BAB I PENDAHULUAN. utama dalam melihat perkembangan perekonomian negara. Semakin maju pasar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Perkembangan suatu pasar tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB1 PENDAHUUJAN. Sejak tahun 2002, terdapat fenomena menarik di Indonesia pada bidang

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI REKSADANA

BERKENALAN DENGAN REKSA DANA (2)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. 2.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Maka jenis penelitian ini menggunakan Explanatory Research, atau penelitian

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

I. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB III GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN REKSA DANA DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS REKSA DANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB I PENDAHULUAN. dananya, baik dalam bentuk saham, deposito, atau dalam bentuk investasi

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis keuangan mengakibatkan likuiditas sektor perbankan dan institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara pada era globalisasi dipengaruhi oleh komponen yang terdapat dalam struktur ekonomi negara itu sendiri. Salah satu komponen tersebut adalah pasar modal. Di beberapa negara-negara maju seperti Jepang, Amerika dan Eropa menjadikan pasar modal sebagai salah satu indikator utama dalam melihat perkembangan perekonomian negara. Semakin maju pasar modal suatu negara, maka negara tersebut cenderung akan mempunyai perekonomian yang makin baik pula (Utomo, 2010). Reksadana berperan cukup besar dalam menghimpun dana di pasar modal. Reksadana mendorong partisipasi masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal dan dapat dimulai dari jumlah yang minimal. Reksadana dewasa ini semakin mudah diakses oleh pemodal. Alat investasi ini menjadi salah satu alternatif utama investasi pemodal perorangan. Pertumbuhan reksadana di Indonesia tergolong sangat pesat. Hal ini berdampak positif bagi pasar modal Indonesia. Pertumbuhan reksadana yang berhasil dihimpun oleh bank maupun lembaga keuangan lainnya memperlihatkan pertumbuhan besar. Jumlah reksadana yang berhasil dihimpun terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dana yang berhasil dihimpun reksadana dari tahun 2008 ke tahun 2012 adalah sebesar Rp 110,82 Triliun (www.kompas.com). 1

Tahun Tabel 1.1: Tabel Pertumbuhan Dana yang Dihimpun Reksadana Indonesia Tahun 2008-2012 Total Dana yang Dihimpun Reksadana di Indonesia (Triliun Rp) Perubahan dari Tahun ke Tahun (Triliun Rp) 2008 73,2-17,9 2009 110 36,8 2010 139,1 29,1 2011 193,7 54,6 2012 181,8-11,9 Sumber: data sekunder yang diolah untuk Tesis Terdapat berbagai macam instrumen investasi di luar reksadana yang berkaitan dengan pasar modal, beberapa diantaranya adalah: saham, obligasi, unitlink, option, index saham dan masih banyak lagi. Instrumen investasi dipilih dapat berdasarkan kebutuhan, pengetahuan serta pemahaman pemodal tentang instrumen investasi yang dipilih dan kemampuan pemodal dalam mengelola resiko maupun dalam mengelola keuntungan. Salah satu instrumen investasi yang dapat dipertimbangkan pemodal, baik dari segi investasi yang relatif aman, dari segi resiko yang relatif moderat dan dari potensi keuntungan yang besar, hingga tahap pengetahuan masyarakat terhadap instrument investasi di pasar modal adalah produk reksadana, karena jika ditinjau dari sisi keamanan dapat dikatakan tergolong aman, mengingat dasar hukum pendirian reksadana melalui peraturan perundangan yang jelas. Sedangkan dari sisi bisnis, Reksadana dinilai cukup menguntungkan oleh pihak manajer investasi dan pihakpihak lain yang terkait (Utomo, 2010). Ariston (2012) mengatakan tujuan investasi adalah agar dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat keuntungan tertentu dimana tingkat keuntungan yang didapat harus lebih besar dari rata-rata inflasi yang terjadi, agar daya beli dari investasi atau aset tersebut tetap meningkat. Tingkat inflasi Indonesia selama enam tahun terakhir ini dapat dikatakan 2

