BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Setiap saat orang-orang selalu membicarakan apa itu komunikasi. Kata komunikasi memang tidak asing bagi kita, tetapi banyak diantara kita masih kurang bahkan tidak mengerti makna dari komunikasi walaupun kita selalu memperbincangkannya dan mempraktekannya. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make a common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4) Harold D. Laswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa)? Unsur dalam formula Laswell menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa. Laswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan dengan berbagai jenis penelitian komunikasi. (Evinaro Ardianto et. al, 2012 : 28) Di era jaman modern ini media massa mempunyai peran sebagai sumber informasi. Media massa elektronik yaitu Televisi, dikenal sebagai alat komunikasi yang berperan besar dalam menyampaikan sejumlah informasi, hiburan, budaya, politik dan aspirasi. Televisi adalah media massa yang selalu mengikuti perkembangan informasi terkini, sehingga televisi dapat menciptakan suatu trend 1

2 2 terbaru, serta dapat mempengaruhi mental, pola perilaku bahkan budaya bagi orang yang menontonya. Film atau tontonan yang ditayangkan melalui televisi terkadang sering digugat karena tidak sesuai dengan peraturan pertelevisian yang berlaku maupun budaya dimasyarakat. Namun pada akhirnya televisi lah media massa yang paling berpengaruh dan banyak diakses banyak orang. Televisi kini hampir dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi sarana hiburan, tapi saranan pendidikan dan penegakan moral. Pada saat ini dunia petelevisian berlomba-lomba menayangkan program-program hiburan yang dikemas semenarik mungkin untuk masyarakat tetapi lupa akan dampak positive atau negative terhadap penonton nya. Seperti program Ganteng-Ganteng Serigala di SCTV sinetron garapan Amanah Surga ini lupa akan dampak negative yang diberikan oleh tayangan mereka kepada generasi muda. Program ini menyampingkan kualitas dan hanya mengejar rating belaka, tidak memikirkan dampak negatif dari program yang ditayangkan.televisi mempunyai beragam program seperti Infotainment, Realityshow, Variety Show, Talkshow, sinetrondan News. Pengaruh tayangan televisi yang disaksikan tidak hanya sewaktu, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama, misalnya meniru gaya berpakaian atau model rambut. Kategori penonton yang mudah terpengaruh itu biasanya adalah anak-anak dan generasi muda, meski kadang-kadang orang dewasa pun ada. Apabila hanya gaya berpakaian yang ditiru, tentu tidak bermasalah. Tetapi, bila yang ditiru adalah cara berperilaku negative atau cara gaya hidup yang tidak tidak sesuai dengan norma budaya, tentu akan menimbulkan masalah. (Elvinaro Ardianto et. al,2012 : 147) Sinema elektronik atau sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Pengaruh sinetron yang negative sangat berbahaya apabila ditirukan oleh para remaja pada jaman sekarang. Bagi remaja SMP/SMA, sinetron memberikan berbagai tayangan dan alur cerita yang menarik agar dapat menciptakan ketergantungan pada mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lainnya yang menyenangkan. Hal ini mengakibatkan pelajar atau remaja akan keranjingan

3 3 menonton sinetron dan mengikuti tingkah laku yang sinetron tampilkan. Dan pada akhirnya mereka akan malasuntuk melakukan kegiatan lain selain menonton televisi.sehingga mereka lebih memilih berjam-jam didepantelevisi daripada mengerjakan pekerjaan sekolah.singkatnya anak menjadi pasif dan tidak kreatif. Produksi sinetron ternyata melonjak pesat terutama setelah munculnya production house, yakni perusahaan yang bergerak dalam pembuatan sinetron untuk dijual kepada stasiun-stasiun TV. Diakhir tahun 1992 saja tercatat tidak kurang dari 300 production house. (Effendy, 2003 : 194) Sinetron di televisi juga semakin beragam, setiap stasiun televisi berlombalomba menayangkan sinetron dengan alur cerita yang menarik untuk masyarakat. Tetapi dapat kita lihat akhir-akhir ini banyak sinetron di televisi yang mempunyai alur cerita yang sama. Beberapa acara sinetron dengan alur yang hampir sama seperti Manusia Harimau di MNC, Bastian Steel bukan cowok biasa di RCTI, Cowokku Superboy di SCTV, dan Ganteng-Ganteng Serigala di SCTV. Salah satu stasiun televisi yang memiliki program sinetron yang menjadi sorotan dan rating yang cukup tinggi yaitu SCTV. Namun tidak semuanya program yang ditayangkan memberi nilai negative bagi penonton. Seperti sinetron Para Pencari Tuhan garapan Demi Gisela Citra Sinema ini mempunyai cerita yang menarik dan memiliki dampak positive yang terbilang banyak. Memang sinetron ini hanya ditayangkan ketika Ramadhan tetapi sinetron Para Pencari Tuhan memiliki jalan cerita yang unik tanpa harus ada adegan yang tidak senonoh. Surya Citra Televisi atau biasa kita tau dengan singkatan SCTV, merupakan salah satu stasiun televisi yang mempunyai program sinetron yaitu Ganteng-Ganteng Serigala atau dapat kita sebut menjadi Ganteng-Ganteng Serigala. Walaupun sinetron ini terbilang baru tayang, Ganteng-Ganteng Serigala sudah masuk ke dalam daftar sinetron terfavorit dan sedang banyak diminati oleh kalangan remaja, dewasa, ibu rumah tangga bahkan anak-anak. Oleh karena itu, sinetron Ganteng-Ganteng Serigala menjadi pemenang program paling ngetop diacara SCTV Awards Tak hanya menjadi pemenang program, beberapa pemain pun mendapatkan award yaitu

