PENINGKATAN KETERAMPILAN NAIL ART MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 6 SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BODY MASSAGE BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO MELALUI PELATIHAN

PENGGUNAAN JOB SHEET DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN PEMBUATAN AKSESORIS RAMBUT (HAIR ORNAMENT) DI SMK NEGERI 2 JOMBANG

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

e- Journal. Volume 06 Nomer 01 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 81-88

KETERAMPILAN MERONCE MELATI MELALUI PELATIHAN DI SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT ROK DRAPERY MELALUI PELATIHAN PADA SISWA KELAS XII SMK YPM 2 TAMAN SIDOARJO

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

e-journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 19-24

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

e-journal. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2013, edisi yudisium periode Mei 2013, hal 1-8

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

Pengaruh Metode Demontrasi Pada Kompetensi Dasar Penataan Sanggul Up Style Di Kelas XI Kecantikan Rambut Smk Negeri 2 Jombang

PENGGUNAAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN DEPILASI DI KELAS XI SMKN 6 SURABAYA

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Alfi Yusuf S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

e- Journal. Volume 04 Nomer 02Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Juni 2015, hal 22-28

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH MELALUI PELATIHAN TATA RIAS PANGGUNG BAGI TIM PADUAN SUARA GEREJA KRISTEN NAZARENE FILADELFIA YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH OLEH : FEBRINA IKA WIDYAWATI

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

e-journal. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Agustus 2016, Hal 23-32

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

Keywords: cooperative of snowball throwing, student activity, teacher activity, learning achievement, and seafood dishes.

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

Isni Widayanti Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,

KETERAMPILAN MERIAS WAJAH CANTIK (FANCY MAKE UP) MELALUI PELATIHAN DI KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MTS KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

DAMPAK PEMEKARAN KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR KELURAHAN RAPAK DALAM KOTA SAMARINDA

Edu Elektrika Journal

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

ABSTRAK MANFAAT HASIL BELAJAR NAIL ART SEBAGAI KESIAPAN MENJADI NAIL STYLIST

E-JURNAL. oleh Septi Haryani

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DEKORASI BIRTHDAY CAKE DENGAN BUTTERCREAM MENGGUNAKAN BLOG INTERNET

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

Kata kunci : Model pembelajaran Active Learning dengan Strategi Active Knowledge Sharing (AKS), Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Siswa..

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGARUH JOBSHEET BERWARNA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PRAKTIK GAMBAR TEKNIK MESIN

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh Yayan Antono

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PELAJARAN EKONOMI DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

PERAN TUTOR SEBAYA DALAM PELATIHAN LEKAPAN KAIN PADA BUSANA ANAK DI UPT PELATIHAN KERJA JOMBANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

BAYU ADHY TAMA K

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SCIENTIFIC DISCOVERY

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Sumber : Sugiyono, : nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) : nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR RIAS WAJAH PADA MALAM HARI DI SMK NEGERI 1 PEKALONGAN

PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR BUSANA PESTA MALAM

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

e- Journal. Volume 05 Nomer 03 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Oktober 2016, hal

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA TERHADAP KREATIVITAS MENGGAMBAR BUSANA PESTA SISWA KELAS XI DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD FKIP UN PGRI Kediri

Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENGGUNAAN MEDIA ANIME TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT YANG MENGANDUNG KATA KERJA BAHASA JEPANG

Transkripsi:

e Jurnal. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hal 5965 PENINGKATAN KETERAMPILAN NAIL ART MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 6 SURABAYA Yeni Puspita Sari Program Studi S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Yenipuspita8@yahoo.com Dewi Lutfiati Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya dewilutfiati@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) pengelolaan pelatihan, 2) aktivitas peserta pelatihan, 3) perbedaan hasil keterampilan sebelum dan sesudah diberi pelatihan dan 4) respon peserta. Penelitian adalah preeksperimen dengan rancangan onegroup pretest and posttest design. Data yang didapat berupa hasil pengelolaan pelatihan, aktivitas peserta pelatihan, nilai pretestposttest keterampilan dan respon peserta pelatihan dari subjek pelatihan yang merupakan siswa kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 6 Surabaya berjumlah 28 siswa. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar observasi, tes praktek dan angket. Metode analisis data menggunakan ratarata untuk pengelolaan pelatihan dan aktivitas peserta pelatihan, sedangkan hasil penilaian keterampilan nail art peserta menggunakan ujit dan respon peserta pelatihan menggunakan persentase. Berdasarkan hasil analisis data pengelolaan pelatihan mendapat ratarata 3,7 (sangat baik). Aktivitas peserta pelatihan dapat dikategorikan sangat baik dengan ratarata 3,6. Hasil penilaian pelatihan menunjukkan adanya peningkatan nilai ratarata. Nilai keseluruhan peserta dalam kegiatan praktek juga menunjukkan adanya peningkatan yakni untuk nilai ratarata pretest 68,6 dan nilai ratarata posttest 82,6 dengan t hitung= 9,058 dan angka signifikan 0,000 yang berarti terdapat perbedaan dari pengukuran nilai pretest dan posttest. Respon peserta terhadap pelatihan menunjukkan persentase ratarata sebesar 88% dengan kriteria sangat baik. Kata Kunci: Pelatihan, Keterampilan Nail Art Abstract: Research Target this is the for know: 1) management of training, 2) activity of training participant, 3) difference result before and after given training and 4) respond participant. Research is preexperiment with design onegroup pretest and posttest design. Data that can be in the form of result of training management, activity of training participant, value pretestposttest and respond training participant from training subject that is class student XI Hairdo beauty SMK State 6 Surabaya, amount to 28 students. Data collecting Method at this research use observation sheet, practice tests and questionnaires. Method of data analysis use average for training management and activity of training participant, whereas research result uses testt and for respond training participant uses percentage. Base result of data analysis is got training management of the average of 3,7 (very good). Activity of training participant can be categorized very good with the average of 3,6. Result of skill training assessment nail art shows existence of average the rising value. For overall value participant in practice activities also show existence of improvement namely to assess the average of pretest 68,6 and value of the average of posttest 82,6 with t count/calculate= 9,058 and significant number 0,000 that mean existed significant difference from value measurement pretest and posttest. Respond participant to training shows average percentage as high as 88% with very good criterion. Keyword: Training, Skill Nail Art PENDAHULUAN Perawatan tangan dan kaki jika ditinjau dari sudut kecantikan tidak kurang pentingnya dari pada perawatan wajah. Tata rias wajah yang menarik akan berkurang nilainya jika tidak disertai dengan penampilan tangan, kuku dan kaki yang terawat dengan baik. Jarijari tangan dan kaki yang sehat dengan kuku yang bersih akan dapat memberikan kesan indah dan cantik (Kusantati,dkk: 2008:295). Salah satu cara untuk mendapatkan penampilan tangan dan kaki yang indah yaitu dengan melakukan nail art pada kuku jari. Nail art, adalah sebuah seni melukis kuku yang merupakan perkembangan dari pengaplikasian cat kuku (kuteks), yang kemudian dikembangkan oleh perusahaan asal Perancis Revlon pada tahun 1932. Awal mula nail art yang ditelusuri dari istilah mehendi, digunakan secara sinonim untuk pacar, berasal dari bahasa Sansekerta mehandika. Munculnya pacar modern berasal dari popularitasnya di India. Hal tersebut membuktikan bahwa keinginan untuk menghias kuku telah dimiliki oleh wanita sejak dulu. Menurut Kustianti (2013:71), Nail art merupakan seni melukis dan mempercantik kuku. 1

