TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V DI SD NEGERI SONOREJO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh: MARYUNI NIM

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 PAKUNCEN KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh: Siti Aminah NIM

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

PERBEDAAN KEMAMPUAN DRIBBLING

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

KEMAMPUAN DASAR DRIBLING DAN SHORT PASSED SEPAKBOLA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI WATES KECAMATAN DUKUN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BLONDO 3, KECAMATAN MUNGKID, KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : Hasan Fajri NIM

HUBUNGAN INDEKS KEBUGARAN DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA SISWA SD

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS IV, V SD NEGERI BOJONG 1-2 MUNGKID MAGELANG

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

MOTTO. Puncak dari segala kepuasan adalah syukur kepada Allah.

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama

METODOLOGI PENELITIAN

Motto. 1. Inna solati wanusuki wamahyaya wamamati lil lahi robbil alamiin.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKTAKRAW USIA TAHUN DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PERBEDAAN KETEPATAN SERVIS ATAS DAN SERVIS BAWAH PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP N 2 SALAMAN MAGELANG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI. Oleh Anung Humami NIM

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BOLAVOLI MINI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 2 KINCANG KECAMATAN RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

SKRIPSI. Oleh: Sawal NIM

III. METODOLOGI PENELITIAN

RENDAH. Oleh RAGAAN. iiiii

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar

SKRIPSI. Disusun Oleh: Alfianto Ari Nugroho

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

KEMAMPUAN DASAR MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA KASTI SISWA KELAS III DAN KELAS IV SD NEGERI RINGINANOM 2, KECAMATAN TEMPURAN, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI

Oleh : Tri Wuryankintik NIM SKRIPSI

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

TITUS ANDI SEMBIRING.

EFEKTIVITAS PROGRAM LATIHAN REG PARK TERHADAP PERKEMBANGAN OTOT PADA KONDISI BULKING MEMBERS CLUB HOUSE CASA GRANDE SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

KECAKAPAN PASSING BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI MINI SD NEGERI 2 KEDUNGWULUH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH SKRIPSI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

SKRIPSI. Oleh: Nurteja Abiwatta NIM

BAGI BANTUL SKRIPSI FAKULTAS

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI. Oleh: Sri Atyanti NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB.

KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PACEKELAN KECAMATAN PURWOREJO SKRIPSI

Transkripsi:

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan Oleh: Arlin Dwi Hastuti 08601244058 PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

MOTTO Kuatkanlah hatimu dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan.(arlin Dwi Hastuti) Kekuatan dan kesabaran adalah senjata menghadapi tantangan.(arlin Dwi Hastuti) Ambillah hikmah dari segala kesalahan yang terjadi.(arlin Dwi Hastuti) v

PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk : Kedua orang tuaku yang selalu mengajariku tentang arti kehidupan, arti kedisiplinan dan berperilaku. Membanting tulang untuk membiayaiku sampai aku berkeluarga. Pagi, siang, malam selalu mendoakanku. Andhy Indra Wijaya suamiku yang selalu mengisi bensin dalam hidup dan semangatku dengan cinta dan kasih. Nararya Putra Javasindra bintang kecilku yang selalu menerangi disetiap langkahku, obat lelahku, semangat hidupku. vi

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD N 2 KARANGNONGKO KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN Oleh: Arlin Dwi Hastuti NIM. 08601244058 ABSTRAK Belum diketahui data tentang tingkat kesegaran jasmani anak kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survey dengan instrumen berupa tes dan pengukuran. Instrumen kesegaran jasmani dengan menggunakan TKJI umur 10-12 tahun. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko yang berjumlah 47 anak. Analisis data digunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian ini diperoleh tingkat kesegaran jasmani siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, sebagian besar berada pada kategori sedang sebanyak 25 anak ( 53,2 %), diikuti kategori baik sebanyak 22 anak (46,8%) dan tidak ada yang berada dalam kategori baik sekali maupun kurang sekali. Hasil tersebut dapat disimpulkan tingkat kebugaran jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten adalah sedang. Kata kunci: Tingkat kesegaran Jasmani, Siswa Kelas Atas SD. vii

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten dengan lancar. Dalam penyusunan skripsi ini pastilah penulis mengalami kesulitan dan kendala. Dengan segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertaiku sampai nafas terakhir. 2. Bapak Prof. Rohmat Wahab, M.A, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian. 4. Bapak Amat Komari, M.Si, selaku Ketua Jurusan POR yang telah memfasilitasi dalam melaksanakan penelitian. 5. Bapak Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan dalam akademik. 6. Ibu Dra. Sri Mawarti, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini. viii

