PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PPM TAHUN ANGGARAN Diusul

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

DAN TOTAL COLIFORM DARI AIR TANAH MENGGUNAKAN BIOSAND FILTER

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

STUDI KINERJA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR MINUM DITINJAU TERHADAP PARAMETER WARNA DAN E. COLI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

KINERJA BIOSAND FILTER DALAM MENYISIHKAN TOTAL COLIFORM DI AIR TANAH DANGKAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

STUDI EFEKTIVITAS BIOSAND FILTER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI LUAS PERMUKAAN DAN TINGGI FREEBOARD JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

PENERAPAN METODE FILTER CORING DALAM EVALUASI KINERJA FILTER CEPAT PADA PDAM SIDOARJO

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB IV METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal.

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM Dwi Ermawati Rahayu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

BAB IV METODE PENELITIAN

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

DAFTARISI HALAMAN JUDUL HALANL\NPENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK. iv v vi ABSTRACT KATAPENGANTAR DAFTARISI. iii DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI BIOSAND FILTER DUAL MEDIA

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN MEDIA FILTER BATU APUNG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

lapisan biofilm melekat pada media seperti pasir. Air sebagai nutrien, dialirkan

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

PENGGUNAAN FILTER TEMBIKAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DEKAT SUNGAI (STUDI KASUS AIR SUMUR DEKAT SUNGAI KALIMAS, SURABAYA)

Transkripsi:

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEMBUATAN DAN PENYULUHAN BIOSAND FILTER UNTUK PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GIRITONTRO, KECAMATAN GIITONTRO, KABUPATEN WONOGIRI Diusul Oleh: Dyah Kurniawati Agustika, S.Si, M.Sc Makalah ini disampaikan dalam PPM untuk masyarakat Kelurahan Giritontro, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri Tanggal 17 Oktober 2015 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015

A. PENDAHULUAN Air layak minum sudah semakin jarang ditemukan karena berbagai permasalahan seperti polusi, pertambahan jumlah penduduk dan lain-lain. Kualitas air minum menjadi sebuah faktor penting dalam menentukan kesejahteraan manusia. Bakteri patogen pada air minum sering menyebabkan penyakit hingga kematian (Manahan, 2001).Pada dasarnya, Pengolahan air bersih menjadi air minum hanya diperlukan bagi sumber air baku yang kurang memenuhi syarat untuk air minum. Prosedur pengolahan air bersih menjadi air minumdari sumber air permukaan atau air tanah pada dasarnya terdiri dari: (1) penyaringan partikel melayang; (2) pengendapan atau sedimentasi; (3) menghilangkan partikel tersuspensi dan koloid; (4) penyaringan; (5) disinfeksi. Perilaku masyarakat dalam pengelolaan air minum rumah tangga menunjukkan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50% dari air tersebut masih mengandung Eshericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalami kejadian luar biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CRF) sebesar 2,52 (Depkes RI, 2009). Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total yang salah satunya adalah program pengelolaan air minum rumah tangga (PAMRT). Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di masyarakat. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94% (Depkes RI, 2009) Untuk mengatasi masalah buruknya kualitas air minum yang ada di Indonesia, Pemerintah melaui Kementerian Kesehatan menggalakkan program Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAMRT) yaitu dengan proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi. Salah satu opsi yang direkomendasi oleh Depkes RI (2008) untuk pengolahan air minum rumah tangga ini adalah menggunakan biosand filter (gambar 1).

Menurut data hasil pemeriksaan dari dinas kesehatan Kabupaten Wonogiri untuk pemeriksaan Bakteriologis air minum yang diambil dari sampel air PDAM di 2 (dua) rumah di Kelurahan Giritontro, Kab. Wonogiri, parameter Total Coliform di kedua titik tersebut berada pada angka 240 MPN/100 ml serta airnya terlihat keruh secara kasat mata. Sedangkan menurut acuan baku mutu air minum standard Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menyatakan bahwa kadar maksimal yang diperbolehkan untuk parameter Total Coliform adalah 0 MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa kurang layak untuk diminum tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan kebutuhan lapangan tersebut di atas, maka tim pengabdian pada masyarakat UNY melakukan kegiatan pembuatan dan penyuluhan pengolahan air bersih menggunakan biosand filter di wilayah Kelurahan Girontoro, Kabupaten Wonogiri. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya pengetahuan mengenai pengelolaan air minum rumah tangga sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan bakteri pathogen atau kontaminan unsur atau senyawa kimia yang melebihi standar baku mutu. Gambar 1. Sistem Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Depkes, 2008)

