BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

JURNAL KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Hasil Temuan Berita Pemilihan Gubernur DKI 2017 di Metro TV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

ANALISIS WACANA KRITIS KEBERPIHAKAN HARIAN SINAR INDONESIA BARU TERKAIT KONFLIK BASUKI TJAHAJA PURNAMA DENGAN DPRD DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK

KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

Kisruh APBD DKI Melebar, KPK-Polisi Rebutan Kasus

KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA KASUS

Transkripsi:

1 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan DPRD dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar Kompas periode Februari - Maret. Kasus perselisihan ini bermula dari penolakan Kementrian Dalam Negeri terkait pengajuan APBD DKI Jakarta 2015 berbeda antara DPRD dengan Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan DPRD merasa draf diserahkan Gubernur ke Kemendagri berbeda dengan hasil rapat. Dan penggunaan sistem e-budgeting untuk menetapkan draf RAPBD DKI Jakarta 2015. Dalam RAPBD versi DPRD, Gubernur DKI menemukan adanya indikasi dana siluman kembali disisipkan seperti kasus pengadaan UPS seperti dalam APBD 2014 sebelumnya. Mediasi sudah dilakukan untuk menyelsaikan kisruh ini namun belum ada titik temu kesepakatan kedua belah pihak tersebut. Tersendatnya penetapan APBD ini berimbas pada program-program prioritas tidak dapat dijalankan serta penyelidika dilakukan terkait kasus ini mengganggu persiapan pihak sekolah dalam mengahadapi ujian akhir tingkat SMA. 1

Harian Kompas meliput isu ini dengan menerbitkan berita langsung dimuat pada beberapa edisi bulan Februari Maret 2015. Penelitian ini mengambil waktu tersebut karena kasusnya masih hangat. Isu diangkat mulai dari pelaporan ke KPK atas temuan dana siluman, bekerjanya panitia hak angket, tersendatnya program kerja di DKI Jakarta, hingga upaya mediasi dilakukan Kemendagri. Dipilihnya 8 berita tersebut berdasarkan elemen wacana VanDijk ada dalam berita dan dimuat dalam halaman utama rubrik Kompas. Tabel 3.1 Terbitan Berita Langsung Kasus Kisruh APBD DKI Jakarta No. Edisi Judul Berita 1 28 Februari 2015 KPK: Ada Indikasi Dana Siluman Panitia Hak Angket Mulai Bekerja 2 01 Maret 2015 Kisruh APBD DKI Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar 3 02 Maret 2015 Kisruh APBD DKI Dugaan Anggaran Siluman Menguat 4 03 Maret 2015 Kisruh APBD DKI Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar 5 04 Maret 2015 Kisruh Anggaran Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas 6 05 Maret 2015 Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI 7 07 Maret 2015 Kisruh APBD DKI Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik 8 08 Maret 2015 Kisruh APBD Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta Sumber: Data Yang Diseleksi Pada Surat Kabar Harian Kompas 2015

B. Analisis Wacana Berita 1. Judul berita KPK: Ada Indikasi Dana Siluman sub judul Panitia Hak Angket Mulai Bekerja a. Struktur Makro (Tematik) Berita KPK: Ada Indikasi Dana Siluman tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 28 Februari 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa adanya unsur penyelewengan anggaran daerah dalam RAPBD DKI. KPK mulai melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut karena pihak sejumlah pihak terkait membantah adanya penyelewengan dana. Topik menggambarkan gagasan apa dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama dikembangkan melalui teks tersebut adalah tentang pelaporan Gubernur DKI Jakarta tentang penysisipan anggaran UPS dalam APBD DKI Jakarta 2015 akan diselidiki oleh panitia hak angket dan KPK. Dan subtopik mendukung adalah penolakan adanya pengadaan anggaran UPS oleh kepala sekolah bersangkutan dan Suku Dinas Pendidikan DKI Jakarta. b. Superstruktur (Skematik) Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar ditampilkan didalam teks. Dari judul digunakan pada berita tersebut KPK: Ada Indikasi Dana Siluman sub judul Panitia Hak Angket Mulai Bekerja sudah mengarah pada tema dalam teks yaitu indikasi dana siluman. Judul umumnya menunjukkan tema ingin ditampilkan oleh wartawan dalam pemberitaannya (Eriyanto, 2012: 232). Pemilihan kata untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam berita. JAKARTA, KOMPAS - Komisi Pemberantasan Korupsi melihat adanya indikasi anggaran siluman dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta. Di lapangan, sejumlah pihak diwilayah DKI membantah telah mengajukan usulan anggaran ada di RAPBD tersebut. (Lead) Lead menjelaskan tema dan menjadi latar teks. Sedangkan isi teks menjelaskan tentang detil kejadian dan dilanjutkan dengan langkah diambil oleh DPRD. Lead umumnya merupakan pengantar ringkasan apa ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap (Eriyanto, 2012: 232). Lead dalam teks berita tersebut termasuk kedalam jenis lead kepenasaran kumulatif. Lead kepenasaran merupakan lead menyeret pembaca ke dalam