7. Bapak dan Ibu Guru di SD Negeri 2 Karangnongko yang telah memberikan kerjasama dalam pengambilan data skripsi. 8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. 9. Keluarga ku di Sleman, Klaten yang selalu menyertaiku melalui doa penuh pengharapan dan kasih sayang. 10. Semua teman PJKR C 08 sebagai sahabatku yang menemani suka duka bersama di kampus Tercinta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kelengkapan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khusunya dan bagi semua pihak pada umumnya. Dan penulis berharap skripsi ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk acuan pembuatan skripsi selanjutnya agar menjadi lebih baik. Yogyakarta, Desember 2013 Penulis ix

DAFTAR ISI Halaman COVER. LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DATAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii x xii xiii xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Batasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik... 7 1. Hakikat Kesegaran Jasmani... 7 2. Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani... 9 3. Faktor-Faktor Yang Mcmpengaruhi Kesegaran Jasmani 12 4. Fungsi Kesegaran Jasmani... 16 5. Karakteristik Anak SD... 17 x

B. Penelitian Yang Relevan... 22 C. Kerangka Berpikir... 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 25 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 25 C. Waktu dan Tempat. 26 D. Populasi Penelitian... 26 E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 26 F. Analisis Data... 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pcnelilian... 31 1. Lari 40 Meter... 31 2. Gantung Siku Tekuk... 32 3. Baring Duduk 30 Detik... 34 4. Loncat Tegak... 35 5. Lari 600 Meter... 37 6. Tingkat Kesegaran Jasmani (TKJI)... 39 B. Pembahasan... 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 43 B. Implikasi... 43 C. Keterbatasan Penelitian... 44 D. Saran... 44 DAFTARPUSTAKA... 45 LAMPIRAN... 47 xi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun Putra 29 Tabel 2. Nilai Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun Putri 29 Tabel 3. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia... 30 Tabel 4. Statistik Penelitian Lari 40 Meter... 31 Tabel 5. Deskripsi Hasil Penelitian Lari 40 Meter... 32 Tabel 6. Statistik Penelitian Gantung Siku Tekuk... 33 Tabel 7. Deskripsi Hasil Penelitian Gantung Siku Tekuk... 33 Tabel 8. Statistik Penelitian Baring Duduk 30 Detik... 34 Tabel 9. Deskripsi Hasil Penelitian Baring Duduk 30 Detik... 35 Tabel 10. Statistik Penelitian Loncat Tegak... 36 Tabel 11. Deskripsi Hasil Penelitian Loncat Tegak... 36 Tabel 12. Statistik Penelitian Lari 600 Meter... 37 Tabel 13. Deskripsi Hasil Penelitian Lari 600 Meter... 38 Tabel 14. Deskripsi Tingkat Kesegaran Jasmani... 39 xii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Lari 40 Meter... 32 Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Gantung Siku Tekuk... 34 Gambar 3. Diagram Hasil Penelitian Baring Duduk 30 detik... 35 Gambar 4. Diagram Hasil Penelitian Loncat Tegak... 37 Gambar 5. Diagram Hasil Penelitian Lari 600 Meter... 38 Gambar 6. Diagram Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko... 40 xiii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Dari BAPPEDA... 48 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Dari Kecamatan Karangnongko... 49 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Dari UPTD... 50 Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian Dari SD Negeri 2 Karangnongko 51 Lampiran 5. Tabulasi Hasil Penelitian... 55 Lampiran 6. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko... 57 Lampiran 7. Petunjuk Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Usia 10-12 Tahun... 59 Lampiran 11. Formulir TKJI... 70 Lampiran 12. Statistik Deskriptif... 71 Lampiran 13. Distribusi Frekuensi... 72 Lampiran 14. Dokumentasi... 82 xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang dalam kehidupannya. Demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah. Pendidikan jasmani berusaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat. Kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas (Rusli Lutan, 2002 : 1). Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan kesungguhan dan tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang (Ichsan, 1998). Kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas ( Rusli Lutan, 2001: 7). Kesegaran jasmani merupakan sebuah tuntutan dalam hidup agar sehat dan mampu menghasilkan sesuatu yang produktif sebagai bagian dari program pendidikan jamani di sekolah. Pembinaan kesegaran jasmani sangat strategis karena 1

