PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
PSIKOLOGI MELATIH KARATE USIA DINI

Persiapan Tim Hockey Jabar Menuju PON 2008

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

PANDUAN PELATIH RENANG DALAM BEBERAPA ASPEK PSIKOLOGIS PELATIHAN. Danu Hoedaya FPOK UPI

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PSIKOLOGI OLAHRAGA. Makalah Oleh Danu Hoedaya FPOK - UPI. Materi Penataran Pelatih Olahraga Cianjur 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

CERAMAH PSIKOLOGI SUKAN

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DISKUSI PANEL KARATE GOR CITRA, BANDUNG 14 FEBRUARI 2010

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya maupun mengenai diri mereka sendiri. dirinya sendiri dan pada late childhood semakin berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

PERAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI ATLET. Danu Hoedaya FPOK - UPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TENIS

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

MENGGUGAH MOTIVASI ATLET

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

MOTIVASI BERPRESTASI ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

DASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

106 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

Ketegaran Mental (Mental Toughness) Oleh: Agus Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

KEPEMIMPINAN KEPERCAYAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

Transkripsi:

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan SDM Keolahragaan Tahun 2007

PERKEMBANGAN PSIKO-SOSIAL ANAK Perubahan sikap dan perilaku anak dipengaruhi oleh sikap & perilaku sosial dan kejiwaan orang dewasa/masyarakat. Anak-anak memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda satu dgn lainnya, dan terekspresikan melalui perilakunya yang sesuai usia dan perkembangan psiko-sosialnya. Pengalaman berinteraksi dgn lingkungan sosial menentukan kemampuannya dalam mengatasi tekanan-tekanan yang dihadapinya.

Program dan instruksi pelatihan harus memperhatikan kebutuhan dan keterbatasan anak yang disesuaikan dgn tingkat perkembangan psiko-sosialnya. Usia 3-6 th: mencoba untuk independen; harus diberi semangat, bukan memarahi atau melarang prakarsanya. Usia 6-12 th: berkembang rasa positif thd. kemampuan belajar dan mencari peluang sukses. Kegiatan harus menantang anak.

12 tahun ke atas: mencari identitas diri. Kepada anak perlu diberikan bimbingan dan lingkungan yang kondusif. Kegiatan olahraga banyak memberikan peluang dalam mengekspresikan diri, sehingga pelatih dan orangtua perlu menanamkan unsur persatuan, kerjasama, bermain peran, kemampuan mengelola, keterampilan sosial dan emosional.

Dari perspektif psiko-sosial, ada keuntungan tersendiri apabila anak dilibatkan dalam beberapa cabang olahraga sebelum ia menentukan satu cabor andalannya. Mengapa?? Akan lebih banyak pengalamannya dalam memahami berbagai keterampilan gerak, sosial, dan emosional di lingkungan berbeda-beda, sehingga memperkaya pemahaman akan nilai dan norma dalam hidup bermasyarakat. Hasil yang diharapkan: tumbuh dan berkembangnya sifat, perilaku, dan kepribadian mandiri yang dilandasi sportivitas tinggi, menghargai orang lain dan diri sendiri, rasa percaya diri, empati, dan kemampuan mengendalikan emosi.

E M P A T I

PERAN PELATIH Dunia pelatihan olahraga usia dini: kesenangan dan kegembiraan anak selalu hadir di tengah usaha mencapai kemenangan dan juara; Artinya, harus ada keseimbangan antara usaha untuk menang, peningkatan keterampilan, dan memelihara kesenangan dan kepuasan pada waktu bertanding.

Diperlukan kebijakan pelatih dalam menjembatani harapan dan setiap usaha anak dalam mencapai sasarannya. Hargai dan beri anak pujian atas usaha kerasnya pada saat bertanding, terlepas dari menang atau kalahnya. Sekecil apapun kemajuan yang diperlihatkan, anak patut mendapatkan pujian dan penghargaan.

HUBUNGAN ANTARA PELATIH & ORANGTUA Orangtua juga mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung-jawab terhadap anak. Pelatih membuka jalur komunikasi serta melayani pertanyaan & masukan ortu. Pelatih sebaiknya tidak membela diri terhadap argumentasi atau kritikan orangtua. Pelatih tetap harus bersikap tegas yang bisa menumbuhkan rasa respek orangtua.

Interaksi antara pelatih dan orangtua tidak selamanya harus melibatkan anak. Seringkali orangtua tidak menyadari tindakan mereka dan tidak terlalu mengerti proses pelatihan. Konflik yang terjadi biasanya berkenaan dengan kemajuan prestasi anak. Tipe ortu yang tidak peduli, senang meneriaki anaknya saat bertanding, memposisikan diri sebagai asisten pelatih, over-protective.

KESATUAN PERAN MENUJU PRESTASI Peran bersama pelatih dan orangtua amat signifikan dalam kemajuan prestasi anak. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik, sehingga bisa menjembatani setiap permasalahan yang timbul.

