N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut diawali dengan makin kompleksnya pembangunan industri dan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. keuangan saja (single buttom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak dari pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai dengan standar yang telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk. dan bau, tanah yang subur menjadi tanah yang humus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak-banyaknya, selain itu memenuhi keinginan stakeholder dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh masyarakat maupun lapangan kerja. Namun di sisi lain tidak

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor riil di Indonesia, khususnya konstruksi, infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dunia ini istilahnya tidak akan berputar. Keterkaitan antara

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sebagai respons terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang dituntut untuk memberikan dampak positif keuntungan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi mulai menerapkan CSR dalam kegiatan bisnisnya. Menurut The. perusahaan adalah: Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, semakin tinggi harga

BAB I PENDAHULUAN. paling tinggi diantara sektor yang lain. Besarnya investasi pada sektor ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi tetapi juga mengancam kesehatan dan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. ialah persaingan pasar yangsemakin ketat. Sehingga untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha yang bergerak langsung di bidang pemanfaatan. langsung memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya.

DAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskannya konsep social responsibility yang merupakan kelanjutan konsep

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang. margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. inflasi, dimana hingga Februari 2016 inflasi Indonesia sebesar 4,42%. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

Abstrak. Kata kunci: kinerja lingkungan, kinerja ekonomi, manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multi-dimensional yang terjadi akhir-akhir ini secara global, baik krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional seperti kasus PT Lapindo

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya tuntutan adanya pengungkapan aspek lingkungan hidup oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. bergerak di bidang pertambangan. Hal ini diatur dalam peraturan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat. Saat ini, isu lingkungan tidak hanya terjadi di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Wacana ini digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh PBB Masalah lingkungan ini semakin nyata dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING)

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian dari kualitas kehidupan dan tidaklah dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial haruslah berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan alam. Dan juga dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi maka semakin banyak pula kegiatan yang berhubungan dengan alam. Interaksi antara lingkungan dan kegiatan ekonomi memunculkan berbagai dampak. Kerusakan lingkungan mulai banyak dirasakan oleh masyarakat dunia seiring dengan perkembangan dunia industri. Aspek lingkungan saat ini menjadi perhatian utama karena semakin meningkatnya fenomena pemanasan global. Di sisi lain, perkembangan dunia industri juga berdampak positif, yaitu membuka berbagai lapangan pekerjaan, sehingga perkembangan ekonomi pun akan meningkat seiring dengan adanya perkembangan dunia industri. Maka dari itu, saat ini, pengambilan keputusan sudah tidak relevan lagi jika hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan karena investor sekarang mulai tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Namun, belum banyak perusahaan yang fokus pada pelaporan lingkungan dalam annual report. Berbagai perusahaan pun mulai bergerak menuju arah green company. Pada era pergerakan perusahaan kearah green company, kalangan industri tidak hanya dituntut untuk mengolah limbah, tetapi proses produksi mulai dari pengambilan bahan baku sampai ke pembuangan produk setelah dikonsumsi tidak merusak lingkungan. Dalam upaya pelestarian lingkungan, ilmu akuntansi berperan melalui pengungkapan sukarela dalam laporan keuangannya terkait dengan biaya lingkungan atau environmental costs. Sistem akuntansi yang di dalamnya terdapat akun akun terkait dengan biaya lingkungan ini disebut dengan akuntansi lingkungan atau green accounting atau environmental accounting (Aniela, 2012). Secara internal, peran dari akuntansi lingkungan dapat

2 memberikan motivasi bagi manajer untuk mengurangi biaya lingkungan, yang akan berpengaruh pada keputusan yang menjadi dasar eksistensi perusahaan di masa mendatang (Sahasrakirana, dalam Rohmawati, 2013). Dalam kaitannya dengan akuntansi, akuntansi dalam dunia bisnis terlalu berpihak pada stockholder daripada stakeholder, sehingga akuntansi konvensional tidak mampu akan situasi dan kehidupan alam yang lestari dan terpelihara. Selain itu, perhatian masyarakat terhadap lingkungan hidup juga semakin meningkat, membuat perusahaan perusahaan semakin mengembangkan dan mengimplementasikan akuntansi lingkungan sebagai wujud dari perhatian lingkungan hidup tersebut. Maka dari itu, akuntansi lingkungan (environmental accounting) semakin berkembang di kalangan pelaku bisnis. Pengelolaan lingkungan merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan. Semenjak munculnya konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), isu mengenai tanggung jawab sosial perusahaan mulai menjadi perhatian dunia. Dalam konsep inti dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang terdiri dari tiga fokus, yaitu profit, planet, dan people (3P). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi saja (profit), tetapi juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Baik atau buruknya dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan bergantung pada masyarakat itu sendiri, yang lambat laun akan memberi dampak semakin luas, termasuk pada keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Berbagai kasus kerusakan lingkungan yang terjadi menjadi bukti awal bahwa pengelolaan lingkungan perusahaan di dunia masih buruk. Peristiwa tumpahan minyak di Amerika Serikat oleh perusahaan Exxon Valdez (1989) dan kebocoran gas di India oleh Bhopal Chemical (1984) menyadarkan masyarakat dunia bahwa masih buruknya pengelolaan lingkungan oleh perusahaan manufaktur. Di Indonesia sendiri kejadian serupa terjadi di Porong, Sidoarjo diakibatkan semburan lumpur oleh perusahaan PT. Lapindo Brantas dan pencemaran sungai dan laut oleh limbah tailing perusahaan tambang emas yaitu PT. Freeport. Untuk mengurangi dan mengatasi bahaya kerusakan lingkungan,

3 maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Negara Lingkungan Hidup telah membuat program untuk mengelola lingkungan yang dinamakan dengan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau PROPER. Perusahaan menganggap bahwa pengeluaran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup tidak memberikan keuntungan langsung ke perusahaan karena perusahaan mengeluarkan biaya tambahan dan justru mengurangi laba dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan mengharuskan perusahaan untuk melaporkan kinerja lingkungan yang telah dilakukannya dalam laporan tahunannya. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik akan mengungkapkan pelaporan lingkungannya dengan baik pula dan perusahaan yang mengelola kinerja lingkungan dengan baik akan memiliki kinerja keuangan yang baik pula (Kartini, 2008). Menurut Kazenski (2001), perusahaan akan mendapat keuntungan dalam beberapa hal setelah mengurangi pencemaran lingkungan dan mengelola kinerja lingkungannya dengan baik, yaitu (1) meningkatkan nilai positif perusahaan dimana akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, (2) mengurangi risiko dalam membayar biaya perbaikan/penghijauan lingkungan akibat pencemaran lingkungan, (3) mampu memenuhi peraturan pemerintah mengenai baku mutu limbah dan mengurangi risiko akan berita negatif yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Belum terdapat pengukuran secara pasti untuk merusmuskan bagaimana metode pengukuran, penilaian, pengungkapan, dan penyajian akuntansi lingkungan di sebuah perusahaan, oleh sebab itu masalah ini merupakan masalah yang menarik untuk diteliti. Dalam penelitian kali ini, pengukuran akuntansi lingkungan diukur menggunakan indikator indikator yang diungkapkan dalam teori yang dikemukakan oleh Andreas Lako (2011). Pengungkapan akuntansi lingkungan yang baik akan berakibat pada kinerja lingkungan yang baik juga. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kinerja lingkungan berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Mahoney dan Roberts (2002) menemukan hubungan yang positif antara kinerja lingkungan

4 dan kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan ROA dan ROE. Berikut adalah data dari beberapa perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER: Tabel 1.1. Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI dan Mengikuti Program PROPER 1. No. Nama Perusahaan Medco Energi International Tbk ROA 2011 2012 2013 34% 0,47% 0,49% Emas Peringkat PROPER 2. Adaro Energy Tbk 10,9% 6,2% 3,4% Hijau 3. Aneka Tambang (Persero) Tbk 14,06% 17,15% 1,97% Biru 4. Timah (Persero) Tbk 13,65% 7,04% 6,5% Biru Sumber: www.idx.com, data diolah. Dalam tabel 1.1. diatas menjelaskan tentang kondisi keuangan perusahaan yang digambarkan oleh Return on Assets (ROA). Keempat perusahaan diatas cenderung memiliki tingkat ROA yang kurang stabil dan cenderung menurun. Tingkat ROA tertinggi terjadi pada tahun 2011 pada perusahaan Medco Energi International Tbk. yang tingkat ROAnya mencapai 34% tetapi semakin menurun setiap tahunnya. Kinerja keuangan yang merupakan akibat dari peranan akuntansi lingkungan yang baik akan berpengaruh positif pada kinerja keuangan. Dalam penilaian PROPER ada 5 peringkat dari tinggi ke rendah yaitu, emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Pada perusahaan yang berperingkat emas sekalipun, yaitu Medco Energi International Tbk. sempat mengalami penurunan tingkat ROA secara drastis yaitu dari 34% menuju 0,47%, akan tetapi pada tahun 2013 sempat mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan menjadi 0,49%. Beberapa perusahaan tambang dan tekstil banyak mengalami fluktuasi yang cenderung menurun pada kinerja keuangannya selama beberapa tahun

5 belakangan ini. Berikut adalah beberapa perusahaan sektor pertambangan dan tekstil yang mengalami penurunan kinerja keuangan: 1. PT. Indo Tambangraya Megah (ITMG), yang laba kotornya turun 15% pada tahun 2014 dibandingkan tahun sebelumnya (www.tambang.co.id). 2. PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) yang juga mengalami penurunan kinerja keuangan pada tahun 2013 sebesar 36,11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (www.liputan6.com). 3. PT. Aneka Tambang Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar 44,56% menjadi Rp 347,99 miliar pada tahun 2013 (www.liputan6.com). 4. PT Argo Pantes (ARGO) mengalami penurunan kinerja keuangan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh kenaikan kerugian usaha sampai 99% menjadi Rp 71,85 miliar (www.market.bisnis.com). 5. PT Unitex Tbk (UNTX) juga mengalami penurunan kinerja keuangan sebesar 29,84% (www.vibiznews.com). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suratno dkk (2006) yang menguji mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan menyatakan bahwa hasilnya adalah signifikan. Dan penelitian lain yang dilakukan oleh Almilia (2007), yang menguji mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2012) yang menguji mengenai pengaruh penerapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja keuangan menyatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Akibat adanya hasil penelitian yang tidak seragam ini maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengungkapan akuntansi lingkungan dan kinerja keuangan lebih lanjut. Pada penelitian ini, perusahaan yang dijadikan populasi adalah perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan dan tekstil. Karena perusahaan dengan tingkat risiko lingkungan yang tinggi di Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan hutan (pemegang HPH/HPHTI) dan pertambangan umum (Almilia dan Dwi Wijayanto, 2007). Perusahaan ini juga dalam proses produksinya memanfaatkan secara langsung sumber daya alam.

6 Selain itu, banyaknya kasus perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perusakan alam membentuk environmental skepticism, yaitu anggapan bahwa perusahaan tambang lebih banyak menimbulkan kerusakan daripada manfaat. Perusahaan tekstil dipilih karena perusahaan jenis ini selain menghasilkan limbah padat juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair mengandung berbagai zat yang berbahaya diantaranya adalah logam berat, hidrokarbon terhalogenasi, pigmen, zat warna, pelarut organi, limbah asam, dan limbah basa. Sampel yang diambil adalah perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan dan Tekstil yang Terdaftar di BEI dan Mengikuti Program PROPER). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengungkapan akuntansi lingkungan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER? 2. Bagaimana kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER? 3. Bagaimana pengaruh pengungkapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER?

7 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana pengungkapan akuntansi lingkungan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER. 2. Mengetahui bagaimana kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh pengungkapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER. 1.4. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis serta bagi penelitian selanjutnya. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan menyumbangkan pemikiran bagi Ilmu Akuntansi. Khususnya mengenai pengaruh pengungkapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER. 1.4.2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER dalam meningkatkan kinerja keuangan yang berkualitas baik dan dapat

8 dipertanggungjawabkan sehingga tidak merugikan pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan pertambangan dalam menentukan keputusan keputusan yang akan diambil. 1.4.3. Kegunaan bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan sumbangan informasi bagi peneliti selanjutnya. Kemudian untuk peneliti selanjutnya serta dapat dijadikan pembanding bagi penelitian selanjutnya Khususnya mengenai pengaruh pengungkapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja keuangan di perusahaan pertambangan dan tekstil yang terdaftar di BEI dan mengikuti program PROPER.