BAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Matriks Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis HHBK

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Humbang Hasundutan terletak antara 2 o 1' - 2 o 28' Lintang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketimpangan kesejahteraan telah mengurung masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

Populasi Penelitian Pengawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. 6 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Humbang Hasundutan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

ANALISIS POTENSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BUPATI PAKPAK BHARAT,

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. data sosial ekonomi September 2013 sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

dan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BUPATI PAKPAK BHARAT,

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN KEWENANGAN DESA DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Fidel Miro, 2004). Dewasa ini transportasi memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RKA SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Periode RIMSO MARULI SINAGA, SH, MH & Ir. S.

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam hukum yang hidup

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batakyang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada masa sekarang dengan keadaan masa lampau. Misalnya, di masa lalu kedudukan suami sangat dominan dalam segala urusan rumah tangga, khususnya dalam hal ekonomi keluarga. Akan tetapi, saat ini peran suami tidak selalu sebagai penentu jalannya roda perekonomian keluarga. Begitu pula dengan peran wanita dalam roda politik dan pemerintahan. Di masa yang lalu wanita dianggap tabu dan tidak pantas dijadikan sebagai pemimpin sebuah negara atau pemerintahan. Akan tetapi saat ini, baik wanita maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik dan pemerintahan. Laju perubahan tidak selalu sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Misalnya, masyarakat kota lebih cepat dalam mengalami perubahan sosial, sedangkan masyarakat desa cenderung lebih lambat. Demikian juga masyarakat terasing (terisolasi) dan masyarakat terbuka dalam berhubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat yang terisolasi cenderung menutup diri terhadap masyarakat lain sehingga akan tertutup pula terhadap perubahan-perubahan yang datangnya dari luar. Sebaliknya, masyarakat terbuka bersifat terbuka dalam hubungannya dengan masyarakat luas. 1

Perubahan-perubahan masyarakat terjadi terhadap nilai-nilai sosial, norma-norma, pola-pola perilaku organisasi susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan kewenangan interaksi sosial dan lain sebagainya. Dari sisi lain dari wujudnya, kebudayaan dapat dibedakan atas tiga yaitu (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasangagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta berpola dari manusia dalam masyarakat. (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Humbang Hasundutan adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang ibukotanya adalah Doloksanggul. Kabupaten ini dulu adalah bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara. Selama menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara, daerah Humbangini merupakan salah satu daerah yang masih cukup tertinggal baik dari segi ekonomi dan juga dari segi pemerintahannya, karena pada masa itu mayoritas penduduknya berpenghasilan dari bertani. Terbitnya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu 2

menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan di fasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Maka, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 pada tanggal 28 Juli 2003 menjadi hari resminya Humbang Hasundutan ini menjadi sebagai Kabupaten dan beribukota di Doloksanggul. Humbang Hasundutan terdiri atas 10 Kecamatan. Kesepuluh Kecamatan itu adalah Kecamatan Parlilitan, Pakkat, Tarabintang, Doloksanggul, Pollung, Onan Ganjang, Sijamapolang, Lintong Nihuta, Paranginan dan Kecamatan Bakti Raja. Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Beberapa komoditas unggulan dalam pertanian yakni Kopi dan perkebunan lainnya seperti kemenyan, karet, kayu manis, kemiri, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh dan andaliman. Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sekarang ini umumnya adalah etnik Batak Toba, Simalungun, Nias, Tionghoa, dan lain-lain. Dalam segala aspek kehidupan masyarakat Humbang Hasundutan selalu dikaitkan dengan kebiasaan adat-istiadat yang telah diwarisi turun temurun dari para leluhurnya namun tidak terlepas dari ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Humbang Hasundutan. Hal ini tampak dari kehidupan beragama yang dapat saling berdampingan secara rukun walaupun dengan keyakinan yang 3

berbeda. Selain itu budaya yang dimiliki oleh masyarakat di Humbang Hasundutan terbuka terhadap inovasi, budaya agraris yang telah mengakar di masyarakat dengan adanya budaya Marsiadapari atau dalam bahasa Indonesia yang artinya gotong royong. Sebelum menjadi Kabupaten Humbang Hasundutan telah memiliki nilainilai institusi yang dapat dilihat sehari-hari yaitu adanya perkumpulan tokohtokoh masyarakat yang telah lama dikenal, dan selain itu masyarakat Humbang Hasundutan telah lama mengenal arisan punguan marga (kelompok marga) serta serikat tolong-menolong. Dan salah satunya yang sejak dulu telah lama berakar di Humbang Hasundutan yaitu Tolu Sahundulan, Lima Sauduran yang merupakan sistem kekerabatan di kalangan masyarakat Humbang Hasundutan. Dengan adanya perubahan pada struktur pemerintahan Humbang Hasundutan menyebabkan terjadinya perubahan pada kehidupan sosial budaya masyarakat yang tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi di Humbang Hasundutan maka penulis mengangkat judul PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT HUMBANG HASUNDUTAN (Suatu Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011 B. Identifikasi Masalah Yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan, 2. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Humbang Hasundutan. 4

C. Perumusan Masalah Dari uraian yang telah dituliskan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat Humbang Hasundutan menyangkut struktur masyarakat, pendidikan dan pola perilaku masyarakat sebelum dan sesudah pemekaran? 2. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan? 3. Bagaimana wujud perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan? 4. Bagaimana respon masyarakat Humbang Hasundutan terhadap perubahan sosial budaya? D. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan sebelum terbentuk menjadi Kabupaten. 2. Untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan setelah terbentuk menjadi Kabupaten. 3. Bagaimana wujud perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan. 4. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perubahan Humbang Hasundutan. 5

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan sebelum dan sesudah pemekaran. 2. Menambah wawasan bagi peneliti tentang sebuah karya ilmiah. 3. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. 4. Memenuhi tugas akhir akademis dalam memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri medan. 5. Memperkaya informasi bagi masyarakat, agar masyarakat mengetahui perubahan sosial budaya di Kabupaten Humbang Hasundutan setelah terjadi pemekaran. 6. Memperkaya khasanah sejarah lokal dalam upaya melengkapi sejarah nasional. 6