mendukung kapasitas belajar siswa dan menggiatkan partisipasi siswa secara menyeluruh yang sangat diutamakan ditingkat sekolah dasar. Belum ada obat yang sekarang atau masa depan akan dipakai, yang menjanjikan dengan pasti akan memberikan dan mempertahankan kesehatan lebih baik daripada kebiasaan hidup yang senantiasa berolahraga (Jonathan Kuntaraf, 1992: 105). Proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat memberi pelajaran berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga serta nilai-nilai sportifitas, kejujuran, kerjasama dan pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Melalui pendidikan jasmani siswa diharapkan dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Menurut Rusli Lutan (2001: 2), tujuan pendidikan jasmani adalah pemahaman konsep kebugaran jasmani dan aktivitas jasmani untuk mencapai keadaan sehat. Tujuan pendidikan jasmani yaitu, memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, social, emosional dan moral (Achmad Paturusi, 2012: 12). Kesegaran jasmani merupakan unsur penting bagi siswa SD. Siswa dibina sedini mungkin supaya fisik kuat dan mempunyai kesegaran jasmani yang baik, sehingga dapat melakukan tugas sekolah dengan baik tanpa adanya rasa lesu atau malas baik di dalam kelas maupun diluar kelas sampai akhir pelajaran. Peningkatan kesegaran jasmani siswa tentu tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan program pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah 2

saja. Hal ini dikarenakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani seseorang, minimal orang tersebut harus melakukan aktivitas jasmani atau latihan sekurang-kurangnya 3 sampai dengan 5x dalam satu minggu, berdurasi 20 sampai dengan 60 menit tiap melakukan aktivitas jasmani menurut Djoko Pekik Irianto, yang dikutip oleh Nur Khamdan (2012: 3). Lingkungan sekitar sebagai tempat tinggal sangat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesegaran jasmani. SD Negeri 2 Karangnongko berada di daerah pedesaan tepatnya di desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Letak geografis desa tersebut adalah jalan yang berliku, didaerah pegunungan dan masih banyak daerah perkebunan maupun persawahan. Sekolah tersebut mempunyai banyak siswa yang setiap harinya datang untuk belajar. Tingkat ekonomi anak pun bermacam-macam, karena pekerjaan orang tua yang bekerja sebagai petani, pedagang, pegawai dan TKI. Selain itu aktifitas anak di sekolah dan di luar sekolah juga berbedabeda, dengan keadaan tersebut maka tingkat kesegaran jasmani anak sangat beraneka ragam. Hal ini terbukti ketika pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Ada sebagian anak yang baru melakukan aktifitas sebentar sudah lelah, mengeluh, tetapi ada juga anak yang masih bisa mengikuti pembelajaran di sekolah sampai jam sekolah yang ditetapkan tanpa mengalami kelelahan dan rasa kantuk. Menurut Sunarto dkk (2013: 4) setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Menurut Rusli Lutan (2000: 2) tujuan kesegaran jasmani adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik 3

tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud, kelak anak muda itu menjadi seseorang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas dalam waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang tingkat kesegaran jasmani siswa kelas atas di SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Belum diketahuinya kesegaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko. 2. Kurangnya kesegaran jasmani dapat mempengaruhi tingkat belajar siswa. 3. Kurangnya kesegaran jasmani dapat menimbulkan rasa cepat lelah saat belajar. 4

C. Batasan Masalah Mempertimbangkan keterbatasan penulis, luasnya permasalahan, dan agar permasalahan lebih memfokus, maka penelitian dibatasi tentang: Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Tahun 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Seberapa Besar Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Tahun 2013? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Karangnongko, tahun 2013. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan teori tentang pentingnya kesegaran jasmani bagi anak dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti. 5

a. Bagi guru, dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan segala kreativitasnya dalam usaha meningkatkan kesegaran jasmani siswa. b. Bagi siswa, diharapkan setelah mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran jasmaninya anak lebih terpacu untuk meningkatkan kesegaran jasmaninya. c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dan meningkatkan pembelajaran kepada siswa dalam hal peningkatan kesegaran jasmani anak. d. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman dalam tes kesegaran jasmani dan mengetahui kekurangan dan kelebihan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuhan untuk memperbaiki diri. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Hakikat Kesegaran Jasmani Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. Agus Mukhlolid (2004 :3) menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan. Suratman (1975) ke segaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stress fisik yang layak. Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung seumur 7

hidup. Pendidikan jasmani diharapkan dapat membantu siswa memiliki kesagaran jasmani yang baik. Tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang menjadi peranan penting dalam melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Tingkat kesegaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh semua orang, termasuk anak usia sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/sederaj at). Berdasarkan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, siswa mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan waktu lebih lama dibanding siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang rendah. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan Djoko Pekik Irianto (2004: 2-3) kesegaran jasmani adalah Kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kesegaran digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: a. Kesegaran statis: keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat atau disebut sehat. 8

b. Kesegaran dinamis: kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang tidak memerlukan ketrampilan khusus. Misalnya berjalan, berlari, melompat. c. Kesegaran motorik: kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang menuntut ketrampilan khusus. Misalnya seorang pelari dituntut memiliki teknik berlari yang benar untuk memenangkan perlombaan. Dengan demikian dapat disimpulkan kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain. 2. Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani Ada beberapa komponen kesegaran jasmani dan itu sangat penting untuk diketahui karena komponen-komponen tersebut merupakan penentu baik buruknya tingkat kesegaran jasmani seseorang. Rusli Lutan (2002: 8 ), menyatakan bahwa komponen kesegaran jasmani terdiri atas: a. Kesegaran yang terkait dengan kesehatan: 1) Kekuatan otot, adalah kemampuan seseorang untuk menggerahkan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan. 2) Daya tahan otot, adalah kemampuan sekelompok otot untuk menggerahkan daya maksimum selama periode waktu yang relatif lama terhadap sebuah tahanan yang lebih ringan daripada beban yang bisa digerakkan oleh seseorang. 9

3) Daya tahan aerobik, adalah kemampuan jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke bagian tubuh lainnya dan kemampuan untuk menyesuaikan serta memulihkan dari aktivitas jasmani. 4) Fleksibilitas, adalah kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. b. Kesegaran jasmani yang terkait dengan performa: 1) Koordinasi, adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.. 2) Keseimbangan, adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakangerakan dengan baik dan benar. 3) Kecepatan, adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 4) Kelincahan, adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan. 5) Power, adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. 10

6) Waktu reaksi, adalah durai yang diperlukan setiap kali berlatih untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan. Djoko Pekik Irianto (2004: 4), kesegaran yang berhubungan dengan kesehatan memiliki 4 komponen dasar, meliputi: 1) Daya tahan paru-jantung, yakni kemampuan paru-jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama. 2) Kekuatan dan daya tahan otot, yakni kemampuan otot melawan beban dalam satu usaha. 3) Kelentukan, yakni kemampuan persendian bergerak secara leluasa. 4) Komposisi tubuh, yakni perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan dalam persentase lemak tubuh. Mutohir dan Gusril (2004: 72) komponen kesegaran jasmani terdiri dari 2 bagian, yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari: daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan terdiri dari: kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi. Sadoso Sumosardjuno (1989: 9) mengelompokkan kesegaran jasmani dalam 4 komponen, diantaranya : 11

1) Ketahanan jantung dan peredaran darah ( cardiovascular endurance) 2) Kekuatan (strength) 3) Ketahanan otot (muscular endurance) 4) Kelenturan (flexibility) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bawa komponenkomponen pokok yang berkaitan dengan kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari. Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah, paru dan otot. Tanpa mengalami kelelahan yang berarti yakni adanya pemulihan kembali, masih memiliki cadangan energi. Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Tingkat kesegaran jasmani seseorang perlu terus dipelihara agar selalu berada dalam kondisi yang prima. Untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani perlu dibiasakan hidup sehat dan selalu menjaga kesegaran tubuh dengan melakukan latihan kesegaran jasmani yang teratur. Manfaat 12

dari latihan fisik bukan hanya meningkatkan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh, tapi juga berdampak kepada peningkatan rasa percaya diri, perbaikan kualitas tidur, dan menurunkan tingkat stress. Latihan kesegaran adalah proses sistematis menggunakan rangsang gerak untuk meningkatkan kualitas kesegaran. Latihan kesegaran juga dapat diartikan sebagai proses sistematis menggunakan atau mempertahankan kualitas fungsi tubuh yang meliputi kualitas daya tahan paru-jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan dan komposisi tubuh. Program latihan fisik yang baik harus dapat menghasilkan peningkatan kualitas fisik dari orang yang melakukan latihan tersebut. Untuk bias mencapainya, program latihan harus mengikuti prisipprinsip latihan sebagai berikut: a) Prinsip dasar overload, yaitu suatu prinsip latihan dimana pembebanan latihan harus ditambah pada waktu tertentu, artinya beban latihan tidak monoton. Ada saatnya semakin berat namun diselinggi dengan latihan ringan. b) Latihan untuk mencapai kondisi fisik yang baik setidaknya harus dilakukan tiga sampai lima kali dalam seminggu. c) Latihan harus progresif, artinya secara berangsur-angsur disesuaikan dengan perkembangan prestasi orang yang melakukan latihan. d) Latihan mengandung unsur individualitas, karena sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok untuk semua orang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam prinsip 13

