PENDEKATAN BANGUN MATRIKS KORELASI untuk IDENTIFIKASI KOMPONEN HIDRODINAMIKA dan MORFODINAMIKA PANTAI dalam PERSPEKTIF MANAJEMEN TATA RUANG WILAYAH PESISIR (Studi Kasus : Kabupaten Ciamis - Jawa Barat)
Abstrak Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah wilayah yang berbentuk kepulauan. Secara fisis, karakteristik yang dominan adalah wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir dan laut tersebut mengandung potensi yang sangat strategis. Hal ini terbukti karena lebih dari 50% aktivitas manusia di dunia terkonsentrasi di wilayah pesisir. Namun demikian potensi (produksi, konservasi dan bencana) di suatu wilayah bervariasi untuk setiap daerahnya. Dalam tatanan Indoensia Baru, asas pembangunan yang terdesentralisasi pada basis daerah (Kabupaten dan Kodya) membawa konsekuensi logis menuntut para Bappeda mengenali potensi tersebut dengan benar. Dengan mengenali karakteristik wilayahnya, maka pola pembangunan dapat direncanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan alat identifikasi komponen wilayah pesisir (ekonomi, institusi, sosio-kultur-etnik dan bio-geo-fisik) yang mampu menyajikan informasi karakteristik potensi wilayah pesisir. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Penelitian ini bertujuan memberikan alat bantu / cara mengenali karakteristik wilayah pesisir melalui identifikasi yang berkorelasi. Penerapan Model Identifikasi komponen dinamika pantai dengan Bangun Matriks Korelasi dan derajat korelasinya diharapkan mampu mendukung keputusan untuk pengelolaan ( Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian ) Tata Ruang Wilayah Pesisir secara terapdu dan berkelanjutan.
Sebagai wilayah studi, model identifikasi berkorelasi tersebut akan diterapkan di wilayah pesisir Kabupaten Ciamis - Propinsi Jawa Barat. Komponen wilayah pesisir yang dilibatkan masih sebatas pada unsur fisik saja yakni hidrodinamika dan morfodinamika. Hasil-hasil yang dicapai, secara esential menunjukkan ; Pertama adalah, Model Identitkasi dengan Bangun Matriks Korelasi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mendukung keputusan pengelolaan tata ruang wilayah pesisir. Kedua adalah, hasil korelasi komponen wilayah pesisir memiliki 3 (tiga) properti yakni ; (a) Sifat Korelasi, (b) Periode Korelasi dan (c) Jangkauan Daerah Korelasi. Kata Kunci : Wilayah NKRI, Agenda 21 Indonesia, Wilayah Pesisir Tata Ruang. Matriks Korelasi, Derajat Korelasi, Sistem Pendukung Keputusan berbasis Spasial.
Abstract The region of Indonesian Republic state is the archipelago country. Physically the characteristic of this country will be cover by coastal and sea. Actually the coastal zone have contribution more than 50 % of human activity, so this region should be strategic area.. On the other side, each regency or region have potential (production, conservation, disaster) different with other regency. In the new era of Indonesian, the development pattern has decentrelization on regency or district. As the logic consequence of this, the Development Planning Institution (Bappeda) should be care of their potential with right identification way. So, the integrated and continuing development can be planned. In order that, it is needed the identification tool of coastal structure (economy, institution, socio-culture-etnic and bio-geo-physic) with their potential information characteristic. The problem above will be solve by this research to give the identification tool of coastal zone structure with their correlation. Identification Model of coastal structure was applied by Correlation Matrix Shape with their correlation degree. This model can be used as the support of the decision of coastal zone management (Planning, Exploitation and Control ) to go to the integrated and continuing development.
Case study of this identification model was applied on Coastal Zone of Ciamis regency of West Java province. The coastal zone structure limited on physical only ( morphodynamic and hydrodynamic ). The essential result of this research showing as follows ; First, The Identification Model can be used as the tool to support of the decision of integrated coastal zone management. The second result, The identification model has 3 (three) correlation property : (a) Correlation Characteristic, (b) Correlation Period, (c) Correlation Region-Range. Key Words : Republic of Indonesian Region, Agenda 21, Coastal Zone, Region Lay Out, Correlation Matrix, Spatial Decision Support System.
(a) Periode Perubahan (Waktu) (b) Cakupan Wilayah (Spasial) (c) Karakter Korelasi (Hubungan) (3) Dengan teridentifikasinya komponen dinamika pantai berdasarkan keterkaitan atau korelasi, maka akan menghasilkan bahan informasi yang sudah terpadu. Dengan demikian akan memudahkan Perencanan Tata Ruang Wilayah Pesisir yang Terpadu. (4) Berdasarkan karakteristik Periode Perubahan (waktu) dinamika pantai, maka dapat dipergunakan sebagai dasar penetapan umur Perencanaan Tata Ruang yang telah ditetapkan. (5) Berdasarkan analisis pengembangan model, maka dalam rangka mendapatkan hasil korelasi secara kuantitatif akan melibatkan beberapa disiplin keilmuan seperti (Oseanografi, Geodesi, Geofisika, Geologi Planologi, dan Lingkungan). Dengan perkataan lain, dinamika pantai wilayah pesisir memberi tantangan bagi pengembangan keilmuan tersebut. (6) Karena korelasi antar komponen-komponen didasarkan atas jaringan ekosistem, maka pengaruh korelasi dapat menjangkau wilayah di luar baths administrasi. Dengan demikian sifat jangkauan wilayah korelasi dapat dijadikan sebagai alat integrasi pengelolaan bersama tata ruang antar wilayah administrasi melalui pembentukan lembaga koordinasi.