BAB I PENDAHULUAN. an. Hanya dalam dua tahun setelah meluncurkan Six Sigma, Motorola. mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KUALITAS BERDASARKAN KONSEP SIX SIGMA DALAM PROYEK KONSTRUKSI STUDI KASUS PADA PT. KUDA-KUDA TOTAL PRIMA

BAB I PENDAHULUAN. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality, dan Satisfaction, Edisi 3, Andi Offset, Yogyakarta, 2016, hlm.164.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan di Indonesia saat ini sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengecewakan pelanggan, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

AMANKAH RANGKA ATAP BAJA RINGAN???

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini. sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan pemikiran pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo General Electric Company. (Sumber :

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat

ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat beberapa tahun belakangan ini, dengan berbagai format dan jenisnya.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengingat akan terus berkembangnya kebutuhan hidup dan berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK ETIKET GUDANG GARAM FILTER SURYA 16 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dengan cepat yang terjadi dalam lingkungan bisnis pada era informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

Program Reguler Mandiri Fakultas Ekonomi dan Bisnis

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

I. PENDAHULUAN. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004, prospek ekonomi mulai memberikan signal yang positif.

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan teknologi dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA

ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 membuat. beberapa perusahaan gulung tikar. Namun menjelang tahun 2004,

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. produk ataupun jasa secara terus menerus (continuous improvement) agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

TQM, TPM, TOC, Lean and Six Sigma Evolution manufacturing methodologies under the paradi shift from Taylorism/Fordism totoyotism?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang setiap perusahaan harus menciptakan suatu produk dan

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan di sektor industri

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. hlm Muhaimin, Imam Sodikin dan Sidarto, Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penilaian Kualitas Bangunan Berdasarkan Kerusakan/Kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Definisi Taufiqur Rachman 1

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY

: MUHAMMAD IQBAL NPM : DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI, ST., MT

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Analisa Proses Bagan Alir Proses

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Herdex Sejatra yang bergerak dalam industri furniture dengan merk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Disamping pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

Pengertian Total Quality Management (TQM)

ANALISIS PENDEKATAN SIX SIGA SEBAGAI PEREDUKSI KECACATAN PRODUK HERBISIDA CAIR 1 LT (Studi Kasus : PT. Bayer Indonesia - Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sedang hangat dibicarakan suatu konsep manajemen kualitas baru yang mulai banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur. Konsep kualitas ini disebut sebagai Six Sigma. Cara kerjanya adalah melakukan pendekatan untuk mencapai kesuksesan yang hampir mendekati kesempurnaan. Konsep Six Sigma pertama kali dicetuskan oleh Bill Smith di perusahaan Motorola pada tahun 1980- an. Hanya dalam dua tahun setelah meluncurkan Six Sigma, Motorola mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award. Six Sigma kemudian diadopsi oleh Jack Welch (CEO General Electric) dan Larry Bossidy (CEO Allied Signal). Keberhasilan mereka dalam memimpin melalui perubahan kebudayaan organisasinya menyebabkan Six Sigma mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Six Sigma tidak hanya sekedar statistik, melainkan komitmen total dari pihak manajemen dan juga filosofi terhadap keunggulan, fokus terhadap pelanggan, perbaikan atau peningkatan proses, dan aturan-aturan pengukuran. Pada tahun 1980-an Total Quality Management (TQM) sangat populer. TQM juga merupakan sebuah program yang berfokuskan peningkatan, namun TQM mulai ditinggalkan dengan pelan-pelan di banyak perusahaan. Adapun karakteristik kunci yang membuat Six Sigma berbeda dengan program kualitas di masa lalu adalah (Pande dan Holpp, 2003).

2 1. Six Sigma berfokuskan pelanggan. Nyaris merupakan sebuah obsesi untuk menjaga kebutuhan pelanggan eksternal tetap terlihat, dan mengarahkan usaha perbaikan. 2. Proyek-proyek Six Sigma menghasilkan ROI (Return of Investment) yang besar. Di General Electric (GE) misalnya, dari program Six Sigma diperoleh hasil berikut. a. Tahun 1996, biaya $ 200 juta dan pengembalian sebesar $ 150 juta. b. Tahun 1997, biaya $ 400 juta dan pengembalian sebesar $ 600 juta. c. Tahun 1998, biaya $ 400 juta dan pengembalian sebesar $ 1 milyar. 3. Six Sigma mengubah cara kerja manajemen. Six Sigma lebih dari sekedar proyek-proyek perbaikan. Para eksekutif senior dan pemimpin di sebuah bisnis mempelajari alat-alat dan konsep Six Sigma: pendekatanpendekatan baru untuk memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan untuk mencapai hasil-hasil. Dalam banyak cara, Six Sigma adalah soal bagaimana mempraktikkan kerja yang lebih pintar, bukan kerja keras. Pada perkembangannya konsep kualitas Six Sigma mulai diterapkan pada industri konstruksi terutama di negara-negara maju. Hal ini mendorong penulis untuk ikut memperkenalkan keunggulan Six Sigma pada industri konstruksi di Indonesia. Untuk itu penulis melakukan penelitian pada suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang prefabrikasi rangka atap yaitu PT. Kuda-kuda Total Prima yang beralamat di Jalan Pojok Harjobinangun, Pakem, Yogyakarta.

3 B. Perumusan Masalah PT. Kuda-kuda Total Prima selalu memperhatikan kebutuhan dan kepuasan pelanggannya dengan memberikan kualitas yang terbaik. Hal ini ditunjukkan oleh perusahaan dengan berupaya melakukan perbaikan-perbaikan proses produksi untuk meningkatkan kualitas. Di samping itu, perusahaan juga memberi jaminan atau garansi selama beberapa tahun atas produk yang dihasilkan. Berkaitan dengan upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas, maka perlu dipikirkan beberapa hal, yaitu. 1. Bagaimana cara melakukan perbaikan proses produksi agar lebih terarah, efisien, dan sekaligus dapat digunakan sebagai parameter perbandingan peningkatan kualitas? 2. Bagaimana cara mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam proses produksi? C. Batasan Masalah 1. Mengingat struktur kuda-kuda rangka atap yang diproduksi PT. Kudakuda Total Prima terdiri atas bahan kayu dan steelfast (bahan baja ringan bergalvanis). Dalam hal ini, penelitian hanya dikonsentrasikan pada produk struktur kuda-kuda yang menggunakan bahan steelfast. 2. Penelitian meliputi pengamatan perakitan kuda-kuda, pemasangan kudakuda, dan pemasangan bracing (pengaku) pada kuda-kuda.

4 D. Keaslian Penelitian Topik tentang studi ini masih baru dalam dunia konstruksi, penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Pheng dan Hui (2004). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada objek penelitiannya. Penulis terdahulu melakukan pengamatan terhadap internal finishes pada perumahan seperti lantai, dinding, plafon, pintu, dan jendela. Sedangkan penulis melakukan pengamatan terhadap rangka kuda-kuda steelfast seperti material yang digunakan, sambungansambungan, perletakan, dan perkuatan-perkuatan yang diberikan berupa bracing. E. Manfaat Penelitian Informasi yang dihasilkan penelitian akan memberi manfaat pada perusahaan dalam hal. 1. Membantu memetakan kesalahan yang terjadi, sehingga proses perbaikan lebih terarah dan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan yang sama. 2. Biaya produksi lebih efisien, karena biaya perbaikan dapat diminimalkan. 3. Waktu penyelesaian pekerjaan tidak akan tertunda. F. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian antara lain. 1. Mengukur pencapaian kualitas pada proses produksi rangka kuda-kuda steelfast berdasarkan level sigma (Bill Smith, 1985). 2. Mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada proses produksi rangka kuda-kuda steelfast.

5 G. Sistematika Penulisan Tesis Untuk dapat memahami secara cepat tesis ini, maka berikut ini disajikan sistematika penulisan tesis ini dalam bentuk ringkas. Tesis ini terdiri dari lima bab dengan penjelasan sebagai berikut : Bab I membahas latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat dan tujuan dari penelitian. Bab II berisi tentang pengertian Six Sigma menurut beberapa ahli, kinerja Six Sixma, enam tema Six Sigma, model perbaikan proses DMAIC, peran serta tanggung jawab para pemain kunci, jalur mengimplementasikan Six Sigma, pengukuran yield dan DPMO, dan biaya kualitas buruk. Bab III menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, lingkup penelitian, penyimpangan-penyimpangan dalam proses produksi yang didefinisikan sebagai defect serta langkah-langkah penelitian. Bab IV menyampaikan deskripsi proyek, langkah-langkah proses fabrikasi dan instalasi, data proyek yang dikumpulkan dari proses produksi baik di pabrik maupun di lapangan, analisis data dan pengukuran kualitas berdasarkan level sigma, dan informasi-informasi penyimpangan yang terjadi. Bab V menginformasikan kesimpulan dan saran-saran tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan.