BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan

dokumen-dokumen yang mirip
MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup seseorang. Pendapatan adalah arus masuk sumber daya ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan keredit serta jasa-jasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan dalam menunjang dan memback up,kegiatan perekonomian.perbankan

SKRIPSI Diajukan Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) UIN SUSKA RIAU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Musyarakah Mutanaqisah. mutanaqisah. Secara bahasa musyarakah berasal dari kata syaraka

BAB V PENUTUP. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti pengaruh sistem

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. nasional juga turut melema. Kondisi yang justru berkebalikan dengan perekonomian

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Fatwa DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013 Tentang. Karakteristik Pembiayaan Musyarakah mutanaqishah Di Bank

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. h M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,

Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

PENERAPAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN MURABAHAH LOGAM MULIA UNTUK INVESTASI ABADI (MULIA) DI PT. PEGADAIAN SYARI AH CABANG BANGKINANG MENURUT EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH MUTANAQISHAH PADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH DI BANK MUAMALAT LUMAJANG

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tentang Musyârakah Mutanâqishah ini berada di PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. musyarakah dengan akad ijarah atau bai. Yang mana akad musyarakah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. properti bisa mencapai 20% pertahun tahun. Keadaan ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. bersusah payah untuk melunasi utang beserta bunganya kepada pemilik dana. 1

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai tujuannya Bank Syariah ditentukan oleh kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan/tabungan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok Bank yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana dan memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat di bagi menjadi dua: 1. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produktif dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik untuk produksi, perdagangan maupun investasi. 2. Pembiayaan komsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan komsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 1 Menurut keperluannya, pembiayaan produktif ada tiga yaitu pembiayaan investasi, pembiayaan modal dan pembiayaan aneka barang (perumahan atau kios). Pada Bank Syariah kebutuhan pembiayaan tersebut dapat dilaksanakan menggunakan akad Musyarakah Mutanaqisah. 2 Akad berasal dari kata Al-aqad yang berarti mengikat, menyambung, menghubung. Akad merupakan pertemuan ijab dan qabul yang berakibat 1 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Tazkiah Cendikia, 2001),Cet. Ke-1, Hal. 160. 2 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah (PT. Rajagrafindo Persada, 2008), h. 127 1

2 timbulnya akibat hukum. Akad tidak terjadi apabila pernyataan kehendak masing-masing pihak terkait satu sama lain karena akad adalah keterkaitan kehendak kedua pihak yang tercermin dalam ijab dan kabul 3. Musyarakah Mutanaqisah merupakan produk turunan dari akad Musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau lebih. Kata dasar dari Musyarakah adalah syirkah yang berasal dari kata syaraka-yusyriku-syarkan-syarikan-syirkatan, yang berarti kerjasama perusahaan atau kelompok/kumpulan. Musyarakah atau Syirkah adalah merupakan kerjasama antara modal dan keuntungan. Sementara Mutanaqishah berasal dari kata yatanaqishu-tanaqish-tanaqishanmutanaqishun yang berarti mengurangi secara bertahap. Menurut fatwa Dewan Syari ah Nasional No:73/DSN-MUI/XI/2008 Musyarakah Mutanaqisah adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. 4 Pada akad Musyarakah Mutanaqisah terdapat unsur kerjasama (Syirkah) dan sewa(ijarah). Kerjasama dilakukan dalam hal penyertaan modal atau dana dan kerjasama kepemilikan, Sementara sewa merupakan bentuk keuntungan (fee) bagi Bank atas kepemilikan asset tersebut, atau bentuk kompensasi kepemilikan dan kompensasi jasa Bank Syariah. Dalam pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah terdapat dua kontrak perjanjian yang harus 3 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007) h. 68 4 fatwa Dewan Syari ah Nasional No: 73/DSN-MUI/XI/2008

