MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

1

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

ANALISIS PERSEPSI IBU TENTANG ASI EKSLUSIF DI RW XV KELURAHAN BELIMBING KECAMATAN KURANJI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING KOTA PADANG TAHUN 2012

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Sugiarti dan Vera Talumepa

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

BAB I PENDAHULUAN bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

Transkripsi:

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING KOTA PADANG TAHUN 2016 Tisnawati Metri Lidya (Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK Bayi mengalami proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gizi. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI, bahkan sampai umur 6 bulan sesuai rekomendasi WHO diberikan ASI eksklusif. Namun angka pencapaian ASI eksklusif di Indonesia tahun 2013 masih rendah yaitu 44,68 %, di puskesmas Belimbing capaian ASI ekslusif tahun 2015 (75,3 %). Target Nasional (80 %). Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku masyarakat dalam upaya pemberian ASI ekslusif melalui diseminasi Asi ekslusif, posisi menyusui yang benar,cara mengisap yang efektif atau melekat yang baik dan pemberian Asi perah. Metode yang digunakan berupa kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengadakan kelas ibu bayi dengan kegiatan diseminasi berupa ceramah, tanya Jawab (diskusi), demonstrasi, dan redemonstrasi. Khalayak sasaran adalah seluruh Ibu bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Padang berjumlah 1.149 orang dengan jumlah sampel 75 orang. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat didapatkan orang tua bayi memahami materi yang diberikan dan berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat selama kegiatan berlangsung. Perlu kerja sama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, pihak swasta, orang tua serta masyarakat sekitarnya dalam usaha upaya peningkatan pemberian ASI ekslusif. Juga diharapkan adanya sosialisasi dan pelatihan serupa pada Posyandu lainnya yang berada di wilayah kerja puskesmas Belimbing dengan materi yang sama, dan melakukan kesinambungan program ASI ekslusif pasca kegiatan pengabdian ini sehingga para ibu bayi benar-benar dapat mempraktekan keterampilan menyusui yang baik dan benar. PENDAHULUAN ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan terbaik dan paling ideal bagi bayi. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak untuk persiapan generasi penerus di masa yang akan datang sehingga anak/ bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan untuk kesehatan ibu dan bayi (Atikah, 2010). WHO dan UNICEF merekomendasikan, menyusui sejak lahir sampai usia bayi 6 bulan pertama dan meneruskannya bersama makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup sampai usia 2 tahun (Roesli, 2008). Riset WHO tahun 2013 menyebutkan 42 % penyebab kematian balita di dunia adalah penyakit pneumonia, sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan ASI. Menurut laporan Riskesdas tahun 2013 bahwa angka cakupan menyusui ekslusif hanya mencapai 22 %, data SDKI 2012 angka menyusui eksklusif 48%, tahun 2008 (56,2 %). Riskesdas tahun 2013 cakupan ASI ekslusif di Indonesia hanya 30,2 %, Provinsi Sumatera Barat 44,2 %. Berdasarkan laporan/ profil kesehatan Kota Padang, tahun 2010 cakupan pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Belimbing rata-rata 48,99 %, tahun 2011 (61,22%). Data bulan Februari- April 2012 (48,41 %). Tahun 2013 (78,9%), tahun 2015 (75,3 %), target ASI ekslusif Nasional adalah 80%. Kurangnya informasi dan bahkan sering kali ibu-ibu mendapatkan informasi yang salah tentang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan muncul berbagai macam persepsi, hal ini akan lebih menambah kompleks permasalahan penggalakan ASI eksklusif.. Persepsi yang ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 109

Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu salah tentunya akan berefek terhadap perilaku yang salah pula. Rendahnya penggunaan ASI ekslusif disebabkan oleh, faktor sosial budaya, ekonomi, termasuk kurangnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif. Perawat sebagai petugas kesehatan mempunyai peran yang penting dalam upaya meningkatkan angka keberhasilan menyusui ekslusif, yaitu dengan memberikan dorongan aktif selama kehamilan dan setelah melahirkan dalam bentuk penyuluhan yang tepat tentang manajemen laktasi semenjak masih hamil yang meliputi, keunggulan ASI, kerugian susu formula, gizi ibu hamil, cara perawatan payudara, dan cara menyusui yang efektif dan benar. Selain itu perawat juga harus dapat memperagakan pengetahuan praktis dan penatalaksanaan menyusui (Roesli, 2008). Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015 dapat diketahui bahwa wilayah kerja Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Kuranji dengan wilayah kerja terdiri dari 3(tiga) Kelurahan yaitu: Kelurahan Kuranji, Kelurahan Gn. Sarik dan Kelurahan Sei. Sapih. Luas wilayah kerjanya lebih kurang 27, 21 km 2, batas batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah, sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuranji, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pauh dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Nanggalo. Jumlah Penduduk sebanyak 61.093 orang, yang terdiri dari 30.505 jiwa laki-laki dan 30.588 jiwa perempuan, dimana penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. sedangkan jumlah balitanya 5.564 orang (9,1%). Bayi berjumlah 1.149 orang, Balita 5.564 orang, dan anak balita sebanyak 4.414 orang. Penduduk sebagian besar bertani dan buruh, sebagian kecil terdiri dari pedagang, swasta dan pegawai negeri. Pada umumnya penduduk disini memeluk agama Islam sebagian kecil agama Kristen dan agama Budha. Peran serta masyarakat disini cukup tinggi terbukti dengan banyaknya organisasi masyarakat, jumlah kader kesehatan banyak yang aktif dan sebagainya. Puskesmas Belimbing Padang merupakan salah satu mitra kerjasama Politeknik Kesehatan Padang dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Kejadian beberapa penyakit infeksi dan kurang gizi sangat erat kaitannya dengan pemberian ASI ekslusif yang merupakan indikator bahwa program ASI ekslusif nasional tidak mencapai sasaran. Seperti terlihat pada data berikut. Pada tahun 2015 ditemukan jumlah penderita diare sebanyak 370 orang, kematian bayi dan neonatal sebanyak 9 orang, bahwa 10 Penyakit urutan pertama terbanyak balita di Puskesmas Belimbing adalah ISPA yaitu 1459 orang, dan yang menderita ISPA ( pneumonia) sebanyak 35 orang. Kemampuan orang tua dalam merawat anak selama kondisi sakit membutuhkan bantuan dari tenaga kesehatan.untuk itu orang tua membutuhkan informasi melalui penyuluhan dan intervensi kesehatan. Oleh sebab itu perlu diberikan diseminasi tentang cara mencegah dan merawat anak terhadap infeksi, pencegahan penyakit menular salah satunya yaitu dengan dengan pemberian ASI ekslusif, cara atau posisi dalam pemberian ASI yang benar, cara menyusui atau melekat yang baik, cara ibu meningkatkan Asi yang berkualitas, dan cara pemberian Asi perah dan penyimpanannya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dosen kelompok keilmuan keperawatan anak membuat perencanaan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Belimbing dengan memberdayakan potensi dan kemandirian masyarakat serta melakukan diseminasi kesehatan dan beberapa intervensi untuk meningkatkan kemampuan ibu bayi dalam mencegah penyakit infeksi melalui pemberian ASI ekslusif. METODE Metode yang digunakan berupa kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengadakan kelas ibu bayi dengan kegiatan diseminasi berupa ceramah, tanya Jawab (diskusi), demonstrasi, dan redemonstrasi tentang pemberian ASI ekslusif, posisi, cara melekat yang baik dan menyusui yang efektif serta cara penyimpanan dan cara pemberian ASI perah pada bayi. Populasi atau sasaran adalah seluruh Ibu bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Padang berjumlah 1.149 orang dengan jumlah sasaran 75 orang. Alat yang digunakan berupa leflet, modul dan lembar balik serta alat peraga lainnya. Untuk melihat hasil peningkatan kognitif/ pengetahuan ibu bayi tentang pemberian ASI ekslusif dilakukan wawancara dan Post- 110 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 Test tertulis setelah kegiatan diseminasi selesai dilakukan, untuk penilaian keterampilan ibu bayi tentang cara menyusui efektif dan pemberian ASI perah dinilai dengan melihat kemampuan ibu menyusui apakah sesuai dengan modul yang dipakai sebagai tolak ukur dalam mencapai keberhasilan kegiatan atau sebagai acuan penilaian keberhasilan. HASIL 1. Lokasi Puskesmas Belimbing terletak di Kecamatan Kuranji Kota Padang dengan 3 wilayah kerja, yaitu Kelurahan Kuranji, Kelurahan Gn. Sarik dan Kelurahan Sei. Sapih. Luas wilayah kerjanya lebih kurang 27, 21 km 2. Jumlah Penduduk sebanyak 61.093 orang, yang terdiri dari 30.505 jiwa laki-laki dan 30.588 jiwa perempuan, dimana penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Sedangkan jumlah balitanya 5.564 orang (9,1%). Bayi berjumlah 1.149 orang, Balita 5.564 orang, dan anak balita sebanyak 4.414 orang. Penduduk Belimbing Kec. Kuranji sebagian besar bertani dan buruh, sebagian kecil terdiri dari pedagang, swasta dan pegawai negeri. Pada umumnya penduduk disini memeluk agama Islam sebagian kecil agama Kristen dan agama Budha. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing, yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu) 1 buah dan 34 Posyandu dan 1 buah RSUD. 2. Karakteristik Ibu dari Bayi Berdasarkan data yang didapatkan, diperoleh informasi mengenai gambaran karakteristik ibu bayi umur 0 1 tahun, bahwa rentang umur ibu berada antara 20 40 tahun, yang memberikan ASI eksklusif 43,8% dan ASI non eksklusif 56,2%). Dilihat dari tingkat pendidikan ibu yang terbanyak adalah tamatan SMA (memberikan ASI eksklusif 56,6% dan ASI non eksklusif 43,4%). Pekerjaan ibu yang terbanyak adalah IRT (ASI eksklusif 60,6% dan ASI non eksklusif 39,4%), dan lebih dari 40% dari ibu yang memberikan ASI adalah ibu yang bekerja di luar rumah. 3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Untuk evaluasi struktur diketahui bahwa orang tua menghadiri kegiatan pengabmas sesuai daftar hadir, tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan, dan dosen dan mahasiswa melakukan tugas sesuai perencanaan. Pada evaluasi proses pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan, orang tua yang hadir, lebih kurang 90% mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat selama diseminasi dan diskusi. Berdasarkan wawancara, tanya jawab dan pengamatan langsung selama kegiatan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memberikan hasil yakni meningkatnya pengetahuan dan pemahaman ibu bayi tentang pemberian ASI ekslusif dan ASI perah, meningkatnya keterampilan ibu tentang posisi menyusui yang benar, Cara Menyusui atau Melekat yang Baik, dan Cara Penyimpanan dan Pemberian Asi Perah. 4. Evaluasi Hasil Hasil analisis tentang ASI ekslusif pada ibu bayi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi ibu Berdasarkan Pengetahuan tentang ASI Ekslusif, Posisi Menyusui yang Benar, Cara Menyusui atau Melekat yang Baik, dan Cara Penyimpanan dan Pemberian Asi Perah Variabel Frekuensi Persentase ASI Ekslusif: Tinggi 60 80,0 Rendah 15 20,0 ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 111

Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Posisi Menyusui yang Benar: Tinggi 56 74,7 Rendah 19 25,3 Cara Menyusui atau Melekat yang Baik: Tinggi 51 68 112 Rendah 14 32 Cara Penyimpanan dan Pemberian Asi Perah: Tinggi 48 64 Rendah 27 36 Jumlah 75 100 Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar (80 %) ibu bayi mempunyai pengetahuan tinggi tentang ASI ekslusif, lebih dari separoh (74,7%) pengetahuan tinggi tentang posisi menyusui yang benar, (68%) pengetahuan tinggi tentang cara menyusui atau melekat yang baik, dan (64%) pengetahuan tinggi cara penyimpanan dan pemberian Asi Perah. PEMBAHASAN 1. Faktor Pendukung Beberapa faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah besarnya minat dan antusiasme peserta selama kegiatan, sehingga kegiatan berlangsung dengan lancar dan efektif. 2. Faktor Penghambat Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan ini hampir tidak ada, karena keterkaitan anggota masyarakat, PKK, kader kesehatan berpartisipasi dengan baik, seperti penjemputan sasaran ke rumah rumah jika mereka tidak datang pada saat kegiatan. Dalam menetapkan durasi dan frekuensi dari pemberian ASI (posisi menyusui yang benar, cara menyusui atau melekat yang baik dilakukan dengan pengamatan langsung. Namun karena keterbatasan waktu dan peralatan, hasil penilaian tidak bisa dilakukan secara menyeluruh sehingga kemungkinan terjadi bias dalam menetapkannya. Untuk meminimalisir bias, durasi dan pemberian ASI ditentukan melalui pertanyaan pada kuesioner. 3. Pemberian ASI Pada kegiatan ini dari 75 orang ibu bayi, didapatkan rentang umur ibu berada antara 20 40 tahun, yang memberikan ASI eksklusif 43,8%, berdasarkan tingkat pendidikan, memberikan ASI eksklusif 56,6%, dan berdasar kan pekerjaan ibu yang memberikan ASI eksklusif 60,6%. Hasil penelitian ini sebanding dengan angka pencapaian ASI eksklusif secara global menurut WHO tahun 2013 yaitu sebesar 40%. Angka pencapaian ASI eksklusif penelitian ini berbeda dengan angka pencapaian ASI eksklusif Provinsi Sumatera Barat yaitu 60,3%, kota Padang 71,94%, dan lebih rendah dari pencapaian di Puskesmas Belimbing tahun 2015 yaitu sebesar 75,3 %. Perbedaan angka pencapaian ASI eksklusif peneliti dengan Puskesmas Belimbing kemungkinan karena perbedaan definisi tentang ASI eksklusif yang digunakan pada program ASI eksklusif Puskesmas Belimbing. Pada program ASI eksklusif Puskesmas Belimbing, bayi yang diberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lainnya sampai umur 6 bulan dan bayi yang relaktasi. Relaktasi adalah bayi yang pada awalnya hanya diberikan ASI saja, namun terhenti karena diberikan makanan dan minuman selain ASI, dan kemudian kembali diberikan ASI saja sampai umur 6 bulan. ASI merupakan makanan yang sempurna di dunia karena ASI mampu memenuhi semua unsur kebutuhan bayi. Nutrisi yang terkandung di dalam ASI mencakup nutrisi, LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 faktor kekebalan dan pertumbuhan, hormon, anti alergi, dan anti inflamasi. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, tidak diberikan makanan atau minuman lainnya walaupun air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif tidak sejalan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (tinggi 80 %) terutama tentang tidak bolehnya memberikan air putih kepada bayi kecuali pada saat minum obat. Dari kuesioner juga didapatkan bahwa ibu juga merasa bahwa ASI belum memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga mereka memberikan makanan tambahan sebelum umur 6 bulan. Posisi yang baik selama menyusui tingkat pengetahuan ibu juga tinggi. Hal ini masih rendah dari tingkat pengetahuan tentang pemberian ASI yang baik taitu. Cara melekat yang baik (68 %) dan cara penyimpanan dan pemberian ASI perah (64%), Hasil penelitian yang didapatkan sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2012). Pada penelitiannya ditemukan responden (51,6%) memiliki pengetahuan rendah tentang MP-ASI dini. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Analisis peneliti, kurang dari separoh ibu memiliki tingkat pengetahuan rendah. Hal ini terlihat dari hasil jawaban ibu pada kuesioner penelitian. Hal ini dapat menyebabkan pencernaan bayi belum siap menerima makanan tambahan. Akibatnya bayi bisa mengalami diare dan kelainan pada usus, gangguan pertumbuhan pada bayi dan menyebabkan bayi mengalami diare, dapat mengakibatkan bayi kekurangan gizi. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu juga dapat disebabkan oleh masih adanya ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah berpendidikan SD dan SMP. Sehingga rendahnya tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi ibu dalam menerima setiap informasi tentang ASI ekslusif. SIMPULAN Kegiatan pengabmas ini dihadiri oleh ibu, bayi, anak dan keluarga yang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Belimbing, telah dilakukan diseminasi tentang pemberian ASI ekslusif, juga dilakukan demonstrasi, diskusi dan tanya jawab dan tentang posisi menyusui dan cara melekat yang baik, serta dilakukan demonstrasi, diskusi tentang serta penyimpanan dan pemberian ASI perah. Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa: pengetahuan dan pemahaman ibu bayi menjadi meningkat, keterampilan menyusui semakin meningkat. SARAN Perlu diberi pemahaman tentang pola pemberian ASI ekslusif kepada ibu bayi oleh petugas kesehatan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa optimal. Diharapkan kerja sama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, pihak swasta, orang tua serta masyarakat sekitarnya dalam usaha upaya peningkatan pemberian ASI ekslusif, perlu mengadakan sosialisasi dan pelatihan serupa pada posyandu lainnya yang berada di wilayah kerja puskesmas Belimbing dengan materi yang sama, dan harus dilakukan kesinambungan program pasca kegiatan pengabdian berupa pelaksanaan kegiatan serupa dan berlanjut dengan mengadakan evaluasi yang berkesinambungan tentang pemberian ASI ekslusif, dengan memperhitungkan capaian target yang harus dicapai ini sehingga para ibu bayi benar-benar dapat mempraktekan keterampilan menyusui yang baik dan benar. ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 113

Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu DAFTAR PUSTAKA Atikah, Proverawati. 2010, Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Ruha Medika: Bantul. Dinas Kesehatan Kota Padang. 2010. Profil Kesehatan Kota Padang : Padang.. 2011. Profil Kesehatan Kota Padang : Padang.. 2012 Profil Kesehatan Kota Padang : Padang.. 2013. Profil Kesehatan Kota Padang : Padang.. 2015. Profil Kesehatan Kota Padang : Padang. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.: PT. Rineka Cipta: Jakarta Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI ekslusif. Pustaka Bunda: Jakarta RISKESDAS, 2013. Diunduh dari: http://203.90.70.117/searo/indonesia/linkfiles/health Information_and_evidenc e_for_ policy_riskesdas_2013.pdf. Diakses tangga 8 Maret 2016 SDKI. 2012. Angka kematian Bayi di Indonesia. WHO. 2013. Protecting, Promoting and Support Breast Feeding.The Special Maternity Services. WHO Geneva Role of Zelly, Mulyani. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Dini. 114 LPPM UMSB ISSN 1693-2617