BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang
|
|
- Yohanes Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang besar. Hal ini dapat dilihat dari luas wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang terdaftar (Badan Informasi Geospasial, 2014). Wilayah yang begitu luas menempatkan Indonesia dalam daftar 10 negara dengan zona waktu terbanyak (Norisanto, 2015). Wilayah geografis Indonesia juga memberikan keuntungan sumber daya alam berupa hasil perikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan dan energi yang melimpah (Portal Nasional Indonesia, 2010). Selain wilayah dan sumber daya alam yang melimpah, bukti bahwa Indonesia adalah negara yang besar juga dapat dilihat dari jumlah penduduknya. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014). Jika dapat mengolah dan memanfaatkan jumlah sumber daya manusia sebanyak itu, idealnya Indonesia sudah menjadi negara besar yang maju di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, maupun militer. Akan tetapi, nama besar sebuah negara tidak hanya dilihat dari bidang pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, dan militer saja, tetapi juga dilihat dari prestasi olahraga. Sayangnya, prestasi olahraga Indonesia saat ini juga belum sebanding dengan banyaknya sumber daya manusia yang ada dan sesungguhnya bisa diberdayakan untuk lebih mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional. Sebaliknya, beberapa tahun belakangan ini prestasi olahraga Indonesia tampaknya cenderung menurun. Dalam satu dekade ini Indonesia mengalami penurunan pada kejuaraan Internasional yang rutin diikuti seperti SEA Games. Terbukti dari SEA Games tahun 2005 hingga 2015 Indonesia gagal 1
2 2 menjadi juara umum, kecuali di tahun Padahal, selama 20 tahun ( ) Indonesia berkali-kali menjadi peringkat pertama pada event olahraga tersebut (Fadhilah, 2015). Cabang olahraga andalan seperti bulutangkis pun tidak banyak menorehkan prestasi seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, akhirnya pasangan ganda putra Ahsan dan Hendra berhasil meraih gelar juara dunia di tahun 2015, pencapaian di nomor tunggal, ganda putri, dan ganda campuran tidak dapat memenuhi target (Haryanto, 2015). Beberapa penyebab turunnya prestasi olahraga Indonesia antara lain karena masalah dana, tidak memadainya fasilitas, kurangnya dukungan dan apresiasi dari pemerintah, hingga isu politisasi (Laksono, 2011). Akan tetapi, selain faktor-faktor tersebut, faktor pembinaan atlet turut berperan terhadap prestasi dan penampilan atlet tanah air (Kurniawan, 2015). Pembinaan atlet tidak hanya meliputi pembinaan fisik, tetapi juga pembinaan mental. Bila melihat kondisi pembinaan atlet di Indonesia saat ini, pelaksanaan pembinaan mental belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disampaikan pula oleh Hari Setiono dari Menegpora bahwa sistem pembinaan mental masih belum jelas dan sejauh ini tidak ada evaluasi terhadap pembinaan yang sudah berjalan (Antara, 2009). Selain itu, kualitas SDM yang menangani pembinaan mental masih sangat terbatas. Hari Setiono juga mengemukakan bahwa masih banyak pelatih yang menangani pembinaan atlet hanya berbekal kebanggaan pernah meraih juara, bukan yang benar-benar memiliki pengetahuan untuk membina mental atlet. Salah satu poin penting dalam pembinaan atlet yang harus diperhatikan adalah kondisi psikologis atlet. Selain kondisi fisik dan strategi yang matang, mental atlet juga menjadi faktor yang berpengaruh pada penampilan dan prestasi atlet (Gunarsa, 2000). Oleh
3 3 karena itu, mengetahui kondisi psikologis atlet dan menjalankan pembinaan mental atlet di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus dan lebih diprioritaskan. Faktor psikologis yang penting untuk mencetak juara bagi para atlet adalah motivasi mereka untuk berprestasi (need of achievement). Motivasi berprestasi adalah dorongan intrinsik untuk memenuhi tantangan sehingga terbentuk hasrat untuk sukses di situasi yang kompetitif (McClelland, 1961; Atkinson, 1974, dalam Satiadarma, 2000). Motivasi inilah yang berperan dalam menentukan kesuksesan atlet dalam meraih prestasi (Cox, 2012). Menurut Martens (1987), terdapat tiga motivasi kebutuhan berolahraga yang penting bagi atlet, yakni 1) kebutuhan untuk beraktivitas sehingga atlet berolahraga untuk kesenangan, 2) kebutuhan berinteraksi sosial, dan 3) kebutuhan untuk memperlihatkan kompetensi diri. Kebutuhan memperlihatkan kompetensi diri inilah yang mendorong atlet untuk berprestasi sebagai perwujudan akan self-esteem. Pentingnya motivasi bagi atlet untuk berprestasi dalam karir seorang atlet juga disetujui oleh sejumlah mantan atlet yang bergabung dalam Indonesia Olimpians Association (IOA) yang berperan menjadi motivator untuk atlet-atlet nasional dalam persiapan menghadapi SEA Games tahun 2015 (Dikpora NTB, 2015). Motivasi berprestasi pada atlet dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor seperti faktor pribadi yang meliputi kebutuhan, minat, sasaran, dan kepribadian atlet serta faktor situasional yang meliputi fasilitas dan kemenangan atau kekalahan yang pernah dialami (Weinberg & Gould, 1995 dalam Satiadarma, 2000). Akan tetapi, faktor lain seperti dukungan sosial juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi. Salah satu sumber dukungan sosial yang utama bagi seorang atlet didapat dari orang tua. Hal ini juga diakui oleh beberapa atlet seperti pebulutangkis Fran dan Fernando Kurniawan dan atlet judo Kresna Bayu bahwa dukungan orang tua membuat mereka lebih termotivasi untuk berprestasi dan akhirnya meraih gelar juara (PB Djarum, 2010). Menurut penelitian
4 4 Marcen,dkk. (2013), sejumlah 209 atlet dari 17 cabang olah raga di Mexico menunjukkan bahwa dukungan orang tua pada atlet muda berkorelasi positif dengan kepercayaan diri dan motivasi berprestasi pada atlet yang bersangkutan. Selain dukungan sosial yang diberikan orang tua, kualitas hubungan antara pelatih dengan atlet juga berperan terhadap motivasi berprestasi dan performa atlet. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Forki Djafar Djantang bahwa dengan adanya kedekatan psikologis dan hubungan baik antara pelatih dan atlet akan memunculkan prestasi yang diinginkan (Satlak Prima, 2013). Dalam olahraga, pelatih merupakan salah satu orang terdekat bagi atlet karena sebagian besar program pembinaan atlet melibatkan peran pelatih. Interaksi pelatih dan atlet inilah yang akan menumbuhkan hubungan personal yang saling memotivasi (Hoedaya, 2007). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Widodo dan Nurwidawati (2015) bahwa dukungan sosial, khususnya dukungan emosional yang diberikan oleh orang terdekat akan mereduksi kecemasan atlet saat menghadapi pertandingan maupun berhubungan positif secara signifikan terhadap motivasi berprestasi pada atlet pencak silat di Sidoarjo. Kedekatan pelatih-atlet yang membuahkan prestasi juga tampak pada mantan pebulutangkis Taufik Hidayat dan pelatihnya Mulyo Handoyo. Meski sempat berpisah karena ada masalah di PBSI, chemistry pelatih-atlet yang kuat tersebut berhasil membawa Taufik Hidayat meraih emas pada Olimpiade tahun 2004 (Atmakusuma, 2004). Satiadarma (2000) juga mengemukakan bahwa di dalam setting olahraga, pelatih tidak hanya memberikan latihan fisik saja, tetapi juga berperan sebagai fasilitator yang mendidik atlet untuk meraih prestasi. Sebagai fasilitator, tentunya pelatih diharapkan membina hubungan yang positif dengan para atlet. Hal ini terkait dengan bagaimana atlet dan pelatih dapat saling mengkomunikasikan emosi, pemikiran, harapan, dan dukungan
5 5 satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan pelatih dapat memahami tidak hanya tuntutan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan pelatih dapat memahami tidak hanya tuntutan fisik atlet, tetapi juga dapat menangani tuntutan psikologis atletnya, termasuk memotivasi mereka untuk berprestasi. Selain dukungan sosial dari orang tua dan kualitas hubungan pelatih-atlet, dukungan dari suporter juga menjadi faktor penting terhadap motivasi berprestasi atlet. Pasangan ganda putra Ahsan dan Hendra mengakui bahwa kehadiran 6000 suporter yang mendukung mereka di Kejuaraan Dunia 2015 memberikan motivasi dan semangat tersendiri bagi mereka hingga akhirnya mampu menjadi juara (Octavianus, 2015). Peran suporter juga sangat terasa pada olahraga sepak bola. Pada saat pertandingan Piala Asia U- 19, beberapa pihak menyebutkan bahwa suporter adalah pemain ke-12 dari suatu tim yang dapat memberi dorongan motivasi bagi pemain yang sedang berjuang (Hikmatyar, 2014). Dari beberapa uraian tersebut, tampak jelas bahwa suporter juga berperan untuk mendorong motivasi para atlet. Meskipun begitu, penelitian ini akan lebih fokus membahas dukungan sosial orang tua dan kualitas hubungan pelatih-atlet. Turunnya prestasi atlet Indonesia juga terjadi pada cabang olahraga pencak silat. Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang berasal dari Indonesia. Meskipun begitu, saat ini perkembangan pencak silat telah menyebar luas ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Selain itu, pencak silat juga semakin populer di Eropa, terbukti dengan adanya sasana pencak silat di Spanyol sebagai wujud kerja sama olahraga Indonesia dengan Spanyol (Mitra, 2015). Karena semakin dikenal masyarakat Internasional, pencak silat juga dilombakan pada beberapa kejuaraan tingkat internasional seperti SEA Games. Semakin populernya olahraga ini tentu memberikan dampak positif untuk memperkenalkan bela diri tradisional asal Indonesia ke ranah internasional. Namun, hal ini seharusnya juga menjadi pengingat bagi Indonesia
6 6 untuk terus meningkatkan prestasi di bidang olahraga tersebut agar tidak tersaingi oleh negara lain. Kekalahan tim pencak silat Indonesia di ajang SEA Games 2015 yang diselenggarakan di Singapura menjadi penanda bahwa kekuatan Indonesia semakin melemah dibanding negara-negara lain, khususnya Vietnam yang berhasil meraih gelar juara umum cabang pencak silat pada event bergengsi tersebut (Abdullah, 2015). Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan kembali prestasi atlet pencak silat Indonesia. Salah satu cara untuk mengembangkan kualitas atlet pencak silat di Indonesia dapat dilakukan dengan memperkenalkan dan melombakan pencak silat di tingkat pelajar. Pada tingkat pelajar sekolah menengah atas (SLTA), khususnya yang ada di Kota Yogyakarta, pencak silat menjadi ekstrakurikuler yang cukup populer di beberapa sekolah antara lain; SMAN 3 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMAN 11 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1, SMA BOPKRI 2, MAN Yogyakarta II, serta Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Perkembangan silat di salah satu sekolah tersebut juga semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah keanggotaan di setiap tahun dan prestasi-prestasi yang diraih oleh para anggota ekstrakurikuler tersebut (Vidyaningrum, 2011). Terlebih setiap tahun selalu ada kompetisi pencak silat umum untuk pelajar yang selalu diikuti, seperti POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) dan O2SN. Meskipun begitu, pada event-event tersebut posisi juara umum kategori pencak silat masih sering didominasi oleh kontingen dari Kabupaten Bantul. Terbukti POPDA DIY 2015 silam, sebanyak 18 medali dari total 24 medali telah diraih para atlet pelajar Bantul (Wahyudi, 2015). Oleh karena itu, pihak pelatih dari salah satu SMA di Yogyakarta mengungkapkan bahwa masih banyak hal yang harus dikembangkan oleh para atlet maupun pihak pelatih agar dapat meningkatkan prestasi atlet-atlet pelajar dari Kota Yogyakarta tersebut.
7 7 Menurut salah satu pelatih pencak silat SMA di Yogyakarta, motivasi berprestasi para atlet pelajar cenderung fluktuatif. Menjelang pertandingan, motivasi para atlet cenderung meningkat, tetapi setelah itu motivasi menurun. Pelatih mengakui bahwa yang menjadi permasalahan adalah sulitnya meningkatkan kembali motivasi atlet ketika sudah menurun. Pelatih juga mengemukakan bahwa motivasi berprestasi atlet yang menurun dapat ditinjau dari kedisiplinan dan semangat para atlet. Kedisiplinan yang menurun paling terlihat saat atlet sering absen latihan rutin atau tidak mengikuti latihan secara penuh dikarenakan mereka harus membagi tenaga dan pikiran antara berlatih silat dengan kegiatan akademik maupun event organisasi di sekolah. Selain itu, adanya penurunan motivasi juga tampak pada atlet yang sudah pernah menjadi juara. Ketika mereka harus mempersiapkan diri untuk pertandingan di tingkat selanjutnya, atlet tersebut tidak serius berlatih karena merasa sudah berhasil. Menurut pelatih, keadaan motivasi atlet yang menurun tersebut mengakibatkan persiapan sebelum kompetisi yang kurang optimal sehingga performa pertandingan pun kurang memuaskan. Sementara itu, performa merupakan nilai dominan bagi sebagian besar karir atlet (Ichraf, dkk., 2013). Pelatih juga berprendapat bahwa turunnya motivasi berprestasi atlet membuat perolehan prestasi yang tidak sesuai dari target. Oleh karena itu, pelatih mendukung adanya penelitian mengenai motivasi berprestasi atlet, terlebih untuk mengetahui hal apa saja yang dapat memprediksi motivasi berprestasi atlet. Di samping itu, pelatih mengemukakan bahwa faktor dukungan sosial dari orang tua juga menjadi salah satu kendala di beberapa ekskul pencak silat SLTA di Yogyakarta. Salah satu pelatih mengatakan bahwa orang tua yang kurang mendukung terkadang menghambat rutinitas latihan dan juga menurunkan semangat atlet dalam berprestasi. Sebagai contoh, ada beberapa atlet yang harus mengurangi porsi latihan dan bahkan tidak
8 8 jadi mengikuti kompetisi karena orang tuanya tidak ingin dirinya terlalu capek atau cedera sehingga mengganggu belajar. Pelatih juga mengemukakan bahwa respon para atlet yang ia latih berbeda-beda terhadap dukungan sosial dari orang tuanya. Sebagai contoh, atlet yang kurang mendapat dukungan dari orang tuanya semakin termotivasi untuk menjadi juara sebagai pembuktian bahwa dia dapat berprestasi sebagai atlet, tetapi ada juga atlet yang menjadi kehilangan semangat karena menganggap prestasi di bidang olahraga bukanlah yang diharapkan orang tuanya. Oleh karena itu, pelatih menduga bahwa kurangnya dukungan sosial orang tua mempengaruhi rendahnya motivasi berprestasi atlet. Menurut pelatih, kendala lain yang ada pada pembinaan atlet silat pelajar adalah kualitas hubungan antara pelatih dan atlet. Pelatih berperan dalam menciptakan situasi berlatih yang cenderung mendukung pemberdayaan atlet yang mana terbukti mampu meningkatkan motivasi intrinsik atlet (Smith, dkk., 2016). Sementara itu, menurut Satiadarma (2000), pelatih harus mengerti sikap, kepribadian, dan kecenderungan atlet dalam berperilaku sehingga diharapkan pelatih dapat menangani tuntutan psikologis atlet. Sayangnya, pada beberapa kasus, pelatih kurang memahami sisi psikologis atletnya. Sebagai contoh, salah satu pelatih silat SMA di Yogyakarta mengungkapkan bahwa rekan sesama pelatihnya ada yang kurang membina hubungan yang harmonis dengan para atletnya dan hanya berfokus pada melatih fisik dan teknik sehingga atlet kurang antusias untuk berlatih dan sering tidak hadir pada hari latihan saat pelatih tersebut yang bertanggung jawab melatih. Dari beberapa uraian di atas, tampak bahwa rendahnya motivasi berprestasi atlet memberi dampak yang buruk bagi prestasi atlet silat pelajar SLTA, khususnya di Kota Yogyakarta. Selain itu, adanya orang tua yang kurang mendukung atlet dan rekan sesama
9 9 pelatih yang kurang menjalin hubungan yang baik dengan atlet juga selama program pembinaan diduga menjadi faktor penyebab rendahnya motivasi berprestasi atlet. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah persepsi atlet tentang dukungan sosial dari orang tua dan persepsi atlet mengenai kualitas hubungannya dengan pelatih berperan terhadap motivasi berprestasi pada atlet pencak silat tingkat pelajar SLTA di Kota Yogyakarta. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran persepsi tentang dukungan sosial orang tua dan persepsi tentang kualitas hubungan pelatih-atlet terhadap motivasi berprestasi atlet pencak silat pelajar SLTA di Kota Yogyakarta. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran persepsi dukungan sosial orang tua dan persepsi kualitas hubungan pelatih-atlet terhadap motivasi berprestasi pada atlet pencak silat pelajar SLTA di Kota Yogyakarta. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai persepsi dukungan sosial orang tua, kualitas hubungan pelatih-atlet, dan motivasi berprestasi yang dikaji dalam bidang psikologi olahraga. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan gambaran mengenai persepsi atlet tentang dukungan sosial orang tua, kualitas hubungan antara pelatih dengan atlet, dan motivasi berprestasi pada atlet pencak silat.
10 10 b. Memberikan masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pembinaan atlet pencak silat, khususnya atlet pelajar SLTA di Kota Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah yang penting dalam usaha pembangunan bangsa adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia,olahraga yang selama ini masih bisa dipandang untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atlet merupakan olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Dalam suatu pertandingan atau kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan modern. Hal ini ditunjukkan dengan adanya minat untuk memandang olahraga dari berbagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia pernah berjaya pada Sea Games periode tahun 1977-1999, namun hal ini terus menurun seiring dengan berjalannya waktu. Sungguh ironi ketika nama Indonesia pernah begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin hari semakin modern didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Berprestasi Istilah motivasi berprestasi merupakan perpaduan dari dua istilah motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan intepretasi. Menurut Murray
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Futsal mulai berkembang di Indonesia pada tahun 2000-an. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut
Lebih terperinciMENGGUGAH MOTIVASI ATLET
MENGGUGAH MOTIVASI ATLET The more you dream, the further you get. Michael Phelps Tampaknya sederhana apa yang diucapkan oleh Peraih 8 medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini. Semakin tinggi mimpi, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi positif. Selain bermanfaat untuk kesehatan jasmani, olahraga juga merupakan tempat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian kalangan masyarakat. Salah satu unsurnya adalah karena prestasi atlet dapat memberikan rasa bangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang hanya mengenal nama badminton berasal dari sebuah rumah/istana di kawasan Gloucester-shire,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas. Psikologi olahraga di Indonesia merupakan cabang psikologi yang sangat baru, sekalipun pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga tenis lapangan akhir akhir ini ini menunjukkan kemajuan yang pesat, hal ini dapat dilihat komunitas tenis lapangan atau klub tenis dan pertandingan serta banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan segala aktivitas fisik yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah tantangan di era globalisasi sekarang ini. Sumber daya manusia tersebut, tidak hanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bola basket akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu dengan banyaknya perkumpulan dan pertandingan serta banyaknya jumlah penonton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali dalam kejuaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat. Masyarakat mulai sadar bawah olahraga adalah sarana untuk menjaga dan meningkat kesehatan. Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga bola basket ialah olahraga yang memiliki cukup banyak peminat di dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungan PT DBL Indonesia selaku penyelenggara National
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskriminasi gender memang sudah ramai di bicarakan sejak dulu. aneka diskriminasi terhadap kaum perempuan di Indonesia seperti dalam bidang sosial, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) masa sekarang, permainan bulutangkis tidak hanya dijadikan sebagai alat hiburan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga prestasi merupakan olahraga yang lebih menekankan pada peningkatan prestasi seorang atlet pada cabang olahraga tertentu, Prestasi olahraga suatu negara
Lebih terperinciOkta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH DAN ATLET DENGAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PERSATUAN BULUTANGKIS SELURUH INDONESIA SEMARANG Okta Setiani, Hastaning Sakti Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya suku, adat istiadat, dan budaya, yang tercermin dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dimana, dengan berolahraga selain dapat menjaga kondisinya secara fisik maupun mental, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ini perkembangan dibidang olahraga semakin cepat, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis adalah merupakan salah satu cabang olahraga yang menjadi andalan di negara Indonesia dalam mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah International.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti teknik, taktik, fisik dan mental. Secara fisik, dapat dilihat dengan kemampuan biomotor yang
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR WILAYAH (POPWIL) III DI KABUPATEN BANTEN TAHUN 2012.
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR WILAYAH (POPWIL) III DI KABUPATEN BANTEN TAHUN 2012 Oleh: Sujarwo FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSIATAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. Olahraga ini digemari tidak hanya oleh laki-laki, tetapi juga perempuan dan dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional dari suatu masyarakat/bangsa (Nauright, 2004). Lippe (2002) & Horne
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepanjang tiga dasawarsa terakhir ini olahraga diyakini berperan besar dalam proses globalisasi dan dalam regenerasi identitas lokal, nasional dan regional
Lebih terperinci2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Definisi Pencak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 2) olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang, prestasi olahraga sudah menjadi salah satu tingkat keberhasilan juga derajat suatu daerah bahkan Negara, semakin tinggi prestasi olahraganya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat dari ajang SEA GAMES era an, Indonesia sering mendapat posisi juara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga bukan merupakan hal yang baru dijumpai dalam kehidupan di Indonesia ini. Prestasi di bidang olahraga sudah diperoleh Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak olahraga. Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera Utara adalah wadah untuk menghimpun serta membina atlet dengan minat dan bakat olahraga
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013
Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL DI STADION MANDALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi yang tinggi merupakan hasil dari rangkaian proses latihan yang dilakukan secara sistematis. Program latihan yang sistematis apabila tidak ditunjang oleh atlet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Definisi
Lebih terperinciMAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR
MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR Di susun oleh : Nama NIM : Sekar Tani : K2313065 Pendidikan Fisika 2013/B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan emosi Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan maupun saat bertanding. Menurut Suranto (2005, dalam Anggraeni, 2013) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya manusia sadar bahwa dirinya sebagai individu sekaligus makhluk sosial yang terdiri dari jasmani dan rohani, yang keduanya tidak bisa dipisahkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis, angkat besi, dan panahan sampai saat ini merupakan cabangcabang yang memiliki prestasi dan bahkan selalu menyumbangkan medalinya di kejuaraan Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak abad kesepuluh, olahraga menembak berkembang pesat menjadi sebuah olahraga sosial dan rekreasi. Perkembangan ini terlihat dari masuknya cabang olahraga ini ke
Lebih terperinciPSIKOLOGI PELATIHAN FISIK
1 PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK Danu Hoedaya FPOK UPI Materi Penyajian Pelatihan Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat FPOK-UPI, 14-17 Februari 2007 2 PENGANTAR Materi Psikologi Kepelatihan pada Pelatihan
Lebih terperincibeberapa peraturan yang pada intinya penyelenggaraan pertandingan olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pertandingan olahraga pada hakikatnya adalah bagian integral dari upaya pembinaan dan pengembangan olahraga secara keseluruhan. Pertandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan populer yang sudah dikenal oleh semua orang, baik masyarakat Indonesia maupun oleh masyarakat Internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dalam bahasa asing disebut sport merupakan aktifitas fisik berupa permainan dalam bentuk pertandingan ataupun perlombaan. Untuk kegiatan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak atlet berprestasi, sangat bergantung pada penerapannya kedalam system penyelenggaraan pelatihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelatihan dalam cabang olahraga renang adalah salah satu upaya untuk meningkatkan olahraga sebagai sarana meraih prestasi. Pelatihan olahraga merupakan salah
Lebih terperinciPekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENYERAHAN TALI KASIH ATLET, PELATIH DAN ASISTEN PELATIH KALIMANTAN BARAT BERPRESTASI DAN PEMBUBARAN KONTINGEN PON XVII KALIMANTAN BARAT Hari/Tanggal : Minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai gencar mengembangkan pengadaan Kelas Khusus Olahraga (KKO) atau disebut pula dengan sekolah
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PENDAMPING TIM PENCAK SILAT DIY DALAM RANGKA LATIH TANDING DENGAN TIM PENCAK SILAT SEA GAMES SINGAPURA OLEH : AWAN HARIONO JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki keinginan yang dinamis selalu bergerak dan ingin berubah menjadi lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.
NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA Oleh: Dr. Ria Lumintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Yogyakarta
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga menggunakan raket yang dimainkan oleh dua orang (tunggal) atau dua pasangan (ganda) yang berlawanan (wikipedia). Bulutangkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan derajat kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh manusia demi menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Olahraga sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis mendorong, memberi, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Olahraga sebagai salah satu aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas menggerakkan badan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang dapat mendorong pengembangan dan pembinaan diri. Pengembangan dan pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket merupakan cabang olahraga yang mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1920-an dan semakin dikenal luas setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya
Lebih terperinciREDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan di lapangan terbuka yang menggunakan 1 bola besar dan menggunakan 2 gawang sebagai sasaran, sehingga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga memegang peranan yang sangat penting untuk membentuk manusia yang sehat secara jasmani dan rohani. Olahraga pada hakekatnya adalah kegiatan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran cukup penting untuk mencetak masyarakat yang cerdas dan berwawasan yang luas. Sebagaimana dengan tujuan dan fungsi pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
Lebih terperinciPENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN
PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN (Studi Eksperimen Metode Latihan Berbeban dan Plaiometrik Terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta 2011)
Lebih terperinci2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang saat ini menjadi tren masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Cabang olahraga yang dianggap berasal
Lebih terperinciYADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneltian Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sering dimainkan oleh masyarakat Indonesia. Peraturannya yang sederhana membuat bulutangkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria dan wanita, tua atau muda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di berbagai Negara Asia, Malaysia, Brunei,
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) SE-KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Kamis/24
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) SE-KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Kamis/24 Juli 2008 Waktu : Pukul 08.00 WIB Tempat : GOR Pangsuma
Lebih terperinciKEJUARAAN KABUPATEN PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR SD, SMP & SMA NEGERI / SWASTA SEDERAJAT. 25 Desember 2015 s/d 3 Januari 2016
PROPOSAL KEGIATAN KEJUARAAN KABUPATEN PENCAK SILAT ANTAR PELAJAR SD, SMP & SMA NEGERI / SWASTA SEDERAJAT KABUPATEN BANYUWAN GI 25 Desember 2015 s/d 3 Januari 2016 PENCAK SILAT Adalah Benteng Bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi sehat, kuat, dan berprestasi adalah salah satu tujuan olahraga. Nabi خ ي ر آ ل و ف ي ال ضع ي ف ال م و م ن م ن االله إ ل ى و أ ح ب خ ي ر ال ق و ي ا ل
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea Games), adalah peristiwa multi-olahraga dua tahunan yang melibatkan peserta dari 11 negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap profesi sangat menuntut kedisiplinan dalam mengerjakan suatu tanggung jawab. Salah satu profesi
Lebih terperincioleh: Agus Supriyanto M.Si
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KEPELATIHAN oleh: Agus Supriyanto M.Si Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Ruang Lingkup Kajian Psikologi Kepelatihan Cabang Psikologi dengan Olahraga, a.l: 1. Perkembangan 2. Kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi dan merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan manusia sejak dulu. Sejarah perkembangan
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia sehari-hari, sebab dengan olahraga manusia mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin, selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seseorang mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kesehatan, kebungaran jasmani, aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percaya diri adalah salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Sukses tidaknya seseorang dalam berinteraksi secara sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia olahraga, motivasi berprestasi, lebih populer dengan istilah competitiveness merupakan modal utama dalam mencapai keberhasilan penampilan. Tidak mengherankan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu studi Tentang Perkembangan Kapasitas Institusi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pasca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga olahraga menjadi sarana strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktifitas fisik yang sering kali dilakukan dengan tujuan menunjang kesehatan. Ada pula yang dilakukan dengan tujuan kesenangan atau rekreasi.
Lebih terperinci