B. Teknologi Biosand filter Biosand filter (BSF) adalah teknologi pengolahan air bersih yang diadaptasi dari slow sand filter yang mempunyai ukuran lebih kecil dan sangat cocok untuk skala rumah tangga (CAWST, 2010). BSF terdiri dari badan berongga (hollow) dari plastik atau beton yang mengecil sedikit ke bagian bawah.lapisan kerikil drainase (drainage gravel) diletakkan di bagian terbawah ruangan, ditutupi oleh lapisan kerikil pemisah (separating gravel) dan lapisan pasir filtrasi secara berturut turut. Sekitar 5 cm di atas lapisan pasir filtrasi terdapat diffuser. Pipa outlet mengumpulkan air dari bawah ruangan, melewati air secara vertical akibat pengaruh grafitasi, dan membebaskan air di outlet yang terletak di ketinggian antara diffuser dan bagian atas lapisan pasir filtrasi. Skema instalasi biosand filter dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini Gambar 2.Skema Instalasi Biosand filter (CAWST, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahlangu dkk, (2011), performa dari biosand filter untuk mereduksi kontaminan air bersih (% removal) pada parameter fisika kimia yaitu (1) unsur kalsium sebesar80%; (2) magnesium sebesar 89%, (3) besi sebesar 99%;(4) arsen sebesar 55%; (5) turbiditas 96%; (6) Nitrat sebesar 37% dan (7) total organic carbon (TOC) sebesar 41% dengan laju aliran filter sebesar 1,74 liter/jam sampai 19, 20 liter/jam. Ditunjau dari parameter bakteriologi, biosand filter dapat mereduksi bakteri E. coli rata rata sebesar 94% (Stauber dkk, 2006) dan bacterio phage sebesar 70% (Elliot, M.A., 2008) dari badan air dengan laju aliran air 40 liter/hari. Sedangkan efisiensi pereduksian total coliform menurut Baumgartner dkk. (2007), BSF dapat mereduksi total coliform dari sampel badan air sebesar 58,3 99,7%. C. CARA PEMBUATAN tata cara pembuatan biosand filter adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan Bahan Baku Berupa: a) Pasir halus; b) batu zeolite ukuran 1,5 2 cm); c) batu koral kecil (ukuran 1 cm); d) batu koral besar (ukuran 3-5 cm) 2. Menyiapkan peralatan berupa: a) Topless plastik (untuk makanan) b) Sedotan Jus c) Lem Alteco / Super Glue d) Kapas filter akuarium/kapas biasa e) Korek gas f) Gunting/Paku g) Diffuser 3. Mencuci bahan baku filter berkali-kali sampai warna cucian mendekati bening.

4. Melubangi bagian bawah topless dengan menggunakan paku atau gunting yang dipanaskan. Ukuran lubang disesuaikan dengan ukuran diameter sedotan jus 5. Memasukkan sedotan jus ke dalam lubang tersebut 6. Merapatkan pinggiran lubang dengan melumuri lem alteco / super glue dan tutup dengan sedikit tanah atau pasir (lakukan beberapa kali dan pastikan tidak ada air yang bocor 7. Menyusun bahan baku filter dan beberapa peralatan seperti susunan yang ditentukan

Setelah instalasi selesai, dilakukan pengujian kualitas air dari hasil filtrasi biosand filter yang telah dibuat. Air yang digunakan percobaan filtrasi adalah menggunakan air dengan kekeruhan buatan. Pada gambar 3 terlihat secara jelas perbedaan antara air sebelum difiltrasi dengan biosand, mapun air hasil olahan biosand.secara kasat mata terlihat bahwa air sebelum difiltrasi sangat keruh, sedangkan setelah difiltrasi menggunakan biosand filter menjadi bening. Kondisi air hasil olahan biosand filter (jernih) Kondisi air sebelum menggunakan biosand filter (keruh) Gambar 3. Perbandingan kekeruhan antara air sebelum dan sesudah diolah menggunakan biosand filter dengan metode pengamatan langsung secara kasat mata Dilakukan pula pengujian kualitas air untuk parameter ph (derajat keasaman) dengan menggunakan ph meter. Dari hasil pengujian terlihat bahwa air sebelum diolah dan setelah diolah menggunakan biosand filter memiliki perbedaan nilai ph. Nilai ph sebelum diolah menggunakan biosand filter adalah 8,2 yang berarti air bersifat basa sedangkan setelah diolah menggunakan biosand filter adalah 7,5 yang berarti mengurangi derajat keasaman cairan dan hampir bersifat netral. Ini mengindikasikan bahwa biosand filter hasil karya masyarakat telah berfungsi sebagai media pengolahan air minum yang baik.

Daftar Pustaka Baumgartner, J., Murcott, S. and Ezzati, M., 2007, Reconsidering appropriate technology : The effects of operating conditions on the bacterial removal performance of two household drinking water filter systems. Environmental Research Letters 2. CAWST, 2010, Biosand filter Manual: Design,Construction, Installation, Operation, and Maintenance., Centre for Affordable Water and Sanitation Technology, Calgary, Alberta, Canada. CAWST, 2012, Biosand filter for Technicians, Centre for Affordable Water and Sanitation Technology: Calgary, Alberta, Canada. Depkes.2008. Katalog Opsi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga. Direktorat Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Depkes. 2009. Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta