KARAKTERISTIK FISIK DAN PERFORMA PRODUKSI INDUK DOMBA PRIANGAN DI KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Anisa Pusparini

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea ( 5 Agustus 2011)

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

Denie Heriyadi dan Novi Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, 2006

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

Yogyakarta 2 Departmen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENAKSIRAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DOMBA DONGGALA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipe kelahiran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

POLA PERTUMBUHAN BERDASARKAN BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI UNIT PENDIDIKAN DAN PENELITIAN PETERNAKAN JONGGOL (UP3J)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

Rini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

IDENTIFIKASI MODEL KURVA PERTUMBUHAN BERDASARKAN UKURAN- UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL UMUR 1 6 BULAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

DASAR-DASAR PROGRAM PENINGKATAN MUTU GENETIK DOMBA EKOR TIPIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

TINJAUAN PUSTAKA. Rataan sifat-sifat kuantitatif domba Priangan menurut hasil penelitian Heriyadi et al. (2002) terdapat pada Tabel 1.

Performa Induk Domba Lokal... Afiz Zulfahmi PERFORMA INDUK DOMBA LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

ABSTRACT ESTIMATE OF BODY WEIGHT FIGHTING AND MEAT GARUT SHEEP AND CROSSBREED WITH MERFOMETRIC ANALYSIS APPROACH

Evaluasi Penyimpangan Bobot Badan...Muhammad Iqbal

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT. Heriyadi, D., Sarwesti, A., dan Nurachma, S.

EVALUASI KARAKTERISTIK SAPI PERAH FRIES HOLLAND (Studi Kasus pada Peternakan Rakyat di Wilayah Kerja KPSBU Lembang)

Indeks Kumulatif Domba Komposit...Ai Nurfaridah

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

KARAKTERISTIK FENOTIP SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KAMBING KACANG DI KABUPATEN MUNA BARAT. ABSTRAK

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

Transkripsi:

KARAKTERISTIK FISIK DAN PERFORMA PRODUKSI INDUK DOMBA PRIANGAN DI KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT PHYSICAL CHARACTERISTICS AND PRODUCTION PERFORMANCE OF PRIANGAN EWES IN BANYURESMI DISTRICT OF GARUT Rahmatika Choiria*, Siti Nurachma**, Diky Ramdani** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 ** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email: rahmatikac@yahoo.com ABSTRAK Penelitian mengenai Karakteristik Fisik dan Performa Produksi Induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut telah dilaksanakan pada 24-30 April 2016. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik (sifat kuantitatif) dan performa produksi induk (litter size dan mortality rate) Domba Priangan pada peternak tradisional di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan teknik pengambilan sampel yaitu sensus. Hasil penelitian karakteristik fisik diperoleh rataan bobot badan 30,83±5,06 kg, panjang badan 60,82 ± 6,26 cm, tinggi pundak 61,70±4,50 cm, lingkar dada 82,68±8,61 cm. Hasil penelitian performa produksi induk diperoleh rata-rata litter size 1,51 ekor dan mortality rate 18,18%. Kata Kunci: Domba Priangan, karakteristik fisik, performa produksi induk ABSTRACT Research on "Physical Characteristics and Production Performance of Priangan Ewes in Banyuresmi District of Garut" was held on 24-30 April 2016. The purpose of this study was to determine the physical characteristics (quantitative traits) and the production performance of the ewes (litter size and mortality rate) of Priangan Sheep at traditional farmers in Banyuresmi District of Garut. Survey was used as the method of this study while census was used as a sampling technique. The results showed that the average of physical characteristics as follows: weight 30.83 ± 5.06 kg, body length 60.82 ± 6.26 cm, shoulder height 61.70 ± 4.50 cm, chest circumference of 82.68 ± 8.61 cm. The results of production performance of the ewes were 1.51 heads for litter size and 18.18% for mortality rate. Keywords: physical characteristics, Priangan Sheep, production performance of ewes I. PENDAHULUAN Kecamatan Banyuresmi adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Garut yang ditetapkan sebagai salah satu sentra peternakan domba oleh Pemda Kabupaten Garut. Pada tahun 2013, Kecamatan Banyuresmi memiliki populasi domba sebanyak 27.084 ekor (Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut, 2015). Pada tahun tersebut, jumlah domba di Kecamatan Banyuresmi menduduki sepuluh besar terbanyak di Kabupaten Garut, yaitu pada peringkat kedelapan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1

Domba lokal merupakan domba asli Indonesia yang mempunyai daya adaptasi baik terhadap iklim, potensi penyakit, gangguan caplak, dan pakan berkualitas rendah. Domba lokal mempunyai sumber gen yang khas, produktif dipelihara dengan biaya rendah, serta dapat beranak sepanjang tahun. Domba lokal mempunyai posisi yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial, ekonomi, dan budaya. Bangsa domba yang terdapat di Indonesia yaitu Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis. Salamena (2003) menyatakan bahwa domba lokal dikelompokkan menjadi Domba Ekor Tipis (Javanese thin tailed), Domba Ekor Gemuk (Javanese fat tailed) dan domba dengan ekor segitiga terbalik atau Domba Priangan. Potensi domba lokal dapat dioptimalkan melalui perbaikan mutu bibit, diantaranya dengan mengidentifikasi karakteristik fisik berupa sifat kuantitatif dan dengan menghitung performa produksi induk, sehingga diperoleh bibit yang berkualitas. Karakteristik fisik berupa ukuran tubuh ternak merupakan sifat-sifat yang berkaitan erat dengan kemampuan produksi, terutama dalam menghasilkan bibit yang baik. Karakteristik fisik seperti bobot badan, panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada sering digunakan sebagai dasar seleksi ternak. Seleksi tersebut merupakan tahap awal dalam proses pemuliaan ternak untuk dijadikan acuan dalam sistem perkawinan. Performa produksi induk seperti litter size dan mortality rate sering digunakan sebagai dasar untuk memilih ternak. Ternak yang memiliki performa produksi induk yang baik akan menghasilkan anak dengan produktivitas yang tinggi. Karakteristik seekor domba merupakan suatu gambaran dari domba itu sendiri, dengan demikian tiap individu domba dapat dibedakan dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan gambaran karakteristik fisik Domba Priangan dapat dilakukan melalui penimbangan dan pengukuran ukuran-ukuran tubuh. Sedangkan untuk mengetahui performa produksi induk dapat dilakukan berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan, bobot lahir, bobot sapih, dan tingkat kematian. Popularitas Domba Priangan di kalangan peternak di Kabupaten Garut cenderung menurun seiring naiknya popularitas Domba Garut. Banyak peternak domba beralih dari memelihara Domba Priangan ke Domba Darut. Naiknya popularitas Domba Garut dikarenakan adanya kontes Seni Ketangkasan Domba Garut yang rutin diselenggarakan oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Barat dan HPDKI Kabupaten/Kota menjadikan popularitas dan harga Domba Garut meningkat. Meskipun demikian, keberadaan Domba Priangan sebagai domba pedaging perlu untuk dikembangkan, salah satunya melalui penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik fisik dan performa produksi induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik (sifat kuantitatif) dan performa produksi (litter size dan mortality rate) induk Domba Priangan pada peternak tradisional di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian 2.1.1 Objek Penelitian Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Domba Priangan betina dewasa yang memiliki panjang telinga lebih dari 8 cm, ekor segitiga terbalik dan telah beranak. Domba yang diteliti adalah induk Domba Priangan tidak dalam keadaan bunting yang dipelihara oleh peternak tradisional di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. 2.1.2 Alat 1. Pita ukur dengan ketelitian 0,10 cm digunakan untuk mengukur lingkar dada dan panjang badan, satuan cm. 2. Kaliper digunakan untuk mengukur tinggi pundak yang diamati, satuan cm. 3. Timbangan ternak digital dengan ketelitian 0,05 kg untuk menimbang bobot badan, satuan kg. 4. Wabing digunakan untuk mengangkat domba ketika ditimbang. 5. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan gambar dari domba lokal betina dewasa yang diamati. 6. Alat tulis kerja (ATK). 2.2 Metode Penelitian 2.2.1 Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Cara pengambilan data dilakukan dengan metode sensus, yaitu dengan mengambil seluruh populasi yang ada pada enam desa di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, yaitu Desa Bagendit, Desa Banyuresmi, Desa Cipicung, Desa Sukakarya, Desa Sukalaksana, dan Desa Sukaraja. Penentuan performa produksi induk domba berupa litter size dan mortality rate diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan masing-masing pemilik ternak. Tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut: 1. Survey ke lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Mewawancarai para tokoh peternak guna menentukan desa dengan populasi Domba Priangan terbanyak untuk kemudian dilakukan sensus. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3

2. Pengukuran dan pengumpulan data untuk mengetahui karakteristik fisik Domba Priangan betina yang telah melahirkan anak di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. 3. Melakukan wawancara sesuai dengan kuisioner yang telah ditentukan untuk mengetahui performa produksi induk diantaranya litter size dan mortality rate Domba Priangan betina di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. 4. Pengolahan data yang telah didapatkan. 2.2.2 Peubah Yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian karakteristik fisik adalah sifat kuantitatif. Adapun variabel yang diamati dalam pengukuran sifat kuantitatif menurut Heriyadi (2012) adalah: 1. Bobot Badan (BB), ditimbang menggunakan timbangan gantung digital dalam satuan kg. 2. Panjang Badan (PB), merupakan jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus bagian vertebrae thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk atau os ischium), diukur menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm. 3. Tinggi Pundak (TP), merupakan jarak tertinggi pundak sampai tanah, diukur menggunakan tongkat dalam satuan cm. 4. Lingkar Dada (LiD) adalah ukuran lingkaran rongga dada Os scapula, diukur melingkar menggunakan pita ukur ukur dalam satuan cm. P T Li Ilustrasi 1. Cara Pengukuran Tubuh Induk Domba Priangan Peubah yang diamati untuk performa produksi induk domba adalah: 1. Litter size, menggambarkan jumlah anak sekelahiran dari seekor induk. 2. Mortality rate, menggambarkan jumlah anak yang mati sebelum disapih. Cara menghitungnya dengan membagi jumlah anak yang mati sebelum disapih dengan jumlah total anak yang dilahirkan. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4

2.3 Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik fisik adalah analisis data statistika deskriptif (Sudjana, 2005), meliputi: 1. Rata-rata (Mean) Rata-rata (Mean) yaitu untuk mengetahui penyebaran titik pusat dari data. x = X i N Keterangan : N = Total sampel = Bilangan dari suatu peubah 2. Ragam Ragam adalah ukuran penyebaran data yang menyatakan derajat kuadrat derajat data, maka satuannya kuadrat. σ = Σ ( Xi x )² N Keterangan : N = Total sampel 3. Simpangan Baku = Bilangan dari suatu peubah Simpangan baku merupakan derajat penyebaran data dari rata-ratanya, dihitung dengan cara mengakarkan ragam. σ 2 = Σ ( Xi x )² N Keterangan : N = Total sampel = Bilangan dari suatu peubah 4. Koefisien Variasi Koefisien variasi merupakan perbandingan antara simpangan baku dengan rata-rata data, dinyatakan dalam %. KV ś x x 100% Keterangan : s= Simpangan baku = Rata-rata 5. Nilai Minimun Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5

Nilai minimum yaitu untuk mengetahui nilai data terkecil dari suatu populasi atau sampel. 6. Nilai Maksimum Nilai maksimum yaitu untuk mengetahui nilai data terbesar dari suatu populasi atau sampel. 7. Standar Error Besarnya penyimpangan rata-rata sampel terhadap populasi. 2,n 1 / 2 n 1, / Se= x t Keterangan: x 2,n 1 / t = Rata-rata sampel = Nilai t (dari tabel t-student) s = standar deviasi sampel N = total sampel Analisis data deskriptif dilakukan untuk mendapatkan karakteristik fisik induk Domba Priangan. Pada pelaksanaannya, analisis rata-rata, ragam, simpangan baku, koefisien variasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar error dihitung menggunakan bantuan software Minitab 15. III. Hasil dan Pembahasan 3.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut yang memiliki luasan wilayah 7.288.000 ha. Kecamatan Banyuresmi memiliki 15 Desa. Penelitian ini dilakukan di 6 desa di Kecamatan Banyuresmi, yaitu di Desa Banyuresmi, Desa Bagendit, Desa Cipicung, Desa Sukakarya, Desa Sukalaksana, dan Desa Sukaraja. Kecamatan Banyuresmi terletak di daerah berbukit yang memiliki topografi bergelombang dengan sudut kemiringan antara 30% hingga 70%. Ketinggian tempat 1700 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

meter di atas permukaan laut (dpl). Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim dari Kecamatan Banyuresmi termasuk tipe iklim C dengan curah hujan rata-rata 2473 mm per tahun (Pemerintah Kabupaten Garut, 2016). Peternakan domba merupakan salah satu kegiatan perekonomian yang terkenal di Kabupaten Garut. Usaha ternak domba telah dilakukan sejak lama oleh petani ternak di pedesaan yang hampir tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut, baik sebagai usaha pokok maupun sebagai usaha sampingan yang dipadukan dengan usaha tani. Usaha ternak yang ada di Kabupaten Garut, dapat memberikan kontribusi nyata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Domba di Kabupaten Garut umumnya dipelihara secara tradisional yang berfungsi sebagai tabungan warga, sumber pupuk, sumber pendapatan sehari-hari, dan sebagai hewan kesayangan. Luas lahan yang begitu besar dan banyaknya ladang-ladang pertanian dan persawahan, membuat sistem pemeliharaan domba dilakukan secara intensif dengan cara dikandangkan (cut and carry). Garut sering mendapat sebutan sebagai kota domba, karena produk unggulan peternakan dari Kabupaten Garut adalah domba. Populasi domba di Kabupaten Garut pada tahun 2015 menduduki peringkat pertama daripada ternak lain dengan jumlah 1.126.633 ekor (Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut, 2015). Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Garut menjadikan ternak domba sebagai komoditas unggulan serta menjadi kebanggaan nasional. 3.2 Induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi 3.2.1 Bobot Badan Induk Domba Priangan Bobot badan dapat menunjukkan produktivitas ternak, karena bobot badan berhubungan erat dengan persentase karkas. Bertambahnya bobot badan diikuti dengan pertumbuhan lemak dan otot (Suharto dkk., 2005). Semakin besar bobot badan domba, lemak dan ototnya akan semakin banyak, sehingga persentase karkas akan semakin tinggi. Bobot badan induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut memiliki bobot badan rata-rata 30,83±5,06 kg. Rata-rata bobot badan induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut sesuai dengan pendapat Yayan (2010) bahwa bobot badan Domba Priangan betina dewasa yaitu 30-40 kg. Namun untuk bobot badan tiap domba pada penelitian ini, terdapat domba dengan bobot badan 20 kg. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan manajemen pemeliharaan oleh peternak pada penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yayan (2010). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7

Data hasil perhitungan statistik induk Domba Priangan dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan didapatkan dari Desa Banyuresmi 5 ekor domba, Desa Bagendit 3 ekor domba, Desa Cipicung 2 ekor domba, Desa Sukakarya 6 ekor domba, Desa Sukaraja dan Desa Sukalaksana masing-masing 2 ekor domba. Tabel 1. Bobot Badan Induk Domba Priangan Nilai Kecamatan Banyuresmi Jumlah sampel (ekor) 20 Maksimum (kg) 40,05 Minimum (kg) 20,15 Ragam (kg) 37,21 Rata-rata (kg) 30,83 Simpangan Baku (kg) 5,06 Koefisien Variasi (%) 16,40 Standar Error (%) 1,13 3.2.2 Panjang Badan Induk Domba Priangan Induk Domba Priangan yang ditemukan pada saat penelitian dilakukan berjumlah 20 ekor. Panjang badan induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai Tabel 2. Panjang Badan Induk Domba Priangan Kecamatan Banyuresmi Jumlah sampel (ekor) 20 Maksimum (cm) 79,70 Minimum (cm) 54,80 Ragam (cm) 24,90 Rata-rata (cm) 60,82 Simpangan Baku (cm) 6,26 Koefisien Variasi (%) 10,29 Standar Error (%) 1,40 Rata-rata panjang badan induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut adalah 60,82 ± 6,26 cm. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini lebih tinggi daripada penelitian Heriyadi, dkk. (2015) yang mendapatkan panjang badan Domba Priangan betina usia >2-4 tahun di Kabupaten Garut yaitu 53,76±2,83 cm. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan umur domba yang diteliti. Semakin dewasa umur domba, maka pertumbuhan tubuhnya akan semakin besar. Domba Priangan merupakan domba yang digunakan sebagai penghasil daging. Panjang badan Domba Priangan sangat berpengaruh terhadap produksi daging domba. Sesuai dengan pendapat Sutiyono dkk. (2014) bahwa, peternak banyak menggunakan ukuran panjang Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8

badan untuk menentukan produksi daging dari domba. Semakin besar panjang badan, maka jumlah dagingnya akan semakin banyak. Hal ini disebabkan karena terdapat otot-otot tempat menempelnya daging pada ukuran tubuh panjang badan. 3.2.3 Tinggi Pundak Induk Domba Priangan Tinggi pundak induk domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut dapat dilhat di Tabel 3. Tabel 3. Tinggi Pundak Induk Domba Priangan Nilai Kecamatan Banyuresmi Jumlah Sampel (ekor) 20 Maksimum (cm) 71,30 Minimum (cm) 55,40 Ragam (cm) 19,23 Rata-rata (cm) 61,70 Simpangan Baku (cm) 4,50 Koefisien Variasi (%) 7,29 Standar Error (%) 1,01 Rata-rata tinggi pundak induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut adalah 61,70±4,50 cm. Hasil penelitian ini lebih rendah daripada hasil yang didapatkan oleh Heriyadi, dkk. (2015) bahwa tinggi pundak Domba Priangan usia >2-4 tahun di Kabupaten Garut yaitu 63,10 ± 3,45 cm. Hal ini diduga karena perbedaan umur domba yang diteliti. Semakin dewasa umur domba, maka pertumbuhannya akan semakin besar. Tinggi pundak merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk menduga bobot badan. Tinggi pundak dan ukuran tubuh lain memberikan korelasi yang erat terhadap bobot badan. Sesuai dengan pendapat Younas dkk. (2013) bahwa pada umur 0-18 bulan tinggi pundak dan lingkar dada berkorelasi dengan bobot badan, sedangkan pada umur 19-24 bulan bobot badan berkorelasi dengan tinggi pundak dan panjang badan, begitu pula pada umur diatas 24 bulan. 3.2.4 Lingkar Dada Induk Domba Priangan Lingkar dada merupakan ukuran yang memiliki hubungan paling erat dengan bobot badan. Semakin besar lingkar dada, maka bobot badan domba juga semakin besar. Sesuai dengan pendapat Doho (1994), bahwa lingkar dada yang besar diikuti dengan ukuran tubuh lainnya dapat digunakan pada program seleksi berdasarkan sifat kuantitatif. Lingkar dada induk Domba Priangan di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut dapat dilihat pada Tabel 4. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9

Tabel 4. Lingkar Dada Induk Domba Priangan Nilai Kecamatan Banyuresmi Jumlah Sampel (ekor) 20 Maksimum (cm) 100,70 Minimum (cm) 72,00 Ragam (cm) 70,45 Rata-rata (cm) 82,68 Simpangan Baku (cm) 8,61 Koefisien Variasi (%) 10,42 Standar Error (%) 1,93 Rata-rata lingkar dada domba Priangan induk di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut adalah 82,68±8,61 cm. Lingkar dada pada penelitian yang dilakukan lebih rendah daripada lingkar dada yang didapatkan oleh Handirawan dkk. (2011) yaitu 88,49±0,69 cm. Induk domba Priangan yang diukur pada penelitian Handirawan dkk. (2011) adalah induk domba yang melahirkan anak lebih dari satu ekor. Semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan, menandakan lingkar dada semakin besar. Hal ini dikarenakan lingkar dada merupakan tempat menempelnya tulang rusuk. Sesuai dengan pendapat Atmaja dkk. (2012) bahwa tulang rusuk yang lebar memungkinkan ruangan yang cukup besar untuk fetus dua ekor atau lebih. Sementara pada penelitian ini, tidak semua induk domba melahirkan anak lebih dari satu ekor. 3.3 Performa Produksi Induk Domba Priangan 3.3.1 Litter Size Berdasarkan hasil penelitian, jumlah anak yang dilahirkan dari satu ekor domba dalam sekali melahirkan adalah 1-3 ekor. Domba lokal merupakan domba prolifik, dimana dapat menghasilkan anak 2-3 ekor dalam sekali melahirkan. Kelahiran tunggal terdapat pada 3 ekor induk yang diteliti. Hal ini diduga karena induk mengalami kekurangan nutrisi saat kebuntingan. Asupan nutrisi pada induk harus diperhatikan, karena akan mempengaruhi performa produksi induk dan anak yang dilahirkan. Induk yang mendapatkan pakan dengan nutrisi yang tinggi, akan memiliki laju ovulasi yang tinggi yang akan mempengaruhi jumlah anak yang dilahirkan. Kebutuhan nutrisi saat kebuntingan selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10

gizi induk, juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak pada saat fase embrio dan fetus. Semakin baik pakan yang diberikan, kemampuan hidup dari fetus akan semakin tinggi. Sesuai dengan pendapat Wasmen dkk. (1997), bahwa litter size sangat dipengaruhi oleh laju ovulasi, daya hidup anak prenatal, dan tingkat gizi pakan induk. Rata-rata litter size pada penelitian ini adalah 1,51. Artinya seekor induk mampu menghasilkan anak 1,51 ekor setiap kelahiran. Rata-rata litter size pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Inounu (1996), bahwa domba lokal memiliki litter size 1,77 ekor per kelahiran. Hal ini diduga karena asupan pakan yang kurang pada saat domba mengalami kebuntingan sehingga menyebabkan rendahnya laju ovulasi dan daya hidup anak prenatal. 3.3.2 Mortality Rate Mortality rate menunjukkan seberapa besar kemampuan anak untuk bertahan hidup setelah dilahirkan. Rata-rata jumlah kematian anak yang tinggi terjadi pada tipe kelahiran kembar tiga. Semua anak domba yang mati pada tipe kelahiran ini yaitu 5 ekor dari 21 anak yang dilahirkan (23,80%). Hasil ini lebih rendah daripada hasil yang didapatkan oleh Purbowati (2009) bahwa tingkat kematian anak pada kelahiran kembar tiga adalah 30%. Hal ini diduga karena, peternak merawat anak domba dengan baik, sehingga kematian dapat ditekan. Pada penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa tingkat kematian anak keseluruhan adalah 18,18% (8 dari 44 ekor anak yang dilahirkan). Tingkat kematian ini lebih banyak daripada tingkat kematian anak pada penelitian Somanjaya, dkk. (2015) yaitu 13,24% (9 dari 68 ekor anak yang yang dilahirkan). Tingginya tingkat kematian anak pada penelitian ini diduga karena anak mengalami kekurangan susu dari induk karena induk tidak bisa menyusui atau terjadi persaingan untuk mendapatkan air susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiadi, dkk. (2001) bahwa mortality rate dipengaruhi oleh litter size, produksi susu, serta kemampuan induk merawat anaknya saat periode menyusui. IV. Simpulan 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik fisik dan performa produksi induk domba lokal di Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut menunjukkan hasil sebagai berikut: 1. Rata-rata bobot badan induk Domba Priangan adalah 30,83±5,06 kg, rata-rata panjang badan induk Domba Priangan adalah 60,82±6,26 cm, rata-rata tinggi pundak induk Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 11

Domba Priangan adalah 61,70±4,50 cm, rata-rata lingkar dada induk Domba Priangan adalah 82,68±8,61 cm. 2. Rata-rata litter size induk Domba Priangan adalah 1,51 ekor dengan mortality rate 18,18%. 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disarankan: 1. Data karakteristik fisik hasil penelitian dapat dijadikan data acuan dalam memilih domba untuk dijadikan sebagai bibit unggul. 2. Perlu adanya perbaikan pakan terutama pada saat domba mengalami kebuntingan. Agar performa produksi induk dapat mendapatkan hasil yang lebih tinggi. V. Ucapan Terimakasih Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ir. Siti Nurachma, M.S. selaku pembimbing utama, Diky Ramdani, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D. selaku pembimbing kedua, yang telah memberikan masukan dalam pelaksanaan penelitian, pembuatan skripsi, dan pembuatan artikel ini. Terimakasih untuk orang tua dan keluarga penulis, yang telah memberikan doa-doa dan semangat kepada penulis. VI. Daftar Pustaka Atmaja D.S., E. Kurnianto, B. Sutiyono. 2012. Ukuran-Ukuran Tubuh Domba Betina Beranak Tunggal dan Kembar di Kecamatan Bawen dan Jambu Kabupaten Semarang. Animal Agricultural Journal Vol 1 (1): 123-133. Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut. 2015. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012. [Online] Pemerintah Kabupaten Garut. Available at: http:// www.garutkab.go.id/galleries/pdf_link/sda/peternakan_ 2013.pdf (diakses pada 20 Desember 2015, jam 21.30 WIB).2015. Peternakan. [Online] Pemerintah Kabupaten Garut. Available at : http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_peternakan (diakses pada 12 Mei 2016, jam 8.10 WIB) Doho, S.R. 1994. Parameter fenotipik beberapa sifat kualitatif dan kuantitatif pada Domba Ekor Gemuk. Thesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Handirawan E., R.R. Noor, C. Sumantri, and Subandriyo. 2011. The Differentiation of Sheep Breed Based on the Body Measurements. J. Indonesian Trop.Anim.Agric. 36 (1): 1-8. Heriyadi, D., dan A. Nurmeidiansyah. 2015. Standardisasi Mutu Bibit Domba Priangan. Kerjasama antara Fakultas Peternakan Unpad dengan UPTD BPPTD Margawati Garut. Bandung. Inounu I. 1996. Keragaman Produksi Ternak Domba Prolifik. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 12

Pemerintah Kabupaten Garut. 2016. Lingkungan Hidup. [Online] Available at: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/sda_lingkungan_hidup (diakses pada 19 Juli 2016 jam 3.37 WIB). Purbowati E. 2009. Usaha Penggemukan Domba. Penebar Swadaya. Bogor. Setiadi, B. Subandriyo, M. Martawidjaja, D. Priyanto, D. Yulistiani, T. Sartika, B. Tiesnamurti, K. Diwyanto Dan L. Praharani. 2001. Karakterisasi Kambing Lokal. Kumpulan Hasil- Hasil Penelitian Peternakan APBN Tahun Anggaran 1999/2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hal. 157 178. Somanjaya R., Denie Heriyadi, Iman Hernaman. 2015. Performa Domba Lokal Betina Dewasa pada Berbagai Variasi Lamanya Penggembalaan di Daerah Irigasi Rentang Kabupaten Majalengka. Jurnal IlmuTernak Vol 41 (1): 41-49. Suharto dan Layla Z. 2005. Perbandingan Karkas Domba Betina dan Jantan Pada Umur Potong Tujuh Bulan Di Pemotongan Tradisional. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. 131-134. Sutiyono, B., S. Johari, E. Kurnianto, Y.S. Odho, Sutopo, Y. Adrian, A. Kusmuhernanda, Darmawan. 2014. Hubungan Penampilan Induk Anak Domba dari Berbagai Tipe Kelahiran. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 24-30 Wasmen, M., M. Y. Sumaryadi, Sudjatmogo, dan Aryani. 1997. Pemanfaatan Kelimpahan Folikel Melalui Teknik Superovulasi Untuk Meningkatkan Sekresi Endogen Hormon Kebuntingan dan Hormon Mamogenik Dalam Upaya Peningkatan Efisensi Reproduksi dan Produksi Domba. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997: 55-68. Yayan Rismayanti. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Bandung. Younas, U., M. Abdullah, J. A. Bhatti, T.N. Pasha, N. Ahmad, M. Nasir and A. Hussain. 2013. Inter-relationship of body weight with linear body measurements in Hissardale sheep at different stages of life. J. Anim. Plant Sci. 23(1): 40-44 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 13