individualitas ini antara lain: jenis kelamin, usia, tingkat kesegaran jasmani, selera, komposisi, tipe tubuh serta karakter kepribadiannya. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 7-9) untuk mendapatkan kesegaran yang memadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat, meliputi tiga upaya bugar yaitu, makan, istirahat, dan olahraga. a. Makan Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memerlukan makan yang cukup. Baik kuantitas maupun kualitas, yakni memenuhi syarat makanan sehat seimbang, cukup energi dan nutrisi. b. Istirahat Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus menerus sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indicator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istrahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau beraktivitas sehari-hari dengan nyaman. c. Berolahraga Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran, misalnya dengan melakukan masase, mandi uap(sauna, 14

steam), berendam dipancarn air hangat ( whirpool), dan berlatih olahraga. Berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu berkonsentrasi), dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi). Djoko Pekik Irianto (2004: 16-21) menjelaskan bahwa keberhasilan mencapai kesegaran jasmani sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi: tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting lagi adalah takaran atau dosis yang dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time). a. Frekuensi Frekuensi adalah banyaknya unit latihan per minggu. Untuk meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu. Sebaiknya pelaksanaannya dilakukan berselang, misalnya: Senin, Rabu, Jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) tenaga. b. Intensitas Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut intensitas. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan 15

tujuan latihan. Latihan aerobik menggunakan patokan kenaikan detak jantung. c. Time Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Untuk meningkatkan kebugaran paru jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu latihan 20 sampai dengan 60 menit. 4. Fungsi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kesegaran jasmani harus dimiliki oleh setiap orang untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan produktifitas prestasi dalam kerja baik di sekolah, di tempat kerja maupun aktivitas sehari-hari. Kesegaran jasmani bagi tubuh dapat mencegah berbagai penyakit. Agus Mukholid (2004: 3) fungsi kesegaran jasmani terbagi dalam 3 golongan yaitu: 1) Golongan pertama yang berdasarkan pekerjaan, kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar. 16

2) Golongan kedua berdasarkan keadaan, kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk rehabilitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran. 3) Golongan ketiga berdasarkan umur, bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi kesegaran jasmani adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 5. Karakteristik Siswa SD Karakteristik perkembangan anak SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Semua telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat menangkap bola dan berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial semua telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelamin, mulai berkompetisi dengan teman sebaya. Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, mengontrol emosi, mampu berpisah dengan orang tua dan mulai belajar tentang konsep nilai, misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasan anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan aktivitas, 17

mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Menurut Mulyani yang dikutip oleh Nur Khamdan (2012: 22-27 ) karakteristik anak SD sebagai berikut: a. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani 1) Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. 2) Nutrisi dan kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lambat, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya, anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. 3) Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat menganggu gerak dan kesehatan anak. 18

4) Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lan kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari. b. Perkembangan Intelektual dan Emosional 1) Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama antara lain, kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan temantemannya. 2) Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. 3) Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu 19

mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. 4) Perlakuan saudara serumah (kakak -adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. 5) Untuk mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak. 6) Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani. Anak disuruh melakukan sesuatu diluar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat 20

positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat. c. Perkembangan Bahasa Bahasa telah berkembang sejak anak usia 6 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya. d. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap 1) Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah apabila berbuat atau berperilaku yang positif. 2) Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas. 21

3) Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: memiliki nilai pendidikan, memberikan motivasi kepada anak, memperkuat perilaku dan memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi. 4) Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: fungsi restruktif, fungsi pendidikan, sebagai penguat motivasi. 5) Syarat pemberian hukuman adalah: segera diberikan, konsisten, konstruktif, impresioal artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, harus disertai alasan, sebagai alat kontrol diri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui sifat-sifat serta karakteristik tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Suyatma (2 011), dalam judul Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V, VI Sekolah Dasar Negeri Panembahan Kota Madya Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri Panembahan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang 22

digunakan adalah tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI sebanyak 78 siswa. C. Kerangka Berpikir Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah yang berlebih dan masih mempunyai cadangan energi untuk kegiatan yang lain. Kesegaran jasmani sangat diperlukan oleh seorang siswa atau anak didik. Kesegaran jasmani mempunyai peran penting dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia, karena itu kesegaran jasmani dapat menentukan hasil kerja seseorang. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa lebih baik. Siswa yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, karena dalam setiap pembelajaran yang diberikan di sekolah dapat diterima lebih siap dan selalu dalam keadaan bugar, sehingga semua akan berlomba-lomba untuk memiliki kesegaran jasmani yang baik melalui aktivitas jasmani yang benar sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Upaya peningkatan kesegaran jasmani melalui pendidikan jasmani perlu evaluasi dengan melakukan pengukuran yang dilakukan dengan cara menyeleggarakan tes kesegaran jasmani terhadap siswa dengan menggunakan alat ukur kesegaran jasmani yang sudah baku. Dengan dimilikinya kesegaran jasmani yang baik seorang siswa memiliki daya tahan kardiorespirasi, daya 23

tahan otot, kecepatan, kekuatan dan power menjadi lebih baik sebagai pendukung untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa SD Negeri 2 Karangnongko, Kabupaten Klaten, menggunakan tes kesegaran jasmani dari depdiknas untuk umur 10-12 tahun dengan tes kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) yang terdiri atas 5 butir tes antara lain: lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, artinya dalam penelitian ini peneliti hanya ingin menggambarkan situasi yang saat ini sedang berlangsung tanpa pengujian hipotesa. Cara pengambilan datanya menggunakan metode survey dengan teknik tes dan pengukuran. Populasi penelitian menggunakan siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah tes kesegaran jasmani Indonesia untuk usia 10-12 tahun. Dari data yang sudah terkumpul kemudian dikonversikan ke dalam tabel kategori tes kesegaran jasmani Indonesia dan dianalisis dengan cara deskriptif persentase untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani. Tingkat kesegaran jasmani adalah suatu keadaan atau kemampuan siswa kelas atas SD Negeri 2 Karangnongko yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia 10-12 tahun yang sudah baku terdiri atas 5 butir tes antara lain: lari 40 meter, gantung siku, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter. 25

C. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 November 2013 di SD Negeri 2 Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. D. Populasi penelitian Populasi adalah seluruh subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 2 Karangnongko. Keseluruhan siswa kelas IV, V, dan VI berjumlah 47 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 33 siswa putri. Sebaran Populasi No Kelas Putra Putri 1 IV 4 10 2 V 3 11 3 VI 7 12 Jumlah 14 33 E. Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10 12 tahun (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010) yang terdiri atas: a. Lari 40 meter untuk mengukur kecepatan, dengan satuan ukuran detik. b. Gantung siku tekuk untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu, dengan satuan ukuran detik. c. Baring duduk 30 detik untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut, dengan satuan ukuran kali. 26

d. Loncat tegak untuk mengukur daya ledak dan tenaga eksplosif, dengan satuan ukuran cm. e. Lari 600 meter untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, dengan satuan ukuran menit, detik. 2. Teknik pengumpulan data menggunakan rangkaian pelaksanaan TKJI adalah sebagai berikut: a. Persiapan teknis 1) Pembuatan formulir TKJI 2) Mempersiapkan lintasan lari untuk lari jarak 40 meter termasuk merapihkan lintasan agar terhindar dari kecelakaan. 3) Mempersiapkan papan tunggal untuk melakukan Pull Up. 4) Matras untuk melakukan gerakan sit up. 5) Pengukur loncat tegak ( vertical jump ) berupa papan berskala centimeter, serbuk kapur dan penghapus papan tulis. 6) Alat penunjang berupa stop wacth, bendera start, tiang pancang, nomor dada, peluit, alat tulis, dll. 7) Teman-teman yang membantu siap pada posnya masing-masing. b. Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia terlebih dahulu memberitahukan kepada siswa agar siswa mempersiapkan diri seperti sarapan terlebih dahulu agar kondisi badan dalam keadaan prima. Tim penilai berjumlah 5 orang yang berada di tiap pos agar penilaian berjalan dengan lancar. Pelaksanaan tes dilakukan secara bersambung, artinya siswa yang telah dites tahapan pertama 27

melanjutkan pada tahapan berikutnya. Siswa yang berjumlah 47 dibagi sesuai dengan jenis kelamin, yaitu siswa putra berjumlah 14 dan putri berjumlah 33 anak. Saat melakukan tes siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tiap kelompok anak terdiri atas 3 anak, sehingga terdapat 5 kelompok siswa putra dan 11 kelompok siswa putri. Sesudah dibentuk kelompok kelompok melakukan tes, maka segera berpindah ke pos berikutnya dan sekelompok sebelumnya menyusul. F. Analisis data Analisis data menggunakan diskriptif kuantitatif dengan persentase untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani sesuai dengan norma tes Kesegaran Jasmani Indonesia umur 10-12 tahun. Langkah langkah untuk mengklasifikasikan kesegaran jasmani siswa dengan petunjuk penilaian TKJI umur 10-12 tahun adalah sebagai berikut: 1. Hasil Kasar Presensi setiap butir tes yang dicapai oleh anak yang telah mengikuti tes dcatat disebut hasil kasar. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena satuan yang digunakan oleh masing masing butir tes tidak sama, yaitu: a. Untuk butir tes lari dan gantung siku menggunakan satuan waktu ( menit dan detik ). 28

b. Untuk butir tes baring duduk menggunakan satuan ukuran jumlah ulangan gerakan ( berapa kali ) c. Untuk butir tes loncat tegak, menggunakan satuan ukuran jarak 2. Nilai Tes ( centimeter ). Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda tersebut, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama. Satuan ukuran pengganti itu adalah nilai (tabel 1 dan 2). Hasil kasar setiap butir tes diubah menjadi nilai, berikutnya adalah menjumlahkan nilai nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil penjumlahan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi kesegaran jasmani anak dengan menggunakan Norma Kesegaran Jasmani Indonesia (tabel 3). Tabel 1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun putra. Nilai Lari 40 meter Gantung siku tekuk 29 Baring duduk 30 detik Loncat tegak (cm) Lari 600 meter 5 Sd- 6.3 51 ke atas 23 ke atas 46 ke atas s.d- 2 09 4 6.4-7.5 31-50 18-22 38-45 2 10-2 30 3 7.6-8.3 15-30 12-17 31-37 2 31-2 45 2 8.4-9.6 5-14 4-11 24-40 2 46-3 44 1 9.7 -dst 4 -dst 0-3 23 dst 3 45 -dst (Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2010: 24) Tabel 2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun putri Nilai Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 Loncat tegak (cm) Lari 600 meter detik 5 Sd- 6.7 40 ke atas 20 ke atas 42 ke atas s.d- 2 32 4 6.8-7.5 20-39 14-19 34-41 2 33-2 54 3 7.6-8.3 8-19 7-13 28-33 2 55-3 28

2 8.4-9.6 2-7 2-6 21-27 3 29-4 22 1 9.7 -dst 0-1 0-1 20-dst 4 23 dst (Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2010: 24) Tabel 3. Norma Tes Kesegaran Jasmani No Jumlah nilai Klasifikasi Kategori 1 22-25 Baik sekali (BS) 2 18-21 Baik (B) 3 14-17 Sedang (S) 4 10-13 Kurang (K) 5 5-9 Kurang sekali (KS) (Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2010: 25) Dari tabel 3 di atas, dapat diketahui kategori kesegaran jasmani yang terdiri atas lima kategori kesegaran jasmani, yaitu kategori kesegaran jasmani baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Untuk menentukan rumus persentase rumus adalah sebagai berikut: Keterangan: P : Persentase N : Nilai tes Kesegaran jasmani yang meliputi kategori: Kurang sekali, kurang, sedang, baik, dan baik sekali F : Jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian 30

A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa ketas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Tes kesegaran jasmani menggunakan tes TKJI dengan 5 item tes pengukuran yaitu lari 40 meter, gantung siku, duduk baring 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Deskripsi hasil penelitian masing-masing tes diuraikan sebagai berikut: 1. Lari 40 Meter Hasil penelitian tes lari 40 meter dideskripsikan berdasarkan jenis masing-masing jenis kelamin, hasil penelitian lari 40 meter untuk siswa putra dan siswa putri kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten diperoleh statistik penelitian sebagai berikut : Tabel 4. Statistik Penelitian Lari 40 meter Keterangan Lari 40 Meter Mean 5,7562 Median 6,0000 Mode 5,000 Std. Deviation 1,17995 Range 3,94 Minimum 4,06 Maximum 8,00 bawah ini: Deskripsi hasil penelitian lari 40 meter dapat dilihat pada tabel di 31

Tabel 5. Deskripsi Hasil Penelitian Lari 40 meter Putra Putri Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali s.d 6,3 11 78,57% Baik 6,4 6,9 1 7,14% Sedang 7,0 7,7 2 14,29% Kurang 7,8 8,8 0 0,00% Kurang Sekali 8,9 dst 0 0,00% Total 14 100,00% Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali s.d - 6.7 23 69,70% Baik 6.8-7.5 8 24,24% Sedang 7.6-8.3 2 6,06% Kurang 8.4-9.6 0 0,00% Kurang Sekali 9.7 - dst 0 0,00% Total 33 100,00% Apabila diaplikasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% Kurang Sekali 14,3% 6,1% 7,1% 24,2% 78,6% 69,7% Kurang Sedang Baik Baik Sekali Putra Putri Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Lari 40 meter 2. Gantung Siku Tekuk Hasil penelitian tes gantung siku tekuk dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, hasil penelitian gantung angkat tubuh kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten diperoleh statistik sebagai berikut : 32

