PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EFEKTIVITAS COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

AGUS PUTRA PRASETYA

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH : DEDDY REZA DWI P DOSEN PEMBIMBING : IR. DENNY M. E. SOEDJONO,MT.

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING

Tabel 4.1 Perbandingan desain

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMO ELECTRIC COOLING

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

Perancangan Dan Pembuatan Kotak Pendingin Berbasis Termoelektrik Untuk Aplikasi Penyimpanan Vaksin Dan Obat-Obatan

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC

Termoelektrik (Energi Panas menjadi Listrik)

Penggunaan Modul Thermoelectric sebagai Elemen Pendingin Box Cooler

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

STUDI EKSPERIMENTAL PENDINGINAN DENGAN TEC (THERMOELECTRIC COOLING SYSTEM) SEBAGAI APLIKASI PENDINGINAN VAKSIN PORTABEL

PENGARUH VARIASI ARAH PUTARAN FAN TERHADAP PENDINGINAN PADA PENDINGIN MINUMAN PORTABLE MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK KAPASITAS 4,7 LITER

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC)

KOLABORASI KIPAS ANGIN DENGAN ELEMEN PELTIER UNTUK MENDAPATKAN UDARA SEJUK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Atmega8535 SKRIPSI MUHAMMAD ABRAL

KARAKTERISASI ELEMEN PELTIER TEC UNTUK KONVERSI ENERGI TERMAL MENJADI ENERGI LISTRIK SKRIPSI. Diajukan Oleh : BAGINDA HELBIN

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

Gambar 1. : Struktur Modul Termoelektrik

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

BAB III. METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEATSINK DI SISI PANAS DAN SISI DINGIN THERMOELEKTRIK TEC DEVI RATNA SARI

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

PENDINGIN MINUMAN BERCATU DAYA TERMOELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Komponen utama mobil hybrid Sumber:

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

POTENSI PEMANFAATAN SUMBER PANAS PADA COMBUSTION CHAMBER TURBIN GAS DENGAN MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK GENERATOR

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISI DINGIN MENGGUNAKAN AIR BERTEMPERATUR 10 ºC

ANALISA SISTEM PEMBANGKIT THERMOELEKTRIK DENGAN RANGKAIAN PARAREL PADA PEMANFAATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan Air Conditioning dan untuk penyimpanan bahan makanan dan. minuman menggunakan Domistic Refrigerant ( lemari es ).

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM :

KAJI EKSPERIMENTAL DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA PORTABLE COLD BOX DENGAN THERMOELEKTRIK TEC

Perancangan Sistem Pendingin Air Menggunakan Elemen Peltier Berbasis Mikrokontroler ATmega8535

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

RANCANG BANGUN KOTAK PENDINGIN YANG MENGGUNAKAN ELEMEN PENDINGIN TERMOELEKTRIK DENGAN SUMBER ENERGI SURYA

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEMANAS AIR TERKONTROL BERBASIS TERMOELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR MEMBUAT KULKAS KECIL PORTABLE MENGGUNAKAN PENDINGIN TERMOELEKTRIK

Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

BAB III METODE PENELITIAN

Kajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan sebagai sumber energi listrik alternatif

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BAB II TEORI DASAR. pendingin masih berada di atas titik beku bahan (-2 sampai -10 C). Sedangkan

Arus Listrik dan Resistansi

PENGEMBANGAN DAN OPTIMALISASI ELEMEN PELTIER SEBAGAI GENERATOR TERMAL MEMANFAATKAN ENERGI PANAS TERBUANG

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

ANALISIS PERFORMANSI (COP) TERMOELECTRIC COOLER DENGAN PERANGKAIAN SERI DAN PARALEL

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

Transkripsi:

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR Ardhi Kamal Haq 1*, Juhri Hendrawan 1, Ahmad Hasan Asyari 1, 1 Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara, Bulaksumur, Sinduadi, Mlati, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 * Email: ardhikamalhaq@gmail.com Abstrak Thermoelektrik merupakan piranti elektronik yang bekerja berdasarkan Seebeck Effect yakni apabila ada arus searah/ Dirrect Current yang mengalir pada thermoelektrik maka menimbulkan perbedaan suhu pada kedua keping semikonduktornya. Thermoelektrik juga berlaku sebagai generator ketika terjadi perbedaan suhu pada kedua sisi semikonduktornya maka menghasilkan arus searah / Dirrect Current. Kedua prinsip kerja ini apabila diterapkan pada prosesor pada suhu tinggi maka panas dari prosesor akan diserap oleh thermoelektrik pertama yang menghasilkan tegangan dan arus untuk disalurkan thermoelektrik yang kedua sehingga memberikan Cooling Effect pada prosessor. Percobaan ini menggunakan 2 thermoelektrik, satu sebagai sumber arus dan satunya lagi sebagai pendingin dengan variasi perbedaan suhu dan tegangan pada pemanas/heater sebagai sumber panas. Variasi perbedaan suhu dilakukan dengan nilai antara 21-50 o C, sementara untuk variasi tegangan dengan nilai 1,5 V, 3V, 7,5V, 9V, dan 12V. Hasil percobaan menyakatakan bahwa dengan perbedaan suhu 45-50 o C menghasilkan tegangan 3,27 Volt untuk dialirkan pada thermoelektrik kedua dengan nilai suhu minimum 24,25 o C, sehingga suhu prosesor akan turun sebesar menurun 24,88 o C menjadi 49,13 o C. Dengan demikian maka efektivitas maksimum dari pendingin prosesor couple thermoelektrik ini adalah 64,68 %. Kata kunci: Couple thermoelektrik, Pendingin, Prosesor 1. PENDAHULUAN Thermoelektrik adalah perangkat yang bekerja dengan Seebeck Effect, yaitu apabila terdapat Dirrect Current yang mengalir ke material Peltier berbahan semikonduktor tipe p ( semikonduktor dengan tingkat energi rendah) dan tipe n (semikonduktor tingkat energi tinggi) akan menyebabkan salah satu elemen peltier menjadi panas (panas diserap) dan dingin (panas dilepas) (Jenny, dkk, 2016). Thermoelektrik juga berlaku kebalikan dari efek seebeck yaitu ketika ada perbedaan temperatur maka akan terjadi arus DC. Hal ini karena elektron yang mengalir dari semikonduktor p ke semikonduktor n sehingga menjadikan elemen peltier lebih dingin. Penyerapan panas dari lingkungan dilakukan oleh sisi dingin peltier kemudian dibuang pada sisi panasnya. Dari sifat ini kita mampu merumuskan bahwa panas yang diterima dari peltier akan dikonversi menjadi tegangan sementara selebihnya dibuang pada sisi panas peltier. Pendingin thermoelektrik pada percobaan ini memberikan ide untuk menjadikan salah satu sisinya lebih dingin sehingga dapat menurunkan suhu suatu benda. Thomas Johann Seebeck adalah orang yang pertama kali menemukan bahwa gaya gerak listrik dapat diciptakan ketika terdapat 2 sambungan logam yang berbeda material pada temperatur yang tidak sama (Hicks, 1993). Dalam percobaannya pada tahun 1822, Ia menghubungkan besi dan tembaga dalam sebuah rangkaian sementara diantara keduanya terdapat jarum. Ketika salah satu logam dipanaskan, ternyata jarum tersebut bergerak. Setelah diselidiki hal itu dikarenakan aliran listrik yang mengalir pada logam timbul medan magnet sehingga menggerakkan jarum tersebut. Fenomena ini akhirnya disebut dengan Seebeck Effect. Penelitian oleh Muhaimin pada tahun 1993 menyatakan bahwa prinsip kerja dari thermoelektrik adalah berdasarkan Seebeck Effect, yaitu apabila terdapat 2 logam yang berbeda material disambungkan sementara pada kedua ujungnya diberikan suhu yang berbeda pula maka terjadi perbedaan voltase pada kedua ujungnya (Kreith, dkk, 1997). Hal ini diperkuat dengan penelitian dari Bayu pada tahun 2008 bahwa thermoelektrik dapat diaplikasikan pada berbagai keadaaan dengan sumber panas sebagai penghasil listrik. Sehingga dapat dikatakan bahwa thermoelektrik merupakan pembangkit listrik berbasis peltier pengubah energi thermal menjadi 161

listrik jika mengacu pada Seebeck Effect. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Thermoelektrik dapat digunakan sebagai generator Gambar 1. Cara kerja Thermoelektrik Generator yaitu prinsip kebalikan dari Seebeck Effect (www.bine.info) Sementara percobaan dari Ishak menyatakan pengaruh penambahan elemen peltier terhadap kemampuan menjaga temperatur penyimpanan vaksin dengan berbahan dasar PVC (Firmansyah, 2009). Penelitian ini menyimpulkan bahwa suhu vaksin dapat dipertahankan dengan memberikan daya listrik 72 Watt (Ishak Limbong, 2014) Deddy Reza Dwi dalam tugas akhirnya dengan judul Perpindahan panas Heatsink disisi panas thermoelektrik TEC 12706 dengan daya 22,4 watt menggunakan Box yang terbuat dari material arcylic dan cork sebagai bahan pelapis dalam box serta menggunakan satu peltier dalam 2 jam menghasilkan suhu terendah dalam box sebesar 10 o C 2. METODOLOGI 2.1 Kalor yang diserap mesin pendingin Nilai kalor yang diserap oleh mesin pendingin merupakan jumlah panas yang diserap untuk menurunkan/mendinginkan suatu ruangan dapat diketahui dengan rumus : Dimana : = Kalor yang diserap (Kcal) = berat dari produk yang didinginkan (kg) = panas jenis dari produk di atas titik beku (Kcal/kg o C) = perubahan temperaturair ( o C) 2.2 Spesifikasi Thermoelektrik Pendingin Termoelektrik yang digunakan pada coolbox adalah terrmoelektrik dengan tipe TEC1-12706, dengan informasi sebagai berikut: Size : 40 x 40 x 3.8 mm Internal resistance : 1.98 Ohm +/- 10% Imax. : 6.0 A Vmax. : 15.4 V Qmax. : 53.3W Tmax : 68 degree Maximum. Compress : 1Mpa Elemen peltier yang digunakan adalah: 162