4 4 :Aliando Syarief (sebagai pemenang aktor utama paling ngetop), Dahlia Poland (sebagai pemenang aktris pendamping paling ngetop), dan Prilly Latuconsina (sebagai pemenang aktris utama paling ngetop) Sinetron ini ditayangkan oleh stasiun televisi SCTV setiap hari senin sampai minggu pada pukul 19:30-21:00 WIB tentunya dengan episode-episode percintaan antara bangsa manusia, Nayla (Jessica Mila) dan Sissy (Prilly Latuconsina) dengan bangsa vampir Tristan (Kevin Julio) dan Digo (Aliando Syarif) lalu berteman dengan bangsa wirewolf (Ricky Harun) yang membuat penonton penasaran untuk mengikuti jalan ceritanya. Yang menjadi fokus objek penelitian disini adalah anak-anak SMP Negeri 19 yang memang terlihat dimana dari hasil observasi ditemukan banyak murid-murid SMPN 19 yang sangat menyukai, sehingga ingin menyamai Jessica Mila yang memang selaku pemeran utama di sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. Selain itu dari hasil wawancara secara spontan kepada kepala sekolah SMP Negeri 19, Ibu Widiyana Ramayanti dijelaskan bahwa memang kepala sekolah juga sering mendapatkan laporan dari guru-guru yang menjelaskan bahwa murid-muridnya suka berbicara mengikuti salah satu pemeran sinetron Ganteng-Ganteng Serigala yaitu Prilly Latuconsina atau menggunakan aksesoris seperti kacamata hitam yang dipakai oleh Kevin Julio. Sesuai penelitian yang dijalankan oleh Syafril Tahar dan Sadakita Br. Karo (2011) dijelaskan bahwa tayang sinetron remaja di televisi dapat mempengaruhi tingkah laku dan gaya bicara. Yang sangat menghawatirkan remaja di Indonesia sebagai sasaran sinetron, masih belum kritis dalam menonton. Dilain pihak frekuensi kekerasan psikologis yang diekspresikan secara verbal sangat tinggi serta pengontrolan isi tayangan sinetron masih kurang. Berkaitan dengan temuan peneliti sebaiknya industri televisi perlu mengurangi tayangan sinetron yang mengandung kekerasan fisik maupun psikologis sampai batas remaja dapat lebih bersikap kritis dalam menonton.

5 5 1.2 RUANG LINGKUP Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa batasan masalah agar penelitian yang dibahas tidak keluar dari tema awal yang sudah diterapkan. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya terbatas pada lingkup program sinetron GANTENG- GANTENG SERIGALA di SCTV. 2. Objek penelitian yang dilakukan terbatas terhadap perilaku anak-anak kelas 7A, 7B dan 7C SMPN 19 Tangerang 1.3 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah mengungkapkan keinginan penulis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian. Adapun masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh program acara Ganteng-Ganteng Serigala di SCTV terhadap perilaku 2. Seberapa besar pengaruh program Ganteng-Ganteng Serigala terhadap perilaku siswa siswi kelas 7A, 7B, dan 7C SMPN 19 Tangerang Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikanoleh penulis, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Pengaruh Program Sinetron GANTENG-GANTENG SERIGALA di SCTV, Terhadap Perilaku. (Studi Kasus: siswa siswi kelas 7A, 7B, dan 7C SMPN 19 Tangerang) 1.4 IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasimasalahdalampenelitianinidapatdijabarkansebagaiberikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara program Ganteng- Ganteng Serigala dan perilaku? 2. Apakah program Ganteng-Ganteng Serigala memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku?

6 6 1.5 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh tayangan sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terhadap cara berperilaku kalangan remaja 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku dari tayangan sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : Manfaat akademis : 1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa Broadcasting Binus University dan berguna sebagai referensi informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa, serta memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas bagi mahasiswa lain. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang program TV khususnya sinetron, dampak tayangan terhadap remaja dan sebagai refrensi bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir. Manfaat Masyarakat : 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat agar masyarakat bijak dalam hal memilih tayangan televisi 2. Penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat sadar akan banyaknya tayangan yang tidak mendidik Manfaat praktis : 1. Penelitian ini diharapkan untuk memberikan masukan adanaya dampak negatif dari program televisi 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Rancangan sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan oleh penulis ini terdiri dari 5 bab, antara lain sebagai berikut :

7 7 BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian dari sebuah program sinetron Ganteng-Ganteng Serigala, mencari rumusan masalah yang merupakan rangkaian inti dari identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA Bab kedua ini, penulis membahas teori-teori yang digunakan yaitu komunikasi, teori komunikasi massa, media massa, televisi, dan teori uses and effect sebagai dasar penelitian dalam penelitian penulis. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Bab ketiga ini, penulis menjelaskan metodelogi penelitian yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian. Metodologi yang dipakai oleh penulis adalah Kuantitatif. Didalam bab ini terdapat pendekatan penelitian Kuantitatif, Jenis Penelitian, Metode Pengumpulan Data yang digunakan, Teknik Analisis Data hingga Hipotesis BAB 4 : HASIL PEMBAHASAN Pada bab keempat ini penulis menjelaskan tentang hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, disertai dengan evaluasi yang dihasilkan. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Di bab terakhir ini merupakan penutupan yang berisikan kesimpulan atas hasil analisa yang peneliti angkat serta memberikan saran dari peneliti yang telah dilakukan oleh penulis.

8 8