BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue busa (bahasa Belanda: schuimpje, bahasa Inggris: meringue) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT PADA BEBERAPA MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS DENGAN METODA GRAVIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

PENGGUNAAN NATRIUM SIKLAMAT PADA ES LILIN BERDASARKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRODUSEN DI KELURAHAN SRONDOL WETAN DAN PEDALANGAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

STUDI DESKRIPTIF BAHAN TAMBAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010). Penyakit. secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

Kuesioner Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

DAFTAR PUSTAKA. Alsuhendra, dan Ridawati, Bahan Toksik Dalam Makanan. Cetakan pertama. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau mencegah tumbuhnya mikroorganisme, sehingga tidak terjadi proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pola hidup sehat masyarakat sangat terdukung oleh adanya makanan dan

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo, Lauwonu, Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki 5 sekolah dasar yang terbagi di beberapa desa. Sekolah dasar Negeri 1 Ilotidea merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di wilayah kabupaten Gorontalo yang terletak di Desa Ilotidea, kecamatan Tinelo. Sekolah dasar negeri 1 Ilotidea memiliki jumlah siswa sebanyak 421 siswa dengan jumlah tenaga ajar dan staf tata usaha sebanyak 16 orang, 14 tenaga ajar dan 2 staf tata usaha. 4.1.1 Batas sekolah Adapun batas batas wilayah Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea adalah sebagai berikut : a) Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya. b) Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga. c) Sebelah selatan berbatasan dengan perkebunan warga. d) Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa batasan wilayah Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea berbatasan langsung dengan jalan dan rumah warga sekitar.

4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan zat pewarna dan pemanis buatan pada sampel jajanan yang diambil di sekolah dasar negeri 1 Ilotidea, dilakukan di laboratorium untuk mengidentifikasi jenis zat pewarna dan pemanis buatan apa yang terkandung pada sampel jajanan tersebut. Terdapat dua jenis pemeriksaan yang dilakukan yakni pemeriksaan zat pewarna buatan Rhodamin B dengan metode kromatografi lapis tipis dan pemanis buatan Siklamat dengan uji kualitatif Siklamat. 4.2.1 Pemeriksaan Zat Pewarna Buatan Rhodamin B pada Jajanan Pemeriksaan zat pewarna buatan Rhodamin B pada jajanan yang dijajakan di kantin sekolah dasar negeri 1 Ilotidea dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (Thin Layer Cromatography) dengan sampel sebanyak 3 sampel yakni syiomay (saus), kerupuk merah dan es cukur. Pemeriksaan zat pewarna Rhodamin B dilakukan dengan 2 kali pengulangan tiap sampelnya untuk memperoleh hasil yang pasti tentang zat pewarna yang terkandung pada sampel jajanan yang dijajakan di sekolah dasar negeri 1 Ilotidea. Hasil pemeriksaan identifikasi jeniz zat pewarna buatan Rhodamin B pada jajanan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium dapat dilihat pada tabel 4.1 pada halaman selanjutnya

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kandungan Zat Pewarna Buatan Rhodamin B pada Sampel Jajanan Melalui metode Kromatografi Lapis Tipis No. Sampel A 1 Jenis Sampel Saus pada Syiomay Rx A 2 Kerupuk - + A 3 Es Sirup + Hasil Mengandung Rhodamin B Tidak Mengandung Rhodamin B Mengandung Rhodamin B Nilai Rf 0,78 Permenkes RI Dilarang Penggunaannya 0,70-0,78 Dilarang Penggunaannya Sumber : Data Primer 2012 Keterangan : (+) Terjadi perubahan warna menjadi orange (positif Rhodamin B) (-) Tidak terjadi perubahan warna menjadi orange (negatif Rhodamin B) Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil pemeriksaan jenis zat pewarna buatan Rhodamin B, dapat dilihat bahwa dari ketiga sampel jajanan yang diperiksa di laboratorium dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis terdapat 2 sampel yang positif mengandung zat pewarna buatan Rhodamin B yaitu sampel A 1 syiomay dan sampel A 3 es sirup, sebaliknya 1 sampel yang negatif atau tidak mengandung zat pewarna buatan Rhodamin B yaitu sampel A 2 kerupuk. Dengan nilai Rf masing masing sampel sebagai berikut : 1. Sampel A 1 saus pada syiomay : Rf = Gerak zat terlarut Gerak zat pelarut = 3,14 = 0,78 4

2. Sampel A 2 kerupuk : Rf = Gerak zat terlarut Gerak zat pelarut = 2,82 4 = 0,70 3. Sampel A 3 es Sirup : Rf = Gerak zat terlarut Gerak zat pelarut = 3,14 4 = 0,781 4.2.2 Pemeriksaan Zat Pemanis Buatan Siklamat pada Jajanan Pemeriksaan zat pemanis buatan Siklamat pada jajanan yang dijajakan di kantin sekolah dasar negeri 1 Ilotidea dilakukan dengan uji kualitatif zat pemanis buatan Siklamat dengan sampel sebanyak 3 sampel es campur, es mambo dan es sirup. Pemeriksaan zat pemanis buatan Siklamat dilakukan dengan 1 kali uji kualitatif pada tiap sampelnya karena hasil yang diperoleh pada sekali prosedur pemeriksaan sudah menunjukkan adanya endapan berwarna putih di dasar tabung reaksi yang terkandung pada sampel jajanan yang dijajakan di sekolah dasar negeri 1 Ilotidea. Hasil pemeriksaan identifikasi jeniz zat pemanis buatan Siklamat pada jajanan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kandungan Zat Pemanis Buatan Siklamat pada Sampel Jajanan Melalui Uji Kualitatif Siklamat No. Sampel B 1 B 2 Jenis Sampel Es mambo Es Campur Rx Hasil Permenkes RI + + B 3 Es Lilin + Mengandung Siklamat Mengandung Siklamat Mengandung Siklamat Sumber Data Primer 2012 Keterangan : (+) terjadi / terdapat endapan ( - ) tidak terjadi / terdapat endapan (3g/kg Bahan) (3g/kg Bahan) (3g/kg Bahan) Berdasarkan tabel 4.2 tentang hasil pemeriksaan jenis zat pemanis buatan Siklamat pada sampel jajanan yang dijajakan di sekolah dasar Negeri 1 Ilotidea, dapat dilihat bahwa ketiga sampel jajanan yang diperiksa di laboratorium dengan menggunakan uji kualitatif Siklamat menghasilkan reaksi positif terjadinya endapan pada tiap tabung reaksi dari sampel jajanan yang di uji. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga sampel jajanan yaitu, es campur, es mambo dan es lilin teridentifikasi adanya kandungan zat pemanis buatan Siklamat. 4.3 Pembahasan Jajanan yang dijajakan di kantin sekolah merupakan jajanan yang di buat sendiri oleh penjual dengan bahan bahan yang mudah mereka peroleh di pasar maupun di toko dan pusat perbelanjaan lainnya. Selain menggunakan bahan baku jajanan alami mereka menambahkan bahan baku jajanan sintesis (buatan) pada jajanan yang akan mereka jajakan di kantin sekolah, zat pewarna dan pemanis buatan yang menjadi pilihan penjual untuk di tambahkan sebagai bahan baku jajanan, dengan alasan jika mereka menggunakan zat pewarna dan pemanis buatan