Panjang tiap elemen = 1 cm Diameter tiap elemen = 0,5 cm Temperatur hot junction = 31 0 C = 304 K Temperatur cold junction = 22 o C = 295 K Ukuran elemen termoelektrik adalah sebagai berikut: Kekuatan termoelektrik = 0,00021 V/K Koefisien termal dari couple = 0,015 W/cm.K Tahanan listrik = 0,001 ohm cm Hubungan tahanan listrik = 0,0001 ohm-cm2 2.2.1 Luas penampang elemen (A) Menggunakan persamaan sebagai berikut: Diketahui: d = 0,5 cm Maka : = 3,14. (0,5) 4 = 0,196 cm2 2.2.2 Tahanan listrik Untuk menghitung tahanan listrik dapat digunakan persamaan sebagai berikut: Diketahui: L = 1 cm, A = 0,196 cm2, ρ = 0,001 Ohm cm r = 0,0001 ) Ohm cm2 Maka: = 2 (0,005 + 0,001) = 0,012 Ohm 2.2.3 Konduktifitas thermal Konduktivitas termal dari dua material yang berbeda dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Diketahui : k = 0,015 Watt/cm.K A = 0,196 cm2 L = 1 cm Maka : = 0,0059 Watt /K 2.2.4. Figure of merit Figure of merit dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Diketahui: Z = Figure of merit [K-1 ] = 0,00021 V/K R = 0,012 Ohm K = 0,0059 Watt/K Maka: = 4. (0,00021) 0,0059.0,012 Z = 0,0025 K -1 163

TEGANGAN (VOLT) Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun 20 17 ISBN: 978-602-1180-50-1 2.3. Skema Percobaan Gambar 2. Skema percobaan pengujian keefektivitas copule pendingin prosesor couple thermoelektrik Keterangan : = Sistem kendali dari rangkaian termoelektrik = Rangkaian termoelektrik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengujian Penghasil Tegangan Percobaan ini dilakukan untuk mengukur nilai tegangan yang dihasilkan dari thermoelektrik dengan perbedaan suhu pada kedua sisinya. Pada sumbu-x grafik adalah nilai dari perbedaan suhu pada kedua sisinya dalam satuan o C, sementara untuk sumbu-y mewakili tegangan output yang dihasilkan : GRAFIK TEGANGAN KELUARAN VS SUHU 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 20 23 26 29 32 35 38 41 44 PERBEDAAN SUHU ( O C) Grafik 4.1 Gambar Grafik hubungan antara Suhu Minimum ( ) dengan tegangan output (V) Dari grafik diatas dapat dibuktikan bahwa nilai tegangan yang dihasilkan oleh thermoelektrik pertama sebanding dengan nilai perbedaan suhu pada kedua sisinya. Pada percobaan 164

