Proyeksi Sistem Energi Listrik Provinsi Lampung Tahun 2025

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan dengan Skenario Energi Baru/Terbarukan

PROYEKSI JANGKA PANJANG KEBUTUHAN ENERGI SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN SKENARIO SISTEM ENERGI BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK APJ PEKALONGAN TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB III METODE PENELITIAN

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

Potensi Energi Panas Bumi di Kabupaten Banyuwangi: Studi Awal Model Perencanaan Penyediaan Energi Listrik Jangka Panjang

PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK 2013 HINGGA 2030 ACEH TAMIANG

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di Indonesia : Fasilitasi Penyusunan RUED di Propinsi Riau dan Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Indonesia Water Learning Week

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

Analisa Pertumbuhan Beban Terhadap Ketersediaan Energi Listrik di Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dikuasai hanya oleh negara-negara industri besar dunia (Zhao, 2008).

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Roadmap Energy di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

ANALISIS PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL JANGKA PANJANG DI INDONESIA

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Kajian Perencanaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sorong Menggunakan Perangkat Lunak LEAP

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

PROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK PLN TAHUN 2003 S.D 2020

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

OPTIMASI SUPLAI ENERGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK JANGKA PANJANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Energi serta Indikator Energi - OEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

ANALISIS PEMANFAATAN ENERGI PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mesin penggerak pembangunan di Indonesia. Selain berkontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Dari serangkaian analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

Kajian INDONESIA ENERGY OUTLOOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Versi 27 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

ANALISIS ENERGY BALANCE TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

OUTLOOK KELISTRIKAN INDONESIA : PROSPEK PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

STUDI PROYEKSI PERMINTAAN ENERGI JANGKA PANJANG DENGAN PROGRAM MAED

Transkripsi:

Proyeksi Sistem Energi Listrik Provinsi Lampung Tahun 2025 Rishal Asri 1 Dosen Teknik Sistem Energi,Institut Teknologi Sumatera 1 rishal.asri@itera.ac.id/085255807138 Abstrak Provinsi Lampung merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia. Kebutuhan energi seperti listrik merupakan penggerak roda ekonomi suatu daerah. Kebutuhan energi lampung dan penyediaan serta skenario penggunaan energi terbarukan. Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan energi nasioanl pada tahun 2025 bauran energi untuk energi terbarukan terbesar sebesar 23% dan tahun 2050 sebesar 31%. Pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proyeksi penggunaan energi terbarukan sesuai dengan arah kebijakan energi nasional. Data yang digunakan adalah produk domestic regional bruto, konsumsi listrik, konsumsi bahan bakar minyak, dan indikator energi lainnya. Pada penelitian ini meggunakan LEAP untuk memodelkan dan memprediksi kebutuhan energi pada tahun 2025. Kata Kunci: Lampung, energi,leap,listrik, prediksi 1. Pendahuluan Pada kondisi saat ini telah diketahui bahwa permintaan akan penyediaan energi terus meningkat dari tahun ke tahun untuk mencukupi kebutuhan sektor rumah tangga, transportasi, industri maupun komersial. Di sisi lain, pemakain energi pada masing-masing sektor tersebut masih jauh dari kriteria efisien sehingga pemakaian cenderung boros. Salah satu provinsi terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan memiliki masalah utama yaitu kebutuhan dan pemenuhan energi. Menurut Ketua Bappeda Provinsi Lampung ( Sosialisasi KEN, 2014) provinsi Lampung saat ini masih mengalami defisit energi listrik Sebesar 209,1 MW dengan ratio elektrifikasi sebesar 74,4 %. Sebagai mana diketahui Provinsi Lampung memiliki sumber daya energi terbarukan sebagai energi alternatif pengganti energi fosil. Menurut Huang dan Bohr metode forecasting data menggunakan LEAP untuk memprediksi kebutuhan energi di Taiwan atau pun di negara lain sangat berbeda sehingga dibutuhkan perencanaan yang membutuhkan waktu dan skenario energi yang berbeda. Dengan menggunakan LEAP kebutuhan tiap negara atau daerah dapat ditunjukkan keuntungan dan kekurangan tiap penggunaan sumber energi terhadap lingkungan di sekitarnya. Pada Penelitian Manjang, Arief, dan Kitta menunjukkan kebutuhan energi listrik di provinsi Sulawesi Selatan pada suatu desa. Survei data dan analisis data menggunakan LEAP yang akan menghasilkan prediksi pemakaian dan penyedian energi listrik di Sulawesi Selatan Penelitian McPherson & Karney, (2014) menunjukkan pemodelan kelistrikan di negara Panama menggunakan LEAP. Skenario pemenuhan listrik pemenuhan listrik di Panama yang dihasilkan adalah empat dengan tujuan utama yaitu biaya produksi listrik lebih ringan, pemanasan global yang berkurang, serta sumber energi yang dapat dioptimalkan Permasalahan pada penelitian ini adalah menentukan gambaran masa depan terkait pemakaian dan penyediaan energi serta menentukan bauran energi di provinsi Lampung. Sehingga dapat diuraikan lebih terperinci yaitu keseimbangan permintaan dan penyediaan energi, besar sharing energi terbarukan terhadap penyediaan energi Penelitian ini bertujuan menentukan proyeksi permintaan dan penyediaan energi listrik per sektor pemakai di provinsi Lampung 2. Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekonometri dengan mengumpulkan data-data konsumsi energi per sektor. Pada gambar 1 ditunjukkan langkahlangkah penelitian yang dilakukan 1

Gambar 1 Diagram alir Penelitian 2.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini bahan yang diperlukan adalah data ekonomi, data kependudukan, data pemakaian energi, data infrastruktur energi terbarukan dan data potensi energi terbarukan. Data yang digunakan sebagai berikut: Data PDRB dan pertumbuhan PDRB Data kependudukan dan pertumbuhan kependudukan Data pemakaian energi dan jumlah energi yang digunakan Data infrastruktur energi terbarukan dan potensi energi terbarukan 2.2 Dasar Pembuatan Model Permintaan energi di setiap sektor dapat diklasifikasikan dalam permintaan energi dan non energi (bahan bakar), dimana masingmasing diperkirakan memakai analisis regresi [4]. Untuk energi listrik estimasi dengan regresi permintaannya dibagi dalam sektor industri, rumah tangga, komersial, dan publik. Sedangkan untuk bahan bakar estimasi dilakukan dengan regresi dari tiap jenis bahan bakar dan satu yang digunakan sebagai sumber energi mix yang dihitung berdasarkan fungsi sharing. E = EL + FU...(1) Total Permintaan Energi Final E = Ei Total permintaan energi listrik EL = ELi Total permintaan bahan bakar FU = FUij i = Sektor (i industri) j = Bahan bakar (minyak, batu bara, gas, dan lain-lain.) Persamaan di atas memperlihatkan konsumsi energi final adalah jumlah dari energi dan bahan bakar yang digunakan di semua sektor. Pemisahan energi dan bahan bakar berdasarkan asumsi tidak adanya subtitusi yang berarti antara energi dan sumber energi lainnya. Dalam analisis regresi yang diterapkan pada perkiraan permintaan energi, intensitas energi sebaiknya digunakan sebanyak mungkin. Persamaan permintaan energi dan permintaan bahan bakar dapat dijelaskan dengan anggapan bahwa permintaan sektoral adalah perkalian intensitas energi dan tingkat aktifitas ekonomi di setiap sektor. Secara umum intensitasintensitas tersebut diestimasikan dengan analisis regresi dan indikator aktivitas ekonomi dipakai sebagai nilai exogenous pada model ekonomi makro. ELi = ai Yi.(2) Fi = bi Yi (3) ai = Eli/Yi (ai = intensitas energi pada tingkat aktivitas (Yi)) bi = Fi/Yi (bi = intensitas bahan bakar pada tingkat aktivitas (Yi)) Ketika menggunakan intensitas, permintaan energi dihitung berdasarkan persaman 4 Sebagai berikut : E = (ai Yi) + (bi Yi) (4) Jika digunakan sebagai fungsi sharing, pangsa dari sumber energi individu didistribusikan ke produk minyak, gas, batubara dan sebagainya. Jadi model mempertimbangkan subtitusi energi dan kompetisinya serta setiap pangsa dijelaskan terhadap harga relatif antara produk energi yang berbeda. Fij (bahan bakar j) = Fi Sij (5) Sij = f(peij/pei) Sij : pangsa setiap sumber energi Pe : harga energi Permintaan energi primer dihitung menggunakan faktor konversi. Efisiensi konversi biasanya meningkat dengan adanya perbaikan teknologi khususnya peralatan baru. Tren waktu dan harga energi real akan menjadi variabel explanatory yang merepresentasikan perbaikan teknologi. 2