pada jajanan yang dibuat dalam jumlah banyak akan lebih terjangkau atau modal yang dikeluarkan sedikit. Untuk menetapkan takaran zat pewarna dan pemanis buatan mereka menggunakan ukuran rumah tangga yaitu sendok teh, sendok makan, dan ukuran per kemasan atau diperkirakan saja. Karena jajanan yang mereka buat bukan merupakan usaha / industri rumah tangga maka sampai saat ini kegiatan yang mereka lakukan belum pernah diawasi oleh tenaga dinas kesehatan setempat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPOM RI Gorontalo, mereka pernah melakukan kegiatan pengawasan tetapi tidak secara langsung, mereka hanya melakuka pengambilan sampel di beberapa tempat yang tersebar di wilayah provinsi Gorontalo baik di pusat jajanan tradisional, sekolah dasar dan tempat industri panganan dan jajanan lainnya. Berdasarkan atas informasi yang diperoleh saat penelitian, bahwa efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi makanan jajanan yang mengandung zat pewarna dan pemanis buatan sangat buruk bagi kesehatan diantaranya adalah keluhan sakit perut atau gangguan pencernaan lainnya seperti yang telah dialami oleh beberapa siswa sekolah dasar yang mengaku pernah sakit perut setelah mengkonsumsi jajanan jenis syiomay yang di jajakan oleh pedagang. Selain itu efek bahaya lainnya yang ditimbulkan yaitu adanya pengaruh zat pewarna dan pemanis buatan pada sistem syaraf yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan dan penurunan tingkat prestasi belajar siswa di sekolah. 4.3.1 Kandungan Zat Pewarna Buatan Rhodamin B pada jajanan. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tentang kandungan zat pewarna buatan Rhodamin B dapat diketahui bahwa dari 3 sampel jajanan yang

dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium terdapat 2 jenis sampel yang positif mengandung zat pewarna buatan Rhodamin B, yaitu sampel jajanan syiomay dan sampel jajanan es sirup. Sampel kerupuk tidak mengandung zat pewarna buatan jenis Rhodamin B, karena pada pemeriksaan warna yang dihasilkan tidak sesuai dengan warna standar zat pewarna buatan jenis Rhodamin B namun memungkinkan adanya penggunaan jenis zat pewarna buatan lainnya yaitu Ponceau 4R. Melalui peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 menyatakan bahwa zat pewarna buatan yang dilarang penggunaannya termasuk pewarna industri / tekstil diantaranya adalah zat pewarna buatan jenis Rhodamin B, karena merupakan zat berbahaya yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan gangguan kesehatan. a) Saus Pada Syiomay Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paramitha pada tahun 2008 di kota semarang tentang kandungan zat Rhodamin B pada saus dan cabe giling yang di jual dipasaran menghasilkan bahwa sampel yang di periksa dengan menggunakan metode pemeriksaan KLT positif teridentifikasi zat Rhodamin B, saus dan cabe giling yang dimaksud adalah produk pabrikan yang memiliki harga terjangkau dan warna merah yang mencolok. Saus syiomay yang dijadikan sampel pada penelitian ini sering digunakan oleh pedagang bakso, nasi goreng, syiomay, cimol dan sebagainya yang berjualan di tempat - tempat umum dan sekolah dengan

produk pabrikan dalam kemasan botol besar dengan harga terjangkau dengan ciri ciri warna saus jika terkena kulit berwarna merah dan susah untuk dihilangkan. Beberapa informasi yang diperoleh dari pedagang syiomay yang menjajakan dagangannya di sekolah dasar Negeri 1 Ilotidea menyatakan bahwa jenis saus yang dicampurkan adalah saus tomat dan cabe yang harga pasarannya berkisar dari 4.000 hingga 8.000 rupiah perbotolnya. Hasil pemeriksaan zat pewarna jenis Rhodamin B dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa saus yang dijadikan pelengkap pada jajanan syiomay dijajakan positif mengandung Rhodamin B. b) Kerupuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Burhan, 2010 di kota Gorontalo tentang kandungan zat pewarna buatan pada kerupuk yang dijual oleh pedagang menghasilkan bahwa tidak semua sampel mengandung zat pewarna jenis Rhodamin B, hanya beberapa sampel saja yang teridentifikasi adanya kandungan zat pewarna buatan jenis Rhodamin B, yaitu kerupuk yang berwarna merah mencolok dan warna yang dihasilkan tidak merata / homogen. Kerupuk yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu jenis kerupuk yang dijual oleh pedagang sayur keliling, kios, warung makan dan kantin sekolah yang berwarna merah dan berbentuk bulat. Hasil yang didapatkan bahwa kerupuk tidak teridentifikasi adanya zat pewarna buatan jenis Rhodamin B, karena warna yang dihasilkan tidak sama dengan warna

indikator Rhodamin B yang apabila disinari dengan sinar UV berwarna orange, warna yang ada pada sampel kerupuk tidak merata / homogen hal ini menunjukkan adanya penggunaan zat pewarna buatan lainnya yang di perkirakan adalah Ponceau 4R. c) Es Sirup Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth, Purba 2010 di sekolah dasar kelurahan lubuk pakam, sumatera tentang analisis zat pewarna buatan pada sirup menghasilkan bahwa dari 20 sampel sirup terdapat 2 sampel sirup yang menggunakan zat pewarna buatan yang dilarang penggunaannya pada jajanan yakni Ponceau SX dan Rhodamin B. Es sirup merah adalah jenis sirup yang dibuat sendiri oleh penjaja makanan dengan bahan dasar gula, vanili, frambozen dan bahan pewarna buatan berwarna merah yang diperoleh dengan bebas di pasaran. Sirup yang digunakan bukan merupakan produk pabrikan melainkan sirup buatan yang dibuat oleh pedagang sendiri. Hasil pemeriksaan zat pewarna jenis Rhodamin B dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa es sirup yang dijajakan mengandung Rhodamin B. Di negara maju suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna pangan. Zat pewarna yang di izinkan penggunaannya dalam pangan disebut sebagai permitted colour atau certified colour. Efek dari zat pewarna buatan jenis Rhodamin B adalah kanker

hati dan gangguan fungsi hati lainnya apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Penyalahgunaan pemakaian zat pewarna buatan jenis Rhodamin B pada pembuatan makanan jajanan sudah sering terjadi di Indonesia, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui jenis zat pewarna buatan apa yang terkandung pada jajanan. Meskipun sudah diketahui bahwa zat pewarna tersebut merupakan pewarna tekstil dan kulit serta industri non pangan lainnya dan dapat membahayakan kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna yang digunakan. Alasan yang menjadi penyebab penggunaan zat pewarna oleh pedagang karena harganya lebih terjangkau dan menarik dibandingkan zat pewarna alami. 4.3.2 Kandungan Zat Pemanis Buatan Siklamat pada jajanan Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap 3 sampel jajanan menghasilkan bahwa ketiga sampel yang diperiksa positif mengandung zat pemanis buatan jenis Siklamat, yakni sampel es campur, es mambo dan es lilin. Ketiga sampel yang diperiksa menunjukkan adanya reaksi pengendapan, yaitu terdapat endapan berwarna putih pada dasar tabung reaksi pada masing masing sampel yang diuji. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 kadar maksimum Siklamat yang diperbolehkan dalam pangan dan minuman adalah 3 g/kg bahan pangan dan minuman. Dan menurut WHO (world health organization) batas konsumsi harian siklamat yang aman adalah 11 mg/kg berat badan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh YLKI (yayasan lembaga

