Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Remaja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK MENONTON TAYANGAN SINETRON PUTIH ABU-ABU TERHADAP PERILAKU ANAK DI KELURAHAN SIDODAMAI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Indikator Sosial Budaya 2003, 2006, 2009, dan 2012

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan lain-lain yang berguna bagi masyarakat luas. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Tidak berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB V PENUTUP. Abu-Abu Season 2 Episode 1 didapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak usia 5-10 tahun Orangtua Bijak

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

BAB III PENYAJIAN DATA. Sinembah Kabupaten Rokan Hilir terhadap Acara Sinetron Tukang Bubur Naik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Zaman sekarang ini, manusia semakin sulit dipisahkan oleh Televisi

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal small-group yang berupaya secara

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindak kekerasan merupakan hal yang sangat meresahkan bagi

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 005 Kelurahan Sukabumi Utara Barat Periode Februari Maret 2009 ) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BULLYING. I. Pendahuluan

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan salah satu periode perkembangan yang

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita tahu bahwa Reality Show adalah program televisi termuda yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

Transkripsi:

KOPI - Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Banyak tayangan-tayangan yang disajikan oleh stasiun televisi yang dapat memberikan pengaruh positif seperti tayangan yang memuat informasi, pendidikan dan tayangan pengetahuan penting lainnya. Tetapi di sisi lain tidak sedikit tayangan televisi yang dapat berpengaruh negatif juga kita temukan di beberapa stasiun televisi seperti tayangan infotaiment, Film Televisi (FTV) dan Sinema Elektronik (Sinetron). Baik FTV maupun sinetron biasanya bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang penuh dengan konflik dan sering dibumbui dengan adegan romantis dan sikap-sikap kasar seperti mengejek secara verbal, melakukan penindasan serta intimidasi antar pemain. Sikap seperti ini tergolong sebagai aksi bullying. Namun pada umumnya, tayangan seperti inilah yang laris manis dikonsumsi oleh sebagian besar remaja. Sehingga tidak heran banyak stasiun televisi berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semacam ini demi pencapaian rating yang tinggi walaupun banyak mencontohkan aksi bullying. Yang menjadi perhatian khusus penulis di sini adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh penayangan sinetron terhadap perilaku bullying yang dilakukan remaja. Karena intensitas remaja menonton sinetron lebih tinggi dibanding FTV. Penyajian cerita dari sinetron juga dilakukan berseri dalam beberapa episode sehingga bisa dinikmati dalam kurun waktu tertentu secara kontinu. Ditambah lagi dengan memberikan cerita yang dapat menciptakan rasa penasaran penonton tiap akhir episode menjadi salah satu alasan mengapa sinetron selalu menjadi tayangan yang wajib untuk disaksikan. Jam tayang pun diatur pada waktu-waktu yang potensial bagi remaja untuk menghabiskan waktu luangnya dengan menonton sinetron, yaitu pada kisaran pukul tujuh malam sampai dengan pukul sepuluh malam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marisa Martina (2007) bahwa 85,9% remaja menonton pada malam hari (pukul 18.00 s.d 22.00), sisanya 7% dari total responden menonton televisi pada malam hari di atas pukul 22.00 dan 5,6% menonton televisi pada siang hari. Oleh karena itu, intensitas menonton sinetron lebih tinggi dibanding FTV. Tanpa disadari, intensitas para remaja dalam menonton sinteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan psikologi mereka. Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menuju dewasa. Sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Ekspos sinetron terhadap aksi bullying inilah yang sering menginspirasi remaja untuk mencobanya dalam dunia nyata. Tidak heran bila kita menemukan remaja yang mengucapkan kata-kata bullying atau bahkan melakukan aksi bullying di lingkungan mereka. 1 / 5

Penelitian yang dilakukan Hasnawati (2013) seorang mahasiswa program studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman tentang dampak menonton sinetron Putih Abu-Abu menyimpulkan bahwa dampak menonton tayangan sinetron Putih Abu-Abu terhadap perilaku remaja yaitu berdampak negatif, seperti adanya perilaku meniru adegan-adegan bullying yang ditampilkan dalam sinetron Putih Abu-Abu yang meliputi aksi bullying dalam hal kata-kata (verbal) dan dalam hal tindakan. Dalam hal kata-kata (verbal), keseluruhan anak yang menjadi informan cenderung ikut meniru dan memperaktekan kata-kata bullying yang ada dalam sinetron tersebut kedalam kehidupan mereka sehari-hari, misalnya seperti saling mengucapkan kata-kata kamseupay, rakyat jelata dan euh kepada sesama teman dan keluarga mereka. Demikian pula dalam hal tindakan, sebagian dari mereka mengikuti adegan bullying seperti yang ditayangkan dalam sinetron Putih Abu-Abu, yaitu mengerjai teman dengan mengintimidasi, mendeskriminasi dan mengeroyok. Aksi bullying yang merupakan bentuk penyimpangan perilaku remaja ini berdampak serius bagi korbannya. Berikut dampak dari aksi bullying diantaranya adalah: 1. Kesehatan fisik terganggu Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian. 2. Terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. 3. Timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder) bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri 4. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial 2 / 5

5. Rusaknya nilai kemasyarakatan yang ada kedepannya Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sinetron sangat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying di kalangan remaja. Karena dalam masa perkembangannya remaja meniru banyak hal dari apa yang mereka lihat baik dari lingkungannya maupun dari tayangan sinetron. Oleh karena jangan biarkan anak, adik, atau orang yang kita sayangi meniru perilaku negatif seperti bullying. Kita harus lebih selektif dalam menyuguhkan tayangan-tayangan yang berkualitas agar dapat membawa perilaku positif pada diri anak-anak dan remaja sehingga dapat dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup. DAFTAR PUSTAKA Hasnawati (2013). Dampak Menonton Tayangan Sinetron Putih Abu-abu terhadap Perilaku Anak di Kelurahan Sidodamai Samarinda. http://ejurnal.ilkom.fisip-unmul.ac.id (diakses pada tanggal 18 April 2014). Martina, Marisa (2007). Hubungan antara Durasi Menonton TV terhadap Sikap Seksual Remaja. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125612-152 (diakses pada tanggal 22 April 2014). Marwan (2008). Dampak Siaran Televisi Terhadap Kenakalan Remaja. http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5275. (diakses pada tanggal 22 April 2014) Setyanti, Christina Andhika (2012). 6 Penyebab Anak Suka Mem-"Bully". http://kompas.com (diakses pada tanggal 18 April 2014) Suprihatin, Bambang (2013). Pengaruh Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi dan Intensitas Pemberian Punishment dengan Perilaku Bullying di Kalangan Pelajar SMA Negeri 1 Semin Gunung Kidul. Tesis pada Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta: tidak diterbitkan. 3 / 5

Sumber Internet Lainnya: http://pasarnota.blogspot.com/2011/12/definisi-buli.html http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/ Data Pribadi / Personal Detail Nama : Desi Purnama Sari Tanggal Kelahiran : 12 Desember 1994 Kode Pos : 30662 Email : Tehdesi94@Yahoo.Com Jenis Kelamin : Perempuan Status Marital : Single Warga Negara : Indonesia 4 / 5

Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa Asal Universitas : Universitas Sriwijaya 5 / 5