PER = EL/α + Fj/βj..(6) α = f (T, Pe) β = f (T, Pe) PER : Permintaaan energi primer α dan βj : Faktor konversi T : Tren waktu Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah metode bottom-up dengan faktor intensitas menjadi dominan dalam setiap pembuatan modelnya. 2.3 Model Peramalan Pada penelitian ini digunakan metode prakiraan dengan pendekatan ekonometrik untuk memperkirakan besarnya permintaan dan penyediaan energi di nasional 35 tahun ke depan dengan menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak computer yaitu LEAP [5]. The Long-range Energy Alternatives Planning atau kemudian disingkat dengan LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang sudah secara luas digunakan untuk analisis kebijakan energi dan penilaian terhadap mitigasi perubahan iklim yang dikembangkan di Stockhlom Environment Institute (SEI). Perangkat ini telah digunakan oleh ratusan organisasi di lebih dari 169 negara dan di dunia. Di antara pemakainya meliputi pemerintahan, akademisi, organisasi swasta, perusahaan konsultan dan banyak kepentingan energi lainnya[6]. Metodologi pemodelan dalam LEAP adalah akuntasi. Permintaan energi atau pemasokan energi dalam metode akuntasi ini dihitung dengan menjumlahkan pemakaian dan pemasokan energi masing-masing jenis kegiatan dan dengan metode bottom-up. energy yang, lalu sektor rumah tangga, industri, komersial, dan lainnya Kebutuhan energi pada provinsi Sulawesi selatan sangat tergantung dengan adanya pasokan minyak bumi dan batu bara. Minyak bumi merupakan sumber energy yang banyak digunakan untuk sektor transportasi dan sebahagian pembangkit energi listrik diesel Lampung Batu bara merupakan sumber energi yang digunakan pada sektor industri. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar penggerak untuk mesin-mesin produksi pada pabrik. Pada Tabel 2 dan gambar 2 ditunjukkan kebutuhan energi per jenis yang didominasi oleh bauran energi fosil. Gambar 2 Kebutuhan Energi Per jenis Energi Tabel 2 kebutuhan Energi per Jenis Energi 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Kebutuhan Energi Pada tabel 1 menunjukkan hasil proyeksi kebutuhan energi per sektor tahun 2015, 2025, dan 2050. Skenario yang digunakan adalah skenario dasar dimana tidak ada tendensi penggunaan teknologi atau pun pengaruh kebijakan energi nasional. Tabel 1 Kebutuhan Energi Per Sektor Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa penggunaan energi terbesar pada tahun 2015 adalah sektor transportasi pada sektor tersebut jumlah energi bahan bakar fosil menjadi sumber Pada gambar 2 ditunjukkan bahwa Provinsi Lampung memiliki ketergantungan pada konsumis bahan bakar minya Energi baru terbarukan merupakan solusi bagi krisis energi disulawesi selatan. Dalam penelitian ini digunakan penerapan kebijakan energi nasional (KEN) untuk mengurangi permasalahan pada sumber energi fosil yang tidak terdapat pada Lampung Untuk menerapkan skenario tersebut, maka kondisi penyediaan energi di Lampung 3

diproyeksikan terlebih dahulu. Pada gambar 3 ditunjukkan proyeksi tersebut. 3.2 Penyediaan Energi Gambar 3. Penyediaan Energi Pada Pembangkit Listrik yang dibangkitkan Pada gambar 3 pemenuhan energi per jenis sektor energi yang didominasi oleh listrik dan batu bara. Pemenuhan energi seperti pembangkit listrik dan transportasi menggunakan energi jenis listrik dan bahan bakar fosil. Pembangkit listrik memiliki sumber energi yang berasal dari fosil seperti batu bara, gas, dan minyak. Lampung memiliki sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai alternatif. Sumber energi panas bumi, matahari, dan air dengan digunakan skenario energi baru terbarukan untuk menentukan bauran energi untuk pemenuhan energi. Pembangkit listrik merupakan penyedia energi yang dapat digabungkan dengan pembangkit listrik energi baru terbarukan. Pada tabel 3 ditunjukkan penggunaan skenario EBT. Tabel 3 Jenis sumber energi pembangkit listrik Pada hasil pemodelan sektor pembangkit. Pada tahun 2025 energi baru terbarukan dapat memberikan bauran energi sebesar 1,06 Juta GWh dan bauran energi pada tahun 2050 adalah 2,6 Juta GWh pemenuhan energi di Lampung. 4. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat disimpulakan sumber energi fosil menjadi sumber energi yang paling banyak dibutuhkan untuk sektor transportasi. Energi fosil seperti batu bara dan minyak merupakan sumber energi yang harus diimpor di Lampung. Perlu adanya kebijakan penggunaan energi baru terbarukan sebagai alternatif untuk mengatasi ketergantungan dari energi tersebut. Proyeksi kebutuhan energi dalam satuan listrik Provinsi Lampung pada tahun 2025 sebesar 20.690 GWh untuk seluruh kebutuhan dari seluruh sektor yang ada. Total energi listrik yang dapat disuplai pada tahun 2025 sebesar 3.058 GWh dari seluruh pembangkit energi listrik yang ada di provinsi lampung. Provinsi Lampung pada tahun 2025 akan mengalami deficit energi dalam satuan listrik sebesar 17.632 GWh Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu BPS, ESDM, PLN, Pertamina, BMKG, dan BAPPEDA Provinsi Lampung Terima kasih kepada Tim Pusat Riset Energi Terbarukan ITERA (RCRE ITERA) Daftar Pustaka Assauri, S. (1984). Teknik dan metoda peramalan, Penerapannya dalam ekonomi dan dunia usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Bayu Hermawan. (2016, March 12). PLN: Pemadaman Bergilir di Lampung Berlanjut Hingga Juli 2017. Retrieved 14 April 2017, from http://www.republika.co.id/berita/nasiona l/daerah/16/03/17/o45rfp354-plnpemadaman-bergilir-di-lampungberlanjut-hingga-juli-2017 Connolly, D., Lund, H., Mathiesen, B. V., & Leahy, M. (2010). A review of computer tools for analysing the integration of renewable energy into various energy systems. Applied Energy, 87(4), 1059 1082. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2009.0 9.026 DEN. (2014, September 30). Pengelolaan dan Perencanaan Sumber Daya Energi Provinsi Lampung. Retrieved 14 April 2017, from 4

http://www.den.go.id/index.php/dinamisp age/index/481-.html Gómez, A., Dopazo, C., & Fueyo, N. (2014). The causes of the high energy intensity of the Kazakh economy: A characterization of its energy system. Energy, 71, 556 568. https://doi.org/10.1016/j.energy.2014.04. 102 Haryono, E., & Dr. Eng. Deendarlianto, S. (2014). ANALISIS KESEIMBANGAN ENERGI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Universitas Gadjah Mada. Retrieved from http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php? mod=penelitian_detail&sub=penelitiand etail&act=view&typ=html&buku_id=69 064&obyek_id=4 Heaps, C. (2012). Long-range Energy Alternatives Planning (LEAP) system (Version [Software version 2015.0.6]). Somerville, MA, USA: Stockholm Environment Institute. Retrieved from http://energycommunity.org/default.asp? action=171 Ho-Chul Shin, J.-W. P. (2005). Environmental and economic assessment of landfill gas electricity generation in Korea using LEAP model. Energy Policy. Retrieved from http://dx.doi.org/10.1016/j.enpol.2003.12.002 Huang, Y., Bor, Y. J., & Peng, C.-Y. (2011). The long-term forecast of Taiwan s energy supply and demand: LEAP model application. Energy Policy, 39(11), 6790 6803. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2010.10.0 23 Kale, R. V., & Pohekar, S. D. (2014). Electricity demand and supply scenarios for Maharashtra (India) for 2030: An application of long range energy alternatives planning. Energy Policy, 72, 1 13. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2014.05.0 07 McPherson, M., & Karney, B. (2014). Longterm scenario alternatives and their implications: LEAP model application of Panama s electricity sector. Energy Policy, 68, 146 157. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2014.01.0 28 Mondal, M. A. H., Boie, W., & Denich, M. (2010). Future demand scenarios of Bangladesh power sector. Energy Policy, 38(11), 7416 7426. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2010.08.0 17 Mursalim Yaslan. (2014, December 5). Lampung, Lumbung Energi yang Dilanda Krisis Listrik. Retrieved 14 April 2017, from http://www.republika.co.id/berita/koran/i ndustri/14/12/05/ng3i0f23-lampunglumbung-energi-yang-dilanda-krisislistrik Prasad, R. D., Bansal, R. C., & Raturi, A. (2014). Multi-faceted energy planning: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 38, 686 699. https://doi.org/10.1016/j.rser.2014.07.021 Putra, C. P., Tuegeh, M., Tumaliang, H., & Patras, L. S. (2014). Analisa Pertumbuhan Beban Terhadap Ketersediaan Energi Listrik di Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan. JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER UNSRAT, 3(2), 19 30. Suganthi, L., & Samuel, A. A. (2012). Energy models for demand forecasting - A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 16(2), 1223 1240. Sugiyono, A., Anindhita, F., Boedoyo, M. S., & Adiarso (Eds.). (2014). Outlook Energi Indonesia 2014. Jakarta: PTPSE-BPPT. Sugiyono, A., & Boedoyo, M. S. (1999). Perubahan Pola Penggunaan Energi dan Perencanaan Penyediaan Energi. Hasil- Hasil Lokakarya Energy Nasional Ke-17. 5