dengan nilai perbedaan suhu 21 o C menghasilkan tegangan sebesar 0,5 V sementara pada perbedaan suhu tertinggi 48 o C menghasilkan tegangan 3,27 Volt. Apabila keaadaan suhu ruangan adalah 24 o C maka untuk menghasilkan tegangan maksimum 3,27 Volt maka diperlukan suhu prosesor 72 o C. Namun apabila temperatur prosesor hanya 43 o C maka akan menghasilkan tegangan hanya 0,5 Volt. Dengan demikian apabila temperatur prosesor semakin tinggi maka akan menghasilkan nilai tegangan semakin besar karena hasil penelitian menyatakan bahwa grafik perbedaan suhu dengan tegangan output adalah sebanding dengan nilai eksponensial pangkat 2. 3.2. Hasil Pengujian Cooling Thermoelektrik Grafik 4.2 Gambar Grafik hubungan antara tegangan input (V) dengan Suhu Minimum pada ( o C) Pada grafik diatas dapat dibuktikan bahwa nilai suhu minimum yang dihasilkan oleh thermoelektrik kedua sebanding dengan tegangan input hanya pada batas 0-7 Volts saja, sementara untuk tegangan lebih dari 7 Volt temperatur minimum tidak maksimal. Hal ini dikarenakan panas pada sisi elemen peltier pemanas telah ditransfer secara konduksi melalui keramik dan sambungan batang sehingga sisi dingin thermoelektrik telah mendapat kalor dari sisi panas thermoelektrik. Dari grafik ini dapat dibuktikan bahwa dengan tegangan 6,23 Volt mampu didapatkan suhu minimum sebesar 23,8 o C, sehingga apabila thermoelektrik menghasilkan tegangan lebih dari 6,23 volt maka tegangan tersebut dibuang demi mendapatkan suhu minimum sebesar 23,5 o C. Sehingga dengan kedua hasil percobaan tersebut ketika suhu prosesor adalah 74 o C, sedangkan suhu ruangan adalah 24 o C maka menghasilkan tegangan output 3,27 Volt sehingga suhu dingin yang dihasilkan yaitu 24,25 o C. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai efisiensi pendinginan adalah 48,5%. Dengan demikian maka untuk mendinginkan prosesor bertemperatur tinggi dengan thermoelektrik maka dibutuhkan suhu prosesor adalah adalah sekitar 74-84 o C ketika suhu ruangan sebesar 24 o C sehingga menghasilkan perbedaan temperatur pada kedua sisinya yaitu 50-60 o C. Dari nilai tersebut thermoelektrik mampu menghasilkan tegangan sebesar 5-7 Volt untuk disalurkan ke thermoelektrik kedua sebagai pendingin atau cooler dengan suhu minimum sebesar 23,5 o C. Sehingga demikian suhu prosesor akan menurun 28,25 o C sehingga menjadi 51,75 o C. Dari percobaan ini maka nilai efektivitas maksimum dari pendingin prosesor couple thermoelektrik ini adalah 64,68 %. Dengan nilai tersebut ditambah kemampuan pendinginan secara otomatis maka pendingin couple thermoelektrik sangat potensial untuk diaplikasikan. 165

4. KESIMPULAN Percobaan pendinginan prosesor dengan menggunakan coupling thermoelektrik ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Thermoelektrik dengan tipe TEC 12706 yang bekerja sebagai penghasil tegangan mampu memberikan tegangan minimum sebesar 0,5 Volt pada perbedaan temperatur 21 o C sementara untuk tegangan maksimum sebesar 3,27 Volt pada nilai perbedaan suhu 48 o C. 2. Temperatur rendah (dingin) yang dihasilkan oleh thermoelektrik kedua yang bekerja sebagai sebagai pendingin dengan memanfaatkan tegangan dari thermoelektrik pertama menghasilkan nilai suhu minimum optimal sebesar 23,5 o C pada tegangan 4,5-6 Volt. Apabila tegangan input kecil maka suhu minimum juga kecil, apabila tegangan input terlalu besar maka menghasilkan hasil kurang maksimal akibat adanya transfer kalor dari sisi panas ke sisi dingin thermoelektrik. 3. Nilai Efektivitas dari pendingin prosesor thermoelektrik dengan suhu ruangan 24 o C, suhu prosesor 74 o C, tegangan output 3,27 Volt, suhu minimum 24,25 o C adalah sebesar 48,5%. Dengan demikian pendingin couple thermoelektrik sangat berpotensial untuk diaplikasikan pada prosesor. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih dihaturkan kepada Prodi Fisika, Departemen Fisika, fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya kepada bapak Dr. Ahmad Kusumaatmaja yang telah membimbing dalam penelitian maupun dalam publikasi jurnal ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Energiforschugng fur die Praxis. Dikunjingi pada laman http://www.bine.info/publikatione n/publikation/thermoelektrik-strom-aus abwaerme/was-ist-thermoelektrik/ tanggal 4-6- 2017 pukul 13.58 WIB Firmansyah B,. Analisis Perpindahan Panas pada Pendingin CPU dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Jurnal Rekayasa Mesin, Vol. 9 No.2 Juli 2009 Hicks LD, Dresselhaus MS. Effect of quantum-well structures on the thermoelectric figure of merit. Phys Rev B 1993;47:12727e31. Jenny, dkk. 2016. Studi Penggunaan Modul Thermoelektrik sebagai Sistem Pndingin Portable. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin Vol.01 No.1 Mei 2016 Kreith, Frank dan Prijono, M.sc, Arko. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, Edisi Ketiga. Jakarta, Penerbit Erlangga.1997. Limbong, Ishak,dkk. Pengaruh Penambahan Elemen Peltier terhadap Kemampuan Menjaga Temperatur Penyimpanan Vaksin dengan Berbahan Dasar Polivinil Klorida (PVC). Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol 1 No 2 (2014). 166