BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BUPATI SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. a. Bagian ujung sebelah timur :110 57' 33,70" B.T. b. Bagian ujung sebelah barat: ' 6,79" B.T.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan

BAB II Wilayah Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BATU SERIBU DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berani mempromosikan diri untuk meningkatan citra dan perekonomian Kota

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

RENCANA KERJA Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN OBYEK WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR. Oleh: BEKTI PRIHASTUTI L2D

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti museum, benteng, situs sejarah. Dapat juga berupa alam seperti pegunungan, air terjun, pemandian alam. Begitu pula dengan kabupaten Sukoharjo yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Dewasa ini Pariwisata sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula di Kabupaten Sukoharjo. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan dalam memacu pertumbuhan ekonomi regional dan pendapatan daerah. Secara geografis Sukoharjo terletak pada posisi 110" 42" 06.79" Bujur Timur - 110" 57" 33.70" Bujur Timur dan 7" 32" Raya, Sukoharjo memliki peluang yang cukup baik dalam pengembangan di sektor Pariwisata. Memliki luas wilayah sekitar 46.666 ha. Kabupaten Sukoharjo yang kini dipimpin oleh Bupati Wardoyo Wijaya memiliki luas wilayah 466,66 km persegi. Kabupaten Sukoharjo berbatasan dengan Kota Surakarta disebelah utara, Kabupaten Karanganyar disebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Gunung Kidul disebelah selatan serta Kabupaten Klaten disebelah barat. Sukoharjo Makmur menjadi slogan dari Sukoharjo sendiri. Yang memiliki kepanjangan Maju Aman Konstitusional Mantap Unggul Rapi. Sukoharjo juga dikenal dengan hasil pertanian, kerajinan serta produksi 1

2 jamu. Kabupaten Sukoharjo terdiri atas 12 kecamatan yaitu Kecamatan Baki, Bendosari, Bulu, Gatak, Grogol, Kartasura, Mojolaban, Nguter, Polokarto, Sukoharjo, Tawangsari, Weru. Dan pusat pemerintahan berada di kecamatan Sukoharjo. Sukoharjo memiliki banyak sentral kerajinan industry seperti gamelan yang terletak didesa Wirun Kecamatan Mojolaban, kemudian sentra industri gitar yang terletak di Baki. Sentra industry jamu di Nguter. Di Sukoharjo juga dibangun pusat bisnis yang kini tengah berkembang pesat. Dengan dibangunnya pusat-pusat perbelanjaan seperti Hartono Mall, The Park Mall, Carefour, selain itu ada pula restaurant, serta hotel-hotel berbintang seperti Best Western yang letaknya semua ada di Solo Baru di Kecamatan Grogol. Hal ini semakin mendukung roda perekonomian di Sukoharjo. Selain memiliki berbagai sentra industri, Sukoharjo juga memiliki potensi wisata di sektor alam. Salah satunya adalah obyek wisata Batu Seribu yang terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu. Obyek wisata Batu Seribu merupakan kawasan wisata pegunungan yang alami. Letaknya sekitar 20 KM dari pusat pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo. Menurut sejarah terciptanya Batu Seribu berawal dari sumber mata air yang tidak pernah kering walaupun pada saat itu tengah musim kemarau. Kemudian dari mulut ke mulut mulai banyak orang berdatangan untuk berekreasi dan sumber air tersebut dikenal dengan Sumber Pacinan. Pada awalnya sumber air tersebut hanya dikunjungi pada hari-hari tertentu saja seperti acara Padusan yang dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai mandi besar untuk mensucikan diri menjelang puasa Ramadhan serta di hari Lebaran. Mengetahui adanya potensi wisata alam yang baik di wilayah tersebut

3 didukung dengan kondisi pegunungan yang berbatu-batu dan bukit-bukit, kemudian oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dikembangkan menjadi hutan buatan yaitu hutan jati buatan sehingga menghasilkan pemandangan yang indah sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Maka pada tahun 1982 Batu Seribu dikembangkan menjadi Obyek wisata oleh Presiden Soeharto dimasanya. Tetapi hal tersebut gagal direalisasikan karena lengsernya Presiden Soeharto pada masa itu. Kemudian pada tahun 1993 Obyek wisata Batu Seribu sudah mulai dibuka dan dioperasionalkan untuk umum. Obyek wisata Batu Seribu yang telah dikembangkan tersebut terdiri dari Gardu Pandang, Camping Ground, Taman bermain anak, dan sumber mata air alami yang terdiri dari tiga kolam renang. Pengembangan obyek wisata alam Batu Seribu saat ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian. Maka penulis mengambil judul STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BATU SERIBU DI KABUPATEN SUKOHARJO B. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan arah yang kaitannya dengan judul yang dipilih : a. Bagaimana potensi yang ada di obyek wisata Batu Seribu? b. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Batu Seribu oleh pemerintah Sukoharjo? c. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan obyek wisata Batu Seribu?

4 C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan laporan ini kaitanya dengan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui potensi apa saja yang ada di Batu Seribu b. Mengetahui strategi pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam upaya pengembanagan obyek wisata Batu Seribu c. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi pemerintah dalam upaya pengembangan obyek wisata Batu Seribu D. Manfaat Penelitian Nilai suatu penelitian ditentukan oleh manfaat yang diperoleh dalam penelitian tersebut. Manfaat yang diharapakan dari penelitian yang diharapkan antara lain : a. Menambah wawasan tentang destinasi wisata yang ada di Sukoharjo b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi oleh generasi Mahasiswa D3 UPW selanjutnya c. Mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam pengembangan obyek wisata Batu Seribu E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata secara etimologi diidentikkan sebagai Travel dalam bahasa inggris yang diartikan sebagai perjalanan sebagai perjalanan yang berkali-kali yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini dapat diartikan bahwa Pariwisata adalah suatu

5 perjalanan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok dari satu tempat ketempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12). Sedangkan menurut UU No.9 tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha, daya tarik wisata dan atraksi wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Pengertian tersebut meliputi : semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ketempat asal, pengusahaan daya tarik wisata atau atraksi wisata (pemandangan alam, taman rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya). Usaha dan saran wisata berupa usaha jasa, biro perjalanan, pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan usaha-usah lain yang berkaitan dengan pariwisata. Beberapa ahli mengemukakan tentang pariwisata antara lain : a. Oka A. Yoeti (Irawan, 2010:11) menjelaskan bahaw apariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu " pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputarputar, keliling dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian ". b. E. Guyer Freuler (Irawan, 2010:11) merumuskan pariwisata dengan memberikan batasan sebagai berikut : " Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan atau kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya

6 pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai dari perkembangan perniagaan, industri serta penyempurnaan pada alat-alat pengangkutan". 2. UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan bahwa Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkahlangkah dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organsisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan costumer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasikan lingkungan yang akan dimasuki perusahaan untuk mencapai dimasa depan dan mementukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut. b. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalakankan misinya. c. Merumuskan faktor ukuran keberhasilan dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

7 d. Menentukan tujuan dan target ukur, mengevaluasi berbagai alternative strategi dengan memeprtimbangkan sumberdaya yang dimliki dan kondisi eksternal yang dihadapi. e. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka panjang dan pendek (Hariadi,2005). Sumber: Jurnal Kuliah Manajement (Jurnal SDM Blog.Spot.com.2009/08) Dari konsep strategi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi memegang peran penting untuk mencapai tujuan. Maka dalam pengembangan suatu obyek wisata memerlukan suatu strategi yang tepat demi tercapainya tujuan, yaitu menarik minat pengunjung untuk datang. Jika suatu obyek wisata dikembangkan dengan strategi yang bagus dan tepat, maka potensi yang dimiliki obyek wisata tersebut dapat dapat berkembang dengan baik dan akan memiliki daya tarik wisata yang sangat kuat bagi pengunjung. F. Metode Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian Obyek Wisata Batu Seribu yang terletak di Desa Gentan, Bulu, Sukoharjo 2. Teknik pengumpulan data 2.1 Penelitian Lapangan a. Observasi Langsung

8 Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi langsung ke obyek wisata Batu Seribu, guna mendapatkan data yang nyata. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati aktivitas para wisatawan yang berkunjung ke obyek Batu Seribu. b. Wawancara Wawancara dilaukan kebeberapa tempat seperti di Obyek Wisata Batu Seribu dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sukoharjo. Serta beberapa narasumber seperti pengelola obyek, wisatawan serta tokoh masyarakat setempat. Dari hasil penelitian tersebut didapat data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini dan dapat melakukan analisis tentang masalah yang diangkat untuk memberi saran-saran yang berguna dan membangun guna kepentingan kemajuan Obyek Wisata Batu Seribu. 2.2 Studi Perpustakaan Teknik pengumpulan data dari buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian. Adapun buku-buku berasal dari perpustakaan program dan perpustakaan pusat UNS. Studi pustaka dilakukan dengan dengan cara mengkaji buku-buku literature, makalah-makalah, brosur yang mengutip bagian yang kiranya mempunyai kaitan dengan judul masalah.

9 Selain menggunakan karya-karya ilmiah dan buku-buku yang terkait dengan penelitian, teknologi internet juga digunakan sebagai bahan masukan dan referensi. Karena data dari internet, dapat mengetahui perkembangan terbaru tentang obyek wisata yang diteliti, dan mengetahui pendapat dan pandangan masyarakat tentang perkembangan obyek wisata Batu Seribu. G. Sistematika Penulisan Agar pembahasan lebih mudah, maka di bawah ini akan dijelaskan bab demi bab serta sistematika penulisan penelitian sebagai berikut: Bab I : Merupakan Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Membahas tentang Sekilas Tentang Kabupaten Sukoharjo Dan Profil Obyek Wisata Batu Seribu Bab III : Membahas tentang Potensi Obyek wisata Batu Seribu yang terdiri dari Lokasi, Potensi, Upaya Pengembangan, Kendala yang dihadapi Pemerintah dalam Upaya Pengembangan, Potensi Batu Seribu melalui Analisis 4A dan SWOT, dan Data Pengunjung