ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI JURUSAN SOLO-YOGYA BAYU ROSIDA SUMANTRI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI EKSPRESS JURUSAN SOLO - YOGYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) E-1

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN KERETA API KAMANDAKA JURUSAN SEMARANG PURWOKERTO

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

STUDI WAKTU PERJALANAN, TUNDAAN DAN FAKTOR MUAT BUS NON-AC TRAYEK BANDUNG-GARUT

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

DAFTAR ISI. Halaman. BAB III LANDASAN TEORI... 9 A. Karateristik Transportasi Kereta Api... 9 B. Tinjauan Pengukuran Kualitas Pelayanan... 9.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB III LANDASAN TEORI

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan moda transportasi berbasis rel ini untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EVALUASI KETERLAMBATAN WAKTU PERJALANAN KERETA API TURANGGA DAN MUTIARA SELATAN BANDUNG SURABAYA p.p.

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

TUGAS AKHIR ANALISIS PELAYANAN PENUMPANG KERETA API PRAMBANAN EKSPRES (PRAMEKS) TRAYEK YOGYAKARTA - SOLO

ganjil di DAOP VI ) menginginkan lama waktu crossing dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Masalah...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. hasil observasi peneliti di lapangan. dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID).

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

moda udara darat laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (Study Kasus Bus Po. Aneka Jaya Jurusan Pacitan-Surakarta)

EVALUASI KINERJA TRANSJAKARTA BUSWAY KORIDOR I RUTE (BLOK M-KOTA) Oleh : ANINDITO PERDANA ( )

BAB III METODE PENELITIAN

perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan

A. Indicator Pelayanan Angkutan Umum 18 B. Waktu Antara {Headway) 18 C. Faktor Muat (Loadfactor) 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. trayek Solo-Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

IV STUDI KASUS. sebagai stasiun awal. Rute 5 meliputi stasiun. 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17 dengan stasiun 3. 4, 10, 15, 18, 19, 22, 23 dengan stasiun 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Studi Kasus Bus Antar Kota Dalam Provinsi Jurusan Tambolaka- Waikabubak, Sumba NTT)

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

TUGAS AKHIR KAJIAN PELAYANAN KERETA API RUTE SEMARANG-JAKARTA ( STUDI KASUS : KERETA API MENOREH )

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan mengunakan kendaraan (Munawar, 2011).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

Pertemuan Kelima Prodi S1 TS DTSL FT UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI JURUSAN SOLO-YOGYA BAYU ROSIDA SUMANTRI 3111.106.005

Latar Belakang Yogyakarta dan kota Solo merupakan dua daerah penting di Jawa Tengah. Letaknya yang berdekatan membuat pergerakan masyarakat dari Yogya menuju Solo maupun sebaliknya cukup tinggi. kereta api menjadi moda transportasi yang diminati oleh masyarakat Solo dan Yogya. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (DAOP) 6 Yogyakarta telah menyediakan kereta api komuter yang melayani daerah Solo dan Yogya yaitu Kereta Api Prambanan Ekspress dan Kereta Api Madiun Jaya 1

(lanjutan) Pada Nopember 2012 terjadi pemangkasan rute perjalanan pada kereta api Prambanan Ekspress, sebagai alternatif PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta mengoperasikan Kereta Api Sriwedari Ekspress dengan rute perjalanan Yogya Solo saja. Menurut Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta, dibukanya rute baru Kereta Api Sriwedari Ekspress yang melayani 8 kali perjalanan hanya dengan rute Yogya Solo saja diharapkan dapat memfasilitasi pergerakan penumpang antar dua daerah tersebut. Untuk mengetahui kinerja dari kereta api ini sesuai dengan harapan, perlu dilakukan analisis mengenai kinerja kereta tersebut 2

Permasalahan 1. Berapa waktu tempuh (travel time) aktual perjalanan kereta api Sriwedari Ekspress? 2. Berapa waktu tunda (delay time) kereta api Sriwedari dan apakah waktu tunda masih dalam batas penerimaan? 3. Berapa selisih waktu kedatangan dan keberangkatan aktual dengan waktu kedatangan dan keberangkatan terjadwal dan apakah selisih waktu masih dalam batas penerimaan? 4. Berapa ruang kenyamanan tempat duduk dan tempat berdiri yang tersedia? 5. Berapa load factor dari kereta api Sriwedari? Tujuan 1. Menghitung waktu tempuh (travel time) perjalanan kereta api Sriwedari Ekspress 2. Menghitung waktu tunda (delay time) kereta api Sriwedari Ekspress 3. Menghitung selisih waktu kedatangan dan waktu keberangkatan aktual dengan terjadwal 4. Menghitung ruang kenyamanan tempat duduk dan tempat berdiri yang tersedia 5. Menghitung load factor dari kereta api Sriwedari 3

Batasan Masalah Studi kasus hanya dilakukan di stasiun stasiun yang dilalui kereta Api Sriwedari Ekspress Objek survei adalah Kereta Api Sriwedari Ekspress Lingkup pembahasan ini tidak memperhitungkan biaya tiket dan kepuasaan penumpang Kinerja operasional yang dihitung berupa ketepatan jadwal, kenyamanan fasilitas dan load factor Penelitian dilakukan pada hari kerja dan hari libur 4

Lokasi Studi Lokasi studi berada pada rute layanan Kereta Api Sriwedari Ekspress. Adapun stasiun-stasiun yang dilalui adalah Stasiun Tugu Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Klaten, Stasiun Purwosari, dan Stasiun Solo Balapan. 5

Kinerja Parameter Kinerja Operasi Angkutan Umum (menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2002) 1. Faktor Muat (Load Factor) 2. Jumlah Penumpang yang Diangkut 3. Waktu Antara (headway) 4. Waktu Tunggu Penumpang 5. Kecepatan Perjalanan 6. Sebab-sebab Keterlambatan 7. Ketersediaan Angkutan 8. Tingkat Konsumsi Bahan Bakar 6

Uji Hipotesis 1 sample t-test Pada perhitungan waktu tunda dan selisih waktu aktual dan terjadwal, perlu dilakukan pengujian diterima atau ditolaknya waktu keterlambatan yang terjadi. Menetukan Formulasi Hipotesis Nihil (H o ) Dan Hipotesis Alternatif (H 1 ) H o : μ = μ o H 1 : μ μ o Keterangan : Ho : Hipotesis awal (tidak terjadi perubahan jadwal) H1 : Hipotesis Alternatif (terjadi perubahan jadwal) μ : Rata-rata sample selisih waktu aktual dan terjadwal dan waktu tunda μ o : Konstanta yang sudah diketahui Menentukan Daerah Penerimaan dan Penolakan a/2=.025 Tolak H 0 -t α/2 Terima H 0 0 t α/2 a/2=.025 TolakH 0 Daerah penerimaan H o berada diantara t α/2 dan t α/2. Apabila nilai t hitung nantinya lebih besar dari nilai t t α/2,v yang didapat dari nilai t tabel maka H o ditolak dan menerima H 1. 7

Metodologi 8

9

Waktu Tempuh Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan kereta dalam menempuh satu siklus rute perjalanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta menetapkan waktu tempuh Kereta Api Sriwedari dalam satu kali perjalanan adalah 75 menit 10

Grafik Waktu Tempuh KA Sriwedari dari Solo ke Yogya 80 70 60 Terjadwal AC 211A Weekday AC 211A Weekend AC 211A Terjadwal AC 209 Weekday AC 209 Waktu Tempuh (menit) 50 40 30 20 Weekend AC 209 Terjadwal AC 217A Weekday AC 217A Weekend AC 217A Terjadwal AC 213 Weekday AC 213 Weekend AC 213 Terjadwal AC 219 Weekday AC 219 10 Weekend AC 219 Terjadwal AC 225 0 Solo Balapan - Solo Purwosari Solo Purwosari - Klaten Klaten - Maguwo Maguwo - Lempuyangan Lempuyangan - Tugu Weekday AC 225 Weekend AC 225 Stasiun untuk arah Yogya, waktu tempuh paling lama terjadi pada KA dengan No. Seri AC 213 pada hari libur dengan lama waktu tempuh 1 jam 16 menit.

Grafik Waktu Tempuh KA Sriwedari dari Yogya ke Solo 80 Waktu Tempuh (menit) 70 60 50 40 30 20 Terjadwal AC 208 Weekday AC 208 Weekend AC 208 Terjadwal AC 210A Weekday AC 210A Weekend AC 210A Weekday AC 212 Terjadwal AC 212 Weekend AC 212 Terjadwal AC 216A Weekday AC 216A Weekend AC 216A Terjadwal AC 218 Weekday AC 218 10 Weekend AC 218 Terjadwal AC 224 0 Solo Balapan - Solo Purwosari Solo Purwosari - Klaten Klaten - Maguwo Maguwo - Lempuyangan Lempuyangan - Tugu Weekday AC 224 Weekend AC 224 Stasiun untuk arah Solo, waktu tempuh paling lama terjadi pada KA dengan No. Seri AC 224 pada hari kerja

Waktu Tunda Waktu tunda atau waktu tunggu merupakan selisih dari waktu kedatangan dengan waktu keberangkatan aktual tiap-tiap stasiun yang dilalui kereta api sriwedari Dalam penelitian ini waktu tunda didapat dari hasil survey waktu aktual yang dilaksanakan sama dengan survey waktu tempuh. Diterima atau tidaknya waktu tunda dengan waktu tunda yang dijadwalkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat ditentukan dari uji hipotesis

Hasil Survey Waktu Tunda arah Yogyakarta pada hari kerja dan hari libur SOLOBALAPAN PURWOSARI KLATEN MAGUWO LEMPUYANGAN YOGYAKARTA NOMOR KA Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat AC 211A - 06.00 06.05 06.07 06.34 06.36 06.57 07.00 07.08 07.10 07.14 - hari kerja 06.00 06.05 06.07 06.34 06.36 06.57 07.00 07.08 07.10 07.14 hari libur 06.01 06.06 06.08 06.35 06.37 06.58 07.01 07.09 07.12 07.16 AC 209-07.05 07.10 07.12 07.39 07.41 08.02 08.05 08.13 08.15 08.19 - hari kerja 07.06 07.11 07.13 07.39 07.41 08.02 08.05 08.12 08.15 08.19 hari libur 07.05 07.10 07.12 07.38 07.40 08.01 08.04 08.12 08.14 08.19 AC 217A - 10.10 10.15 10.17 10.44 10.46 11.07 11.10 11.18 11.20 11.24 - hari kerja 10.10 10.16 10.18 10.45 10.47 11.08 11.11 11.19 11.21 11.25 hari libur 10.10 10.15 10.17 10.45 10.47 11.08 11.10 11.18 11.20 11.24 AC 213-11.10 11.15 11.17 11.44 11.47 12.08 12.10 12.18 12.20 12.24 - hari kerja 11.10 11.15 11.17 11.44 11.47 12.08 12.10 12.18 12.20 12.24 hari libur 11.10 11.15 11.17 11.43 11.46 12.11 12.13 12.20 12.22 12.26 AC 219-15.45 15.50 15.52 16.19 16.21 16.42 16.44 16.52 16.54 16.58 - hari kerja hari libur 15.45 15.50 15.52 16.18 16.21 16.42 16.44 16.52 16.54 16.58 15.45 15.50 15.52 16.18 16.21 16.41 16.43 16.51 16.53 16.58 AC 225-20.05 20.10 20.12 20.39 20.41 21.02 21.04 21.12 21.14 21.18 - hari kerja hari libur 20.06 20.11 20.13 20.39 20.41 21.02 21.04 21.12 21.14 21.18 20.05 20.10 20.12 20.39 20.41 21.02 21.04 21.12 21.14 21.18

Contoh Perhitungan Selisih Waktu Tunda Terjadwal dan Aktual arah Yogyakarta pada hari libur dan hari kerja SRIWEDARI AC 211A STASIUN Waktu Tunda Waktu Tunda terjadwal aktual Xi Solo Balapan Solo Purwosari 00.02 00.02 0 Klaten 00.02 00.02 0 Maguwo 00.03 00.03 0 Lempuyangan 00.02 00.02 0 Yogyakarta Hari Libur Hari Kerja SRIWEDARI AC 211A STASIUN Waktu Tunda Waktu Tunda Xi terjadwal aktual Solo Balapan Solo Purwosari 00.02 00.02 0 Klaten 00.02 00.02 0 Maguwo 00.03 00.03 0 Lempuyangan 00.02 00.03 00.01 Yogyakarta