3 dilakukan agar akad Musyarakah mutanaqisah ini dapat berjalan. Perjanjian pertama adalah Perjanjian kerjasama (musyarakah) antara Bank dengan nasabah, untuk bersama-sama memiliki sebuah kios dengan sama-sama menanamkan modal. Dan secara bertahap, nasabah akan membayarkan sejumlah dana yang disepakati untuk membeli status kepemilikan kios yang dimiliki oleh Bank. Perjanjian yang kedua adalah Perjanjian sewa-menyewa (Ijarah), dimana nasabah membayar biaya sewa setiap bulannya kepada pemilik kios. Dikarenakan pemilik kios disini adalah Bank dan nasabah, maka uang sewa (upah) tersebut harus dibagi sesuai dengan kesepakatan, dan aktivitas ini dilakukan sampai nasabah memiliki proporsi kepemilikan sebesar 100%. 5 Dengan adanya Bank Syariah di Indonesia memberikan bukti bahwa Islam telah memberikan petunjuk bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitas ekonomi, karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang menguntungkan bagi masyarakat dan Bank yang sesuai prinsip islami sebagai Rahmatan Lil Alamin. 6 Bank Muamalat merupakan salah satu bentuk dari Bank Syariah yang beroperasi di Indonesia, yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992/27 Syawal 1412 Hijriah, sebagai upaya meningkatkan 5 Huda Saleh Pemerhati Ekonomi Syariah diakses pada 10 Sebtember 2014 dari Http:// ekonomi syariah. Info/blog/2013/09/24/Musyarakah-mutanaqisah-di-pembiayaan-perbankansyariah/ 6 Merza Gamal, Aktivis Ekonomi Syariah Catatan Dakwah Seorang Praktisi Perbankan Syariah, (Pekanbaru, UNRI Press), Cet 1. H. 64

4 kemakmuran bersama melalui pengamalan perbankan yang sesuai kaidah syari'ah. 7 Bank Muamalat mampu memberikan pelayanan Perbankan, nasional dan internasional melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman dan menguntungkan. Sesuai dengan tujuannya Bank Muamalat berusaha meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional. Adapun produk yang ditawarkan Bank Muamalat Indonesia pada saat sekarang ini salah satunya adalah pembiayaan pemilikan Kios dengan memakai akad Musyarakah mutanaqisah yang sesuai Prinsip Syariah yang tidak memberatkan nasabah. Kios Pasar Plaza Bangkinang beralamat di Jalan Sisingamangaraja, Dt Tabano dan Sudirman Bangkinang, dulunya merupakan pasar tradisional dan demi kemajuan dan kenyamanan masyarakat Kabupaten Kampar, pemerintah setempat menggantinya menjadi pasar modern yang lebih bersih dan enak dipandang yang terdiri dari tiga Blok dan terdiri dari 1.100 kios yang mempunyai tipe berbeda-beda. 8 Kios merupakan ruang untuk kegiatan usaha, atau tempat yang di gunakan untuk perdagangan, selain itu kios juga bisa dijadikan sarana investasi yang menguntungkan bagi masyarakat, karna tingginya minat masyarakat untuk memiliki kios tersebut tidak setiap orang dapat membeli kios secara tunai, maka Bank Muamalat Cab. Bangkinang memberikan 7 Tim Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional BANK SYARIAH, (Jakarta : Djambatan 2001) 8 Sudibyo, Pengelola pasar, wawancara, (bangkinang : 20 April 2014)

5 bantuan pembiayaan pemilikan kios Pada Pasar Plaza Bangkinang dengan akad Musyarakah Mutanaqisah Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terdapat beberapa permasalahan yang perlu digaris bawahi yaitu, pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah merupakan produk terbaru yang diberikan oleh Bank Muamalat Cab. Bangkinang untuk memfasilitasi kepemilikan kios kepada Masyarakah, ketika penulis lontarkan sebuah pertanyaan kepada nasabah apakah mereka mengerti tentang proses pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah? maka mereka menjawab tidak tahu 9, yang mereka tahu mereka membayar angsuran pada waktu yang telah ditentukan. Dan dalam hal penerapan sewa seharusnya ujrah dibagi antara Bank dan nasabah, namun pada prakteknya hanya Bank yang mendapatkan uang sewa. Untuk mengetahui sebenarnya, bagaimana praktik Pembiayaan Pemilikian kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah pada Bank Muamalat Cab. Bangkinang penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dideskripsikan dalam bentuk skripsi dengan judul: Pelaksanaan pembiayaan Pemilikan Kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cab. Bangkinang (studi kasus Pembiayaan Pemilikan Kios Pasar Plaza Bangkinang 9 Roma, ita, (Nasabah Bank Muamalat), Wawancara, Bangkinang : 20 April 2014

6 B. Batasan Masalah Agar peneliti lebih terarah dan sampai kepada maksud dan tujuan yang diinginkan, penulis terlebih dulu membatasi permasalahan yang akan di teliti yaitu Pelaksanaan pembiayaan Pemilikan Kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Cab. Bangkinang (studi kasus Pembiayaan Pemilikan Kios Pasar Plaza Bangkinang) C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Pelaksanaan pembiayaan Pemilikan Kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Cab. Bangkinang? 2. Apa saja Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan Akad Musyarakah Mutanaqisah? 3. Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah?