cukup tinggi, dimana rata-rata inflasi pertahun dari tahun 2008 hingga tahun 2012 adalah sebesar 5,78 %. Tingkat inflasi dari tahun 2008 ke tahun 2012 dapat dilihat dari tabel yang disajikan berikut ini: Tabel 1.2: Tabel Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012 Tahun Tingkat Inflasi (%) 2008 11,06 2009 2,78 2010 6,96 2011 3,79 2012 4,30 Sumber: IQ Plus Software (2013) Reksadana memiliki prospek yang cerah, tidak hanya pasar modal yang diuntungkan karena mendapat tambahan likuiditas dana dari investor, para investor pun mempunyai pilihan untuk berinvestasi sesuai dengan kemampuan finansialnya dan sesuai dengan return yang diharapkan. Bila melihat trend penurunan BI Rate secara perlahan namun terus berlangsung, maka reksadana dapat dijadikan sarana bagi investor yang terbiasa berinvestasi di instrument deposito yang ditawarkan pihak bank, karena reksadana yang menawarkan return yang lebih menarik (Utomo, 2010). Perkembangan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama beberapa saat terakhir ini diperkirakan telah memberikan dampak yang cukup penting terhadap perkembangan reksadana. Penurunan SBI sebesar 350 basis poin dari tahun 2008 ke tahun 2012 (IQ Plus Software, 2013) menyebabkan bank turut menurunkan suku bunga simpanan secara khusus pada produk deposito. Data mengenai penurunan SBI dari bulan 2008 ke 2012 dapat dilihat pada tabel yang disajikan di bawah ini: 3

Tabel 1.3: Tabel Perubahan SBI Tahun 2008-2012 Bulan/Tahun Besaran SBI (%) Perubahan SBI dari Tahun ke Tahun (%) 2008 9,25 1,25 2009 6,50-2,75 2010 6,50 0 2011 6,00-0,5 2012 5,75-0,25 Sumber: IQ Plus Software (2013) Suku bunga deposito yang mengarah pada penurunan tersebut membuat pemilik modal kelas menengah keatas mulai mencari alternatif investasi yang lebih menarik dengan return yang lebih tinggi. Salah satu bentuk alternatif investasi selain deposito adalah reksadana saham, yang direspon secara antusias oleh para pemiliki dana yang mengharapkan dana yang dimilikinya mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan return yang didapatkan dari berinvestasi pada deposito dibank. terakhir: Berikut ini adalah Grafik Kinerja Reksadana Saham Indonesia selama tiga tahun Gambar 1.1: Kinerja Reksadana Saham (Equity Fund Index) Sumber: www.infovesta.com 4

Reksadana saham dari Januari 2010 sampai Januari 2013 memberikan return sebesar 49,4%. Utomo (2010) menjelaskan bahwa perkembangan pasar modal Indonesia saat ini masih didominasi oleh investor besar dan badan usaha. Salah satu diantaranya adalah manajer investasi yang mengelola reksadana. Semakin banyaknya manajer investasi dan semakin beragamnya reksadana yang ditawarkan, terkadang membuat nasabah sulit dalam menentukan pilihan reksadana mana yang harus dibeli. Nasabah awam kurang paham tentang jenis reksadana apa yang harus dibeli (Soemarto, 2011). Dari hal ini diperlukan usahausaha dari pihak manajer investasi agar dapat membangun kepercayaan pemodal pihak manajer investasi, serta perlu adanya komitmen dari pihak manajer investasi terhadap pemodal dan diperlukan komunikasi yang baik dari pihak manajer investasi terhadap pemodal ataupun calon pemodal agar pihak manajer investasi dapat menyebarkan reksadana lebih luas ke daerah di luar Kota Jakarta. Kepercayaan investor merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan reksadana. Manajer investasi harus memanfaatkan momentum yang terjadi sekarang agar dapat menyebarkan reksadana lebih luas. Manajer investasi perlu mencari terobosan pemasaran agar penyebaran reksadana dapat menjadi lebih merata. Erin dan Weitz (1997) mengatakan bahwa saluran distribusi sebaiknya memenuhi persyaratan: effectiveness, coverage dan cost efficiency sehingga akan menghasilkan multiplier effect saluran distribusi untuk meningkatkan kinerja penjualan. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan bahwa per-bulan April 2013 terdapat 227.693 investor saham yang tercatat telah memiliki sub rekening efek. Dari 227.693 investor saham, ternyata penyebaran pemodal reksadana hingga April 2013 masih berada di Jakarta, yakni sebesar 44,4% dari total pemodal secara nasional. Hal inilah yang seharusnya dapat dikembangkan dari aspek manajemen 5