Waktu tunda total arah Yogya = 00.03 menit = 0,05 jam Waktu tunda total arah Solo= 00.05 menit = 0,083 jam Formulasi Hipotesis : H o : μ = μ o ; H 1 : μ μ o Ho : hipotesis awal H1 : hipotesis alternatif μ μ o : X rata-rata / waktu tunda rata-rata : waktu tunda terjadwal Hasil Perhitungan t hitung a/2=.025 a/2=.025 Tolak H 0 Terima H -t 0 1.055 1.104 α/2 0-2.012 2.012 TolakH 0 Waktu tunda arah Yogya dan Solo masih dalam batas penerimaan, artinya menerima Ho atau tidak terjadi perubahan jadwal t α/2

Selisih Waktu Datang dan Berangkat Aktual dengan Terjadwal Selisih waktu datang dan berangkat merupakan selisih waktu kedatangan aktual dan terjadwal dan selisih waktu berangkat aktual dan terjadwal selisih waktu datang dan berangkat aktual didapat dari hasil survey waktu aktual yang dilaksanakan sama dengan survey waktu tempuh. Diterima atau tidaknya selisih waktu datang dan berangkat ditentukan dari uji hipotesis. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan masing-masing untuk selisih kedatangan dan selisih keberangkatan.

Hasil Survey Waktu Aktual arah Solo pada hari kerja dan hari libur NOMOR KA YOGYAKARTA LEMPUYANGAN MAGUWO KLATEN PURWOSARI SOLOBALAPAN Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang AC 208-05.25 05.29 05.31 05.39 05.41 06.02 06.04 06.31 06.33 06.37 hari kerja 05.25 05.29 05.31 05.39 05.41 06.02 06.04 06.31 06.33 06.37 hari libur 05.26 05.30 05.32 05.40 05.42 06.03 06.05 06.32 06.34 06.38 AC 210A - 08.00 08.04 08.06 08.14 08.16 08.37 08.39 09.06 09.08 09.12 hari kerja 08.00 08.04 08.06 08.14 08.16 08.37 08.39 09.06 09.08 09.12 hari libur 08.01 08.05 08.07 08.15 08.17 08.38 08.40 09.07 09.09 09.12 AC 212-09.15 09.19 09.21 09.29 09.31 09.52 09.54 10.21 10.23 10.28 hari kerja 09.17 09.21 09.23 09.31 09.32 09.54 09.57 10.23 10.25 10.30 hari libur 09.15 09.19 09.21 09.29 09.31 09.52 09.54 10.21 10.23 10.28 AC 216A 12.00 12.04 12.06 12.14 12.16 12.37 12.39 13.01 13.03 13.07 hari kerja 12.00 12.04 12.06 12.14 12.16 12.36 12.38 13.01 13.03 13.07 hari libur 12.00 12.04 12.06 12.14 12.16 12.37 12.39 13.02 13.04 13.08 AC 218-13.00 13.04 13.06 13.14 13.16 13.37 13.39 14.06 14.08 14.13 hari kerja 13.00 13.04 13.07 13.15 13.17 13.37 13.40 14.07 14.09 14.14 hari libur 13.00 13.04 13.07 13.14 13.16 13.37 13.39 14.06 14.08 14.13 AC 224-17.45 17.49 17.52 18.00 18.02 18.23 18.25 18.52 18.54 18.59 hari kerja 17.45 17.49 17.52 18.00 18.02 18.23 18.25 18.52 18.54 18.59 hari libur 17.48 17.52 17.55 18.03 18.06 18.25 18.27 18.53 18.55 19.00

ARAH YOGYA Selisih kedatangan aktual dan terjadwal arah Yogya : 0,3667 jam atau 22 menit Selisih keberangkatan aktual dan terjadwal arah Yogya : 0,333 jam atau 20 menit ARAH SOLO Selisih kedatangan aktual dan terjadwal arah Solo : 0,567 jam atau 34 menit Selisih keberangkatan aktual dan terjadwal arah Solo : 0,65 jam atau 39 menit

Uji Hipotesis 1-sample t-test ARAH YOGYA a/2=.025 a/2=.025 ARAH SOLO Tolak H 0 1.352 1.369 TolakH t 0 α/2 Terima H -t 0 α/2 0-2.001 2.001 a/2=.025 a/2=.025 Tolak H 0 TolakH t 0 α/2 Terima H -t 0 1.653 1.749 α/2 0-2.001 2.001 Nilai t untuk selisih waktu kedatangan dan keberangkatan aktual dan terjadwal masih dalam batas penerimaan sehingga tidak perlu dilakukan perubahan jadwal.