berita karena pembaca merasa penasaran apa sebenarnya terjadi (Kusumaningrat, 2009: 141). Hal tersebut terlihat pada lead berita ini, kalimat-kalimat digunakan dalam lead ini membuat rasa penasaran pembaca, pembaca diajak untuk mencari tahu mengenai dana siluman dalam RAPBD DKI dan sejumlah pihak membantah mengajukan dana siluman tersebut. Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik yaitu disusun dengan mendahulukan penting dan diikuti hal kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari terpenting sampai kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Penulis melalui teks berita menjelaskan detil kejadian serta pendapat dari kepala sekolah dan Suku Dinas Pendidikan. Hal tersebut disampaikan dalam paragraf-paragraf berikut: Basuki dan sejumlah anggota stafnya mendatangi KPK untuk menyerahkan sejumlah dokumen dan berkas-berkas ia sebut sebagai bukti (paragraf 3) memang ada indikasi dana siluman dalam APBD DKI (paragraf 4) Sebelum ke KPK, Gubernur Basuki juga dating ke Istana Merdeka untuk melaporkan perkembangan situasi terakhir terkait dengan penggunaan hak angket (paragraf 5)

Selanjutnya penulis mengambil sudut pandang atau komentar dari instansi terkait yaitu Kepala SMP Negeri 41 Pasar Minggu (par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78 Jakarta (par.14), Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (par.15), Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I (par. 16) serta pandangan dari praktisi pembangkit listrik tenaga surya (par. 18). Hal ini sesuai dengan gambaran kategori isi berita berupa komentar pihak-pihak atas suatu peristiwa ditampilkan pada teks berita yaitu reaksi atau komentar verbal dari tokoh oleh wartawan dan atau kesimpulan diambil oleh wartawan dari komentar berbagai tokoh (Eriyanto, 2012: 233). Paragraf-paragraf diatas menunjukan memang benar adanya sisipan anggaran pengadaan UPS tidak diperlukan dalam APBD DKI Jakarta terlihat dari penolakan pejabat terkait. Hal ini sesuai dengan judul dan lead berita sehingga kesatuan terbentuk oleh summary dan story. c. Struktur Mikro Semantik Semantik merupakan makna ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil lengkap terhadap fakta menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79) Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen berguna karena dapat membongkar maksud ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar disampaikan adalah tentang dugaan adanya penyusupan anggaran tak wajar dalam APBD DKI. Seperti tergambar dalam paragraf 8 berikut: Seusai bertemu pimpinan KPK, Basuki menyatakan anggaran siluman itu tidak hanya ada di APBD DKI Jakarta 2015, tetapi tahun 2012-2015. Dana siluman paling banyak ada pada APBD 2015 dan 2015. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang detil penjelasan dari Basuki menyatakan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015. Seperti dicontohkan terkait proyek pengadaan alat catu daya listrik cadangan (UPS) pada APBD 2014 untuk sejumlah sekolah di Jakarta Barat, dari rekapitulasi lelang, ada 25 proyek pengadaan UPS rata-rata seharga Rp 5,8 miliar per proyek dengan total anggaran Rp 145,7 miliar. Proyek serupa yaitu pengadaan UPS dan perlengkapan sekolah ditemukan kembali pada RAPBD 2015 diajukan DPRD.

Selain itu para pejabat di sejumlah sekolah menjadi lokasi proyek pengadaan tersebut mengaku tak pernah mengajukan barang-barang terdapat dalam proyek itu. Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Dalam teks ini terdapat pernyataan Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi (par. 2, 3 dan 4). Disertakan pula pendapat Kepala SMP Negeri 41 Pasar Minggu (par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78 Jakarta (par.14), Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (par.15), dan Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I (par. 16) menyatakan bahwa tidak pernah mengajukan pengadaan anggaran untuk UPS. Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud ada dalam teks ini adalah panitia hak angket mulai bekerja menyelidiki dugaan pelanggaran aturan dilakukan Basuki terkait penerapan RAPBD 2015 (par. 6). Dan pada paragraf 10 juga disebutkan bahwa pengadaan UPS dan berbagai perlengkapan sekolah kembali muncul di rancangan APBD 2015 diajukan DPRD. Melalui teks tersebut penulis seakan mengarahkan pembaca bahwa DPRD mencoba mengalihkan laporan Basuki terkait dana

siluman ada dalam APBD DKI Jakarta 2015 dengan menyelidiki pelanggaran aturan dialkukan oleh Basuki terkait penetapan APBD. Hal ini sesuai dengan fungsi pers interpretatif dan direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan (Kusumaningrat, 2012: 28). Pers harus menceriterakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian seperti pada berita ini menyiratkan maksud bahwa DPRD DKI Jakarta lebih mementingkan hak angket daripada temuan dana siluman, namun berbagai pihak berpendapat bahwa Gubernur DKI tidak dapat dijatuhkan oleh DPRD apabila dana siluman terbukti kebenarannya. Sintaksis Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82) Koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat dalam teks. Dau kalimat menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren atau berhubungan. Terdapat beberapa koherensi, seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran. (Eriyanto, 2012: 242-251)

Bentuk koherensi pada teks berita pertama terlihat dari kalimat berikut Ditengah polemik dan kontroversi ini, panitia hak angket DPRD DKI mulai bekerja setelah surat keputusan pengangkatan panitia, terdiri atas 33 orang dari 9 fraksi, terbit (par. 19). Penulis menjelaskan ditengah adanya polemik terkait persoalan dana siluman di APBD justru anggota DPRD mengurusi hak angket. Penggunaan kata tetapi pada paragraf 16 menyiratkan bahwa memang ada surat penolakan ditandatangani oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan terkait anggaran pengadaan UPS. Dalam hal ini penggunaan koherensi dipakai adalah keherensi pengingkaran yaitu ketidaktegasan seakan ditampilkan oleh wartawan secara baik atau buruk (Eriyanto, 2012: 248). Penulis ingin menunjukan bahwa ada pihak ingin menyisipkan dana siluman dalam APBD DKI 2015. Stilistik Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 20 terdapat kalimat Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, eksekutif siap meladeni penyelidikan DPRD DKI Kata meladeni berasal dari kata dasar laden dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya layan atau balas. Pemilihan kata ini kurang tepat mengingat penyelidikan dilakukan oleh DPRD DKI kepada pemerintah DKI dan terkesan lebih negatif karena memiliki arti membalas. Sebagai ganti dari kata meladeni dapat menggunakan kata menanggapi artinya menyambut, memperhatikan, dll. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84) Terdapat unsur garfis dalam pemberitaan ini yaitu terdapat gambar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tengah berjalan setelah berkunjung ke istana Negara terkait temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015. Dalam berita ini elemen grafis sangat ditonjolkan dengan menjadi fokus utama pemberitaan KPK: Ada Indikasi Dana Siluman Foto tersebut dianggap penting dari penulis untuk itu dicetak dengan ukuran cukup besar sehingga akan lebih menarik pembaca. Elemen grafis disini memperkuat isi pemberitaan dengan judul KPK: Ada Indikasi Dana Siluman subjudul Panitia Hak Angket Mulai Bekerja. Elemen grafis

merupakan bagian untuk memeriksa apa ditekankan atau ditonjolkan ( berarti dianggap penting) oleh seseorang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257). Selain itu terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola merupakan majas berupa pernyataan berlebihan dengan kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenisjenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas tersebut terdapat pada judul berita terdapat kalimat KPK: Ada Indikasi Dana Siluman. Kata siluman, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti makhluk halus, biaya sulit dipertanggung jawabkan (dana suap, korupsi dan lain sebagainya), pungutan secara tidak resmi dan pajak gelap. Kata siluman pada judul berita ini menimbulkan perhatian pembaca karena ada dana siluman ini. Sebagai ganti dari kata siluman adalah dana korupsi karena untuk masyarakat awam akan dapat menjadi bebeda dalam memaknai berita. d. Kesimpulan Jadi kesimpulannya adalah wacana muncul dalam teks berita dengan judul berita KPK: Ada Indikasi Dana Siluman sub judul Panitia Hak Angket Mulai Bekerja yaitu pelaporan dugaan adanya anggaran siluman ke KPK. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang pelaporan adanya dana siluman dalam

APBD DKI 2015 oleh Gubernur DKI ke KPK, sebelumnya Gubernur telah melakukan negosiasi dengan Prsiden Joko Widodo. Menurut KPK memang benar ada indikasi dana siluman dalam APBD dan akan segera melakukan penyelidikan. Sedangkan pihak DPRD DKI menggunakan hak angket untuk menyelidiki kebenaran dari APBD dilaporkan Gubernur DKI ke KPK tersebut, karena DPRD merasa draf rancangan APBD tersebut bukan dibuat dan disepakati oleh DPRD. 2. Judul berita Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar a. Struktur Makro (Tematik) Berita dengan Judul berita Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 01 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait dana siluman dalam APBD DKI Jakarta apabila memang benar adanya Ahok tidak bisa dijatuhkan. Topik menggambarkan gagasan apa dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama terdapat dalam teks tersebut adalah DPRD DKI Jakarta tidak bisa memakzulkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengacu pada kebenaran dana siluman dilaporkan ke KPK. Dalam teks ini juga disebutkan bahwa Basuki melibatkan BPKP terkait dana siluman

dalam APBD DKI Jakarta. Teks berita ini juga berisi tentang komentar Presiden Joko Widodo terkait polemik APBD DKI Jakarta. b. Supertruktur (Skematik) Wacana dalam suatu teks umumnya didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yaitu bagaimana suatu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta atau opini lain dalam suatu teks. Pada konteks penyajian berita, VanDijk membagi dua kategori skema besar. Pertama summary ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua story yaitu isi berita secara keseluruhan. (Eriyanto, 2012: 232-234) Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari terpenting sampai kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead berita Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar sudah mampu menjelaskan inti dari teks berita tersebut. JAKARTA, KOMPAS Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama benar bahwa adanya penyusupan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta, Basuki tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI saat ini menggulirkan hak angket, penyelidikan. (lead) Lead berita ini termasuk dalam kategori lead kutipan, yaitu penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif

dan dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009: 140). Lead pada teks berita ini merupakan paragraf kutipan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla tentang pernyataannya bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh DPRD DKI tengah menggulirkan hak angket terkait anggaran siluman dalam APBD DKI. Isi teks menjelaskan tentang pihak-pihak memberikan pernyataan terkait Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak dapat dimakzulkan terkait polemik APBD DKI Jakarta dengan dugaan adanya dana siluman didalamnya. Pada teks ini pertama adalah mengenai pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Basuki oleh hak angket DPRD DKI tidak bisa terjadi apabila benar adanya dana siluman tersebut. Jusuf Kalla juga menyatakan kasus APBD DKI Jakarta dapat menjadi contoh untuk daerah lain akan membuat rancangan APBD. Kemudian dijabarkan penjelasan Presiden Joko Widodo menyebutkan persoalan muncul karena adanya komunikasi politik antara Pemerintah DKI Jakarta dengan DPRD DKI Jakarta. Isi teks berikutnya mengenai Basuki meminta BPKP untuk menyelidiki adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI Jakarta. Menurut Basuki anggaran tidak jelas untuk UPS pada APBD 2014 kembali muncul dalam RAPBD 2015.

Sebagai penutup dalam teks ini dimunculkan adalah pernyataan dari anggota DPRD DKI Jakarta bukan bermaksud memakzulkan Gubernur DKI Jakarta namun mempermasalahkan dokumen RAPBD DKI 2015 dianggap tidak sah dan mengoreksi kebijakan Gubernur. c. Struktur Mikro Semantik Semantik merupakan makna ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil lengkap terhadap fakta menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79) Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen berguna karena dapat membongkar maksud ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar disampaikan adalah tentang Gubernur DKI Jakarta melaporkan adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh pihak panitia hak angket DPRD DKI Jakarta jika benar. Seperti tergambar dalam paragraf 5 berikut:

Saat ditanya kemungkinan Gubernur Basuki akan dimakzulkan terkait hak angket diajukan DPRD DKI, Kalla menjawab, jika Basuki benar, dia tidak bisa dijatuhkan oleh DPRD. Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil pada teks berita ini berisi penjelasan cukup rinci dari Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dilakukan jika memang benar adanya dana siluman. Kemudian diperjelas dengan terlibatnya BPKP menginvestigasi dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta. Indikasi korupsi sudah tercium oleh KPK sejak kasus UPS tdalam APBD DKI tahun 2014 lalu. Namun anggaran tidak jelas ini kembali dimunculkan dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 nilainya mencapai Rp 12,1 triliun. Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan pada teks ini melibatkan pernyataan dari beberapa pihak dapat dipercayai berkaitan dengan kasus ini. Selain menyertakan pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, disertakan pula keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pandangan Presiden Joko Widodo dan pernyataan

anggota DPRD DKI Jakarta tetap akan melanjutkan hak angket. Basuki menduga kemunculan dana tidak jelas itu tidak hanya berasal dari oknum DPRD DKI namun jajaran dibawahnya. Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 11 dalam kalimat Ia menengarai, kemunculan dana tidak jelas itu tidak hanya berasal dari oknum di DPRD DKI Jakarta, tetapi juga jajaran dibawahnya. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pihak terlibat indikasi dana siluman ada dalam APBD DKI Jakarta berasal dari DPRD DKI saja namun juga dari jajaran di bawah Gubernur DKI Jakarta seperti orang-orang dikalangan Suku Dinas Pendidikan dinilai nakal. Sintaksis Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti (Sobur, 2012: 80-82). Koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat dalam teks. Dau kalimat menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren atau berhubungan. Terdapat beberapa koherensi,

seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran (Eriyanto, 2012: 242-251). Bentuk koherensi pada teks berita ini terdapat pada paragraf 12 kalimat Di antara berbagai anggaran tak jelas itu, pengadaan UPS paling mencolok karena memakan biaya cukup besar. Koherensi sebab-akibat terdapat dalam kalimat tersebut memberi kesan bahwa penyebab dari pengeadaan UPS paling terlihat mencolok adalah karena diantara anggaran pengadaan UPS menggunakan biaya cukup besar dibandingkan berbagai anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta. Koherensi sebab-akibat menggunakan kata hubung karena, dalam buku Eriyanto (2012: 243), dijelaskan bahwa memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua fakta diabstraksi dan dihubungkan. Pada paragraf 15 terdapat kalimat Selain membidik oknum DPRD, Basuki juga membidik jajaran dibawahnya, salah satunya dinas pendidikan. Kata juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti selalu demikian halnya, sama atau serupa halnya dengan lain atau tersebut dahulu. Kalimat tersebut memberi kesan bahwa bukan hanya pihak DPRD DKI dicurigai memasukan dana siluman dalam APBD DKI namun ada pihak lain dijajaran pemerintahan DKI Jakarta juga terlibat dan terdapat keterangan tambahan yaitu terlibat dalam jajaran pemerintahan salah satunya adalah suku dinas pendidikan.

Stilistik Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83) Pada lead berita terdapat kalimat Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama benar bahwa adanya penyusupan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta, Basuki tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI saat ini menggulirkan hak angket, penyelidikan. Penulis menggunakan kata menegaskan pada saat mengutip pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam KBBI menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu). Hal ini menyiratkan maksud penulis untuk menekankan kepada pembaca bahwa apabila Basuki benar bahwa adanya penyusupan anggaran siluman maka DPRD DKI memakai hak angket dan sedang melakukan penyelidikan kepada Basuki tidak dapat menjatuhkan posisi Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Pada paragraf 23 terdapat kalimat Steven Setia Budi Musa menegaskan, hak angket tetap bergulir karena bertujuan mengoreksi kebijakan Gubernur. Penulis kembali menggunakan kata menegaskan untuk menekankan bahwa tujuan DPRD memakai hak angket adalah bukan untuk memakzulkan Basuki tetapi untuk mengoreksi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84) Dalam mengutip pernyataan narasumber, penulis sering menggunakan kata menegaskan seperti pada lead Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur dan pada paragraf 23 Steven Setia Budi Musa menegaskan, hak angket Penulis sepertinya ingin menyampaikan bahwa pernyataan narasumber sangat kuat dasarnya dan mereka memiliki keyakinan kuat dengan pernyataan tersebut. Dalam KBBI kata menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu). Pada paragraf 12 terdapat kalimat pengadaan UPS paling mencolok karena memakan biaya cukup besar. Penggunaan kata memakan dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa pengadaan UPS dalam APBD DKI menggunakan biaya cukup besar. Hal ini merupakan bentuk dari majas personifikasi menjelaskan bahwa

penulis mengorangkan UPS seolah alat catu daya listrik (UPS) menghabiskan anggaran tersebut. Majas personifikasi merupakan majas membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). d. Kesimpulan Jadi kesimpulannya adalah wacana muncul dalam teks berita dengan judul berita Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar yaitu pemakzulan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015. Gubernur DKI selaku pihak melaporkan adanya indikasi dana siluman ini tidak dapat dijatuhkan atau dimakzulkan oleh pihak lain yaitu DPRD DKI apabila terbukti kebenarannya. Kompas menampilkan pendapat dari berbagai pihak untuk meyakinkan argumen bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh siapapun jika terbukti benar adanya dana siluman. Argumen tersebut diperkuat dengan pendapat dapat anggota DPRD DKI menyatakan bahwa DPRD tidak ingin memakzulkan siapapun namun ingin mencari kebenaran terkait APBD DKI dan prosedur penyerahan draf rancangan APBD tersebut diajukan oleh pihak Gubernur DKI.

3. Judul berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat a. Struktur Makro (Tematik) Berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 02 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait semakin kuatnya dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta. Topik menggambarkan gagasan apa dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama terdapat dalam teks tersebut adalah tentang perusahaan pemenang tender pengadaan UPS diragukan kebenarannya dan isntansi pengguna anggaran pengadaan alat catu daya listrik (UPS) seperti kantor kecamatan tidak mengajukan anggaran tersebut. Sedangkan subtopik ada dalam teks berita ini adalah tentang adanya dana tiba-tiba muncul dalam RAPBD 2015. Pemilihan kalimat Dugaan Anggaran Siluman Menguat untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam berita. Dari judul tersebut juga menimbulkan pertanyaan dibenak pembaca yaitu apa menguatkan adanya dugaan anggaran siluman tersebut. Judul tersebut menjadi memiliki daya tarik untuk dibaca oleh khalayak, seperti gaya penulisan berita efektif dalam buku

Kusumaningrat (2009: 157) salah satunya yaitu daya hidup, warna dan imaginasi. b. Superstruktur (Skematik) Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar ditampilkan didalam teks. Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari terpenting sampai kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat sudah mampu menjelaskan inti dari teks berita tersebut. Penulis membagi dalam berita dalam beberapa isu yaitu perusahaan menangani tender UPS, pihak instansi merasa tidak mengajukan anggaran UPS, serta komentar Sekretaris Komisi E DPRD DKI tentang pernyataan Gubernur terkait anggaran tibatiba muncul dalam RAPBD 2015. JAKARTA, KOMPAS Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015

menguat. Perusahaan pemenang lelang tak cukup meyakinkan, sementara instansi pengguna menyatakan tak pernah mengajukan usulan anggaran. (lead) Lead merupakan ringkasan dari tubuh berita atau isi berita (Sobur, 2012: 81). Pada berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat lead tersebut mengarah pada jenis lead menonjok. Lead menonjok disebut juga dengan catridge, capsule atau astonisher yaitu lead ini mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca akan buru-buru membaca baris berikutnya (Kusumaningrat, 2009: 138). Hal tersebut terlihat pada kalimat pertama yaitu Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015 menguat. Kemudian kalimat kedua pada lead berita tersebut mendukung kalimat pertama menonjok pembaca dari berita tesebut. Pada bagian lead penulis menjelaskan secara cukup rinci tentang inti dari teks berita tersebut bahwa dugaan adanya anggaran siluman semakin dikuatkan dengan perusahaan pemenang lelang tidak meyakinkan serta pernyataan instansi pengguna tidak pernah mengajukan usulan anggaran tersebut. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan menganai tubuh berita yaitu tentang perusahaan memenagkan lelang tersebut ternyata merupakan perusahaan penyedia jasa perbaikan pendingin ruangan (AC) (par. 2). Sejumlah instansi tercatat sebagai pengguna anggaran dalam RAPBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta menyatakan

tidak tahu mengenai anggaran tersebut dan tidak memprioritaskannya karena lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk keperluan lain seperti penanganan banjir (par. 4 - par. 11). Disebutkan pula sejumlah mata anggaran lain dinilai tidak perlu seperti terlihat pada paragraf 12 hingga 13. Dan Gubernur DKI menambahkan total anggaran tiba-tiba muncul dalam RAPBD DKI 2015 sebesar Rp 12, 1 triliun (par 14). Selanjutnya terdapat komentar dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI menyatakan bajwa terkait UPS pada tahun 2014 sebaiknya ditanyakan kembali kepada pengguna bukan kepada DPRD (par. 15 par. 16). c. Struktur Mikro Semantik Semantik merupakan makna ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil lengkap terhadap fakta menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79) Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen berguna karena dapat membongkar maksud ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar disampaikan adalah tentang perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS memperkuat dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI. Hal ini menjadi berita karena ditemukan fakta bahwa perusahaan tersebut ternyata merupakan tempat perbaikan penyejuk ruangan (AC) semakin memperkuat dugaan anggaran siluman (par. 2). Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang penjelasan dari ayah dari Indah Lestari pemilik CV. Bintang Mulia Wasesa pemenang lelang pengadaan UPS menyatakan tidak tahu mengenai pengadaan UPS dikerjakan anak ketiganya tersebut. Selain itu penguat dugaan anggaran siluman adalah pernyataan instansi terkait tidak mengetahui mengenai pengadaan UPS tersebut. Instansi terkait menyatakan tidak mengetahui perihal pengadaan UPS. Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan dalam teks berita ini mengambil pendapat Camat sebagai pihak pengguna anggaran pengadaan anggaran siluman tersebut yaitu Mursidin selaku Camat Tambora

Jakarta Barat (par. 5 par. 7), Ali Maulana Hakim selaku Camat Cengkareng Jakarta Barat (par. 8 par. 11), dan Abdul Khalit Wakil Camat Penjaringan (par. 12 par 13). Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud ada dalam teks berita tersebut antara lain pada paragraf 3 dimana Zainuri ayah pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS menyatakan tidak tahu soal pengadaan UPS dikerjakan putri ketiganya. Melalui teks tersebut penulis mengarahkan pembaca untuk percaya bahwa anggaran siluman dalam APBD DKI memang ada dan didukung dengan penolakan sejumlah isntansi terkait. Bahkan perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dinilai kurang meyakinkan kebenarannya. Dalam hal ini Kompas menjalankan fungsi media massa yaitu kontrol, bertindak mengawal informasi kepada pubik terkait pemberitaan temuan dana siluman dalam APBD DKI. Fungsi kontrol, dimana pers mengawasi dan menyelidiki apa menkut mengenai pekerjaan pemerintah atau perusahaan (Kusmaningrat, 2009: 27-29). Sintaksis Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82) Dalam teks berita ini, bentuk koherensi pertama terdapat dalam kalimat Menurut Fahmi, bisa jadi anggaran diusulkan DPRD tetapi DPRD bukan pengguna. Penggunaan kata tetapi menjelaskan koherensi pengingkaran. Koherensi pengingkaran adalah bentuk wacana di mana wartawan tidak secara tegas dan eksplisit menyampaikan pendapat dan gagasannya kepada khalayak (Eriyanto, 2012: 249). Jadi pada kalimat tersebut sudah menjelaskan ada kemungkinan anggaran siluman diusulkan oleh DPRD namun diberikan sanggahan untuk menyamarkannya pernyataan tersebut. Koherensi pembeda terdapat pada paragraf 9 isinya Memamng, itu cukup (UPS) penting, tetapi bukan prioritas karena di tempat kami jarang mati listrik, ujar Ali, Camat Cengkareng, Jakarta Barat. Kata tetapi digunakan untuk melihat fungsi UPS cukup penting dan kebutuhan kantor kecamatan kurang perlu penggunaan UPS tersebut. Ada pula koherensi penjelas dalam kalimat tersebut yaitu kata karena dalam KBBI berarti kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan. Kata karena dalam kalimat ini digunakan untuk lebih memperjelas bahwa penggunaan UPS dikantor kecamatan kurang diperlukan. Dugaan adanya anggaran siluman