bawah ini : Tabel 6. Statistik Penelitian Gantung Siku Tekuk Keterangan Gantung Siku Tekuk Mean 19,15 Median 19,00 Mode 21 Std. Deviation 7,111 Range 28 Minimum 7 Maximum 35 Deskripsi hasil penelitian gantung siku dapat dilihat pada tabel di Tabel 7. Deskripsi Hasil Gantung Siku Tekuk Putra Putri Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 51 keatas 0 0,00% Baik 31 50 1 7,14% Sedang 15 30 8 57,14% Kurang 5 14 5 35,71% Kurang Sekali 4 dst 0 0,00% Total 14 100,00% Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 40 - ke atas 0 0,00% Baik 22-39 9 27,27% Sedang 8-19 23 69,70% Kurang 2-7 1 3,03% Kurang Sekali 0-1 0 0,00% Total 33 100,00% Apabila diaplikasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 33

100,0% 50,0% 0,0% 35,7% 0,0% 0,0% 3,0% Kurang Sekali 69,7% 57,1% 27,3% 7,1% 0,0% 0,0% Kurang Sedang Baik Baik Sekali Putra Putri Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Gantung Siku Tekuk 3. Baring Duduk 30 Detik Hasil penelitian tes baring duduk dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, hasil penelitian tes baring duduk 30 detik kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten diperoleh statistik sebagai berikut : Keterangan Baring Duduk Mean 13,66 Median 14,00 Mode 15 Std. Deviation 2,325 Range 11 Minimum 8 Maximum 19 bawah ini : Tabel 8. Statistik Penelitian Baring Duduk 30 Detik Deskripsi hasil penelitian gantung siku dapat dilihat pada tabel di 34

Tabel 9. Deskripsi Hasil Baring Duduk 30 detik Putra Putri Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 23 keatas 0 0,00% Baik 18 22 2 14,29% Sedang 12 17 8 57,14% Kurang 4 11 4 28,57% Kurang Sekali 0 3 0 0,00% Total 14 100,00% Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 17 - ke atas 2 6,06% Baik 13-16 21 63,64% Sedang 7-12 10 30,30% Kurang 2-6 0 0,00% Kurang Sekali 0-1 0 0,00% Total 33 100,00% Apabila diaplikasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% Putra Putri 63,6% 57,1% 30,3% 28,6% 14,3% 6,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali Gambar 3. Diagram Hasil Penelitian Baring Duduk 30 Detik 4. Loncat Tegak Hasil penelitian tes loncat tegak dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, hasil penelitian tes loncat tegak kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten diperoleh statistik sebagai berikut : 35

ini : Tabel 10. Statistik Penelitian Loncat Tegak Keterangan Loncat Tegak Mean 21,30 Median 22,00 Mode 23 Std. Deviation 7,271 Range 37 Minimum 5 Maximum 42 Deskripsi hasil penelitian gantung siku dapat dilihat pada tabel di bawah Tabel 11. Deskripsi Hasil Penelitian Loncat Tegak Putra Putri Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 46 keatas 0 0,00% Baik 38 45 0 0,00% Sedang 31 37 3 21,43% Kurang 24 30 5 35,71% Kurang Sekali 23 dst 6 42,86% Total 14 100,00% Klasifikasi Interval Frekuensi Persen (%) Baik Sekali 42 - ke atas 0 0,00% Baik 34-41 1 3,03% Sedang 28-33 1 3,03% Kurang 21-27 7 21,21% Kurang Sekali dst - 20 24 72,73% Total 33 100,00% Apabila diaplikasikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 36

80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0% 72,7% 42,9% 35,7% 21,2% 21,4% Putra Putri 3,0% 0,0% 3,0% 0,0% 0,0% Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali Gambar 4. Diagram Hasil Penelitian Loncat Tegak 5. Lari 600 meter Hasil penelitian tes lari 600 meter dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, hasil penelitian tes loncat tegak kelas Atas SD Negeri 2 Karangnongko Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten diperoleh statistik sebagai berikut : bawah ini : Tabel 12. Statistik Penelitian Lari 600 meter Keterangan Lari 600 Meter Mean 1,8444 Median 1,5100 Mode 1,000 Std. Deviation,76210 Range 2,16 Minimum 1,00 Maximum 3,16 Deskripsi hasil penelitian gantung siku dapat dilihat pada tabel di 37