BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI. Nama : Nurlinda Gultom.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

Kata Kunci : Penilaian Kinerja dan Balanced Scorecard

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PADA PT XYZ DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS PT. KITO INDONESIA) TESIS. Ida Nahriah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

Prepared by Yuli Kurniawati

Prosiding Teknik Industri ISSN:

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

Gumbreg No. 1Purwokerto. RSUD Pro! Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance measurement. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP)

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. panjang PT Prudential Life Assurance serta mengevaluasi strategi yang sudah

Farah Esa B

Transkripsi:

BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif Balanced Scorecard.Dalam perspektif keuangan,tolok ukur ROA memiliki bobot 27,6%. Kenaikan atau penurunan ROA dari satu periode akutansi ke periode akutansi berikutnya dapat dijadikan ukuran pertumbuhan dan pendapatan perusahaan.jika tolok ukur ini dirata-ratakan untuk beberapa periode akan dihasilkan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata (average growth rate). Dalam perspektif keuangan ini tolok ukur Net Margin (laba setelah pajak) dengan bobot 48,7%. Mempunyai pengaruh yang paling besar. Salah satu keberhasilan factory adalah kemampuan dalam meningkatkan pendapatan bunga bersih dan laba bersih. Laba bersih terhadap penjualan adalah penting karena mampu menggambarkan kesuksesan dari suatu perusahaan dan rasio ini biasa digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis, semakin tingginya nilai persentase keuntungan bersih dibandingkan penjualan bersih menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. Sedangkan bobot kuesioner Revenue Mix atau

bauran pendapatan lebih rendah dibandingkan ROA dan Net Margin yaitu sebesar 23,5%. 5.2 Perspektif Pelanggan Tingkat kepentingan perspektif pelanggan terhadap kinerja perusahaan diperoleh sebesar 35,8%. Berdasarkan survey tingkat kepentingan, perspektif pelanggan adalah perspektif yang paling berpengaruh atau memiliki tingkat kepentingan paling tinggi terhadap kinerja perusahaan. Dalam perspektif pelanggan, tolak ukur kepuasan pelanggan memiliki bobot paling besar yaitu 31,3% karena jika pelanggan sudah merasa puas terhadap product factory maka pelanggan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap factory, sehingga pelanggan lebih mudah dipertahankan untuk tidak pindah ke factory lain.disamping itu jika pelanggan lama merasa puas maka akan ada kemungkinan mereka memberikan referensi untuk mendapatkan pelanggan baru. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh bobot customer retention atau kemampuan mempertahankan pelanggan lama sebesar 26% dan customer acquisition atau kemampuan memperoleh pelanggan baru yaitu sebesar 15,4% Bobot kuesionernya paling kecil dibandingkan yang lainnya, hal ini dimungkinkan pihak managemen sedang memfokuskan aspek pelanggan pada kepuasan pelanggan dan market share, karena dengan menguasai market share maka memperoleh pelanggan baru akan lebih mudah, bobot kuesioner dari market share itu sendiri di dapat 27,1%

5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal Bobot kuesioner dari perspektif proses bisnis internal diperoleh sebesar 27,7% tolok ukur ini terdiri dari Prose Inovasi yaitu mengupayakan terciptanya produk baru yang bisa di terima di pasaran dengan baik yang dilakukan oleh team research and development (RND). Ketika produk baru di terima dengan baik oleh pelanggan, maka permintaan pelanggan akan meningkat dan mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah produksi yang akan dihasilkan. Hasil kuesioner didapat 40%. Proses operasional adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa.aktivitas di dalam proses operasional terbagi ke dalam dua bagian yaitu proses pembuatan produk dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Peningkatan efektivitas di proses operasional dilakukan dengan melakukan efesiensi di waktu proses dan mengurangi tingkat cacat produk dimana akhirnya biaya produksi akan dapat di tekan, untuk tolok ukur proses operasional didapat 34,3%. Untuk tolok ukur proses pelayanan purnajual mendapat bobot terkecil yaitu 25,5% proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan,aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini misalnya, penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan, serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Tolok ukur ini memiliki bobot terkecil dibandingkan dengan tolok ukur proses inovasi dan proses operasional, bobot ini memiliki peranan penting ketiga karena pertumbuhan pendapatan terbesar dan langsung perusahaan di dapat dari hasil proses inovasi dan proses operasional.

5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Terdapat dua sasaran strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu meningkatkan profesionalisme pegawai dan meningkatkan budaya patuh pada aturan. Bobot kuesioner dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diperoleh sebesar 11,2%.Tolok ukur tingkat kepuasan karyawan atau employee satisfaction dapat ditentukan melalui survey terhadap karyawan secara periodik dan melalui wawancara saat pelaksanaan penilaian prestasi kerja. Hakikat kepuasan karyawan adalah ukuran seberapa banyak harapan harapan karyawan dapat terpenuhi dibandingkan dengan persepsi mereka terhadap apa yang telah diperoleh dari perusahaan,termasuk kompensasi,iklim kerja,dan budaya kerja. Aspek-aspek untuk mendukung kepuasan karyawan dapat dilihat dari kenaikan gaji, tunjangan karyawan, komunikasi karyawan baik dengan atasan atau sesame rekan kerja, pemberian penghargaan terhadap karyawan berprestasi dan lain sebagaianya,tolok ukur ini mempunyai pengaruh 20,8%. Tolok ukur kapabilitas karyawan memiliki bobot 35,1%, tolok ukur ini berguna utk menilai seberapa pentingnya peranan kemampuan karyawan dalam melakukan proses produksi, hal ini dapat dilihat misalnya dari rata-rata tingkat pencapaian sasaran kerja individu atau personal goal yang telah dirancang untuk diselaraskan dengan sasaran strategi perusahaan atau personal goal alignment. Semakin tinggi rata- rata presentasi pencapaian strategi personal goal karyawan,

menandakan makin tingginya kualiatas profesionalisme sumber daya manusia terutama dalam hal pekerjaan. Infrastruktur teknologi memiliki bobot 29,2% yang merupakan bobot tertinggi ke dua setelah kapabilitas karyawan, hal ini maksudnya adalah bahwa kefektifan dan peningkatan proses produksi sangat ditentukan oleh kondisi infrastruktur perusahaan yang baik dan lengkap, seperti pemanfaatan teknologi informasi, ketersidiaan alat alat yang menunjang proses produksi dan waktu down time yang singkat, misalnya untuk mesin laser cutting. Bobot kultur perusahaan sebesar 14,7% merupakan bobot terendah di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kultur perusahaan tercipta dan didukung dari kebiasaan kebiasaan yang tetap terjaga dan berkembang di sekitar perusahaan, yaitu disiplin pegawai, budaya dating tepat waktu. Kebiasaan kebiasaan baik dan efektif diharapkan tetap terjaga dan berkembang baik yang pada akhirnya akan menjadi sebuah kultur atau budaya perusahaan. 5.5 Analisa Hubungan Sebab Akibat Sebuah strategi adalah sekumpulan hipotesis tentang hubungan sebab- akibat. Hubungan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan suatu urutan pernyataan jika-maka (if-then), (Kaplan dan Norton). Balanced Scorecard yang telah tersusun menjadi sebuah peta ini sangat berguna bagi perusahaan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan strategi secara jelas menunjukkan hubungan sebab akibat, visi, misi dan strategi perusahaan serta berbagai sasaran strategis dan tolok ukur dalam

setiap perspektif. Peta strategi ini sangat berguna bagi perusahaan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan strategi kepada seluruh pegawai dalam bentuk ukuran aktifitas operasional.

Sasaran Strategis Perspektif Keuangan ; 1. Meningkatkan Pendapatan Indikator Akibat/Lag Indicator ROA Ukuran Strategis Indikator Sebab/Lead Indicator Bauran Pendapatan (Revenue Mix) NetMargi Perspektif Pelanggan; 1. Meningkatkan Mutu pelayanan 2. Meningkatkan Jumlah produksi Kepuasaan Pelanggan Market Share Survei Kepuasan Pelanggan Retensi Pelanggan Akusisi Pelanggan Perspektif Internal Bisnis; 1. Pengembangan Produk Baru 2. Pengembangan teknologi informasi dan kerjasama Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 1. Meningkatkan Profesionalisme Pegawai 2. Meningkatkan Pengawasan dan budaya patuh aturan Pendapatan Produk Baru Service Error Rate Waktu Proses Kepuasan Pegawai Proses Inovasi Proses Pelayanan Purnajual Proses Operasional Kapabilitas Karyawan Infrastruktur Teknologi Employee Compliance Index

Sebuah scorecard yang disusun secara semestinya seharusnya mampu menjelaskan strategi perusahaan melalui urutan hubungan sebab-akibat seperti itu. Sistem pengukuran harus membuat hipotesis diantara berbagai tujuan dan ukuran didalam berbagai perspektif menjadi eksplisit sehingga dapat dikelola dan divalidasi. Peningkatan performansi perusahaan disusun oleh empat perspektif Balanced Scorecard yang saling mempengaruhi. Perspektif pengetahuan dan pembelajaran serta perspektif proses bisnis internal mempengaruhi perspektif pelanggan dan perspektif keuangan. Peningkatan performansi perusahaan dan upaya pengembangan jangka panjang diawali dengan mempersiapkan sumber daya manusia,kemampuan, dan pengetahuan perusahaan melalui Learning and growth perspektif. Implikasi peningkatannya berakibat positif pada kemampuan proses bisnis internal, baik efisiensi maupun efektivitasnya. Kepuasan pelanggan-pun dapat tercapai dengan perbaikan pelayanan,factor responsiveness dan timeliness yang pada akhirnya berdampak pada prestasi keuangan perusahaan. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,terdapat indicator tingkat keberhasilan peningkatan kapabilitas karyawan yang dikembangkan melalui training training dengan melakukan test dan survey secara berkala dan pengurangan tingkat service error karna adanya peningkatan infrastruktur teknologi yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pelanggan dimana tujuan akhirnya akan terciptanya kultur perusahaan yang baik. Terciptanya pen ingkatan dalam kepuasan karyawan

pada akhirnya akan meningkatkan keberhasilan di perspektif keuangan yaitu ROA dan Net Margin. Indikator akses informasi, peningkatan kemampuan karyawan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dan tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi pada perspektif pelanggan dapat meningkatkan efisiensi biaya pada proses utama dan pendukung perusahaan yang pada akhirnya berdampak meningkatnya indicator Net Margin dan Return on Asset pada perspektif keuangan. Pada setiap peningkatan kapabilitas karyawan diharapkan dapat membantu peningkatan prestasi di perspektif keuangan yaitu dengan meningkatnya kapabilitas karyawan dan infrastruktur perusahaan maka akan mempengaruhi peningkatan di siklus pengembangan produk dan menurangi tingkat rijek dalam proses produksi serta kecepatan proses dalam proses produksi juga akan terjadi peningkatan. Kepuasan Pelanggan merupakan salah satu outcome perusahaan yang dapat menstimulasi sales growth. Apabila didukung dengan efisiensi biaya serta potensi perusahaan maka akan menjadi bekal bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan dengan hasil keuangan yang berorientasi pada pengembangan jangka panjang.

PERSPEKTIF KEUANGAN