REVIEW OF FRUIT CHARACTERISTICS DUKU VARIETY PALEMBANG AND VARIETY RASUAN GROWING IN THE FLOW OF RIVER (DAS)

dokumen-dokumen yang mirip
PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang berasal dari hutan

KERAGAAN BUAH DUKU DAN PEMASARANNYA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

Varietas Unggul Manggis Bebas Getah Kuning Ratu Tembilahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unsrat Manado, )

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB III STUDI KASUS. III.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lahat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TANAMAN PENGHASIL PATI

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$)

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

Evaluation on Cutting Material in Maintaining Hybrid Tomato Product on Potency and Quality

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIPE TANAMANROSELLA(Hibiscus SabdariffaL.). GENERASI M2 HASIL IRIDIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELAKSANAAN PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

ASRAMA MAHASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I. PENDAHULUAN. commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

I. PENDAHULUAN. lndonesia pada tahun 1794, di daerah-daerah dataran tinggi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyimpan sumber daya alam yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sebagai buah segar,

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Transkripsi:

REVIEW OF FRUIT CHARACTERISTICS DUKU VARIETY PALEMBANG AND VARIETY RASUAN GROWING IN THE FLOW OF RIVER (DAS) Umm Kalsum and Arifin Faculty of Agriculture, University of IBA Arifin_1822@yahoo.com ABSTRACT This research aims to determine characteristics such as number of a bunch of duku s flowers, numberof a bunch of duku s fruits, diameter, weight, number of flowers, water content, and sucrose sugar levels. This research was conducted in the watershed Komering, Ogan, and Lematang with execution time from November 2009 until March 2010. The research method used is sampling in which the watershed Komering Ulu specified varieties, the watershed of Komering Ilir specified varieties and the watershed 0f Lematang specified genotype Gunung Megang and Lahat. There are five plants of duku observed in each watershed. Data taken from the three main branches on each plant sample is considered as replicates. The observed variable is the number of bunch of duku s fruits, weight, diameter, number of flowers, water content, and sucrose sugar levels. Keywords: Varieties and characteristics of the fruit duku 93

TINJAUAN KARAKTERISTIK BUAH DUKU VARIETAS PALEMBANG DAN VARIETAS RASUAN YANG TUMBUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) Ummi Kalsum dan Arifin Fakultas Pertanian Universitas IBA Arifin_1822@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik buah duku seperti jumlah bunga per tandan, jumlah buah per tandan, diameter buah, bobot buah jumlah bunga, kadar air, dan kadar gula sukrosa. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Komering, Ogan, dan Lematang dengan waktu pelaksanaan dari Bulan November 2009 dengan Bulan Maret 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sampling yaitu pada DAS Komering Ulu ditentukan varietas, pada DAS Komering Ilir ditentukan dan pada DAS Lematang genotype Gunung Megang dan genotype Lahat. Tanaman duku yang diamati pada masing masing DAS ada 5 tanaman. Data diambil dari 3 cabang utama pada masing masing tanaman contoh yang dianggap sebagai ulangan. Peubah yang diamati adalah jumlah bunga per tandan, jumlah buah per tandan, bobot buah, diameter buah, jumlah bunga, kadar air, dan kadar gula sukrosa. Kata Kunci : dan karakteristik buah duku PENDAHULUAN Duku (Lansium domesticum ) merupakan tanaman tropis beriklim basah yang berasal dari Malaysia dan Indonesia (Kalimantan Timur). Dari negara asalnya, duku menyebar ke Vietnam, Myanmar, dan India.. Nama lain yang sering digunakan untuk Lansium domesticum adalah Aglailadooko Griffth atau Aglaila domesticun (corr) Pelegrin. Di dunia ini dikenal tiga macam spesies Lansium yang mirip satu sama lain, yakni duku, langsat, dan pisitan (getahnya paling banyak), namun, yang terkenal duku dan langsat. Di luar Pulau Jawa, duku sering disebut langsat, namun, di daerah jawa, buah langsat sering disebut kokosan. Duku mempunyai banyak varietas dengan berbagai macam ukuran buah yaitu ada yang buahnya besar sekali, tetapi ada pula yang kecil. Ada yang berbiji besar, ada pula yang tidak berbiji, tetapi ada pula yang apomiksis (biji vegetatif). Sentra produksi duku yang penting adalah, Pasarminggu (Condet), Karanganyar dan Kulonprogo (Nanggulan). Singosari (Malang) terkenal 94