semakin menguat dengan pernyataan Camat bahwa pengadaan UPS tidak menjadi prioritas. Stilistik Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83) Pada paragraf 13 yaitu Dia menduga ada oknum memasukannya sebelum draf disampaikan kepada Kementrian Dalam Negeri. Kata okmun dalam KBBI berarti pribadi, orang seorang, perseorangan, orang atau anasir (dengn arti kurang baik). Penggunaan kata oknum dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa ada pihak penyusun RAPBD DKI 2015 menambahkan anggaran siluman dalam RAPBD tersebut. Retoris Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur grafis dalam teks berita ini yaitu foto warga memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait perseteruan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI dalam penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Foto tersebut diambil saat warga Jakarta menyalurkan aspirasi mereka dalam acara berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam foto tersebut terdapat salah seorang warga mengenakan topeng bergambar Gubernur DKI sebagai bentuk dukungannya dalam memberantas kasus korupsi telah ditemukannya adanya anggaran siluman dalam RAPBD DKI 2015 serta perselisihan terjadi antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta. Foto disajikan Kompas semakin menguatkan pemberitaan dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat. Elemen grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa ditekankan atau ditonjolkan ( berarti dianggap penting) oleh seseorang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257). Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola merupakan majas berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenisjenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas hiperbola ditemukan pada paragraf 2 dalam kalimat Saya tidak tahu-menahu

soal pengadaan UPS dan pada paragraf 3 dalam kalimat sejumlah instansi tercatat sebagai pengguna anggaran dalam Rancangan APBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta juga tak tahu-manahu Kata tahu-manahu melebih-lebihkan dari kata dasar tahu berarti mengerti, paham, dll. Hal ini menggambarkan ketidaktahuan sama sekali ayah Indah Lestari pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dan instansi terkait pengguna RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI. d. Kesimpulan Jadi kesimpulannya adalah wacana muncul dalam teks berita dengan judul berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat yaitu dugaan adanya anggaran siluman semakin kuat. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI semakin kuat, bukan hanya pada RAPBD 2015 namun pada APBD 2014 lalu juga terdapat indikasi dana siluman. Hal tersebut dikarenakan perusahaan pemenang tender UPS pada APBD 2014 kurang meyakinkan untuk memenangkan tender pengadaan UPS untuk sekolah di Jakarta ini. Selain itu terdapat temuan beberapa mata anggaran dinilai bukan prioritas namun disetujui dalam APBD DKI, semakin memperkuat adanya indikasi dana siluman.

4. Judul berita Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar a. Struktur Makro (Tematik) Berita Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 03 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa ditemukannya anggaran siluman selain UPS dalam RAPBD 2015 versi DPRD. Topik menggambarkan gagasan apa dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama dikembangkan melalui teks tersebut adalah tentang pengadaan anggaran pemindai dan pencetak di SMPN 73 Tebet Jakarta Selatan dinilai kurang tepat. Dan subtopik dalam teks berita ini adalah tentang perusahaan pemenang lelang kurang meyakinan, adanya anggaran siluman selain UPS dan pencabutan dukungan partai Nasdem dalam panitia hak angket. b. Superstruktur (Skematik) Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari terpenting sampai kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar sudah mengarah pada topik utama, namun masih kurang jelas anggaran dimaksudkan, seharusnya dituliskan anggaran siluman supaya pembaca tidak mengikuti secara aktif pemberiataan kasus ini dapat langsung mengerti maksud dari teks berita tersebut. Dan judul tersebut akan lebih memiliki daya tarik untuk dibaca. Dalam buku Kusumaningrat (2009: 156) menjelaskan terkait penulisan judul pembaca belum tentu tahu, dalam pemberitaan terus berjalan (running story) pemberitaanya sudah berlangsung beberapa hari hendaknya dijelaskan secara singkat perkembangannya lalu. JAKARTA, KOMPAS Dalam rincian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI Jakarta termuat sejumlah usulan anggaran tidak jelas. Dalam rancangan itu antara lain ada program pengadaan alat pemindai dan pencetak masing-masing Rp 3 miliar untuk 40 sekolah di Jakarta Selatan. Salah satu sekolah ditulis mengajukan pengadaan kedua alat itu adalah SMP Negeri 73 Tebet, Jakarta Selatan. Lead pada berita ini termasuk kedalam lead berurutan, karena kalimat demi kalimat dalam lead menjelaskan informasi secara runtut.

Lead berurutan adalah fakta-fakta disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita (Kusumaningrat, 2009: 142). Pada kalimat pertama lead berita ini menjelaskan mengenai RAPBD DKI versi DPRD DKI memuat sejumlah usulan anggaran tidak jelas, selanjutnya kalimat kedua menjelaskan mengenai anggaran tidak jelas tersebut dan kalimat ketiga menjelaskan mengenai instansi dianggap mengajukan anggaran tersebut. Kalimat disusun secara berurutan sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca berita hingga akhir. Pada teks berita ini, penulis membagi dalam beberapa isu. Isu pertama adalah anggaran pemindai dan pencetak dalam RAPBD DKI 2015 untuk sekolah lebih membutuhkan pembangunan gedung. Isu berikutnya menjelaskan instruksi Wali Kota Jawa Barat tidak memperbolehkan camat menerima barang dan jasa tidak diusulkan. Isu berikutnya menjelaskan pencabutan dukungan partai Nasdem dalam panitia hak angket DPRD DKI. Isu lain menjadi pelengkap adalah Menteri Dalam Negeri dinilai lambat dalam menangani polemik APBD DKI Jakarta. Pada bagian lead penulis menjelaskan ketidakjelasan RAPBD DKI 2015. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan mengenai salah satu anggaran tidak jelas dalam RAPBD tersebut. Pada paragraf 10 dan 11 dijelaskan bahwa ada anggaran program sekolah tidak

diusulkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran 2015. Pada paragraf 13 dijelaskan pencabutan dukuangan oleh partai Nasdem dalam panita hak angket, serta pada paragraf 14 partai Gerindra tidak mencabut dukungannya. Pada paragraf 16-17 dijelaskan komentar dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksana Otonomu Daerah Robert Endi Jaweng mengenai lambannya Mendagri dalam menangani polemik APBD DKI. c. Struktur Mikro Semantik Semantik merupakan makna ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil lengkap terhadap fakta menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79) Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen berguna karena dapat membongkar maksud ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar disampaikan adalah tentang instansi tidak mengajukan pengadaan barang namun ada dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 salah

satunya pengadaan alat pengindai dan pencetak di sekolah. Seperti tergambar dalam paragraf 2 berikut: Saat ini kondisi SMPN 73 memprihatinkan karena bangunan sekolah mangkrak lebih dari satu tahun. Saya tidak mengajukan anggaran pengadaan barang. Saya hanya meminta pembangunan sekolah dilanjutkan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman, kata Kepala Sekolah SMPN 73 Tebet Sukirman, Senin (2/3). Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil pada teks ini berisi penjelasan cukup mengenai dugaan anggaran siluman semakin kuat tercantumkan dalam APBD DKI Jakarta seperti pemenang lelang UPS ternyata merupakan perusahaan konsultan teknik, penganggaran program seperti e-sms dan e-smart teacher education, serta pengunduran diri anggota partai dalam panitia hak angket merasa bahwa penyelesaian kasus anggaran siluman lebih penting dari pada menyelesaikan pengajuan RAPBD oleh Basuki. Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praangapan pada teks ini melihat pernyataan dari beberapa pihak dapat dipercaya terkait kasus ini. Selain

menyertakan pernyataan dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksana Otonomu Daerah Robert Endi Jaweng, disertakan pula pernyataan dari pegawai CV Wisanggeni disebut sebagai pemenang tender pengadaan UPS, anggota fraksi partai Gerindra dan DPP PDIP serta keterangan dari Mendagri. Kompas mempercayai nara sumber tersebut untuk dimintai keterangan terkait temuan dana siluman dalam APBD DKI. Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud ada dalam teks berita ini antara lain pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pada paragraf 14 menyatakan angket muncul dikarenakan DPRD menuduhnya memaslsukan APBD padahal DPRD memalsukan dan memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun tak pantas. Maksud dapat ditangkap dalam kalimat tersebut adalah Gubernur DKI ingin menegaskan bahwa dibandingkan hak angket diambil oleh DPRD, penyelesaian anggaran tiba-tiba muncul dalam DPRD jauh lebih penting. Basuki membuat kesan negatif tehadap hak angket DPRD lebih mementingkan penyelidikan kesalahan pengajuan APBD oleh Basuki daripada permasalan anggaran tiba-tiba muncul APBD. Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82) Dalam teks berita ini, bentuk koherensi sebab-akibat terdapat dalam paragraf 15 berisi Mendagri dinilai lambat dan tidak menggunakan otoritas dimilikinya dalam menyelesaikan polemik APBD DKI Jakarta. Akibatnya, publik dirugikan karena pembangunan terhambat dan upah PNS di DKI tersendat, ujar Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng. Dalam paragraf tersebut dijelaskan bahwa terhambatnya pembangunan di DKI dan tersendatnya upah PNS di DKI Jakarta karena sikap Mendagri lambat dan tidak menggunakan otoritas dimilikinya dalam menyelesaikan polemik APBD DKI Jakarta melibatkan berbagai pihak ini. Dikarenakan polemik APBD DKI belum kunjung selesai merugikan bagi masyarakat DKI Jakarta. Stilistik Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83) Pada lead terdapat kalimat Dalam rincian Rancangan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI Jakarta termuat sejumlah usulan anggaran tidak jelas. Kata termuat dalam KBBI berarti telah dimuat (dimasukkan, diisikan, dipasang), dapat dimuat (dimasukkan dan sebagainya). Dalam kalimat tersebut kata termuat terkesan menegaskan bahwa rincian anggaran tidak jelas sengaja dimunculkan dalam RAPBD DKI 2015 dan kata versi dalam kalimat tersebut semakin memperkuat pihak DPRD DKI membuat usulan anggaran tidak jelas tersebut. Pada paragraf 6 terdapat pernyataan Wali Kota Jawa Barat Anas Efendi yaitu Saya instruksikan kepada para camat dan lurah untuk tidak menerima barang dan jasa tidak mereka usulkan. Ini agar mereka terhindar dari sangkaan terlibat korupsi. Kata instruksi dalam KBBI bararti perintah atau arahan (untuk melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas), pelajaran. Dan sangkaan dalam KBBI berarti dugaan, perkiraan, keraguan, kesangsian. Sehingga dalam pernyataan tersebut kedua kata yaitu instruksi dan sangkaan semakin menegaskan bahwa pemerintah tidak mengetahui mengenai anggaran UPS tidak jelas dan untuk