Kenyamanan Ruang Duduk dan Berdiri 16.9100 0.4500 2.7600 0.9000 1.4000 0.6000 0.6000 1.4000 Pintu 0.5500 Pintu 0.2050 1.4000 Pintu 1.4500 WC WC 0.8000 Bordes / sambungan antar gerbong 0.7800 Standar kenyamanan duduk : Pintu r Pintu Ad m 34 Pintu 0,9 0,45 34 0,405 m2/space Standar kenyamanan berdiri : Ab m' 16,9 0,55 1,4 2,76 1,4 2,76 25 0,68 m2/space Nilai standar kenyamanan duduk masih dalam syarat antara 0,3-0,55 m 2 /space, sedangkan nilai kenyamanan berdiri melebihi syarat yaitu 0,15-0,25 m 2 /space.

Load Factor Load factor atau faktor muat adalah perbandingan dari jumlah penumpang terangkut dengan kapasitas angkut kereta. Load Factor yang diperhitungkan adalah load factor pada tiap kereta api Sriwedari Ekspress dan Load Factor per ruas stasiun yang dilalui kereta api Sriwedari Ekspress

Load Factor pada tiap Kereta Api Sriwedari Ekspress yang menuju Solo Arah Solo Data PT. Kereta Api Indonesia AC 208 AC 212 AC 218 AC 224 AC 208 Hasil Survey AC 212 AC 218 AC 224 Volume rata-rata/hari 352 206 173 335 385 250 230 310 Kapasitas 462 462 LF 0,76 0,45 0,37 0,73 0,83 0,54 0,50 0,67 Load Factor KA Sriwedari dari Yogyakarta ke Solo Load Factor 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10-0,83 0,76 0,54 0,45 0,50 0,37 0,73 0,67 Load Factor berdasarkan hasil survey Load factor berdasarkan data PT. Kereta Api Indonesia Load Factor tertinggi pada kereta Sriwedari AC 208 dengan LF sebesar 0,83.

Load Factor pada tiap Kereta Api Sriwedari Ekspress yang menuju Yogya Arah Yogya Data PT. Kereta Api Indonesia AC 209 AC 213 AC 219 AC 225 AC 209 Hasil Survey AC 213 AC 219 AC 225 Volume rata-rata/hari 371 208 196 377 350 230 210 360 Kapasitas 462 462 Load Factor 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 - LF 0,80 0,45 0,42 0,82 0,76 0,50 0,45 0,78 0,80 0,76 Load Factor KA Sriwedari dari Solo ke Yogyakarta 0,50 0,45 0,45 0,42 0,82 0,78 Load Factor berdasarkan hasil survey Load Factor berdasarkan data PT. Kereta Api Indonesia Load Factor tertinggi pada kereta Sriwedari AC 225 dengan LF sebesar 0,82.

Load Factor tiap stasiun dihitung berdasarkan hasil survey naik dan turun penumpang pada salah satu gerbong Kereta Api Sriwedari. Perhitungan load factor tiap stasiun menggunakan Matriks Asal Tujuan dengan Metode Analogi Fluida. Stasiun Naik Turun AC 208 AC 208 Yogyakarta 170 Lempuyangan 125 Maguwo 35 30 Klaten 55 75 Purwosari 120 Solo Balapan 160 YK LPY MGW KLT PRW SLO Naik YK 170 170 153 115 65 170 LPY 125 112 84 48 125 MGW 35 26 15 35 KLT 55 31 55 PRW 0 0 SLO - Turun 0 0 30 75 120 160 170 295 300 280 160 Rasio 0 0,10 0,25 0,43 1,00 YK LPY MGW KLT PRW SLO Naik YK 0 17 38 49 65 170 MAT LPY 13 28 36 48 125 MGW 9 11 15 35 KLT 24 31 55 PRW 0 0 SLO - Turun - 0 30 75 120 160