dengan langsatnya yang tanpa biji, sedangkan negara penghasil duku adalah Filipina, Malaysia dan Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah penghasil duku yang berpotensi untuk dikembangkan yang dikenal dengan nama duku Komering atau duku yang memiliki cita rasa khas serta mempunyai nilai ekonomi tinggi. Luas pertanaman duku di Sumatera Selatan sekitar 6.430,16 ha dengan produktivitas rata-rata 5,7 ton/ha/tahun (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikurtura Provinsi Sumatera Selatan, 2002). Perbanyakan tanaman duku yang selama ini dilakukan petani adalah dengan menggunakan bibit yang berasal dari biji. Sistem ini memiliki beberapa kelemahan, seperti : masa tunggu tanaman berbuah berkisar 20-25 tahun dan tanaman yang dihasilkan tidak sama kualitasnya dengan tanaman induknya. (Gusniati, 2001). Tanaman duku di Sumatera Selatan sebagian besar tumbuh di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Komering, DAS Ogan, DAS Lematang dan DAS Musi. Meliputi beberapa daerah pusat produksi di Kabupaten Muara Enim, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Musi Banyuasin dan Musi Rawas. Beberapa penelitian tentang tanaman duku yang telah dilakukan, antara lain eksplorasi duku di Sumatera Selatan, menyimpulkan bahwa duku di daerah DAS komering sebagian besar di tanam di kebun bersama tanaman lain (poli kultur), dan sebagian lagi merupakan tanaman pekarangan. Secara morfologi tidak terdapat perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan daerah lainnya (Sjahrul et al,. 1989). Hasil penelitian Deroes (1997) menunjukkan bahwa duku dari masing masing pohon mempunyai karakteristik yang berbeda, berat buah duku bervariasi antara 22,92 g 41,72 g. Ternyata jarak pohon tetangga yang lebih dekat berpengaruh positif terhadap berat buah duku. Secara umum duku yang berasal dari DAS Komering lebih disukai oleh konsumen, dibandingkan dengan duku dari DAS lainya. Perbedaan selera konsumsi tersebut, disebabkan oleh adanya perbedaan dalam karakteristik buah yang terkait dengan cita rasa. Hasil Penilitian Hawalid (2006) menunjukan adanya perbedaan kualitas antara pohon induk duku dan yang ditunjukan oleh perbedaan diameter buah, kadar sukrosa, dan kandungan vitamin C.. Menurut Budi Sutomo (2006 ), setiap 100 gr buah terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 95

0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besinya, setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. BAHAN DAN METODE Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman duku yang diteliti dan berada wilayah DAS Komering, Ogan dan Lematang. Sedangkan alat yang digunakan adalah meteran, tangga, mistar ukur, timbangan, oven listrik, dan jangka sorong. Percobaan ini menggunakan metode deskriftif dengan penentuan Penentuan tanaman contoh dilakukan secara sengaja (purposive sampling), pada DAS Komering Ulu ditentukan varietas sebagai sample, pada DAS Komering Ilir ditentukan dan pada DAS Lematang genotype Gunung Megang dan genotype Lahat. Tanaman duku yang diamati pada masing masing DAS ada 5 tanaman. Data diambil dari 3 cabang utama pada masing masing tanaman contoh yang dianggap sebagai ulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pengamatan karakterisasi morfologi tanaman duku varietas, varietas dan terhadap parameter generatif secara tabulasi adalah sebagai berikut : Hasil pengamatan rata rata jumlah bunga tanaman duku varietas, varietas dan per tandan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah bunga per tandan tanaman duku varietas, varietas dan Genotip Jumlah Bunga Per tandan (buah) I 59 44 55 II 55 49 51 III 60 51 45 IV 50 41 49 Rata rata 56,2 47,4 51,2 96

Berdasarkan tabel tersebut hasil pengamatan jumlah bunga per tandan tanaman duku varietas, varietas dan, terlihat bahwa varietas memiliki jumlah bunga per tandan lebih banyak rata rata 56,2 buah dengan kisaran 50 60 buah, sedangkan varietas memiliki jumlah bunga rata rata 47,4 buah dengan kisaran 41 52 buah dan rata rata 51,2 buah dengan kisaran 49 56 buah Hasil pengamatan rata rata jumlah buah pertandan duku varietas, variaetas dan per tandan disajikan pada Tabel 2 Tabel 2. Jumlah buah per tandan tanaman duku varietas, varietas dan Jumlah Buah Per tandan (buah) I 24 25 25 II 39 26 27 III 19 36 32 IV 40 20 35 Rata rata 32,2 27,8 30,6 Berdasarkan tabel tersebut terhadap hasil pengamatan jumlah buah per tandan tanaman duku varietas, varietas dan Genotip, terlihat bahwa varietas memiliki jumlah buah per tandan lebih banyak rata rata 32,2 buah dengan kisaran agak jauh yaitu 19 40 buah, sedangkan varietas memiliki jumlah buah rata rata 27,8 buah dengan kisaran 20 36 buah dan rata rata 530,6 buah dengan kisaran 25 35 buah. Hasil pengamatan rata rata diameter buah tanaman duku varietas, varietas dan per tandan disajikan pada Tabel 3.. 97

Tabel 3. Hasil pengamatan diameter buah tanaman duku varietas, varietas dan (cm) Diameter Buah (cm) I 3,6 2,7 2,9 II 3,9 2,8 3,2 III 4,0 3,5 3,7 IV 3,1 3,4 3,5 Rata rata 3,7 3,1 3,3 Hasil pengamatan jumlah diameter buah tanaman duku varietas, varietas dan pada Tabel 9 terlihat bahwa varietas memiliki diameter buah lebih besar rata rata 3,7 cm dengan kisaran yaitu 3,1 4,0 cm, sedangkan varietas memiliki diameter buah rata rata 3,1 cm dengan kisaran 2,7 3,5 cm dan rata rata 3,3 buah dengan kisaran 2,9 3,7 buah. Hasil pengamatan rata rata bobot buah dan Genotip disajikan pada Tabel 4. duku varietas, varietas Tabel 4. Hasil pengamatan bobot buah duku varietas, varietas dan (gram) Bobot Buah (gram) I 33,6 30,2 31,4 II 32,8 29,8 30,3 III 33,4 30,4 32,1 IV 31,9 28,8 30,5 Rata rata 32,8 29,9 31,3 Berdasarkan tabel tersebut hasil pengamatan diameter buah duku varietas, varietas dan,terlihat bahwa varietas memiliki bobot buah lebih besar rata rata 32,8 gram dengan kisaran 31,9 33, 6 gram sedangkan varietas memiliki diameter buah rata rata 29,9 gram dengan kisaran 28,8 30,4 gram dan rata rata 31,3 gram dengan kisaran 30,3 32,2 gram. 98

Hasil pengamatan warna bunga tanaman duku varietas, varietas dan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengamatan warna bunga duku varietas, varietas dan (gram) Tanaman Duku Mahkota Benangsari Mahkota Benangsari Mahkota Benangsari I putih kuning kuning putih putih putih II putih kuning kuning putih putih putih III putih kuning kuning putih putih putih IV putih kuning kuning putih putih putih Berdasarkan tabel tersebut hasil pengamatan warna bunga tanaman duku varietas, varietas dan pada Tabel 11 terlihat bahwa varietas memiliki mahkota bunga putih dengan warna benang sari kuning, sedangkan varietas sebaliknya warna mahkota bunga kuning dan benang sari putih, baik Mahkota bunga maupun benang sari berwarna putih Hasil pengamatan rata rata kadar air buah duku varietas, varietas dan per tandan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengamatan kadar air buah duku varietas, varietas dan (%) Kadar Air Buah (%) I 82,60 78,20 80,00 II 84,10 80,30 80,50 III 80,40 76,80 78,10 IV 85,10 80,40 82,20 Rata rata 83,14 79,18 80,6 Berdasarkan hasil pengamatan kadar air buah duku varietas, varietas dan, terlihat bahwa varietas memiliki kadar air buah lebih tinggi rata rata 83,14 % dengan kisaran yaitu 82,6 84,1 %, sedangkan 99

varietas memiliki kadar air buah rata rata 78,18 % dengan kisaran 76,8 80,4 % dan rata rata 80,6 % dengan kisaran 78,1 82,2 %. Hasil pengamatan rata rata kadar sukrosa buah duku varietas, varietas dan per tandan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengamatan kadar sukrosa buah duku varietas, varietas dan (%) Kadar Sukrosa Buiah (%) I 4,60 3,60 3,20 II 5,40 4,50 3,80 III 5,30 4,20 3,50 IV 5,20 4,40 3,90 Rata rata 5,12 4,2 3,68 Berdasarkan tabel tersebut hasil pengamatan kadar sukrosa buah duku varietas, varietas dan pada Tabel 14 terlihat bahwa memiliki kadar sukrosa buah lebih tinggi rata rata 5,12 % dengan kisaran yaitu 4,6 5,4 %, sedangkan varietas memiliki kadar rata rata 4,2 % dengan kisaran 3,6 4,5 % dan rata rata 3,68 % dengan kisaran 3,2 4,0 %. B. Pembahasan Tanaman duku varietas memiliki umur yang lebih tua dibandingkan dengan duku varietas dan. Tanaman duku varietas memiliki umur berkisar antara 80 100 tahun, diikuti oleh genotipe dengan kisaran 45 55 tahun, kemudian duku varietas dengan kisaran umur 30 40 tahun. Hal ini mencerminkan pohon duku di Sumatera Selatan sudah tua dan merupakan warisan nenek moyang. Menurut Widyastuti dan Kristiawati (2001), tanaman duku di Indonesia pada umumnya sudah tua dan merupakan warisan nenek moyang, sehingga perlu diremajakan. 100

Jumlah rata rata bunga per tandan tanaman duku varietas memiliki jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman duku varietas dan genotipe, yaitu rata rata 56,2 buah, sedangkan varietas rata rata 47,4 buah dan genotipe 51,2 buah. Hal ini diduga karakterisasi jumlah bunga ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut Kartina (2003) bahwa karakteristik lahan dan karakteristik tanaman berhubungan secara serempak dengan hasil buah. Duku varietas dengan hasil terbaik di Kecamatan Madang Suku dengan ketinggian 67 m di atas permukaan laut. Mahkota bunga duku varietas sama dengan mahkota bunga genotipe berwarna putih, sedangkan mahkota bunga varietas berwarna kuning, sedangkan benang sari varietas berwarna kuning. Mahkota bunga varietas berwarna kuning dengan benang sari berwarna putih. Perbedaan karakteristik warna bunga lebih ditentukan oleh faktor genetik. Menurut Yusuf (2000), warna bunga suatu spesies tanaman dikendalikan oleh gen khusus. Diameter dan bobot buah duku varietas lebih besar jika dibandingkan dengan varietas dan genotip. Karakterisasi ukuran buah duku lebih ditentukan oleh faktor genetik ketimbang faktor lingkungan, meskipun demikian lingkungan juga sangat berperan. Hasil penelitian Hawalid (2006) bahwa, diameter buah duku varietas lebih besar dibandingkan dengan duku varietas. Selanjutnya dijelaskan oleh Kartina (2003), hasil buah duku baik kualitas maupun kuantitas ditentukan oleh lingkungan tumbuh seperti tanah dan iklim. Buah duku varietas memiliki kadar air dan kadar sukrosa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas dan genotipe. Hal ini menunjukkan duku varietas memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan duku varietas dan genotipe. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian karakterisasi morfologi tanaman duku di Sumatera Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 101

1. Terdapat perbedaan karakteristik genotif tanaman duku varietas, varietas dan genotipe. 2. Warna mahkota bunga varietas dan genotipe putih, sedangkan mahkota bunga varietas kuning. Benang sari varietas kuning, sedangkan varietas dan genotipe putih. 3. memiliki jumlah buah pertandan lebih banyak, diameter buah, dan bobot buah lebih besar dibandingkan varietas palembang dan genotif ujan mas 4. memiliki kadar air dan kadar sukrosa tertinggi dibandingkan varietas palembang dan genotif ujan mas B. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan karakteristik morfologi tanamaan duku genotipe lain yang ada di Sumatera Selatan sehingga didapat informasi yang lengkap sebagai langkah awal pelestarian genetik dan peremajaan tanaman duku, serta perbaikan genetik tanaman duku. DAFTAR PUSTAKA Budi Sutomo. 2006. Buah Duku Sehat Menyegarkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, 2002. Pengembangan Tanaman Holtikultura. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Selatan,. Gusniwati. 2001. Penggunaan Seka Padi Sebagai Campuran Media pada Pembibitan Duku. Jurnal Agronomi, Universitas Jambi 5 (2): 55 57. Hawalid, H. 2006. Studi Karakteristik Kualitas Buah Duku (Lansium Domesticum Corr.) dan. Jurnal Tropika, Universitas Sriwijaya 9(1): 18 23. Kartina, AM.. 2003. Karakteristik Lahan dan Tanaman Terhadap Hasil Buah Duku di Sumatera Selatan. Jurnal Wacana Pertanian, II(1) ; 33 38. Sjahrul, Z., D.P. Priadi., K.M. Deroes dan E.S. Titaley. 1989. Pengembangan Duku Ditinjau dari Aspek Budidaya. Prods. Seminar Buah buahan Tropis Sumatera dan Kalimantan, Universitas Sriwijaya,, 4 Juli 1997. 102