Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Periode RIMSO MARULI SINAGA, SH, MH & Ir. S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Periode RIMSO MARULI SINAGA, SH, MH & Ir. S."

Transkripsi

1 Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan Periode RIMSO MARULI SINAGA, SH, MH & Ir. S. DERINCEN HASUGIAN Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang Maju, Mandiri, Religius, Berbudaya dan Berdaya Saing dengan Keunggulan pada Sektor Pertanian dan didukung oleh Tata Kelola Pemerintahan yang baik Misi : 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan akuntabel, melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, transparandan mendorong modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; 2. Membangun kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial lainnya; 3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dengan peningkatan produktivitas bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan; 4. Meningkatkan pola kemitraan dan keterpaduan antara pelaku pembangunan dengan dunia industri yang mendukung bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. 5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung dan fungsi tata ruang; 6. Mengembangkan potensi industri pariwisata berbasis budaya dan alam. 1

2 DAFTAR ISI Kata pengantar... i Visi dan Misi BAB I PENDAHULUAN... 2 Profil Kabupaten Humbang Hasundutan... 2 a. Letak Astronomis dan Geografis... 2 b. Luas Wilayah... 2 c. Penduduk... 3 BAB II KONDISI, POTENSI DAN PERMASALAHAN... 6 A. Pendikan, Kesehatan dan Agama... 6 B. Perekonomian BAB III PERUMUSAN VISI DAN MISI BAB IV PENUTUP

3 Kata Pengantar Kami mengucapkan Syukur dan Terima Kasih Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan pertolongan-nya, Visi dan Misi ini dapat kami susun sebagai Pedoman Pembangunan yang kami susun untuk maju sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan periode Visi dan misi merupakan arah untuk menyusun kebijakan dan program kerja yang dimaksudkan untuk memberi gambaran tujuan yang akan dicapai dan mengetahui apa dan bagaimana kami bekerja melakukan berbagai kegiatan pada masa lima tahun ke depan, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Humbang Hasundutan. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung penyusunan visi dan misi ini dan kami memohon maaf jika seandainya terdapat kekurangan dalam berbagai hal. Kami siap menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan visi dan misi ini. Dolok Sanggul, Juni 2015 Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Rimso Maruli Sinaga, SH, MH. Ir. S. Derincen Hasugian 3

4 BAB I PENDAHULUAN Profil Kabupaten Humbang Hasundutan a. Letak Astronomis dan Geografis Secara astronomis Kabupaten Humbang Hasundutanterletak pada garis Lintang Utara dan Bujur Timur, sedangkan berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Humbang Hasundutan berada di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 330 sampai dengan meter di atas permukaan laut. Denganletak geografis tersebut, Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki batas-batas di: Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat Sebelah Utara : Kabupaten Samosir Berdasarkan topografi atau permukaan tanahnya, bahwa bentuk permukaan tanah di Humbang Hasundutan pada umumnya berbukit, bergelombang dan banyak terdapat lembah yang terjal, dimana sekitar69 persen permukaan tanah adalah miring dan terjal, 20 persen landai dan hanya 11persen yang tergolong datar. Iklim di Humbang Hasundutan termasuk tropis basah dengan suhu berkisar antara 17 0 C 29 0 C, atau berada pada ketegori dingindan sejuk. b. Luas Wilayah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2013, luas total wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah ,93 Ha dengan perincian luas daratan adalah ,02 Ha dan luas danau(danau Toba) adalah Ha. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah daratan. Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, dan 154 (seratus lima puluh empat) desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Parlilitan,dengan luas 4

5 sekitar ,71 Ha atau sekitar 29,08 persen dari luas kabupaten, sedangkan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Baktiraja dengan luas sekitar 2.231,91 Ha atau sekitar 0.89 persen. Luas wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan Kecamatan secara rinci dapat dilihat pada berikut. c. Penduduk Tabel-1: Luas wilayah Kecamatan No. Kecamatan Luas (Ha) Persen (%) 1. Pakkat ,00 15,25 2. Onan Ganjang ,27 8,89 3. Sijamapolang ,07 5,60 4. Doloksanggul ,53 8,36 5. Lintong Nihuta ,03 7,24 6. Paranginan 4.778,06 1,91 7. Baktiraja 2.231,91 0,89 8. Pollung ,46 13,08 9. Parlilitan ,71 29, Tarabintang ,98 9,69 Daratan ,02 Luas Danau 1.494,91 Luas Total ,93 Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tercatat adalah jiwa. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya yang luasnya sekitar ,93Ha, maka tingkat kepadatan penduduk adalah 69,83 jiwa/km 2. Kecamatan terpadat adalah Baktiraja dengan tingkat kepadadan sekitar 307,94 jiwa/km". Kecamatan terpadat kedua adalah Paranginan dengan tingkat kepadatan 263,50 jiwa/km 2 dan ketiga adalah Doloksanggul dengan 213,52 jiwa/km 2. Sedangkan kecamatan paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Parlilitan dengan 23,92jiwa/km 2. Data menunjukkan bahwa tingkat kepadatan penduduk tidak merata pada setiap kecamatan. Jumlah kepadatan penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berdasarkan kecamatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2. No. Kecamatan Tabel-2: Jumlah kepadatan penduduk Luas (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 1. Pakkat 381, ,11 2. Onan Ganjang 222, ,72 3. Sijamapolang 140, ,77 4. Doloksanggul 209, ,52 5. Lintong Nihuta 181, ,29 5

6 6. Paranginan 47, ,50 7. Baktiraja 22, ,94 8. Pollung 327, ,79 9. Parlilitan 727, , Tarabintang 242, ,87 Luas Total 2.502, ,83 Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut jenis kelamin adalah laki-laki jiwa dan perempuan jiwa.sedangkan komposisi penduduk menurut umur adalah : (1) penduduk usia 0-4 tahun (Balita)adalah penduduk paling besar dengan jumlah jiwa atau sekitar 13,28 persen dari jumlah penduduk seluruhnya; (2) penduduk usia 5-9 tahun adalah penduduk kedua terbesar dengan jumlah jiwa atau sekitar 12,88 persen dari jumlah penduduk seluruhnya; (3) penduduk usia tahun dengan jumlah ketiga terbesar dengan jumlah jiwa atau sekitar 12,70% dari jumlah penduduk seluruhnya; dan (4) penduduk usia tahun dengan jumlah jiwa atau sekitar 10,29 persen dari jumlah penduduk seluruhnya, sedangkan lainnya di bawah 10 persen. Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut Jenis Kelamin dan Umur lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3. No. Tabel-3: Komposisi penduduk menurut Jenis Kelamin dan Umur Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , ,32 Jumlah Data di atas menunjukkan bahwa komposisi penduduk pada usia 0 19 tahun mencapai jiwa atau sekitar 49,25 persen dari jumlah penduduk. Penduduk pada usia ini adalah 6

7 berada pada kategori pendidikan usia dini, sekolah dasar, pertama dan menegah atas. Data ini mengindikasikan perlunya perhatian dalam bidang pendidikan. Komposisi penduduk pada usia 19 hingga 59 tahun berjumlah jiwa atau sekitar 51,4 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Penduduk pada kisaran usia ini termasuk ke dalam kategori produktif. Sedangkan komposisi penduduk pada usia 60 tahun ke atas berjumlah jiwa atau sekitar 9,64 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Penduduk pada usia ini diasumsikan sebagai masa pensiun atau kurang dan/atau tidak produktif lagi. Jika dilihat dari komposisi penduduk tersebut, Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai potensi besar dalam bidang sumber daya manusia. Penyediaan tenaga kerja relatif tersedia karena rasio penduduk produktif mencapai sekitar 51,4 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Dengan demikian, secar kuantitas ketersediaan sumber daya manusia cukup memadai. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengelola potensi sumber daya manusia tersebut hingga mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan dan perekonomian daerah. 7

8 BAB II KONDISI, POTENSI DAN PERMASALAHAN A. Pendikan, Kesehatan dan Agama 1. Pendidikan Jenjang pendikan yang tersedia di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah mulai dari jenjangtaman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hinggasekolahlanjutan Atas, sedangkan pendidikan tinggi belum teridentifikasi. Perkembangan jumlah sekolah, siswa dan guru di kabupaten Humbang Hasundutan dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel-4: Perkembangan jumlah sekolah, siswa dan guru No. Tingkat Pendidikan 2008/ / / / / TK a. Sekolah b. Guru c. Murid SD/MI a. Sekolah b. Guru c. Murid SMP/MTs a. Sekolah b. Guru c. Murid SMA/MA a. Sekolah b. Guru c. Murid SMK a. Sekolah b. Guru c. Murid Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa kesinambungan lulusan TK dapat tertampung pada jenjang SD/MI, akan tetapi lulusan SMP/MTs tidak dapat ditampung pada jenjang SMA/MA dan SMK. Sebagai contoh jumlah siswa SMP/MTS tahun 2009/2010 adalah siswa, akan tetapi yang dapat ditampung pada tahun 2010/2011 di SMA/MA dan SMK hanya sekitar (87, 74%), dengan demikian sekitar (22, 26%) siswa diduga akan melanjutkan sekolah ke luar Humbang Hasundutan dan/atau putus sekolah. Demikian halnya dengan lulusan SMA/MA dan SMK pada kurun waktu lima tahun terakhir yang berjumlah lebih siswa per tahun, jika ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi 8

9 mereka harus keluar dari Humbang Hasundutan karena ketiadaan perguruan tinggi. Sehingga, masalah peningkatan daya tampung menjadi perhatian penting dalam pembangunan pendidikan. Mengingai besarnya jumlah lulusan SMA/MA dan SMK per tahun, maka potensi pendirian perguruan tinggi di Humbang Hasundutan sangat berpeluang, apalagi dikaitkan dengan posisi Humbang Hasundutan yang berada diantara 4 (empat) Kabupaten. Daya tampung pendidikan terkait dengan ketersediaan jumlah sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Jumlah sekolah berdasarkan jenjang sekolah pada setiap Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel-5: Jumlah Sekolah Di bawah Kementrian Pendidikan Kebudayaan No. Kecamatan TK SD SMP SMA Pakkat Onan Ganjang Sijamapolang Doloksanggul Lintong Nihuta Paranginan Baktiraja Pollung Parlilitan Tarabintang Jumlah Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak terdapat penambahan unit sekolah baik pada jenjang TK, SD, SMP dan SMA, pada hal lulusan SD belum sepenuhnya dapat ditampung pada SMP dan lulusan SMP juga belum sepenuhnya dapat ditampung di SMA.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut adalah selain penambahan unit sekolah juga penambahan ruangan kelas. Kualitas lulusan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran dan ketersediaan sarana/prasarana pendukung pendidikan. Untuk itu, peningkatan kualitas guru melalui program studi lanjut dan penigkatan softskill-nya menjadi sangat penting dilakukan. Penyediaansarana/prasarana pendukung pendidikan seperti Perpustakaan, media pembelajaran dan Laboratorium sangat diperlukan. Sampai dengan sekarang, Pemerintah Humbang Hasundutan belum memiliki Perpustakaan Umum yang dapat mendukung proses pembelajaran di sekolah dan yang dapat memasok informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. 9

10 2. Kesehatan Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan, sebab manusia yang berkualitas adalah yang sehat jasmani dan rohani. Masyarakat perlu didorong agar mampu menghargai kesehatan.kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 1 (satu) unit Rumah Sakit yang terletak di Kecamatan Doloksanggul. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang diharapkan mampu melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga memiliki sejumlah puskesmas, puskesmas pembantu, rumah bersalin dan sebagainya. Jumlah prasarana kesehatan menurut jenisnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel-6: Prasarana Kesehatan Menurut Jenis No. Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Rumah Bersalin Puskesmas Puskesmas Pembantu Pos Kesehatan Desa Pos Pelayanan Terpadu Balai Pengobatan Apotik Toko Obat Data di atas menunjukkan bahwa tidak tedapat penambahan jumlah dan jenis prasarana kesehatan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir, pada hal fenomena menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan pelayan kesehatan yang baik. Penguatan prasarana kesehatan perlu terus ditingkatkan dan peningkatan kualitas dan kemampuan rumah sakit perlu ditingkatkan sehingga mampu menangani masalah-masalah kesehatan yang belum dapat ditangani pada Puskesmas yang ada. Pengembangan infrastuktur dan penambahan peralatan medis dan laboratorium kesehatan pada rumah sakit penting dilakukan agar penanganan kepada berbagai masalah kesehatan dapat dilakukan secara optimal. Selain itu, ketersediaan dokter dan paramedis lainnya sangat menentukan dalam upaya peningkatan pelayan kesehatan. Keadaan dokter dan paramedis lainnya di setiap Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel berikut: 10

11 Tabel-7: Jumlah Dokter dan Paramedis N o. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Perawat 11 Perawat Gigi Bidan Asisten Apoteker Pakkat Onan Ganjang Sijamapolang Doloksanggul Lintong Nihuta Paranginan Baktiraja Pollung Parlilitan Tarabintang Jumlah Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa ketersediaan dokter spesialis di Kabupataen Humbang Hasundutan masih belum ada, pada hal salah satu indikator pelayanan rumah sakit yang baik adalah tersedianya dokter spesialis. Perlu dilakukan upaya untuk mendorong dokter umum melakukan studi lanjut mengikuti pendidikan dokter spesialis. Untuk itu, pemerintah perlu menyediakan beasiswa yang memadai. Selain itu, penigkatan softskill dokter dan para medis lainnya perlu ditingkatkan untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. 3. Agama Masyarakat Humbang Hasundutan tergolong masayarkat yang religius. Kehidupan masyarkat sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama. Sebagai daerah yang telah dipengaruhi kehidupan beragama, Kabupaten Humbang Hasundutan dihiasi oleh gedung-gedung tempat ibadah yang menjadi simbol masyarakat beragama. Kerukunan hidup beragama sangat baik di Kabupaten ini. Walaupun masyarakat mayoritas beragama Kristen, namun kerukunan beragama menjadi kebanggaan tersendiri di Kabupaten ini. Hidup berdampingan secara rukun dan damai walaupun berbeda agama menjadi kebiasaan hidup masyarakat dan bukan merupakan faktor pemicu untuk gangguan keamanan. Pemerintah perlu tetap mengupayakan agar kerukunan ini terus berjalan dengan baik. Untuk itu, program-program sosial berkaitan dengan kerukunan umat beragama perlu ditingkatkan dengan melibatkan pemuka agama dan tokok masyarakat. Jumlah dan Jenis Rumah Ibadah pada setiap Kecamatandapat dilihat pada berikut:

12 Tabel-8: Jumlah dan jenis Rumah Ibadah Mesjid Mushalla Gereja Protestan Gejreja Katolik No. Kecamatan Pakkat Onan Ganjang Sijamapolang Doloksanggul Lintong Nihuta Paranginan Baktiraja Pollung Parlilitan Tarabintang Jumlah B. Perekonomian 1. Pendapatan Regional Serara teroitis dan empiris bahwa Indikator perekonomian daerah di Indonesia hingga saat ini masih diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ada sembilan sektor perekonian yang menjadi indikator tersebut antara lain : (1) Pertanian; (2) Pertambangan dan penggalian; (3) Industri; (4) Listrik; Gas, dan Air Bersih; (5) Bangunan; (6) Perdagangan; Hotel, dan Restoran; (7) Pengangkutan dan Komunikasi; (8) Keuangan, asuransi. Usaha Persewaan Bangunan dan Jasa Tanah, Jasa Perusahaan; (9) Jasa Pemerintah, Sosial Masyarakat, Hiburan dan Perorangan. Berdasarkan data statistik tahun 2013, bahwa sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan masih penyumbang terbesar kepada PDRBdengan kontribusi sebesar ,1 juta pada tahun 2012 atau sekitar 57,9% dari total PDRB, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sekitar 15,1%; Sektor jasa sekitar 14,5%, sektor konstruksi sekitar 4,2%; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sekitar 4,1%, Sektor Keuangan, Real Estate dan jasa perusahaan sekitar 3,8%; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih serta Industri Pengolahan masing-masing 0,5%; dan yang paling rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sekitar 0,2%. Data di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian masih akan tetap menjadi primadona pendapatan regional yang berkontribusi besar kepada PDRB. Pemerintah tidak boleh hanya larut pada sektor ini, sektor industri yang dapat mengolah produk pertanian sangat berpeluang untuk 12

13 dikembangkan mengingat mayoritas daerah di Kabupaten ini adalah pertanian, perkebunan dan hutan. Kemitraan usaha untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri penting dan harus dilakukan. Upaya ini dimaksudkan untuk percepatan pembanguan, alih pengetahuan dan teknologi, mendapatkan investasi dan menampung tenaga kerja, yang selanjutnya akan berdampak kepada peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah. 2. Pertanian Sperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sektor Pertanian adalah sektor utama {leading sedor) perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan. Sektor pertanian adalah merupakan gabungan dari lima sub sektor yaitu: (1) Tanaman Pangan (pangan); (2) Perkebunan; (3) Peternakan; (4) Perikanan dan (5) Kehutanan. (1) Tanaman Pangan Sistem Pengembangan Sub Sektor Tanaman Pangan hingga saat ini masih lebih banyak dilakukan langsung oleh masyarakat. Dengan demikian sistem pertanian tradisional masih lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan sistem pertanian modern yang lebih mengandalkan teknologi.jenis tanaman pangan yang umum dikembangkan adalah padi sawah dan ladang serta palawija. Berdasarkan data statistik tahun 2013, Luas panen, Produksi dan rata-rata Produksi Tanaman Padi dan Palawija, dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel-10: Luas panen, Produksi dan rata-rata Produksi Tanaman Padi dan Palawija No Jenis Tanaman Satuan Padi a. Luas Panen 000 Ha 21,38 20,76 19,59 19,75 19,73 b. Produksi 000 Ton 109,11 107,01 102,47 103,41 103,93 c. Produktifitas Kuintal/Ha 51,04 51,54 52,30 52,36 52,68 2. Jagung a. Luas Panen 000 Ha 1,34 0,58 0,54 0,93 0,59 b. Produksi 000 Ton 5,60 2,49 2,35 4,01 2,65 c. Produktifitas Kuintal/Ha 41,96 42,99 43,31 43,35 45,09 3. Kacang Kedelai a. Luas Panen 000 Ha 1,00 4,00 7,00 9,00 9,00 b. Produksi 000 Ton 1,30 5,60 7,70 9,90 9,90 c. Produktifitas Kuintal/Ha 13,00 14,00 11,00 11,00 11,00 4. Kacang Tanah a. Luas Panen 000 Ha 1,19 0,49 0,59 0,42 0,42 b. Produksi 000 Ton 2,24 0,89 1,09 0,65 0,64 c. Produktifitas Kuintal/Ha 19,78 18,23 18,35 15,49 15,17 5. Ubi Kayu a. Luas Panen 000 Ha 0,85 0,48 0,49 0,48 0,46 13

14 b. Produksi 000 Ton 6,85 3,88 4,01 13,66 14,64 c. Produktifitas Kuintal/Ha 80,53 80,87 81,12 284,64 318,22 6. Ubi Jalar a. Luas Panen 000 Ha 0,72 0,49 0,46 0,48 0,54 b. Produksi 000 Ton 5,09 3,48 3,25 5,80 6,77 c. Produktifitas Kuintal/Ha 70,41 71,62 71,53 120,64 125,00 Produktifitas tanaman pangan per hektar di Kabupaten Humbang Hasundutan masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan sejumlah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dan di Pulau Jawa. Berdasarkan data pada tabel di atas, bahwa produksi padi per hektar pada tahun 2012 hanya sekitar 5,2 ton. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang yang telah mencapai di atas 6 ton per hektar. Demikain halanya dengan produktifitas tanaman jagung yang hanya mencapai 4,5 ton per hektar, pada hal di daerah lain seperti Kabupaten Karo dan Deli Serdang sudah mencapai 7 ton per hektar. (2) Perkebunan Ada dua jenis tanaman perkebunan yang sangat terkenal dari Kabupaten Humbang Hasundutan sejak zaman kolonial yaitu kopi dan kemenyan. Kedua komoditi perkebunan ini telah masuk ke pasar internasional. Tanaman kopi tersebar hampir di 10 (sepuluh) kecamatan menjadi komoditi andalan perkebunan Kabupaten HumbangHasundutan. Komoditas andalan kedua adalah kemenyan dan selanjutnya adalah karet.komditas perkembunan lainnya adalah kakako, kelapa, kelapa sawit, nilam dan tembakau. Pada dasarnya penambahan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan masih dimungkinkan karena ketersediaan lahan yang masih relatif luas. Penambahan luas tanaman kopi dapat dilakukan di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung dan Sijamapolang. Sedangkan tanaman kemenyan dan tanaman perkebunan lainnya dapat dikembangkan sesuai dengan kesesuaian lahan yang tersebar di Kabupaten Humbang Hasundutan. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan menurut jenisnya, dua tahun terakhir dapat dilihat pada berikut: 14

15 Tabel-13: Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan menurut jenisnya No Kecamatan Satuan Kopi Kakao Kemenyan Pakkat a. Luas Panen 000 Ha 330,00 330,00 411,07 421,07 48,00 47,00 b. Produksi 000 Ton 217,50 219,50 98,00 105,00 7,00 6,80 2. Onan Ganjang a. Luas Panen 000 Ha 1137, ,50 39,83 56, , ,00 b. Produksi 000 Ton 678,30 686,30 8,35 18,60 230,00 228,00 3. Sijamapolang a. Luas Panen 000 Ha 701,00 721,00 48,60 47,60 613,00 613,50 b. Produksi 000 Ton 408,80 414,80 9,50 11,90 136,00 132,00 4. Doloksanggul a. Luas Panen 000 Ha 3.088, , , ,50 b. Produksi 000 Ton 1.353, , ,00 277,50 5. Lintong Nihuta a. Luas Panen 000 Ha 2.949, , b. Produksi 000 Ton 1467, , Paranginan a. Luas Panen 000 Ha 1.650, ,30 38,50 38, b. Produksi 000 Ton 931,61 933,61 9,00 13, Baktiraja a. Luas Panen 000 Ha 262,00 263,00 52,40 52, b. Produksi 000 Ton 180,56 181,00 16,50 19, Pollung a. Luas Panen 000 Ha 845,50 852, ,50 653,50 b. Produksi 000 Ton 572,91 572, ,00 53,00 9. Parlilitan a. Luas Panen 000 Ha 249,00 249,00 437,00 446,00 987,50 975,50 b. Produksi 000 Ton 123,50 125,47 96,80 117,50 160,00 158, Tarabintang a. Luas Panen 000 Ha ,50 551,00 56,00 55,00 b. Produksi 000 Ton ,00 158,00 4,68 5,30 No. Kecamatan Satuan Karet Kelapa Kelapa Sawit Pakkat a. Luas Panen 000 Ha 1.527, ,13 109,00 109,00 207,50 202,00 b. Produksi 000 Ton 938, ,00 73,50 71, ,27 193,00 2. Onan Ganjang a. Luas Panen 000 Ha 345, ,63 20,00 19, b. Produksi 000 Ton 154, ,00 9,10 9, Sijamapolang a. Luas Panen 000 Ha 37,00 37,00 13,00 13,00 8,00 8,00 b. Produksi 000 Ton 13,50 13,40 5,80 5, Doloksanggul a. Luas Panen 000 Ha

16 b. Produksi 000 Ton Lintong Nihuta a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Paranginan a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Baktiraja a. Luas Panen 000 Ha ,25 34, b. Produksi 000 Ton ,90 19, Pollung a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Parlilitan a. Luas Panen 000 Ha 1293, ,26 87,00 87,00 87,00 86,00 b. Produksi 000 Ton 750, ,30 24,80 24,90 96,00 96, Tarabintang a. Luas Panen 000 Ha 860, ,18 56,00 56,00 50,50 50,50 223,5 b. Produksi 000 Ton 226,00 23,50 23,40 52,30 51,90 0 No Kecamatan Satuan Tembakau Nilam Pakkat a. Luas Panen 000 Ha - - 5,75 5,75 b. Produksi 000 Ton - - 0,66 0,68 2. Onan Ganjang a. Luas Panen 000 Ha - - 2,50 2,50 b. Produksi 000 Ton - - 0,29 0,27 3. Sijamapolang a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Doloksanggul a. Luas Panen 000 Ha 68,00 88, b. Produksi 000 Ton 48,00 50, Lintong Nihuta a. Luas Panen 000 Ha 93,00 125, b. Produksi 000 Ton 66,00 66, Paranginan a. Luas Panen 000 Ha 54,00 78, b. Produksi 000 Ton 38,50 37, Baktiraja a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Pollung a. Luas Panen 000 Ha b. Produksi 000 Ton Parlilitan a. Luas Panen 000 Ha - - 5,75 5,75 b. Produksi 000 Ton - - 0,65 0,66 16

17 10. Tarabintang a. Luas Panen 000 Ha - - 5,25 5,20 b. Produksi 000 Ton - - 0,61 0,62 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan luas areal perkebunan yang berarti dalam kurun waktu dua tahun terakhir, bahkan untuk areal pekebunan tertentu mengalami penurunan. Perlu dijelaskan bahwa pada umumnya perkebunan ini dikelola oeh petani secara perseorangan, sedangkan perkebunan yang dikelola oleh badan korporasi atau perusahaan masih sangat jarang. Pada umumnya produk perkebunan masih dalam kategori bahan mentah yang dibawa keluar Kabupaten Humbang Hasundutan. Belum tersedia industri yang dapat mengolah hasil perkebunan tersebut menjadi bahan jadi atau setengah jadi, terekcuali untuk kopi yang volumenya sangat kecil dan dikelola dengan industri rumah yang sangat tradisonal. Untuk itu, pemerintah harus berupaya membangun kemitraan dengan dunia usaha industri agar bersedia berinvestasi di Kabupaten Humbang Hasundutan terutama dalam komoditas perkebunan yang memungkinkan dikembangkan. Pemerintah harus bekerjasama dengan pusat-pusat penelitian perkebunan untuk meneliti komoditas tanaman perkebunan yang cocok dengan iklim dan topografi tanah di Humbang Hasundutan. Selai itu, pemerintah terus berupaya untuk melakukan penyuluhan kepada petani agar produksi perkebunan dapat meningkat setiap tahunnya. (2) Peternakan Potensi peternakan di Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki peluang yang tinggi untuk terus dikembangkan mengingat luas areal yang masih tersedia. Secara alami peternakan babi, kuda dan kerbau, sapi, ayam dan itik sudah dikenal di daerah ini sejak dahulu kala. Masyarkat secara alami telah memelihara salah satu atau beberapa jenis ternak tersebut. Akan tetapi sistem peternakan yang ada masih cenderung dengan pola tradisional yang hanya ditujukan untuk konsumsi lokal, sehingga jumlah populasi ternak sebagai sumber protein hewani masih sangat kecil. Pada hal kebutuhan masyarakat akan jenis ternak tertentu relatif tinggi setiap tahunnya. Produksi ternak yang ada masih belum mampu untuk mengantisipasi permintaan pasar di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan usaha peternakan sangat menjanjikan untuk dapat meningkatkan pendapatan penduduk dan pemerintah. Peternakan dengan pola modern perlu diterapkan dengan meniru pola yang sudah dilakukan pada daerah-daerah yang sudah maju. Pemerintah sangat memungkinkan bermitra dengan dunia usaha dan industri peternakan untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas peternakan, sehingga sektor Peternakan dapat menjadi bahagian penting dari pengembangan perekonomian 17

18 Kabupaten Humbang Hasundutan. Populasi ternak besar, kecil dan unggas menurut jenis pada setiap kecamatan dapat dilihat pada berikut: Tabel-14: Populasi ternak besar, kecil dan unggas menurut jenis dan kecamatan No. Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Babi Pakkat Onan Ganjang Sijamapolang Doloksanggul Lintong Nihuta Paranginan Baktiraja Pollung Parlilitan Tarabintang (3) Perikanan Sakalipun luas wilayah perairan yang dimiliki sangat sedikit, namun potensi yang dimiliki Kabupaten Humbang Hasundutan pada sektor Perikanan sangat terbuka untuk dikembang baik di danau, sungai, waduk/rawa dan di sawah. Budidaya ikan seperti Keramba Jaring Apung dan Kolam air Desa sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pola konsumsi ikan terkait dengan adat-istiadat masyarkat di Kabupaten ini menjadi salah satu faktor pendukung untuk mengembangkan sektor perikanan. Produksi ikan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel-15: Produksi Ikan Menurut Jenis dan Asal Penangkapan Ikan per Ton per Tahun Subsektor Tahun Perikanan Budidaya Tambak Kolam 100,20 117,90 323,20 483,02 642,84 Keramba Jaring Apung 330,00 704,60 715,00 869, ,80 Sawah 88,65 96,70 198,25 270,30 342,35 Perikanan Tangkap Sungai 271,26 871,63 885,93 505,38 243,60 Danau 2.296, , , , ,65 Rawa 37,96 313,60 296, Jumlah 3.124, , , , ,40 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi perikanan dari budi daya melalui kolam dan jaring apung. Pengembangan keramba jaringan apung ramah lingkungan perlu dikaji dan dikembangkan tidak hanya di danau Toba, akan tetapi sangat 18

19 memungkinkan dilakukan di sejumlah sungai yang memiliki aliran air yang deras terutama untuk budi daya ikan jurung yang banyak dilakukan di sejumlah Kabupaten seperti di Sungai Bahorok di Kabupaten Langkat. Pengembangan perikanan harus dilakukan dengan tetap memperhatikan lingkungan terutama untuk tetap menjaga kualitas air. (5) Kehutanan Humbang Hasundutan termasuk salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki hutan yang sangat luas. Lebih dari 60% luas Kabupaten ini adalah hutan. Jika dikelola dengan baik, Hutan dipastikan menjadi sumber daya alam yang mampu memberikan nilai ekonomi tinggi, akan tetapi jika dikelola dengan tidak baik akan dapat menjadi ancaman bagi keselamatan lingkungan, tergantung masyarakat untukmengelolanya. Persebaran hutan di yang paling luas di Kabupaten Humbang Hasundutan terdapat di Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Pakkat dan Kecamatan Tarabintang. Luas Kawasan Hutan menurut Kecamatan pada Tahun 2012 dapat dilihat pada berikut: Tabel-16: Luas Kawasan Hutan menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas (Ha) Luas Hutan (Ha) Persen (%) 1. Pakkat , ,95 48,19 2. Onan Ganjang , ,54 32,46 3. Sijamapolang , ,19 54,60 4. Doloksanggul , ,67 21,45 5. Lintong Nihuta , ,85 37,13 6. Paranginan 4.778, ,10 63,35 7. Baktiraja 2.231, ,35 73,90 8. Pollung , ,16 96,37 9. Parlilitan , ,17 71, Tarabintang , ,44 78,14 Luas Total , ,42 60,66 Kebijakan nasional tentang pemanfaatan kawasan hutan sering kurang sinkron dengan situasi di daerah. Tidak jarang kawasan hutan yang seharusnya dilindungi tetapi dijadikan sebagai kawasan tebang yang mengakibatkan kerusakan semakin parah. Dengan demikian diperlukan upaya agar dalam jangka panjang hutan Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dikembalikan sebagaimana fungsinya. Pemerintah perlu mengkaji pengelolaan hutan yang ramah dengan lingkungan dengan mengembangkan hutan insdustri. Pengelolaan hutan dengan mendorong kemitraan masyarkat dengan dunia insdutri sangat berpotensi dilakukan untuk memanfaatkan lahan-lahan kristis dengan tanaman hutan insustri. Pemerintah dapat berperan sabagai fasilitator dan pembuat regulasi. Pola ini banyak diterapkan dalam bidang kehutanan di 19

20 sejumlah Kabupaten di Provinsi Jawab Barat seperti halnya penanaman Kayu Jabon yang sangat diperlukan untuk dunia industri sekarang ini. 3. Pertambangan Sekalipun relatif kecil sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Humbang Hasundutan memberikan kontribusi terhadapproduk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data statistik tahun 2013, bahwa pada tahun 2012 sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar Rp ,7 juta atau sekitar 0,2 persen dari PDRB. Angka ini tentu masih sangat kecil dibandingkan sektor lain terutama sektor pertanian, padahal Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan potensi pertambangan yang sangat besar dan beragam. Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Onanganjang, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang merupakan daerah yang memiliki potensi pertambangan bernilai ekonomis. Jenis bahan tambang yang kemungkinan terdapat di Kabupaten Humbang Hasundutan antara lain adalah : Calsium Carbonat, Pozolan, Batako Tras, Batu Gamping, Kalsit, Gambut Tras, Guano, Batu Kapur dan Biji Emas. Pemerintah sangat memungkinkan mengelola potensi ini dengan melibatkan pusat-pusat penelitian dan dunia industri, sehingga sektor ini dapat menjadi salah satu sektor andalan yang dapat meningkatkan perekomnian daerah. Pengelolaan pertambangan harus tetap menjaga kelestarian lingkungan. 4. Perindustrian Berdasarkan data statistik tahun 2013, bahwa pada tahun 2012 sektor industri memberikan kontribusi sekitar 0,4 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pada hal nilai investasi industri di Kabupaten ini masih relatif kecil. Industri hulu yang mendukung sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan sangat bepotensi di kembangkan di Kabupaten ini. Pola usaha pertanian masyarakat yang masih cenderung berorientasi hanya kepada produksi tidak akan membuka lapangan tenaga kerja secar signifikan dan dipastikan hanya mampu meningkatkan nilai ekonomi dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Untuk itu, pemerintah harus berupaya untuk bermitra dengan dunia usaha industri agar berinvestasi di daerah Kabupaten ini. Nilai investasi ini masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan mengingat potensi yang dimiliki dalam bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan sangat kuat. Upaya ini sangat dibutuhkan untuk perluasan kerja di masa yang akan datang. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut 20

21 Tabel-18: Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Banyaknya Pengeluaran untuk Tenaga Kerja No Tahun Usaha Tenaga Kerja Mikro Kecil Mikro Kecil Mikro Kecil Bangunan Kontribusi sektor bangunan/konstruksi terhadap PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 adalah sekitar 4,2 persen. Kontribusi sektor bangunan berada pada posisi ke 5 (lima) dari 9 (sembilan) sektor perekonomian daerah. 6. Perdagangan Sektor perdagangan berada pada urutan ke-2 (dua) pada distribusi PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan. Pada Tahun 2012 sektor perdagangan mampu memberikan kontribusi sekitar 15,1 persen. Terjadi peningkatan yang signifikan dalam sektor ini setiap tahunnya. Berdasarkan data statistik tahun 2013, bahwa Persentase pelerusahaan perdangan adalah 48 persen adalah perorangan, 37 persen adalah Commanditaire Vennootschap (CV), 3 persen Perseoran Terbatas dan 3 persen Koperasi. Pemerintah perlu meningkatkan sektor ini terutama pemberdayaan peran koperasi. 7. Perhubungan Jalan merupakan prasarana yang penting untuk memperlancar dan mendorong roda perekonomian. Harus diakui bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir pembangunan prasarana jalan sangat terasa baik dalam mendorong pembangunan ekonomi Humbang Hasundutan. Pemerintah telah banyak melakukan perubahan dalam membangun jalan untuk membuka daerah yang terisolasi. Kondisi jalan di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan dan Baktiraja yang kondisi alamnya relatif datar terlihat sangat bagus. Untuk daerah Parlilitan, Tarabintang, Pakkat dan Onanganjang yang kondisi alamnya relatif berbukit, pembangunan prasarana jalan ini pun sangat baik. Berdasarkan data statistik tahun 2013, bahwa 58 persen ruas jalan yang tersedia di Humbang Hasundutan telah beraspal, 6 persen masih berbatuan dan sekitar 28 persen masih jalan tanah. Pemerintah harus meningkatkan kondisi jalan tersebut agar berada pada kondisi 21

22 jalan beraspal. Selain itu, daerah terisolasi sabagaiman terdapat di sejumlah kecamatan seperti Tarabintang, Parliitian, Pakkat dan sebagainya harus segera dibuka dengan membangun jalan baru agar roda perekonomian rakayat berjalan dengan lancar. Pemerintah juga harus mendorong pemerintah Provinsi dan Pusat untuk membuka dan meningkatkan kapasitas jalan yang menghubungkan Kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kabupaten lain terdekat, salah satu diantaranya adalah dengan Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Tapanuli Tengah. 8. Pariwisata Berdasarkan data statistik tahun 2013, terdapat 48 lokasi objek wisata di Kabupaten Humbang Hasundutan yang dapat di kategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok yaitu lokasi wisata terkait dengan kebudayaan dan kepurbakalaan, panorama keindahan alam dan sarana hiburan. Kabupaten Humbang Hasundutan dianugerahi sumber daya alam yang indah dan penuh pesona yang memiliki daya tarik tersendiri terhadap wisatawan. Kekayaan alam ini baru berupa potensi yang apabila dikelola menjadi industri pariwisata dipastikan akan mampu memberikan nilai ekonomi tinggi. Sebahagian besar lokasi parawisata masih belum dapat dikelola dengan baik, karena keterbatasan jalan akses dan infratruktur pendukung. Untuk itu, pemerintah perlu membuat perencanaan yang baik mengelola objek wisata tersebut. Pengelolaan potensi ini membutuhkan pemikiran dan dana besar, untuk itu perlu dilakukan kemitraan dengan sejumlah pengusaha industri wisata yang sekarang ini sangat tersedia. 9. Keuangan Kondisi keuangan daerah Humbang Hasundutan setelah pemerintahan yang defenitif terlihat mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2008 hanya sekitar Rp. 840,9 juta terus meningkat sehinga pada tahun 2012 menjadi Rp ,6 juta. Pembiayan pembangunann dan operasional pemerintahan masih tetap bersumber dari dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Provinsi. Untuk meningkatkan keuangan pemerintah daerah, upaya mendorong pemberian sertifikat tanah oleh Badan Pertanahan Nasional harus dilakukan. Patut diduga bahwa tanah rakyat yang memiliki sertifikat di Kabupaten Humbang Hasundutan masih relatif sedikit. Dengan pemberian sertifikat tersebut akan mendorong peningkatan pemasukan pajak bumi kepada pemerintah. Upaya membangun kamitraan dengan sejumlah dunia insdustri dalam berbagai bidang akan mendorong masuknya investasi ke Humbang Hasundutan yang secara langsung akan meningkatkan pendapatan pemerintah. 22

23 BAB III PERUMUSAN VISI DAN MISI Berdasarkan deskripsi data tentang kondisi, potensi dan permasalahan yang diungkapakan pada uraian sebelumnya bahwa kondisi geografis dan potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan objek wisata menjadi kekuatan yang apabila dikelola dengan baik dan optimal akan memberikan peluang bagi masyarakat Humbang Hasundutan menjadi msayakarat yang maju, mandiri dan sejahtera. Potensi ini juga akan dapat membuka peluang bagi Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki daya saing yang tinggi dengan kaupaten lainnya. Sebaliknya kondisi geografis dan potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan objek wisata akan menjadi kelemahan apabila tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik dan optimal. Tantangan bagi masyarakat dan pemerintah Humbang Hasundutan adalah bagaimana mempersiapkan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan Tata Kelola Pemerintahan yang baik untuk menghasilkan perencanaan dan kebijakan yang baik untuk mengelola potensi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan visi yang dapat memberikan arah dan fokus yang jelas agar pemerintahan dapat tetap konsisten dan eksis, antisipatif dan inovatif. Rumusan visi sebaiknya harus mencakup: potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat dan letak geografis.berdasarkan potensi dan kondisi serta letak geografis Kabupaten Humbang Hasundutan, Visi yang kami sampaikan untuk Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun adalah: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang Maju, Mandiri, Religius, Berbudaya dan Berdaya Saing dengan Keunggulan pada Sektor Pertanian dan didukung oleh Tata Kelola Pemerintahan yang baik Untuk mewujudkan visi di atas dirumuskan misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun ke depan sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan akuntabel, melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, transparan dan mendorong modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; 2. Membangun kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial-budaya dan kerohanian; 3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dengan peningkatan produktivitas bidang pertanian termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan; 23

24 4. Meningkatkan pola kemitraan dan keterpaduan antara pelaku pembangunan dengan dunia industri yang mendukung bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. 5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung dan fungsi tata ruang; 6. Mengembangkan potensi industri pariwisata berbasis budaya dan alam. Penjelasan tentang misi tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan akuntabel, melalui mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, transparan dan mendorong modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel menunjukkan bahwa setiap unsur Aparatur Pemerintah Daerah menyadari bahwa tugas dan kewajibannya adalah sebagai pelayan masyarakat. Idealnya bahwa dalam pribadi setiapaparatur Pemerintah Daerah tertanam tekad untuk bertindak jujur dan bertanggung jawab, dengan memberikan pelayanan prima dan profesional yang dapat mewujudkan kepuasan masyarakat. Untuk itu, penataan tata kelola pemerintahan perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk sistem informasi manajemen. Tata kelola pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan mempunyai makna bahwa pemerintah peka dan peduli terhadap aspirasi masyarakat. Hal itu diwujudkan mulai dari proses penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan demokratis dan transparan. Modernisasi desa dimaksudkan untuk pemberdayaan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan program-program yang dapat membuka akses kepada desa terisolir serta penggunaan teknologi pertanian dan pangan yang disesuaikan dengan kondisi desa. 2. Membangun kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial dan kerohanian; Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan melalui perbaikan sarana prasarana sekolah, penguatan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, perpustakaan dan peningkatan aksessibilitas terhadap informasi dan pengetahuan melalui penyediaan jaringan internet sehingga guru, tenaga kependidikan dan peserta didik mampu 24

25 menghadapi perubahan dan perkembangan kemajuan jaman. Untuk hal itu, akan dilakukan pengembangan jaringan internet ke seluruh sekolah. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi, penguatan peran unit-unit pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) melalui peningkatan jumlah dan kualitas tenaga paramedis/dokter, dan peningkatan daya tampung atau kapasitas unit-unit pelayanan kesehatan. Selain itu, akan dilakukan upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas instrumentasi kesehatan. Pemanfaatan teknologi modern di bidang kesehatan, menjadi faktor pendukung untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan masyarakat, yang sekaligus menjadi program terintegrasi dengan pemanfaatan Kartu Indonesia Sehat (KIS) ber-barcode di Indonesia. Teknologi informasi akan dimanfaatkan untuk sistem informasi manajemen pendidikan dan kesehatan. Pelayanan sosial dan kerohanian akan diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama terutama berkaitan dengan pencegahan kenakalan remaja dandegradasi moral. Membantu masyarakat dalam membangun sarana/parasana rumah ibadah. 3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dengan peningkatan produktivitas bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Kesejahteraan masyarakat Humbang Hasundutan dapat diwujudkan melalui peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dengan mengedepankan pertumbuhan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan sebagai basis ekonomi masyarakat tanpa harus meninggalkan sektor-sektor yang lain. Agribisnis adalah kegiatan berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang terkait, baik di sektor hulu maupun di hilir. Istilah hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai produksi sampai ke rantai sektor pangan (food supply chain). Program ini adalah strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Strategi ini akan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, serta meningkatkan kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial dan berwawasan lingkungan. 4. Meningkatkan pola kemitraan dan keterpaduan antara pelaku pembangunan dengan dunia industri yang mendukung bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. 25

26 Kemitraan merupakan usaha untuk melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri. Upaya ini dimaksudkan untuk percepatan pembanguan, alih pengetahuan dan teknologi, mendapatkan investasi, menampung tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah. Kemitraan diarahkan kepada Kemitraan Usaha, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan, sedangkan pola kemitraan dapat memilih pola yang sesuai, misalnya Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA) yaitu hubungan kemitraan yang di dalamnya kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal. Pola ini banyak diterapkan dalam bidang kehutanan seperti halnya penanaman Kayu Jabon yang sangat diperlukan untuk dunia industri sekarang ini. 5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sesuai dengan daya dukung dan fungsi tata ruang; Peningkatan ketersediaan infrastruktur akan dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas layanan masyarakat. Untuk itu, ketersediaan sarana dan prasarana publik, baik secara kuantitas maupun kualitas yang baik, seperti prasarana jalan, jembatan, irigasi, pasar, gedung sekolah, puskesmas, rumah sakit, perkantoran dan sebagainya sangat diharapkan. Sarana dan prasarana perhubungan menjadi faktor yang sangat penting terutama untuk menghubungan dusun dan/atau desa yang masih terisolir dengan ibukota kecamatan, sehingga akan memperlancar distribusi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan dengan pasar maupun industri. 6. Mengembangkan potensi industri pariwisata berbasis budaya dan alam. Industri pariwisata berbasis budaya dan alam adalah jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan dan alam sebagai objeknya. Panorama keindahan alam, Sejarah, Situs-situs budaya, Musik dan Kesenian, Arsitektur, Kerajinan tangan, Makanan merupakan objek-objek wisata yang dapat dikembangkan menjadi industri pariwisata. 26

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I P E N D A H U L U A N 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BAB I P E N D A H U L U A N 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN a. Letak Geografis Kabupaten Humbang Hasundutan berada di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara, terletak pada garis 2º1-2º28 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U Katalog BPS : 1101002.1204.072 Statistik Daerah Kecamatan Andam Dewi Sopo Godang Raja U Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : bps1204@bps.go.id

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Peran penting sektor pertanian tersebut sudah tergambar dalam fakta empiris yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

Lampiran 1. Matriks Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis HHBK

Lampiran 1. Matriks Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis HHBK Lampiran. Matriks Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis HHBK Unggulan No Kriteria Indikator Standar Nilai 4 5 I. Ekonomi. Nilai a. Tinggi (Bobot 5%) perdagangan ekspor (Nilai ekspor per tahun $ Juta)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PARMAKSIAN 2016 ISBN : 978-602-6431-04-2 No. Publikasi : 12060.1532 Katalog BPS : 1101002.1206073 Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN ANGKONA

PROFIL KECAMATAN ANGKONA PROFIL KECAMATAN ANGKONA Link Website Kecamatan Angkona 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Angkona terletak 32 km di jazirah timur ibukota Kabupaten LuwuTimur. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Nuha

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik

BAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APM) SD/ MI 92 Persen Dituntaskannya program wajib

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN 1. Nama : KECAMATAN PAHUNGA LODU 2. Ibu Kota Kecamatan : TANDENING 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : UTARA=KEC, RINDI, SELATAN=KEC, WULA WAIJELU,TIMUR=LAUT SABU,BARAT

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen PENGUKURAN KINERJA KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI : Identifikasi Dan Pengembangan Komoditi Pangan Unggulan di Humbang Hasundutan Dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Berkelanjutan Hotden Leonardo Nainggolan Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. beli masyarakat. Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN ROTE SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1617 Katalog BPS : 1101002.5314041 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 615 5 No. Publikasi : 18 Katalog BPS : 1101002.1404020 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Barat

Profil Kabupaten Aceh Barat Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Barat : Meulaboh : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci