BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohon Arak (salvadora persica) (Almas,2002). dan minyak atsiri untuk meningkatkan air liur (Zaenab dkk,2004)

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

PERBEDAAN SKOR PLAK GIGI, ph SALIVA, DAN STATUS ORAL HYGIENE PADA PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI ALAT ORTODONTI CEKAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merawat maloklusi. Komponen utama alat ortodonti cekat diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontist adalah ilmu

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tujuan mengatasi maloklusi. Salah satu kekurangan pemakaian alat ortodonti cekat

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB I PENDAHULUAN. nasional karies aktif (nilai D>0 dan karies belum ditangani) pada tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena madrasah anak dimulai dari rumah (Hairuddin, 2014). Berdasarkan

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan perawatan ortodonsi. Keteraturan dan pembersihan plak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat. Kebutuhan akan perawatan ortodonti saat ini meningkat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berupa alat cekat dan alat lepasan (Susetyo, 2000). Alat ortodontik cekat adalah

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan kelainan oklusal yang akan berpengaruh pada fungsi oklusi yang stabil,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya permintaan perawatan ortodontik (Erwansyah, 2012). Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB 1 PENDAHULUAN. perawatan ortodonsi. Kebersihan mulut pada pasien pengguna alat ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. palatum, lidah, dan gigi. Patologi pada gigi terbagi menjadi dua yakni karies dan

PEMELIHARAAN ORAL HYGIENE DAN PENANGGULANGAN KOMPLIKASI PERAWATAN ORTODONTI SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan yang diminati banyak orang untuk merapikan susunan gigi. Tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan percaya diri. 1 Angka kejadian masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tergolong masih tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2 Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang menduduki urutan ketiga setalah karies dan penyakit periodontal. Masyarakat semakin sadar dengan penampilan fisik dan dan masalah psikososial yang berhubungan dengan maloklusi dan penampilan, dimana masalah tersebut memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup seseorang. Kebutuhan akan perawatan ortodonti semakin meningkat karena semakin banyak masyarakat yang sadar akan kondisi gigi geliginya. Hal ini memiliki efek yang baik untuk menyelesaikan masalah maloklusi. 3,4 Pemakaian pesawat ortodonti saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat luas. Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan pesawat ortodonti bukan hanya untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup. Sebaliknya, pada beberapa orang yang sebenarnya 1

2 membutuhkan perawatan tetapi tidak tertarik untuk dirawat karena merasa perawatan ortodonti bukan merupakan kebutuhannya, disisi lain ada orang mau dirawat tetapi tidak mempunyai cukup biaya untuk melakukan perawatan ortodontik. 5 Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari pemakaian pesawat ortodonti, seperti masalah kebersihan mulut dan karies. Perawatan ortodonti khususnya pemakaian pesawat ortodonti cekat dapat memberikan dampak berupa perubahan lingkungan rongga mulut dan komposisi flora rongga mulut, peningkatan jumlah plak yang dapat menyebabkan karies gigi dan gingivitis, sebagai akibat sulitnya prosedur kebersihan mulut pada pasien. 5 Pemakaian pesawat ortodonti baik cekat maupun lepasan dapat mempengaruhi kebersihan mulut dan mengakibatkan akumulasi plak. Banyak penelitian melaporkan bahwa perubahan dalam flora mikroba dalam mulut terjadi setelah memulai perawatan ortodonti. 6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vizitiu dan Ionescu (2011) mengemukakan bahwa konsentrasi bakteri aerob dan anaerob (CFU/sampel) meningkat selama 3 bulan pertama pemakaian pesawat ortodonti. Hal ini menunjukan bahwa perawatan ortodonti menginduksi perubahan dalam lingkungan mulut dengan peningkatan konsentrasi bakteri, ph keasaman dan laju aliran saliva. 4 Pemakaian alat ortodonti cekat juga mengurangi efek kebersihan dari menyikat gigi dalam menghilangkan plak. Meningkatnya akumulasi plak membuat jumlah mikroba rongga mulutpun meningkat, dan akhirnya mengganggu

3 keseimbangan biologi rongga mulut. Selama perawatan ortodonti sangat sulit untuk menjaga kebersihan mulut karena terdapat beberapa komponen alat ortodonti cekat seperti bracket dan wires yang memungkinkan terjadi retensi makanan. 7 Menjaga kebersihan mulut dengan baik merupakan tantangan bagi siapapun terutama pengguna pesawat ortodonti. 8 Kelebihan komposit disekitar dasar bracket merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan akumulasi plak karena permukaan kasar dan adanya celah yang berbeda pada permukaan komposit-email. 9 Pesawat ortodonti cekat berkontribusi terhadap retensi plak dan mengganggu kebersihan mulut. 8 Pesawat ortodonti cekat memiliki desain yang lebih sulit untuk dibersihkan dibandingkan dengan pesawat ortodonti lepasan, sehingga pasien pengguna pesawat ortodonti cekat harus memelihara kebersihan mulut selama perawatan. 10 Kontrol plak yang teratur diperlukan untuk menjaga kebersihan mulut selama perawatan ortodonti cekat. 11 Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada umumnya, untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu indeks. Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif. Nilai atau angka kebersihan gigi dan mulut dari seorang pasien, secara tidak langsung dapat dipakai sebagai dasar untuk memberikan

4 pendidikan dan penyuluhan, motivasi dan evaluasi, yaitu dengan melihat kemajuan atau kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau sekelompok orang, ataupun dapat dilihat perbedaan keadaan klinis seseorang atau sekelompok orang. 12 Pengukuran ph plak dapat mewakili keadaan kesehatan mulut seseorang. Sebagian besar bakteri kariogenik berhabitat di plak. Perubahan ph plak akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri dan juga proses remineralisasi dan demineralisasi dalam proses pembentukan karies. 1 Sehubungan dengan adanya perbedaan penelitian dalam beberapa studi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara pemakaian pesawat ortodonti cekat terhadap status kebersihan mulut dan peningkatan jumlah plak, maka peneliti tertarik untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan indeks higine oral dan ph plak kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat pada siswa/i di SMA Negeri 3 Semarang.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan apakah terdapat perbedaan indeks higiene oral dan ph plak kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan indeks higiene oral dan ph plak kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui indeks higiene oral kelompok pemakai pesawat ortodonti cekat. 2) Mengetahui indeks higiene oral kelompok bukan pemakai pesawat ortodonti cekat. 3) Mengetahui nilai rerata ph plak kelompok pemakai pesawat ortodonti cekat. 4) Mengetahui nilai rerata ph plak kelompok bukan pemakai pesawat ortodonti cekat.

6 5) Mengetahui perbedaan indeks higiene oral kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat. 6) Mengetahui perbedaan ph plak kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengaruh pemakaian pesawat ortodonti cekat terhadap indeks higiene oral dan ph plak dan dapat menjadi sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terutama gigi dan mulut. 1.4.2 Manfaat untuk Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya promotif, preventif dan rehabilitatif bagi kebersihan gigi dan mulut masyarakat, yang selanjutnya digunakan untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut.

7 1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat Dapat meningkatkan motivasi masyarakat khususnya bagi yang memakai pesawat ortodonti cekat untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut guna mencegah penyakit rongga mulut yang bisa muncul. 1.4.4 Manfaat untuk Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Orisinalitas Penelitian Nama Judul Tahun Metode Hasil Stany Cecilia, Status Kebersihan 2012 Cross Sectional Deskriptif Sebagian besar Vonny N.S. Mulut dan Subjek: 38 mahasiswa Wowor dan Status Karies mahasiswa pengguna alat P.S. Gigi pengguna alat ortodontik Anindita Mahasiswa Pengguna Alat ortodontik cekat di Program Studi cekat memiliki kebersihan Ortodontik Kedokteran Gigi mulut yang Cekat 13 Fakultas baik. Kedokteran Sedangkan Universitas Sam untuk karies Ratulangi Manado Variabel bebas sebagian besar mahasiswa pengguna alat status kebersihan ortodontik mulut dan status cekat bebas karies gigi karies Variable terikat: mahasiswa sedangkan sisanya pengguna alat terpapar karies ortodontik cekat

8 Penelitian ini berbeda dengan penelitian diatas karena penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelompok pemakai dan bukan pemakai pesawat ortodonti cekat sedangkan variabel tergantungnya adalah indeks higiene oral dan ph plak.