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 216 Penampilan kuku dapat terlihat lebih menarik dan cantik jika dihiasi cat kuku (kuteks) dengan warnawarna yang indah. Pemakaian kuteks dapat menyamarkan kekurangan kuku. Jemari dengan kuku yang lebar sebaiknya menghindari warnawarna gelap, seperti merah tua atau coklat, karena kuku akan terlihat sangat lebar. Kuku yang lebar cocok menggunakan warna pink. Jemari dengan bentuk kuku yang panjang dan ramping dapat menggunakan semua warna kuteks, yang terbaik gunakan warna matte beige. Jemari dengan bentuk kuku yang pendek, sebaiknya menghindari warnawarna terang seperti orange dan merah terang. Pilihlah warna kecoklatan mendekati warna kulit, sehingga kuku pendek akan tampak lebih ramping (Kusantati,dkk: 2008:306). Hal tersebut diatas yang mendasari beberapa perempuan menghiasi kuku mereka dengan menggunakan warnawarna cat kuku. Lalu dengan seiring berjalannya waktu seni menghias kuku mulai dikembangkan dengan membuat lukisan pada kuku menggunakan cat kuku (kuteks). Karena dengan cara demikian selain dapat memperindah penampilan juga dapat menutupi kekurangan yang ada pada bentuk jari dan kuku. Beberapa perlengkapan yang ada dalam nail art juga dapat mendukung, mempermudah dan tidak membatasi seseorang untuk melakukan keterampilan nail art. Keterampilan dan kreatifitas dapat diasah melalui pendidikan non formal meliputi pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan yang dilaksanakan di lembaga kursus, pelatihan kelompok belajar, serta satuan pendidikan lain yang sejenis, melalui pendidikan formal yang biasa dilaksanakan pada lembagalembaga pendidikan baik sekolah maupun kelompok kerja. Salah satu pendidikan formal di Surabaya adalah SMK Negeri 6. SMK Negeri 6 Surabaya merupakan salah satu SMK kelompok pariwisata di kota Surabaya. Program keahlian yang diselenggarakan terdiri dari Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan, Akomodasi Perhotelan dan Hotel & Restoran. Pada program keahlian tata kecantikan, SMK Negeri 6 Surabaya membagi pada 2 bidang keahlian yaitu keahlian tata kecantikan rambut dan program keahlian tata kecantikan kulit. Pembagian pada 2 keahlian tersebut membuat siswa tidak dapat mendapatkan keseluruhan pelajaran tentang kecantikan. Dengan latar masalah tersebut, menginspirasi peneliti untuk memberikan pelatihan yang dapat mengasah keterampilan siswa terutama siswa jurusan kecantikan rambut di SMK Negeri 6 dengan memberikan pelatihan membuat keterampilan nail art. Peserta pelatihan ini dipilih untuk siswa kelas XI tata kecantikan rambut, karena materi keterampilan nail art hanya di dapatkan pada kelas tata kecantikan kulit saja,sedangkan untuk kelas tata kecantikan rambut tidak mendapatkan materi keterampilan nail art, selain itu kelas XI akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sehingga diharapkan dapat melengkapi pengetahuan dan keterampilan siswa dalam bidang tata rias dan membekali siswa untuk terjun ke dunia industri. Pelatihan ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pengelolaan pelatihan keterampilan nail art, mengetahui aktivitas peserta pelatihan, mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil keterampilan nail art sebelum dan sesudah diberi pelatihan dan mengetahui respon peserta pelatihan. Pelatihan menurut Sastrohadiwiryo (2003:199) merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak. Program pelatihan merupakan salah satu kegiatan yang penting dan dijadikan salah satu investasi dalam hal sumber daya manusia (Rachmawati, 2008:110). Proses pelatihan dikendalikan oleh pemilik keahlian yang diajarkan atau ahli yang membantu mengembangkan ketrampilan melalui pengalaman terstruktur (Kaswan, 2012:97). Menurut Bambang (2011:66) pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan masa sekarang. Fokus kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam memenuhi kebutuhan tuntutan cara bekerja yang paling efektif pada masa sekarang (Nawwi, 2008:216). Pelatihan bukan hanya suatu proses atau langkah, tetapi merupakan tanggung jawab manajerial secara terus menerus (Sinambela, 2012:212). Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses atau langkah untuk memenuhi kebutuhan tuntutan cara bekerja paling efektif pada masa sekarang maupun masa depan dan merupakan tanggung jawab manajerial secara terus menerus. Terdapat beberapa penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian tentang peningkatan keterampilan nail art ini yaitu: 1. Penelitian Alhekmah Nuraini (2013) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Merias Wajah Karakter Melalui Pelatihan Bagi Siswa Kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 1 Lamongan yang telah dilaksanakan terdapat hasil sebagai berikut: pengelolaan pelatihan merias wajah karakter orang tua dapat berjalan dengan baik dengan memperoleh ratarata 3,5 (sangat baik); aktivitas peserta pelatihan dapat dikategorikan sangat baik dengan memperoleh ratarata 4,56; hasil penilaian pelatihan menunjukan

e Jurnal. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hal 5965 adanya peningkatan ratarata peserta yakni untuk nilai ratarata pretest 49,9 menjadi 90,1 dalam posttest dengan t = 50,314 dan angka signifikasi 0,000; sedangkan respon peserta terhadap pelatihan menunujukan persentasi ratarata sebesar 82% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka saran yang diajukan oleh peneliti untuk kegiatan pelatihan selanjutnya adalah sebagai berikut: pelatihan tata rias karakter perlu diadakan kembali dengan bermacammacam tata rias karakter lainnya agar keterampilan peserta semakin bertambah; pelaksanaan pelatihan selanjutnya harus memperhatikan pengelolaan waktu pelatihan agar kegiatan pelatihan dapat berjalan dengan baik. 2. Penelitian Heni Anggraeni (2013) yang berjudul Manfaat Hasil Belajar Nail Art Sebagai Kesiapan Menjadi Nail Stylist, temuan penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari indikator penguasaan konsep dasar merias kuku sebagian besar responden sudah memahami materi teori merias kuku, sehingga responden dapat melaksanakan praktek merias kuku yang bermanfaat untuk menjadi nail stylist. Ditinjau dari indikator penguasaan diagnosis tangan dan kuku menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden dapat mendiagnosis tangan dan kuku dengan baik sesuai dengan kondisi tangan dan kuku klien untuk menjadi nail stylist. Ditinjau dari indikator penguasaan peralatan, bahan dan kosmetika menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden mengetahui dan memanfaatkan kegunaan alat, bahan dan kosmetika sesuai dengan fungsi dan kegunaannya untuk merias kuku yang bermanfaat sebagai kesiapan menjadi nail stylist. Ditinjau dari indikator teknik nail art lebih dari setengahnya responden sudah mampu memahami manfaat teknik kerja dan keterampilan merias kuku (nail art) sehingga responden terampil dan mampu merias kuku sesuai dengan teknik kerja merias kuku (nail art) untuk menjadi nail stylist. Ditinjau dari indikator keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memahami manfaat materi keselamatan dan kesehatan kerja untuk menjadi nail stylist. Rekomendasi yang diajukan adalah peserta didik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan dengan cara banyak berlatih merias kuku (nail art) sebagai kesiapan menjadi nail stylist. METODE Jenis penelitian pra eksperimen dengan pendekatan One Group PretestPosttest Design. Data yang didapat berupa hasil observasi pengelolaan pelatihan, observasi aktivitas peserta pelatihan, hasil tes awal dan tes akhir keterampilan nail art dan hasil respon peserta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015 di kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 6 Surabaya. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 6 Surabaya yang berjumlah 28 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat keterampilan peserta dalam membuat keterampilan nail art. Materi yang diajarkan yaitu materi nail art yang meliputi teknik kuteks, teknik stone, teknik sticker dan teknik acrylic. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yakni tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap penyajian hasil penelitian. Tahap persiapan dan perencanaan meliputi observasi di SMK Negeri 6 Surabaya, penyusun proposal penelitian, menyusunan bahan ajar dan hand out, menyususn instrument penelitian dan validasi instrument penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama kegiatan yang dilaksanakan yaitu pelatih menyampaikan tujuan pelatihan; menyampaikan sekilas tentang keterampilan nail art; melaksanakan pretest bagi peserta pelatihan, memberikan materi keterampilan nail art; dan memberikan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Pertemuan kedua kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatih memotivasi peserta; mengulas materi yang telah disampaikan sebelumnya; mendemonstrasikan keterampilan nail art yang meliputi teknik kuteks, stone, sticker, dan acrylic; melaksanakan posttest bagi peserta pelatihan; dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Tahap penyajian hasil penelitian meliputi analisa data, revisi, dan penyusunan laporan penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar tes dan lembar angket. Lembar observasi meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan pengelolaan pelatihan dan lembar pengamatan aktivitas peserta pelatihan. Lembar tes digunakan untuk mengetahui hasil keterampilan nail art peserta pelatihan. Lembar angket digunakan untuk mengetahui respon peserta pelatihan terhadap pelatihan keterampilan nail art yang telah dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, metode tes, dan angket. Observasi dilakukan oleh empat mahasiswa tata rias Universitas Negeri Surabaya angkatan 2010 dan dua ibu guru jurusan tata kecantikan SMK Negeri 6 Surabaya. Metode tes yang diberikan terdapat dua macam yakni pretest yang dilakukan sebelum dilaksanakan pelatihan dan posttest yang dilakukan sesudah dilaksanakan pelatihan. Angket diberikan kepada 28 peserta pelatihan untuk mengetahui respon peserta terhadap pelatihan yang dilaksanakan. 3

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 216 Teknik analisa data untuk keterlaksanaan pengelolaan pelatihan dan aktivitas peserta pelatihan dapat dihitung menggunakan rumus ratarata sebagai berikut: nilai ratarata keseluruhan sebesar 3,7. Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pengelolaan pelatihan dalam kriteria sangat baik. 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Pelatihan Keterangan: = Ratarata = Jumlah Skor Observer N = Banyaknya Observer Analisis hasil keterampilan peserta pelatihan melalui pelatihan membuat keterampilan nail art menggunakan aplikasi statistik dengan bantuan program komputer spss berupa paired ttest. Analisis angket respon peserta pelatihan dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah Responden 100% = Bilangan Tetap Diagram 4.2 : Aktivitas Peserta Pelatihan Berdasarkan diagram 4.2, penilaian observer terhadap aktivitas peserta pelatihan memiliki nilai ratarata keseluruhan sebesar 3,6. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta pelatihan dalam kriteria sangat baik. 3. Hasil Keterampilan Nail Art Peserta Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dimaksud berupa keterlaksanaan pengelolaan pelatihan keterampilan, aktivitas peserta pelatihan, hasil keterampilan nail art peserta pelatihan, dan respon peserta pelatihan. Hasil dan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pengelolaan Pelatihan Diagram 4.3 : Ratarata Hasil Pelatihan Berdasarkan diagram 4.3, hasil pelatihan pretest dari 28 peserta dengan ratarata nilai 68,6 sedangkan hasil penilaian posttest dari 28 peserta dengan rararata nilai 82,6. Hasil penilaian posttest lebih tinggi dibandingkan hasil penilaian pretest. Diagram 4.1 : Pengelolaan Pelatihan Berdasarkan diagram 4.1, penilaian observer terhadap keterlaksanaan pengelolaan pelatihan memiliki

e Jurnal. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hal 5965 Pai r 1 Prete st Postt est Mea n 14.0 00 Tabel 4.2 Paired Samples Test Paired Differences Std. Erro r Mea n Std. Deviat ion 8.179 1.54 6 95% Confidence Interval of the Difference Low er 17.1 71 Upp er 10.8 29 Dari hasil tabel paired test 4.2 diketahui bahwa nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 (nilai taraf nyata). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari pengukuran data pretest dan posttest. Hasil thitung adalah 9,058 dikarenakan dalam thitung tanda minus tidak dianggap maka hasil thitung dapat dituliskan sebesar 9,058. 4. Hasil Respon Peserta Pelatihan Diagram 4.4 : Respon Peserta Pelatihan Berdasarkan diagram 4.4, respon peserta terhadap pelatihan memiliki nilai ratarata persentase keseluruhan sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa respon peserta terhadap pelatihan dalam kriteria sangat baik. 1. Keterlaksanaan Pengelolaan Pelatihan Menurut Riani (2013:90) desain pelatihan adalah esensi dari pelatihan, karena pada tahap ini menyakinkan bahwa pelatihan akan dapat dilaksanakan. Hal tersebut terbukti dari hasil pengelolaan pelatihan yang secara keseluruhan memiliki ratarata 3,7 sehingga dikategorikan sangat T 9.0 58 d f 2 7 Sig. (2 tailed ).000 baik. Berdasarkan data hasil penelitian tentang pengelolaan pelatihan didapatkan skor yang paling rendah adalah nilai 3,5 namun masih memenuhi kriteria skor sangat baik. Aspek yang memiliki nilai terendah tersebut adalah aspek 4 yaitu membimbing peserta dalam melakukan keterampilan nail art dan pada aspek 6 yaitu memberikan kesimpulan hasil kegiatan pelatihan. Namun meski demikian penelitian ini tetap mampu berjalan dengan baik dikarenakan dalam melakukan kegiatan pelatihan, pelatih mampu untuk menguasai kelas dan melaksanakan tahapantahapan dalam pelatihan secara sistematis. Hal tersebut dibuktikan oleh skor yang didapatkan dalam pengelolaan pelatihan yang keseluruhan aspeknya memasuki kriteria sangat baik. 2. Aktivitas Peserta Pelatihan Menurut Mangkunegara (2005:132) beberapa komponenkomponen dalam pelatihan adalah para pelatih harus aslinya yang berkualitas memadai dan peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Komponenkomponen dalam pelatihan akan menunjang tercapainya manfaat dan dampak positif dalam pelatihan yang akan diselenggarakan termasuk pada aktivitas peserta. Aktivitas peserta pelatihan secara keseluruhan memiliki ratarata antara 3,6 sehingga dapat dikategorikan sangat baik. Ratarata tertinggi sebesar 4 terdapat pada aspek 1 yaitu keseluruhan peserta bersemangat dalam mengikuti pelatihan. Secara keseluruhan peserta pelatihan dapat dikatakan aktif dalam kegiatan pelatihan. Peran aktif peserta dalam proses pelatihan merupakan kegiatan yang dilakukan secara harmonis antara peserta dengan pelatih dan peserta dengan peserta lain untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan. 3. Penilaian Hasil Pelatihan Penilaian hasil pelatihan keterampilan nail art dibagi dalam dua kegiatan yakni kegiatan pretest dan kegiatan posttest. Data hasil pelatihan menunjukkan bahwa hasil pretest dari 28 peserta mendapatkan nilai dengan ratarata sebesar 68,6 sedangkan hasil posttest peserta mendapatkan nilai dengan ratarata sebesar 82,6. Nilai ratarata pretest yang sebesar 68,6 meningkat menjadi 82,6 pada kegiatan posttest. Sehingga dapat dikatakan kegiatan pelatihan keterampilan nail art dapat meningkatkan keterampilan peserta pelatihan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2005:132) bahwa adanya pelatihan diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dalam hal keahlian kerja sampai pada tanggung jawab terhadap pekerjaan. Ditambahkan pula oleh Nawwi (2008:216) bahwa fokus 5

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 216 kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam memenuhi kebutuhan tuntutan cara bekerja yang paling efektif paa masa sekrang. Kemudian dari hasil Ujit nilai pretest dan posttest terbukti ada perbedaan hasil keterampilan nail art yang signifikan sebelum dan sesudah diberi pelatihan keterampilan nail art. Hasil data SPSS uji t hitung menunjukan angka sebesar 9,058 dengan taraf signifikasi 0,000 kurang dari0,05 (nilai taraf nyata) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pretest dan posttest. 4. Respon Peserta Menurut Riduwan (2011) kriteria skor dikatakan sangat baik jika angka persentase antara 81%100%. Angket respon oleh 28 peserta pelatihan menyatakan 10 pernyataan, kesepuluh pernyataan memiliki persentase 81%100% sehingga hasil dari persentase keseluruhan skor respon peserta dapat dikategorikan dalam kriteria sangat baik. Pernyataan terendah terdapat pada pernyataan 3 mendapat persentase sebesar 79% namun masih dalam kategori kriteria baik. Hal ini dikarenakan hand out yang telah disusun oleh pelatih sebagian besar mengambil gambar dari buku dan sumber pribadi, sedangkan para peserta lebih tertarik dengan gambargambar nail art yang ada pada media internet yang mereka nilai lebih beragam. Namun ratarata persentase sebesar 88% dapat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil persentase respon peserta diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta pelatihan menunjukkan respon yang sangat baik terhadap kegiatan pelatihan keterampilan nail art. Keterangan tersebut sesuai dengan pendapat Bambang (2011:66) bahwa pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan masa sekarang. PENUTUP Simpulan 1. Keterlaksanaan pengelolaan pelatihan Pengelolaan pelatihan keterampilan nail art dapat berjalan dengan baik dengan perolehan nilai ratarata skor yang memasuki kriteria sangat baik. Hal ini dikarenakan pada pengelolaan pelatihan dapat berjalan dengan baik karena para peserta mengikuti alur pelatihan dengan tertib dan memahami aturan dalam pelaksanaan pelatihan sehingga mempermudah pelatih dalam menyampaikan materi kepada peserta pelatihan. 2. Aktivitas peserta pelatihan Hasil pengamatan aktivitas peserta yang meliputi 9 aspek dan diamati oleh 6 observer dalam pelatihan keterampilan nail art dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini dikarenakan peserta merasa akan mendapatkan pengetahuan baru dalam keterampilan nail art sehingga mereka mengikuti jalannya pelatihan dengan antusias dan bersemangat pada setiap tahapan yang dilaksanakan dalam pelatihan keterampilan nail art. 3. Hasil penilaian pelatihan keterampilan nail art Data hasil keterampilan nail art dari nilai pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan nilai ratarata setelah dilakukannya pelatihan keterampilan nail art dengan menggunakan metode demonstrasi dan panduan dari hand out. Dari perolehan nilai pretest dan posttest selanjutnya diolah dengan menggunakan uji statistic yaitu uji t berpasangan yang dibantu oleh program computer SPSS versi 14. Untuk hasil uji t dapat menjawab hipotesis dari penelitian ini yaitu ada perbedaan yang signifikan pada hasil ketrampilan nail peserta pelatihan di SMK Negeri 6 Surabaya sebelum dan sesudah diberi pelatihan keterampilan nail art. 4. Respon peserta pelatihan keterampilan nail art Respon peserta terhadap pelatihan keterampilan nail art menunjukkan persentase ratarata sebesar 88% dengan kriteria sangat baik. Hal ini dikarenakan para peserta merasa sangat senang dan antusias dengan diadakannya pelatihan keterampilan nail art karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali diadakan sehingga mereka merasa mendapatkan pengalaman dan ilmu baru. Saran 1. Pelatihan keterampilan nail art perlu diadakan kembali dengan bermacammacam materi tentang kuku lainnya agar keterampilan peserta semakin bertambah. Khususnya untuk pelatihan keterampilan nail art perlu diadakan kembali dengan tipe keterampilan nail art lain misalnya dengan materi nail extantion, sehingga mampu melengkapi pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan keterampilan nail art. 2. Penelitian mengenai pelatihan keterampilan nail art dapat dilakukan kembali. Namun agar pelatih dapat menguasai peserta pelatihan dengan jumlah yang cukup banyak pelatih perlu ditemani oleh pelatih pendamping.

e Jurnal. Volume 04 Nomer 01 Tahun 2015, Edisi Yudisium Periode Februari 2015, hal 5965 DAFTAR PUSTAKA Bambang. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UB Press. Kaswan. 2012. Managemen Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit.Jilid 2. Jakarta: Direktoran Pembinaan SMK. Kusstianti, Nia. 2013. Spa dan Perawatan Badan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Nawwi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nuraini, Alhekmah. 2013. Meningkatkan Keterampilan Merias Wajah Karakter Melalui Pelatihan Bagi Siswa Kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 1 Lamongan. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya. Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Oofset. Riani, Asri Laksmi. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Sinambela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Internet: Anggraeni, Heni. 2013. Manfaat Hasil Belajar Nail Art Sebagai Kesiapan Menjadi Nail Stylist. Skripsi, (http://repository.upi.edu/id/eprint/4295) [Diakses 25 Juni 2014] 7