konsumen Indonesia) menunjukkan bahwa beberapa makanan yang dijual di sekolah sekolah dasar khususnya jenis minuman seperti es cendol, es puter, es mambo dll, menggunakan kombinasi Sakarin sebanyak 113 ppm dan Siklamat sebanyak 0.07 ppm. Walaupun kadar Sakarin dan Siklamat masih di bawah batas maksimum tapi jumlah kadar tersebut hanya diperuntukkan bagi produk rendah kalori untuk penderita diabetes melitus dan bukan untuk produk konsumsi umum apalagi untuk anak anak. Hasil dari metabolisme siklamat, yaitu Sikloheksiamin bersifat karsinogenik. Oleh karena itu ekskresinya melalui urine dapat merangsang pertumbuhan tumor. (Winarno dalam Wisnu, 2008). a) Es Campur Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Myra Merrya, 2005 tentang kandungan zat pemanis sakarin dan siklamat pada es sirup berbagi merk dengan metode Spektrofotometri menunjukkan bahwa, sirup yang diteliti mengandung campuran pemanis buatan sakarin dan siklamat. Pada penelitian ini es campur yang dijadikan sampel dalah jenis es yang dicampurkan dengan beberapa jenis buah buahan dan kacang kacangan yang dicampurkan dengan bahan utama adalah sirup yang telah disediakan oleh pedagang, es campur ini biasanya dijual di tempat tempat umum seperti taman, kantin sekolah dan tempat lainnya dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil.

Hasil pemeriksaan zat pemanis buatan jenis Siklamat dengan menggunakan uji kualitatif Siklamat menunjukkan bahwa es campur yang dijajakan mengandung Siklamat. b) Es mambo Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adrian, 2008 tentang penggunaan Sakarin dan Siklamat pada minuman jajanan yang dijajakan pada Sekolah Dasar di Gresik menunjukkan bahwa Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 sampel minuman yang diperiksa di BBLK Surabaya, 5 sampel positif mengandung Sakarin yaitu produk pabrikan sejenis, 3 sampel positif mengandung Siklamat, 2 sampel positif Sakarin dan Siklamat dan 4 sampel negatif mengandung Sakarin dan Siklamat Es mambo yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah es berwarna coklat berukuran sedang hampir menyerupai es lilin yang biasanya dijajakan di sekolah sekolah dasar maupun di kios yang menyediakan es mambo. Hasil pemeriksaan zat pemanis buatan jenis Siklamat pada sampel dengan menggunakan uji kualitatif Siklamat menunjukkan bahwa es campur yang dijajakan mengandung Siklamat. c) Es lilin Penelitian terdahulu tentang kandungan zat pemanis buatan Siklamat pada es lilin belum pernah dilakukan, pada umumnya hanya mencakup penelitian tentang minuman dan makanan jajanan pada umumnya seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adrian, 2008 tentang kandungan

Siklamat dan Sakarin pada minuman jajanan yang dijajakan di Sekolah Dasar di Gresik seperti yang dijelaskan pada pembahasan sampel es mambo di atas. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/ Per/IX/1988 batas maksimum penggunaan zat pemanis buatan jenis Siklamat pada es lilin adalah 3g/kg bahan. Es lilin yang dijadikan sampel adalah jenis jajanan es yang berwarna coklat berbentuk seperti lilin yang sering dijajakan di sekolah sekolah dasar biasanya dengan menggunakan gerobak dorong. Hasil pemeriksaan zat pemanis buatan jenis Siklamat pada sampel dengan menggunakan uji kualitatif Siklamat menunjukkan bahwa es lilin yang dijajakan mengandung Siklamat. Siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Kombinasi penggunaan siklamat dengan sakarin dan atau acesulfame-k bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular. (BPOM RI, 2008) Pedagang/produsen memiliki beberapa alasan untuk memilih menggunakan zat pemanis buatan Siklamat sebagai bahan tambahan pangan yang pas buat

jajanan yang mereka produksi untuk dijajakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea. Terdapat beberapa alasan yang paling mendominasi yakni : a) Harga pemanis buatan lebih terjangkau dari harga pemanis alami. b) Intensitas rasa manis yang diperoleh dari zat pemanis Siklamat terasa jauh lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. c) Produsen tidak mengetahui bahwa zat pemanis buatan Siklamat tidak memiliki kandungan nilai gizi dan dapat mengganggu kesehatan.