BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia perbankan mengharuskan setiap bank melakukan langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau disingkat BRI, merupakan salah satu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latarbelakang. Dengan berkembang pesatnya industri telekomunikasi baik yang Global

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Goyahnya perekonomian global, terutama di Amerika Serikat dan Eropa,

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310

BAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat antarperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

Dasar Hukum Privatisasi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 LOGO PT. BANK CIMB NIAGA TBK. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

MATERI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 2015 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 2 September 2015

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju, dan mampu bersaing untuk menghadapi bankbank Asia yang akan masuk ke Indonesia pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang. Untuk itu, rencana akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau disingkat BTN oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk atau disingkat Bank Mandiri dinilai sangat bagus untuk kemajuan industri perbankan nasional kedepannya. Hal tersebut dikarenakan kedua bank ini dinilai sangat bersinergi dengan cukup baik. Peluang akuisisi cukup besar jika dilihat dari dana yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sekitar Rp. 10 12 Triliun dengan memiliki jaringan luas serta permodalan yang kuat. Sedangkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kuat dalam sektor kepemilikan rumah (KPR) dengan komposisi saham 60,14% dimiliki oleh pemerintah, 25,45% dimiliki oleh pihak asing dan sisanya 14,41% dimiliki oleh perseorangan, masyarakat dan lain-lain. Menurut Meilani (2014), Pemerintah melalui Kementerian Badan Umum Milik Negara (BUMN) berencana melepas kepemilikan sahamnya di 1

2 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk disebut sebagai calon kuat untuk mengakuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Alasan rencana akuisisi tersebut adalah karena BTN selama ini memiliki kapasitas kecil dalam membiayai pembangunan perumahan rakyat, hampir setiap tahunnya BTN kekurangan biaya untuk 1,5 juta unit rumah (backlog). Berdasarkan rapat internal BUMN akhirnya diputuskan Bank Mandiri yang mengakuisisi BTN. Pertumbuhan perusahaan dapat dilakukan secara organik maupun anorganik. Pertumbuhan organik adalah pertumbuhan perusahaan secara normal dengan cara menghasilkan laba kemudian laba tersebut ditahan (retained earning) atau disetorkan menjadi setoran modal. Pertumbuhan seperti ini memerlukan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan pertumbuhan anorganik. Pertumbuhan anorganik adalah pertumbuhan suatu perusahaan dengan melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain sehingga perusahaan hasil merger atau akuisisi menjadi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan asalnya. Hariyani (2011:5), akuisisi merupakan suatu pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Akuisisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquirer) tersebut. Perusahaan yang diambil alih sahamnya badan hukumnya tidak menjadi bubar

3 atau berakhir, akan tetapi hanya terjadi beralihnya pengendalian saja. Alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk meningkatkan nilai suatu kombinasi bisnis yang bersangkutan, meningkatkan economic scale sebagai akibat konsentrasi usaha, dan mendapatkan keuntungan lebih serta nilai tambah. Falatehan (2011:14), menyatakan bahwa Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia dalam hal aset pada akhir tahun 2010 mendapatkan tantangan baru yakni secara aset bank tersebut akan dilampaui oleh salah satu pesaingnya yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk itu Bank Mandiri perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk tetap mempertahankan predikat sebagai bank terbesar. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penjajakan atau mengakuisisi bank kelas menengah, yaitu bank dengan aset antara Rp. 10 Triliun sampai dengan Rp. 20 Triliun, salah satunya adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Ada sisi positif dan negatifnya tentang rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. Penyatuan kedua Bank BUMN tersebut merupakan upaya efisiensi industri perbankan nasional. Selain efisiensi, akusisi BTN oleh Bank Mandiri memberikan dampak positif yaitu memperkuat industri perbankan domestik. Namun, sisi negatifnya adalah dikhawatrikan BTN tidak lagi fokus dalam pembiayaan bidang perumahan, terutama untuk kalangan menengah kebawah dan akan terbawa ke bisnis inti Bank Mandiri dan harus mengikuti