strategik, agar manajer investasi menemukan strategi yang paling baik supaya penyebaran reksadana dapat lebih merata hingga menjangkau ke daerah-daerah di luar Kota Jakarta. Nurhaida selaku Ketua Bapepam menyatakan usaha memupuk kepercayaan investor harus dilakukan secara berkesinambungan. Sebagai regulator, Bapepam-LK akan terus membenahi kualitas seluruh pemangku kepentingan, dimulai dari manajer investasi, bank kustodian, hingga agen penjual. Bapepam mengajak seluruh pihak untuk dapat memperbaiki dan memperluas jaringan distribusi, sehingga reksadana dapat lebih dikenal masyarakat secara lebih luas, bukan hanya di Kota Jakarta saja (www.investor.co.id). Penelitian yang telah dilakukan oleh Nevin dan Mohr (2008) menguji pengaruh kepercayaan terhadap efektifitas saluran distribusi, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan terbukti mempengaruhi efektivitas saluran distribusi secara signifikan. Sedangkan Moorman et al (1993) menemukan bahwa kepercayaan tidak berpengaruh terhadap efektifitas saluran distribusi. Sedangkan penelitian yang lainnya menemukan bahwa kepercayaan dalam konteks hubungan pekerjaan mempengaruhi arah komunikasi (Blair et al, 1985). Studi Ross dan El-Ansary (1997) menunjukkan hasil empris komitmen berperan utama sebagai pemberi arah atau pedoman dalam mencapai tujuan pada kerja sama saluran distribusi. Hal tersebut dikarenakan, komitmen memberikan efek positif atas terjaganya dan terbentuknya orientasi kerja sama jangka panjang antara pemasok dan penyalur. Komitmen dalam studi Baker dan Ruoff (1999) merupakan bentuk awal dan akhir dari upaya pemasok dan penyalur dalam pencapaian tujuan jangka panjang. Studi Gundlach dan Murphy (1995) serta Fein dan Anderson (1997) mempertegas bahwa komitmen berpengaruh positif terhadap hubungan secara jangka pendek 6

maupun jangka panjang. Hal ini berimplikasi bahwa semakin tinggi komitmen penyalur pada konsumen maka semakin kuat keinginan penyalur untuk mempertahankan dan membina hubungan jangka panjang dengan pemasok. Sedangkan Geyskens, Steenkamp dan Kumar (1999) menyatakan tidak adanya pengaruh komitmen terhadap efektivitas saluran distribusi. Berikut ini adalah tabel Ikhtisar Riset Gap Tabel 1.4: Ikhtisar Riset Gap Pengaruh Kepercayaan, Komitmen dan Komunikasi terhadap Distribusi Barang dan Jasa No. Peneliti Hasil penelitian 1. Marshall et al (2003) Kepercayaan terbukti mempengaruhi distribusi. 2. Nevin dan Mohr (2008) Moorman et al (1993) 3. Gundlach dan Murphy (1995) Kepercayaan terbukti mempengaruhi distribusi. Kepercayaan tidak mempengaruhi distribusi. Komitmen berpengaruh positif terhadap hubungan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Fein dan Anderson (1997) 4. Geyskens, Steenkamp dan Kumar (1999) Komitmen berpengaruh terhadap distribusi. Tidak adanya pengaruh komitmen terhadap distribusi. 5. Blair et al (1985) Komunikasi berpengaruh terhadap distribusi. 6. Yudith dan Sofyan (2006) Distribusi yang efektif berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kinerja. Berdasarkan research gap tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis mengenai pengaruh kepercayaan, komitmen dan komunikasi terhadap penyebaran produk reksadana serta bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja pihak manajer 7

investasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penyebaran produk reksadana adalah penyebaran reksadana di Kota Semarang. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Dalam meningkatkan pertumbuhan reksadana sebaiknya didukung distribusi yang efektif (www.kompas.com, 2012). Sementara, penyebaran pemodal reksadana hingga April 2013 belum merata, pemodal masih terkonsentrasi di Jakarta dengan persentase sebesar 44,4% dari total pemodal secara nasional menurut data KSEI (2013). Rumusan masalah yang muncul adalah rendahnya penyebaran produk reksadana di Indonesia, yang hanya terpusat di Jakarta saja, hal ini dikuatkan dari data KSEI (2013) yang mengatakan bahwa jumlah sub rekening efek pemegang saham di kota Semarang hanya sebesar 2,1% dari total jumlah sub rekening efek pemegang saham di Indonesia (reksadana yang dimaksudkan adalah reksadana saham dan dengan menggunakan asumsi pemilik akun reksadana saham, juga adalah pemilik sub rekening saham yang tercatat di KSEI), atau jika dikonversikan ke dalam jumlah, maka jumlah pemegang sub rekening efek di Kota Semarang adalah sebesar 4846 investor. Sehingga yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun strategi distribusi reksadana saham yang efektif di Kota Semarang. Hal ini yang harus dikembangkan dari aspek strategik agar manajer investasi dapat menemukan strategi yang baik dan tepat agar penyebaran reksadana saham dapat merata menjangkau ke daerah-daerah di luar Kota Jakarta, dalam penelitian ini khususnya agar penyebaran reksadana saham dapat lebih tinggi lagi di Kota Semarang. Lebih lanjut, mengenai keberhasilan penyebaran reksadana saham ke Kota Semarang akan diuji apakah terbukti mempengaruhi kinerja manajer investasi. 8

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah pada masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kepercayaan masyarakat terhadap manajer investasi berpengaruh terhadap peningkatan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang? 2. Apakah komitmen manajer investasi berpengaruh terhadap peningkatan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang? 3. Apakah komunikasi yang dilakukan oleh manajer investasi berpengaruh terhadap peningkatan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang? 4. Apakah peningkatan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang berpengaruh terhadap kinerja manajer investasi? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap manajer investasi dalam meningkatkan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang. 2. Menganalisis pengaruh komitmen manajer investasi dalam meningkatkan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang. 3. Menganalisis pengaruh komunikasi manajer investasi dalam meningkatkan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang. 4. Menganalisis pengaruh peningkatan penyebaran produk reksadana saham di Kota Semarang dalam meningkatkan kinerja manajer investasi. 9

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Manfaat penelitian yaitu sebagai bahan masukan bagi perusahaan manajer investasi untuk dapat dipergunakan sebagai input dalam menentukan kebijakan, terutama dalam meningkatkan penyebaran reksa dana ke daerah di luar Kota Jakarta sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, secara khusus dalam menentukan kebijakan agar dapat meningkatkan penyebaran reksadana saham hingga ke daerah di luar Kota Jakarta. 2. Bagi Masyarakat Pasar Modal Memberikan referensi mengenai perkembangan instrumen investasi reksa dana khususnya di Indonesia dan menciptakan iklim investasi yang lebih ekspansif serta dinamis di pasar modal Indonesia secara umum. 3. Bagi Peneliti Menambah referensi penulis dalam kajian manajemen pemasaran khususnya untuk bidang pelayanan jasa keuangan maupun produk keuangan disamping itu sebagai wahana aplikasi studi teoritis pada kondisi nyata, sehingga dapat lebih memahami keterkaitan antara cakupan teoritik dengan cakupan empirik. 4. Bagi Pengembangan Pengetahuan Jika dimungkinkan dapat dipergunakan sebagai tambahan informasi dalam bidang pemasaran khususnya mengenai saluran distribusi atau efektivitas penyebaran produk reksadana. 10