philiphine. Populasi penduduk bertambah rata-rata 0,9 % tiap tahun, dari tahun 1985 1995. Pada rentang yang sama pendapatan perkapita tumbuh rata-rata 61,7 % pertahun. Dunia industri mengalami pertumbuhan rata-rata 20% setiap tahun. Bidang pertanian mengalami pertumbuhan rata-rata 20% setiap tahun. Peningkatan yang berarti dari pendapatan penduduk Korea tidak terlepas dari kebijaksanaan pemerintah Korea dalam mengatur dunia industri dan tenaga kerja pelaksananya. Peningkatan perekonomian Korea menjadi tujuan besar dengan mendatangkan investor dan memaksimalkan sumberdaya manusia yang dimiliki. Investor diberi kemudahan untuk mendirikan industri, berbagai fasilitas yang mendukung untuk pendirian industri asing seperti lahan, kemudahan perijinan dan keamanan serta tenaga kerja terampil setempat. Tenaga terampil lokal yang telah tersedia sangat menarik bagi investor karena dapat menghemat biaya produksi. Bagi Korea semakin banyak tenaga terampil yang terserap industri berarti semakin meningkatnya pendapatan negara. Pendapatan negara masih didukung pula oleh eksport barang hasil industri, hal ini Halaman 3 dari 5

menyebabkan keuntungan ganda bagi Korean. Belajar dari kenikmatan yang telah diperoleh maka Korea selalu mengevaluasi sistim pendidikan vokasi sebagai penyedia tenaga terampil. Tenaga terampil yang dihasilkan oleh sekolah menengah kejuruan selalu berorientasi pada permintaan industri terkini. Korea menyadari bahwa pada suatu saat tercapai kejenuhan, sehingga perlu untuk membentuk generasi untuk menciptakan dunia industri baru. Hal ini direalisasikan dengan pendidikan kejuruan tingkat tinggi, yang tidak hanya menghasilkan tenaga terampil kerja tetapi juga pengembang dunia industri. Pendidikan vokasi di Indonesia sangat besar sumbangannya pada ekonomi nasional. Ada kurang lebih 128 program keahlian yang dilaksanakan di SMK-SMK di seluruh Indonesia. Penyelenggaraan program-program keahlian ini disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja baik untuk sektor formal maupun sektor non formal pada bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri, perdagangan, jasa, pertambangan, manufaktur, listrik, gas, air, konstruksi, transportasi, komunikasi, bank, finansial, perhotelan, restaurant, dan jasa masyarakat lainnya. Singapura juga melakukan terobosan-terobosan yang sama dalam menyiapkan tenaga kerja terampil dan unggul, member nilai tambah yang tinggi, menguasai teknologi tinggi, menghasilkan produk-produk berkualitas untuk kemajuan ekonomi bangsa Singapura. Keunggulan industri suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, tenaga kerja yang berada di front-line. Karena itu, mutu tenaga kerja pada bagian ini harus ditingkatkan. Alasan pentingnya tenaga terampil yaitu: (a) Tenaga kerja terampil memegang peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi; (b) Tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara; (c) Tenaga kerja terampil merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global; (d) Penerapan teknologi agar berperan menjadi faktor keunggulan Halaman 4 dari 5

tergantung tenaga kerja terampil yang menguasai dan mampu mengaplikasikannya; (e) Orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara tersebut; (f) Semakin banyak warga suatu bangsa yang tidak terampil, maka semakin tinggi kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi Negara. SDM merupakan sumberdaya aktif kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. SDM berkualitas merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bangsa. SDM berkualitas dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1) Skill worker dan (2) Knowledge worker. Skill worker lebih merupakan bagian dari pendidikan vokasi sedangkan Knowledge worker lebih merupakan bagian dari pendidikan liberal. Kendati tidak bisa dipisah secara tegas. Keuntungan pendidikan vokasi adalah: (1) meningkatkan pendapatan nasional, (2) menyediakan barang dan layanan yang lebih efesien, (3) meningkatkan standar kehidupan, (4) mentraining kembali para pekerja, (5) meningkatkan martabat pekerja, (6) meningkatkan kesejahteraan nasional. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan dunia kerja sebagai penyedia tenaga terampil/professional yang memiliki peran kunci untuk berjalannya suatu industri (baca DU-DI) yang efektif dan efisien dalam kerangka kerja peningkatan kemajuan perekonomian bangsa. Pendidikan vokasi dapat dikatakan sebagai ujung tombak karena peran dan fungsinya sebagai penyedia manusia sumber yang berdaya. Karenanya pendidikan vokasi harus memberdayakan manusia. Sekian Halaman 5 dari 5