MENYIKAPI KEMENANGAN DAN KEKALAHAN Kemenangan atau kekalahan adalah hasil akhir suatu prestasi olahraga setelah melalui suatu proses pelatihan yang panjang. Hambatannya, bila anak merasa terlalu ditekan dan dipaksakan menang dalam suatu pertandingan; atau ambisi pribadi pelatih/ortu yang memiliki kepentingan sendiri.

Atlet usia dini harus ditumbuhkan rasa keberhasilan di dalam setiap aktivitas keterampilan yang ditunjukkannya. Akibatnya akan berkembang pula konsepdiri, self-esteem, kemampuan mengendalikan diri dan lingkungannya, dan rasa memiliki kompetensi di dalam keterlibatannya berolahraga. Selanjutnya rasa percaya diri anak makin kuat dan mampu menyikapi situasi kemenangan dan kekalahan dengan arif.

Setelah kalah bertanding

Hasil dari kemenangan atau kekalahan belum tentu mencerminkan kualitas yang sebenarnya dari performa atlet.

Sukses apabila: Memecahkan rekor sendiri Performa lebih bagus dari sebelumnya Bermain lepas, gembira, senang Selalu berusaha keras dan semangat Mau bekerja sama demi tim Menghargai lawan bermain Menghormati & menghargai kerja wasit Bertanding sesuai aturan

Menghargai lawan bermain

Belum sukses apabila: Tidak berusaha sebaik mungkin Tidak bersemangat Cepat tersinggung dan marah Bermain sendiri Tidak menerima keputusan wasit Menganggap enteng lawan Mencemoohkan lawan Bermain kasar, curang Melanggar peraturan permainan

Memandang enteng lawan

Akibatnya

PERSIAPAN MENTAL Anak bukan miniatur orang dewasa. Tingkat maturasi fisik dan mental masih terbatas, terutama dalam menghadapi tekanan-tekanan saat bertanding. Bagi anak, stres yg dirasakan bermula dari persepsi mengenai ke-tidak-mampuan diri menghadapi tuntutan thd performanya, dan konsekuensi kegagalannya.

Biasanya anak takut gagal karena menyadari arti penting dari kemenangan bagi para pembinanya.

Menghindari perasaan stres pada anak: Tidak mengharuskan kemenangan pd anak. Tidak memaksakan harapan berlebihan. Tidak membanding-bandingkan kemampuan anak dengan orang lain. Hargai semangat dan usaha anak. Hargai setiap kemajuan dalam penampilan. Sikap dan perilaku pelatih yang luwes. Pemanasan yang cukup. Visualisasi positif yang relevan.

KEPRIBADIAN DAN MOTIVASI Kepribadian orang tercermin dari wawasan pemikiran, perasaan, sikap, dan perilakunya. Kita tidak bisa mengharapkan ekspresi kepribadian seseorang selaras dengan kemauan sendiri. Ungkapan kepribadian orang lain berada di luar kendali kita.

Atlet harus diberikan pemahaman bahwa amat penting untuk bisa mengendalikan kecenderungan bereaksi negatif terhadap setiap hal yang dirasakan tidak berkenan pada saat bertanding; misalnya reaksi terhadap keputusan wasit yang dianggap tidak benar.

Keterkaitan dua faktor (personal dan situasional) dalam menumbuhkan motivasi Faktor Personal (Atlet) Kebutuhan Ketertarikan Sasaran Kepribadian Interaksi antara atlet dan situasi Faktor Situasional Gaya melatih Fasilitas latihan Rekor kemenangan/ kekakalahan - dsb Atlet Termotivasi

Atlet akan termotivasi apabila pelatih: - bersikap terbuka dan jujur - tidak pilih kasih - tegas dalam menerapkan aturan - memiliki rasa empati tinggi - mensosialisasikan program - mendampingi atlet dalam menetapkan sasaran latihan

MENETAPKAN SASARAN Sasaran Jangka Pendek: Sebagai batu loncatan dalam mencapai sasaran jangka menengah dan panjang. Sifatnya realistis, mudah dicapai sesuai tingkat keterampilan atlet. Berperan sebagai motivator kuat untuk mencapai sasaran berikutnya.

CONTOH SASARAN JANGKA PENDEK Bagian dari performa atlet (start lari, sikap melayang di udara, tembakan hukuman) Keterampilan khusus (konsistensi dan penyempurnaan skill, gerakan dalam menunjang strategi penyerangan) Kebugaran jasmani (berat beban, fleksibilitas tungkai, volume dan intensitas latihan) Kontrol emosi Konsentrasi Aspek sosial

Sasaran Jangka Menengah Pada dasarnya adalah sasaran pertengahan sebelum mencapai sasaran berikutnya (misalnya Kejurnas/Kualifikasi) Sasaran Jangka Panjang Adalah sasaran akhir berupa kualitas permainan pada event sebenarnya.

Penting untuk mengevaluasi sasaran dan disesuaikan kembali bilamana perlu. Hendaknya diperhatikan: Relevansi sasaran saat ini? Kemungkinan tercapainya? Usaha yang harus dilakukan? Evaluasi performa terkait dgn sasaran? Tingkat ketercapaiannya? Beri penghargaan secara periodik!

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA Manfaat Kita Petik Bersama