4 Visi dan Misi bank tersebut salah satunya adalah core dari Bank Mandiri adalah kredit korporasi. Terdapat 4 (empat) alasan perlunya BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri. Pertama, gagasan akuisisi kedua Bank BUMN tersebut sangat bagus untuk kemajuan Indonesia. Kedua, BTN harus dibesarkan agar bisa memiliki kemampuan membangun perumahan rakyat yang memadai. Ketiga, Indonesia sudah waktunya memiliki bank yang lebih besar dari Bank Malaysia dan negara lain di ASEAN. Keempat, perusahan-perusahaan di Indonesia semakin besar sehingga memerlukan Bank yang besar. Kalau perusahaan di Indonesia semakin besar dan berkembang sedangkan Bank Nasional tidak berkembang maka hanya Bank-bank asinglah yang akan merajalela menguasai Perbankan Nasional. Akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk diperkirakan dapat mengatasi kekurangan hunian rumah serta memiliki posisi yang strategis untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi Rakyat Indonesia khususnya bagi kalangan menengah kebawah. Namun, hingga kondisi saat ini BTN tidak mampu untuk membiayai kebutuhan rumah yang semakin besar yang disertai dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah hal ini dikarenakan modal dan pendanaan yang terbatas serta ruang pembiayaan KPR kian mengecil. Saat ini, modal BTN sekitar Rp. 11, 5 Triliun dengan loan to deposit lebih dari 104 persen sedangkan lebih dari 55 persen adalah dana pihak ketiga

5 (DPK) merupakan dana mahal sehingga tingkat suku bunga KPR menjadi sangat mahal. Jika modal BTN diperkuat dengan memperoleh sumber pendanaan yang besar sehingga dapat mendukung pemerintah menyediakan perumahan bagi masyarakat. Rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri akan menjadi solusi dan tidak akan mengubah struktur di internal BTN sendiri serta tidak ada karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya. Berdasarkan sensus perumahan tahun 2010, kekurangan pasokan (backlog) perumahan sudah mencapai 13,6 juta unit. Dengan asumsi kebutuhan rumah pertahun 800 ribu unit dan haya 400 ribu unit yang mampu dibiayai, maka 20 tahun kedepan akan terjadi backlog perumahan mencapai 21,6 juta rumah Selain itu, konsolidasi perbankan sangat dibutuhkan untuk memperkuat daya saing bank nasional dalam menghadapi persaingan dengan bank asing, baik di pasar domestik maupun internasional. Penguatan bank BUMN melalui konsolidasi bank-bank BUMN juga sangat dibutuhkan untuk menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional. Konsolidasi BTN dan Bank Mandiri dianggap sebagai momentum yang tepat untuk melahirkan bank yang besar, kuat, dan memiliki daya saing untuk berbagai segmen pasar. Dengan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri yang didukung oleh permodalan yang kuat, pendanaan yang besar serta jaringan yang luas, BTN nantinya akan memiliki ruang untuk bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pasar perumahan yang semakin besar juga.

6 Rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan opsi terbaik jika dilihat dari konteks yang lebih luas yaitu sebagai aksi korporasi dalam rangka memperluas pangsa pasar Mandiri ke sektor pembiayan perumahan serta rencana makro konsolidasi perbankan nasional untuk memperkuat industri perbankan nasional dari sisi permodalan dan asset bersaing dengan bank-bank dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura meskipun tidak bisa menyaingi bank dari Singapura, setidaknya sudah cukup untuk mengimbangi penetrasi perbankan asing tersebut pasca implementasi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang dan liberalisasi perbankan ASEAN tahun 2020. Rencana akusisi kedua Bank BUMN tersebut harus melalui tahapan dan prosedur yang berlaku yakni melalui Komite Privatisasi beranggotakan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya, meminta persetujuan juga kepada DPR RI yaitu Komisi VI dan Komisi XI. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.G.I. terdapat empat persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh emiten atau perusahaan publik dalam hal akan melakukan akuisi yaitu : 1) Direksi dan komisaris wajib membuat pernyataan bahwa kegiatan penggabungan usaha/peleburan usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseorangan, pemegang saham, persaingan usaha yang sehat dan karyawan;

7 2) Pernyataan tersebut harus didukung oleh pihak independen; 3) Perusahaan publik atau emiten wajib menyampaikan pernyataan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi rancangan penggabungan usaha maupun peleburan usaha; 4) Adanya pesetujuan rapat umum pemegang saham emiten/perusahaan publik. Butir (1), (3) dan (4) di atas belum dilaksanakan, yakni menungu pesetujuan dari Komite Privatisasi. Dengan adanya rencana akuisisi tersebut, saham BTN melonjak hingga 11 persen ke posisi Rp1.405 per saham pada tanggal 16 April 2014, sedangkan Mandiri berada diposisi Rp.9.850 per saham pada tanggal 17 April 2014. Oleh karena itu, rencana akuisisi memiliki pengaruh terhadap harga saham baik itu BTN maupun Mandiri. Dalam proses rencana pengambilalihan atau akuisisi BTN oleh Bank Mandiri harus memperhitungkan harga wajar saham untuk kedua perusahaan, baik yang mengambil alih ataupun yang akan diambil alih. Penilaian harga wajar saham ini penting mengingat dua perusahaan BUMN tersebut merupakan perusahaan terbuka yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Harga saham merupakan cerminan tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan. Perubahan harga saham akan menimbulkan keuntungan maupun kerugian. Saat rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri disampaikan ke publik, maka investor maupun pemegang saham di luar pemerintah harus mampu menganalisis harga saham, salah satunya adalah dengan melakukan

8 penilaian (valuasi) saham. Penilaian harga wajar saham ini diperlukan agar dapat mengetahui nilai wajar saham kedua Bank BUMN tersebut apakah overvalued (mahal) yakni jika harga pasarnya berada diatas harga wajar sahamnya, undervalued (murah) jika harga pasarnya berada dibawah harga wajar sahamnya, dan normal jika harga pasarnya sama dengan harga wajar saham, sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat apakah menjual, membeli ataupun menahan saham tersebut. Sebagai contoh akusisi adalah kasus pengambilalihan PT. Astra Seadaya Finance (ASF) oleh PT. Bank Permata Tbk (BNLI) melalui perjanjian pengambilan bagian saham, telah mengakuisisi 237,6 juta saham baru atau 24,999 persen dari total saham yang dikeluarkan atau sebesar Rp. 2,19 Triliun. Untuk mendanai transaksi tersebut, perseroan telah melakukan penawaran umum terbatas VI (Rights Issue) dan menerbitkan obligasi subordinasi (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Permata Tahap I Tahun 2013) yang diselesaikan pada awal 2014. Selain itu, proses pengambilalihan PT. Bank Agro Tbk (AGRO) oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), pemegang saham BBRI telah merestui akuisisi saham PT. Bank Agro Tbk tersebut sebesar 88,65% dari total saham AGRO dengan harga Rp. 109 per lembar dan dana yang dikeluarkan sebanyak Rp. 330 Miliar. Persetujuan tersebut dituangkan dalam bentuk penandatanganan akta akusisi saham pada tanggal 3 Maret 2011 oleh PT. Bank BRI Tbk.

9 Contoh akuisisi lainnya, yaitu akuisisi PT. Semen Tanosa (Persero) dan PT. Semen Padang (Persero) oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, yang menyebabkan perluasan jaluran pemasaran meliputi daerah Sumatera serta Indonesia Bagian Tengah (WITA) dan Indonesia Bagian Timur (WIT), sehingga PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi satu-satunya produsen semen di Indonesia yang memiliki tiga merek dagang terkenal, jaringan distribusi nasional, serta lokasi strategis yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan dilakukannya akuisisi oleh perusahaan adalah untuk mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Upaya sinergi ini merupakan kondisi dimana keadaan secara keseluruhan lebih besar daripada jumlah masingmasing bagian, sehingga dengan dilakukannya akuisisi sinergi dan nilai setelah akuisisi seharusnya melebihi jumlah nilai dari perusahaan secara terpisah sebelum akuisisi. Rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri akan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap harga saham, yaitu bisa jadi harga sahamnya naik ataupun turun. Oleh karena itu, para investor maupun pemegang saham di luar pemerintah harus mengetahui harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, untuk itu perlunya penilaian (valuasi) saham. Industri keuangan khususnya perbankan, memiliki karakteristik yang menarik dalam penilaian yaitu sulitnya dalam mendefinisikan reinvestment dimana perusahaan meminjam dana dari pihak ketiga (depositors) dan meminjamkan kembali dana tersebut kepada pihak

10 lain (borrowers), maka diperlukan pendekatan valuasi dengan menilai ekuitas dan pengukuran cash flow yang tidak membutuhkan estimasi reinvestment. Metode Free Cash Flow to Equity merupakan pilihan tepat, dan sebagai pembandingnya menggunakan metode Relative Valuation dengan melakukan pengukuran PER, PBV, dan P/S. Metode ini banyak digunakan oleh para investor karena kesederhanaan dan kemudahan dalam perhitungannya. Selain itu, valuasi saham selanjutnya adalah Gordon Growth Model yang mengasumsikan bahwa dividen meningkat pada tingkat yang konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, serta sering digunakan dalam melakukan valuasi saham perusahaan go public, dimana kedua Bank BUMN tersebut yakni BTN dan Mandiri adalah perusahaan go public. Dari penjelesan diatas penulis berminat untuk melakukan penelitian. dengan mengambil judul Penilaian Harga Wajar Saham Menjelang Akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.2 Identifikasi Masalah Rencana pengambilalihan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk diperlukan perhitungan yang jelas terhadap nilai perusahaan secara menyeluruh melalui harga per lembar sahamnya tujuannya adalah untuk mengetahui harga wajar saham kedua perusahaan BUMN tersebut. Dalam berinvestasi di saham tentunya

11 masyarakat atau calon investor dapat berekspektasi dalam meramalkan harga saham yang akan terbentuk di masa depan. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah metode analisis yang dapat mendukung harapan investor. Yakni dengan cara melakukan perhitungan abnormal return, apakah ada perbedaan antara 2 hari sebelum dan sesudah adanya informasi tentang rencana akuisisi dan penilaian dengan cermat untuk meminimalkan resiko dan untuk menghindari kesalahan dalam membuat keputusan apakah saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki nilai yang wajar, dan juga apakah saham kedua perusahaan BUMN tersebut harganya terlalu murah (undervalued) atau terlalu mahal (overvalued). Oleh karena itu, diperlukan metode untuk menghitung abnormal return yakni dengan menggunakan market adjusted model dan menilai kewajaran harga saham dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Relative Valuation, Gordon Growth Model. Dengan ke-3 (tiga) metode tersebut diharapkan akan diketahui berapa harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.3 Rumusan Masalah Dalam menentukan harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

12 1) Apakah terdapat perbedaan return saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebelum dan sesudah adanya Informasi pengumuman Akuisisi? 2) Berapakah harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Raltive Valuation dan Gordon Growth Model? 3) Berapakah harga wajar saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Raltive Valuation dan Gordon Growth Model? 1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis perbedaan abnormal return antara 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah adanya informasi pengumuman akuisisi; 2) Untuk mengetahui harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk; 3) Untuk Mengetahui harga wajar saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; 1.5 Manfaat dan Kegunaan Manfaat penulisan Karya Akhir ini adalah untuk dapat memberikan literatur tentang valuasi saham yang dapat dijadikan panduan bagi investor maupun pemegang saham suatu perusahaan terbuka atau calon investor dalam

13 menentukan nilai wajar suatu saham dan keputusan investasi serta dapat memberikan masukan dan evaluasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan dalam melaksanakan kebijakan dan peningkatan kinerja perusahaan. Sedangkan untuk akademisi dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian kembali tentang penilaian harga wajar saham suatu perusahaan.