7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Pelaksanaan pembiayaan Pemilikan Kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Cab. Bangkinang b. Untuk mengetahui Kendala yang di hadapi dalam Pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah. c. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam terhadap pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah 2. Manfaat Penelitian a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi (masukan) kepada masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan Musyarakah Mutanaqisah. b. Sebagai referensi bagi penulis berikutnya yang membahas tentang Musyarakah Mutanaqisah c. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA RIAU. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mengambil lokasi di Bank Muamalat Indonesia Tbk Cab. Bangkinang Kabupaten Kampar provinsi Riau.

8 2. Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini karyawan Bank Muamalat dan nasabah Bank Muamalat, Sedangkan objeknya adalah Pelaksanaan pembiayaan Pemilikan Kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah Pada Bank Muamalat Cab. Bangkinang (studi kasus Pembiayaan Pemilikan Kios Pasar Plaza Bangkinang. 3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari pihak Bank yang berjumlah 20 orang dan nasabah yang berjumlah 720 orang. Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana maka di ambil sampel sebanyak 5 orang atau 25% dari karyawan Bank dan 36 orang atau 5% dari jumlah keseluruhan nasabah 10. dengan menggunakan teknik Aksidental Sampling, dimana penulis memilih responden yang terdekat dan berhasil ditemui pada waktu dan tempat yang tidak ditentukan. 11 4. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh lansung dari karyawan Bank Muamalat Cab. Bangkinang dan nasabah yang terlibat dalam pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah di Bank Muamalat Cab. Bangkinang. 10 Saifuddin, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) Cet Ke X, h. 84 11 Etta Mamang Sangadji Dkk, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian (Yogyakarta : Andi, 2010) h. 189

9 b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan dokumentasi, dan informasi lainnya yang mendukung untuk pembuatan penelitian ini. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi yaitu mengadakan pengamatan lansung ke lokasi dan mencatat secara sistematis terhadap objek penelitian. b. Wawancara yaitu penulis melakukan tanya jawab lansung dengan nasabah dan karyawan Bank terkait dengan data penelitian. c. Angket digunakan untuk memperoleh data primer yaitu segala data, fakta dan keterangan yang berlaku. Penulis merumuskan sejumlah pertanyaan yang dibuat agar dijawab oleh responden sehingga diperoleh data yang akurat. d. Data Kepustakaan, penulis menelaah buku-buku referensi terkait, dokumen penelitian terdahulu yang ada yang ada kaitannya dengan persoalan yang diteliti. 6. Analisis Data Analisa menggunakan metode deskriftif kualitatif, yaitu menganalisa atau menguraikan data dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dan dibuat kesimpulan.

10 7. Metode Penulisan Untuk mengolah data dan menganalisa data yang terkumpul, penulis menggunakan beberapa metode yaitu: a. Metode Deduktif yaitu menggunakan kaedah yang umum yang ada kaitannya dengan penulisan ini, dianalisa dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Metode Induktif yaitu menggambarkan kaedah yang khusus yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, dianalisa kemudian diambil kesimpulan secara umum. c. Metode Deskriptif yaitu dengan menggunakan fakta-fakta serta menyusun menjelaskan kemudian menganalisanya. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dan penelaan skripsi ini maka perlu disusun suatu sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I berisi tentang pendahuluan meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang gambaran umum PT. Bank Muamalat Indonesia Cab. Bangkinang yang berisi tentang sejarah berdirinya, Visi dan Misi, dan sruktur organisasi. Produk Bank Muamalat Indonesia. BAB III berisi tentang Tinjauan teoritis, tentang Pengertian Pembiayaan, pengertian akad Musyarakah Mutanaqisah, Ijarah dalam akad

11 Musyarakah Mutanaqisah, berakhirnya akad Musyarakah Mutanaqisah BAB IV berisi tentang analisa, yaitu tentang Bagaimana pelaksanaan pembiayaan pemilikan kios dengan akad Musyarakah Mutanaqisah Pada Bank Muamalat Indonesia Cab. Bangkinang, apa saja kendala yang dihadapi dan bagaimana tinjauan menurut ekonomi Islam terhadap permasalahan tersebut. BAB V berisi tentang kesimpulan atau jawaban yang diperoleh berdasarkan penelitian serta saran yang dijadikan masukan.