Perhitungan Vol. Penumpang pada tiap ruas stasiun

Perhitungan Tiap Ruas dilakukan pada semua nomor Kereta, kemudian volume tiap ruas dibagi dengan kapasitas kereta yaitu 462 penumpang, sehingga didapat load factor pada tiap ruas Load Factor per Ruas Stasiun KA Sriwedari (Dari Yogyakarta ke Solo Balapan) 0,70 0,60 0,64 0,65 0,61 0,50 0,40 0,30 0,20 0,37 0,29 0,24 0,19 0,53 0,49 0,49 0,44 0,44 0,42 0,38 0,39 0,39 0,35 0,26 0,27 0,21 AC 208 AC 212 AC 218 0,10 AC 224 0,00 load factor tertinggi terdapat pada KA AC 208 dengan LF 65% pada ruas Yogya hingga Klaten. Nilai ini masih dibawah syarat yang ditentukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu 70%.

Load Factor per Ruas Stasiun KA Sriwedari (Dari Solo Balapan ke Yogyakarta) 0,80 0,70 0,68 0,60 0,50 0,40 0,40 0,60 0,60 0,55 0,50 0,51 0,41 0,38 0,39 0,37 0,37 AC 209 AC 213 AC 219 0,30 0,20 0,30 0,24 0,22 0,27 0,28 0,21 0,19 AC 225 0,10 0,00 Solo Balapan - Purwosari Purwosari-Klaten Klaten-Maguwo Maguwo-Lempuyangan Lempuyangan-Yogyakarta load factor tertinggi pada KA AC 225 di ruas Solo Balapan hingga Klaten dengan load factor sebesar 68%, nilai ini masih dibawah syarat yang ditentukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu 70%.

Kesimpulan Waktu Tempuh Waktu tempuh rata-rata menuju Yogya 1 jam 14 menit dan untuk arah Solo sebesar 1 jam 12 menit. Waktu tempuh tersebut masih dalam batas yang ditentukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu rata-rata 75 menit. Waktu Tunda Waktu tunda total arah Yogya sebesar 3 menit dan untuk arah Solo sebesar 5 menit. Nilai ini kemudian dilakukan pengujian hipotesis stastistik 1-sample t-test, untuk mengetahui diterima atau tidaknya waktu tunda tersebut dan hasilnya waktu tunda masih diterima karena berada di dalam batas penerimaan uji hipotesis. Selisih Waktu Datang dan Berangkat Selisih waktu datang total untuk arah Yogya sebesar 22 menit dan selisih waktu berangkat sebesar 20 menit. Sedangkan untuk arah Solo selisih waktu datang rata-rata sebesar 34 menit dan selisih waktu berangkat sebesar 39 menit. Nilai ini kemudian dilakuukan pengujian hipotesis statistik uji hipotesis 1-sample t-test dan didapatkan untuk semua selisih waktu kedatangan dan keberangkatan aktual dan terjadwal Kereta Api Sriwedari arah Solo dan Yogya masih dalam batas penerimaan sehingga tidak diperlukan pergantian jadwal.

Kenyamanan Ruang Duduk dan Berdiri Berdasarkan hasil survey pada dimensi Kereta Api Sriwedari didapat nilai untuk kenyamanan tempat duduk sebesar 0, 405 m 2 /space, nilai ini masih berada di dalam standar kenyamanan tempat duduk yaitu 0,3-0,55 m 2 /space. Kenyamanan tempat berdiri yang didapat berdasakan hasil survey adalah 0,68 m 2 /space, nilai ini lebih besar dari standar kenyamanan yang ditetapkan yaitu 0,15-0,25 m 2 /space. Load factor nilai load factor tertinggi untuk arah Solo sebesar 83% pada Kereta dengan nomor seri AC 208 dan untuk arah Yogya sebesar 82% pada Kereta dengan nomor seri AC 225. Sedangkan untuk load factor pada tiap ruas antar stasiun didapat load factor tertinggi untuk arah Solo sebesar 65% pada ruas Yogya Klaten. Untuk arah Yogya didapat load factor tertinggi sebesar 68% pada ruas Solo Klaten.

Terima Kasih Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarakatuh