INVENTARISASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT DAUN PALEM RAJA (Roystonea elata Bartr.) TAMAN KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN KRISAN (Chrysanthenum morifolium) DI KECAMATAN BERASTAGI, KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun ).

Pembinaan Terhadap Terpidana Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1975), adapun klasifikasi dari tanaman palem raja. : Roystonea elata (Bartram) F. Harper (syn. R.

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

*

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

Alumnus Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan,

ISOLASI JAMUR ENDOFIT DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA (L.) LESS)

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KAPANG ENDOFIT PADA. BATANG DAN DAUN GINGSENG JAWA (Talinum paniculatum) SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

EKSPLORASI DAN KAJIAN KERAGAMAN JAMUR FILOPLEN PADA TANAMAN BAWANG MERAH : UPAYA PENGENDALIAN HAYATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK UNGU (Alternaria porri)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

TINJAUAN PUSTAKA. Secara taksonomi, Fusarium digolongkan ke dalam:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS

*Corresponding author : ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT DAUN KACANG TANAH Arachis hypogaea L. DAN UJI ANTAGONIS TERHADAP PATOGEN Scleretium rolfsii Sacc.

KARAKTERISTIK MORFOLOGI ISOLAT FUSARIUM PENYEBAB PENYAKIT BUSUK UMBI BAWANG MERAH. Hasanuddin 1 dan Rosmayati 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPARAHAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO (Phytophthora palmivora Butl.) PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT YANG BERBEDA NAUNGAN DI KABUPATEN LANGKAT

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu, tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

IDENTIFIKASI GENUS JAMUR FUSARIUM YANG MENGINFEKSI ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DI DANAU TONDANO

Biocelebes, Desember 2017, ISSN-p: Vol. 12 No. 2 ISSN-e :

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH

VIRULENSI FUSARIUM OXYSPORUM F. SP. CEPAE ISOLAT BAWANG MERAH PADA BAWANG PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

PENDAHULUAN. Cabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan,

Uji Daya Hambat Jamur Eksofit terhadap Phytophthora palmivora (Butler) Butler Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao secara In Vitro

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

Isolasi Dan Karakterisasi Jamur Patogen Pada Tanaman Murbei (Morus sp.) di Persemaian

PENGARUH RADIASI ULTRA VIOLET TERHADAP VIRULENSI. Fusarium oxysporum f.sp passiflora DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH : MUKLIS ADI PUTRA HPT

III. BAHAN DAN METODE

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014

SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

TANAMAN KOPI (Coffea sp) di DESA MEKAR JAYA KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

Transkripsi:

INVENTARISASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT DAUN PALEM RAJA (Roystonea elata Bartr.) TAMAN KOTA MEDAN Inventarization Fungus Which Was Caused Diseases On Leaf Roystonea elata Bartr. In Medan City Garden Sarah Valentina N. 1*, Mukhtar Iskandar Pinem 2, Lahmuddin Lubis 2 1) Alumnus Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan, 20155. 2) Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan, 20155. *Corresponding author : E-mail : valentinasarah@ymail.com ABSTRACT Research on title the utility inventarization fungus which was caused diseases on leaf Roystonea elata Bartr. in Medan city garden. The research aim to know and to inventary fungus that caused leaf Roystonea elata Bartr. diseases in Medan city garden. The research conducted at Laboratory of Plant Pathology Faculty of Agriculture, University of North Sumatera with altitude ±25 m asl. This research used survey method. The Result of this research showed that fungus caused leaf Roystonea elata Bartr. diseases which in A. Yani garden s and G. Mada garden s was Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, Curvularia spp., Fusarium sp. whereas Roystonea elata Bartr. which in Lapangan Merdeka garden s and Teladan garden s was Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, Curvularia spp. Keywords : inventarization, fungus, Roystonea elata Bartr. ABSTRAK Penelitian berjudul inventarisasi jamur penyebab penyakit daun palem raja (Roystonea elata Bartr.) Taman Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menginventarisasi jamur penyebab penyakit pada daun palem raja (Roystonea elata Bartr.) Taman Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Hasil penelitian didapat jamur yang menyebabkan penyakit pada daun palem raja di taman A. yani dan taman G. Mada adalah Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, Curvularia spp., Fusarium sp. sedangkan untuk daun palem raja di taman Lapangan Merdeka dan taman Teladan adalah Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, Curvularia spp. Kata kunci : inventarisasi, jamur, Roystonea elata Bartr. PENDAHULUAN Palem (Palmae) merupakan kelompok tanaman yang sangat menarik baik dari segi ilmu tumbuh-tumbuhan maupun dari segi keindahan bentuk, keanekaragaman jenis dan kegunaannya sehingga sangat potensial sebagai salah satu tanaman hias yang banyak diminati. Banyak jenis palem yang sudah 735

dimanfaatkan untuk tanaman hias jalan serangan penyakit. Namun informasi tentang maupun taman, misalnya Palem kipas (Livistona chinensis), Palem wregu (Raphis excels) dan Palem raja (Roystonea elata) yang mempunyai harga yang cukup tinggi (Siagian, 2002). Banyak faktor yang menjadi masalah dalam budidaya tanaman palem. Salah satunya adalah tingkat ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui tanah atau udara diketahui mempunyai tingkat serangan yang sangat merugikan. Pengetahuan petani tanamam hias tentang penyakit tanaman hias, kususnya palem masih sangat kurang. Hal ini disebabkan tidak tersedianya informasi macam penyakit Palem di Indonesia jenis-jenis jamur apa saja yang menginfeksi palem di daerah ini belum ada. Padahal informasi ini sangat penting agar didapat cara metode pengendalian yang tepat. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur di Taman Kota Medan sehingga diharapkan dengan diketahuinya jenis-jenis jamur penyebab penyakit yang menyerang tanaman palem baik petani maupun petugas taman kota Medan dapat mengetahui tindakan pengendalian yang lebih efektif dan tepat sasaran. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Taman Kota Ahmad Yani, Taman Lapangan (Semangun, 2000). Sebaliknya, Merdeka, Taman Stadion Teladan, dan kecenderungan permintaan tanaman palem di Indonesia semakin meningkat khususnya juga terjadi di Sumatera Utara untuk taman kota. Sebagai salah satu tanaman hias yang selalu mengisi ruang lingkup taman kota Medan, petugas taman kota Medan banyak mengeluhkan kendala dalam proses budidaya. Taman Gajah Mada Medan dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Agustus 2013.Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Salah satu kendalanya adalah tingginya daun tanaman yang terserang jamur pada 736

beberapa jenis tanaman yang ada di Taman tanaman, perawatan tanaman. Kemudian Ahmad Yani Taman Lapangan Merdeka, Taman Stadion Teladan, Taman Gajah Mada Medan, kertas koran, media PDA (Potato Dextrose Agar), alkohol 96%, methylene blue, minyak imersi. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kamera, GPS, jarum inokulasi, gelas ukur, oven, inkubator, autoclave, laminar air flow (LAF), mikroskop compound Olympus CX21dan inkubator. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara mengamati langsung di lapangan tanaman palem yang daunnya terserang penyakit. Tanaman yang menunjukkan gejala terserang penyakit diambil dimasukkan ke plastik transparan dan dibawa ke laboratorium untuk diisolasi dan diidentifikasi penyebab penyakitnya. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pemilihan lokasi taman berdasarkan keseragaman tanaman palem raja yang terbanyak dan yang termasuk kedalam taman kota besar di kota Medan.Setiap tanaman yang akan menjadi sampel didata satu persatu. Data yang diambil yaitu lokasi Penetapan Sampel Tanaman yang diambil sebanyak 10% dari jumlah tanaman yang terdapat pada setiap lokasi percobaan. Adapun tempat lokasi percobaan, yaitu: - Lokasi 1 : Taman Ahmad Yani, 103 Pohon Palem (N : 3º34 35,3 ; E : 98º40 35,4 ) - Lokasi 2 : Taman Gajah Mada, 71 Pohon Plem (N : 3º35 2,6 ; E : 98º39 31,2 ) - Lokasi 3 : Taman Lapangan Merdeka, 71 Pohon Palem (N : 3º35 24,7 ; E : 98º40 42,4 ) - Lokasi 4 : Taman Teladan, 68 Pohon Palem (N : 3º33 53,6 ; E : 98º41 38,4 ) Kemudian sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan dan diberi label tanggal dan lokasi pengambilan sampel. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk di isolasi dan di identifikasi, kemudian jamur diisolasi dengan mengambil bagian daun yang terinfeksi dan disterilkan. Selanjutnya bagian tersebut dibiakkan dalam taman, populasi tanaman di taman, umur media PDA dan dibiarkan sampai miselium 737

jamur tumbuh pada media biakan. Lalu melihat secara visual bentuk dari biakan diisolasi kembali sampai di dapat biakan murni. Identifikasi dilakukan dengan mengambil miselium jamur pada biakan murni dengan menggunakan selotip kemudian diletakkan di atas objek glass yang sebelumnya telah ditetesi methylen blue dan kemudian dilihat di mikroskop dengan perbesaran 10x40. Dengan peubah amatan gejala serangan yang terjadi pada tanaman palem di lapangan dimana dengan mengamati secara visual gejala serangan yang terjadi pada saat pengambilan sampel di lapangan kemudian murni jamur tersebut meliputi, warna koloni, bentuk tepi koloni, permukaan koloni dan pertumbuhan koloni di media PDA. Setelah itu dilakukan pengamtan mikroskopis dengan mengidentifikasi jenis jamur dari biakan murni yang telah diisolasi dari daun tanaman palem di lapangan. Identifikasi dilakukan berdasarkan buku Barnett (1972). Pengamatan jamur saprofit dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis jamur dari biakan murni yang telah diisolasi dari daun tanaman palem dilapangan. Identifikasi dilakukan berdasarkan buku Barnett (1972). diamati secara makroskopis yaitu dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Jenis jamur yang dijumpai pada daun tanaman palem raja (Roystonea elata Bartr.) No Jenis jamur Mikroskopis Gejala di lapangan Terdapat di Ukuran Bentuk konidia L.1 L. 2 L.3 L.4 Konidia 1 Bipolaris sp. ± 10-13 µm x 2-3 µm 2 Curvularia spp. ± 22-25 µm x 8-11 µm Mempunyai 2-4 distoseptate, lurus atau melengkung dengan ujung bulat Mempunyai septa, hifa bewarna cokelat, bengkok pada bagian tengahnya Bagian daun yang terserang menjadi cokelat dan agak melonjong dikelilingi oleh halo. Pada serangan lanjut daun menjadi seperti terbakar dan tembus cahaya Pada daun terdapat bercak-bercak cokelat yang agak membesar dikelilingi oleh halo. Pada serangan lanjut daun menjadi tembus 738

cahaya dan kelihatan seperti terbakar 3 Pestalotiopsis palmarum ±15-17 µm x 3-4 µm 4 Fusarium sp. Makrokon idia= ±20-25µm x 1,5-2,0µm Mikrokoni dia= ± 8-12µm x 2-4 µm Berbentuk kumparan, mempunyai sekat 4 dan mempunyai 3 aeta apical (rambut) Makrokonidia bersekat 3-6, lonjong,dengan ujung runcing Mikrokonidia maksimal 2 sekat elips,lurus atau sedikit melengkung Daun yang terserang menjadi bercak cokelat kelabu dimana pada bercak-bercak kelabu terdapat bintikbintik hitam. Bercakbercak ini tidak dikelilingi oleh halo Tampak tanaman menjadi layu dan daun kehilangan kilau hijaunya Gambar 1. Gejala serangan Pestalotiopsis palmarum a (a) (b) Gambar 2. (a) Gejala Serangan P. palmarum rusak ringan (b) Gejala serangan P. palmarum rusak parah terdapat bercak-bercak bulat memanjang Dari Tabel 1 juga didapat gejala kuning yang dikelilingi oleh halo yang jelas serangan jamur Bipolaris sp. Yang terdapat (Gambar 3). Pada tingkat serangan berat diempat lokasi. Dari pengamatan gejala bercak dapat bersatu dan membentuk bercak serangan jamur Bipolaris sp. Pada daun yang besar. 739

Gambar 3. Gejala Serangan Bipolaris sp. C. maculans, bercak pada daun lebih lebar Penyakit bercak cokelat yang yang juga dikelilingi oleh halo yang jelas disebabkan oleh Bipolaris sp. ini hampir sama (Gambar 4). Pada tingkat serangan yang dengan yang disebabkan oleh Curvularia berat, bercak juga dapat bersatu membentuk maculans. Hanya saja pada serangan jamur bercak yang besar. Gambar 4. Gejala serangan C. maculans Selain dari ketiga jamur yang ditemukan pada keempat lokasi taman, pada lokasi 1 dan lokasi 2 (Taman A. Yani dan G. yang menyebabkan daun tanaman palem menjadi layu, kehilangan kilau hijau (Gambar 5a) dan akhirnya mati (Gambar 5b ). Mada) juga ditemukan jamur Fusarium sp. (a) (b) Gambar 5 : (a) Gejala Serangan Fusarium sp. pada pelepah daun (b)gejala Serangan Fusarium sp. pada daun 740

Tabel 1 menunjukkan terdapat menutupi satu sama lain, sehingga perbedaan jumlah jenis jamur yang didapat pada keempat areal pertamanan yang menjadi lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini. Pada areal pertamanan di Taman A. Yani dan Taman G. Mada (lokasi 1 dan lokasi 2) terdapat empat jenis jamur yaitu Bipolaris sp., P. palmarum, Curvularia spp. dan Fusarium sp., sedangkan areal pertamanan di Taman Lapangan Merdeka dan Taman Teladan (lokasi 3 dan 4) terdapat tiga jenis jamur yaitu Bipolaris sp., P. palmarum, dan Curvularia spp. Perbedaan jumlah jamur yang menginfeksi palem dari ke-4 lokasi ini disebabkan oleh faktor fisik lingkungan pada masing-masing areal pertanaman. Keadaan fisik lingkungan sangat mempengaruhi keberadaan jamur pada masing-masing areal pertamanan. Banyaknya populasi dan jenis tanaman yang terdapat mengurangi sinar matahari yang masuk kedalam taman tersebut. Jika hal demikian terjadi maka suhu dalam taman tersebutpun rendah dengan kelembaban yang lebih tinggi. Hal inilah yang membuat jamur Fusarium sp. dapat berkembang di Taman A. Yani dan Taman G. Mada. Selain dari populasi dan jenis tanaman yang terdapat pada masing-masing taman tersebut, jarak tanam sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan jamur dilapangan. Jarak tanam yang jauh akan mengakibatkan suhu di taman tersebut menjadi lebih tinggi dibanding dengan jarak tanam dekat. Suhu yang lebih tinggi memungkinkan kurangnya pertumbuhan dan perkembangan jamur. Hal inilah yang membuat jamur Fusarium sp. tidak berkembang di Taman Lapangan Merdeka dan Taman Teladan. dalam satu taman mempengaruhi kelembaban yang terdapat dalam taman tersebut. Jika populasi dan jenis tanaman lebih banyak dalam satu taman, maka tanaman akan saling 1. Pengamatan Jamur Penyebab Penyakit secara Makroskopis 741

Tabel 2. Pengamatan jamur secara makroskopis No Jenis Jamur Warna Koloni Bentuk Tepi Koloni 1 Pestalotiopsi s palmarum Bagian atas koloni berwarna putih yang lama kelamaan akan muncul bintik-bintik hitam dan bagian dsar koloni bewarna kuning kecoklatan 2 Bipolaris sp. Bagian atas koloni berwarna putih dan bagian dasar koloni berwarna coklat kekuningkuningan 3 Curvularia Bagian atas koloni putih dengan pertengahan spp. keabuan dan bagian dasar koloni coklat kehitaman 4 Fusarium sp. Bagian atas koloni berwarna putih dan bagian dasar koloni berwarna coklat kemerahan Permukaan Koloni Bulat Kasar, elevasi convex Bulat Kasar, elevasi raised Bulat Halus, elevasi convex Bulat Halus, permukaan rata Tabel 3. Pertumbuhan jamur pada media PDA Jenis Jamur Luas pertumbuhan (cm 2 ) 1hsi 2hsi 3hsi 4hsi 5hsi 6hsi 7hsi 8hsi Pestalotiopsis palmarum 1,13 5,30 16,61 25,50 35,23 46,54 52,78 59,41 Bipolaris sp. 0,78 2,26 4,15 7,54 8,63 9,07 10,74 12,56 Curvularia spp. 1,53 6,15 20,41 26,40 33,16 44,15 51,50 62,17 Fusarium sp. 0,86 4,74 12,11 16,58 26,08 33,47 40,65 46,11 Dari Tabel 2 dapat dilihat warna, bentuk tepi dan permukaan koloni dari masing-masing jamur pada media PDA. Untuk jamur Pestalotiopsis palmarum dapat dilihat biakan murni bewarna putih yang lama kelamaan akan muncul bintik-bintik hitam (Gambar 6a) dengan bagian bawah bewarna kuning kecoklatan (Gambar 6b). Bentuk tepi koloni bulat kasar. Pertumbuhan Jamur P. palmarum pada media PDA terlihat menutupi seluruh petridish pada hari kedelapan dengan luas pertumbuhan 59,41 cm² (Tabel 3). (a) (b) Gambar 6. Pestalotiopsis palmarum di media PDA (a) depan (b) belakang Jamur Bipolaris sp. yang menyerang daun palem memilki warna koloni putih pada bagian atas (Gambar 7a) dan bewarna kekuning-kuningan pada bagian bawah koloni (Gambar 7b) pada media PDA. Permukaan koloni halus dengan elevasi raised atau dengan bagian atas agak cembung. Pertumbuhan jamur ini sangat lambat 742

dibandingkan dengan jamur lain yang didapat pada penelitian ini. dimana sampai pada hari kedelapan petridish belum juga dipenuhi oleh koloni jamur ini. Pertumbuhan jamur Bipolaris sp. pada hari kedua adalah 2,26 cm² dan pada hari kedelapan adalah 12,56 cm² (Tabel 3). (a) (b) Gambar 8. Curvularia spp. di media PDA (a) depan (b) belakang Jamur Fusarium sp. yang meyerang daun dan pelepah daun palem memiliki bentuk tepi koloni yang bulat rata dan (a) ( setelah beberapa hari inkubasi koloni menjadi b ) berwarna ungu mulai dari bagian tengah Gambar 7. Bipolaris sp. di media PDA (a) depan (b) belakang (Gambar 9a). Pada bagian bawah tampak Jamur Curvularia spp. yang menyerang daun palem pada bagian atas bewarna putih keabu-abuan pada media PDA (gambar 8a) dan bewarna coklat dengan pertengahan keabu-abuan pada bagian bawah (Gambar 8b). Dengan permukaan seperti kapas dengan elevasi convex atau mencembung. Pertumbuhan jamur ini permukaan koloni yang cukup halus. Koloni jamur berwarna putih pada awalnya kemudian berwarna putih dan kemudian menjadi keruh setelelah beberapa hari (Gambar 9b). Pertumbuhan jamur Fusarium sp sampai pada hari ke delapan adalah sebesar 46,11 cm 2 (Tabel 3). merupakan pertumbuhan jamur yang tercepat diibanding dengan pertumbuhan jamur-jamur yang lain pada penelitian ini. Luas pertumbuhan pertumbuhan jamur pada hari kedelapan 62,17 cm² (Tabel 3). (a) (b) Gambar 9. Fusarium sp. di media PDA (a) depan (b) belakang 2. Pengamatan Jamur Penyebab Penyakit Secara Mikroskopis 743

Dari hasil pengamatan mikroskopis ini sesuai dengan pernyataan Sumardiyono diketahui bahwa konidium P. palmarum ini berbentuk kumparan, bersekat 4 dan mempunyai 3 seta (rambut) apical (Gambar 10). Ukuran konidium ± 15-17 x 3-4 µm. Hal dan Triharso (1985) dalam Semangun (2008) yang menyatakan bahwa konidium jamur P. palmarum berbentuk kumparan, bersekat 4, mempunyai 3 seta (rambut) apical. c b a Gambar 10. Pestalotiopsis palmarum (perbesaran 400x) (a) sel basal (b) sel apical dan (c) setula (rambut) apical lebar ± 2-3 µm. Hal ini sesuai dengan Dari hasil pengamatan mikroskopis litaratur National Plant Quarantine Service diketahui bahwa konidia Bipolaris sp. lurus (2004), yang menyatakan bahwa konidia atau melengkung, lonjong dengan ujung bulat Bipolaris sp. lurus atau melengkung, lonjong (Gambar 11). Mempunyai 2-4 distoseptate, dengan ujung bulat. dengan ukuran panjang ± 10-13 µm dan Gambar 11. Konidia Bipolaris sp. (perbesaran 400x) bentuk yang agak membengkok pada bagian Dari hasil pengamatan mikroskopis tengahnya (Gambar 12) dengan ukuran ± 22- diketahui bahwa konidia Curvularia spp. 25 µm dan 8-11 µm. Hal ini sesuai dengan bersepta, hifa bewarna cokelat, mempunyai 744

literatur Liu (2011) yang menyatakan Konidia lebih besar dan lebih gelap daripada yang bewarna gelap, mempunyai ukuran (lebar lainnya. Konidia mempunyai karakteristik sampai 14 µm dan panjang sampai seperti kurva atau tikungan yang jelas dengan 35 µm), dimana sebagai sel pusat konidia usia yang lebih tua. Gambar 12. Curvularia spp. (perbesaran 400x) Dari hasil pengamatan mikroskopis Jamur Fusarium sp. mempunyai 2 jenis konidia yaitu, makrokonidia dan mikrokonidia. Makrokonidia berbentuk memanjang dan membengkok dengan ujung yang meruncing bersel 3-6 dengan ukuran ± 20-25 µm x 1,5-2,0 µm (Gambar 13). Sedangkan mikrokonidia mempunyai ukuran ± 8-12 µm x 2-4 µm. Mikrokonidia rata-rata tidak mempunyai sekat (Gambar 14a), tapi ada yang mempunyai dua sekat, berbentuk elips lurus atau sedikit melengkung (Gambar 14b). Mikrokonidia terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Selain mikrokonidia, dari hasil pengamatan mikroskopis juga dapat dilihat klamidospora (Gambar 15) yang berukuran ± 4-10 µm. Hal ini sesuai dengan literatur Gandjar et al. (1999) yang menyatakan bahwa mikrokonidia umumnya tidak mempunyai sekat tetapi ada yang bersekat dua, terdapat dalam jumlah yang banyak sekali, berbentuk ovoid-elips sampai silindris, lurus atau sedikit membengkok dan berukuran (5,0-12,0) (2,2-3,5) µm. 745

Gambar 13. Makrokonidia Fusarium sp. (Perbesaran 400x) a b Gambar 14. Mikrokonidia Fusarium sp. Gambar 15. Klamidospora Fusarium sp. (Perbesaran 400x) (a)tanpa sekat (b) dua sekat (Perbesaran 400x) yang menyatakan bahwa, semua Fusarium Fusarium sp. merupakan jamur yang yang menyebabkan layu dan berada dalam menyebabkan gejala penyakit layu Fusarium pembuluh (vascular disease) dikelompokkan dimana tanaman menjadi layu dan daun dalam satu jenis (spesies), yaitu F. oxysporum bagian bawah menguning. Pada Tabel 2. juga Sclecht. Pada medium Potato Dextrose Agar dapat dilihat bahwa warna miselium jamur ini (PDA) miselium mula-mula berwarna putih, adalah berwarna putih dan tampak warna dalam keadaan tertentu berwarna merah muda ungu muda pada saat tertentu. Hal tersebut di agak ungu. atas merupakan ciri dari Fusarium sp. Hal ini 3. Jamur saprofit teridentifikasi pada sejalan dengan literatur Djaenuddin (2011) daun palem raja Tabel 4. Jenis jamur saprofit pada daun tanaman palem raja (Roystonea elata) No Jenis Jamur terdapat di Lokasi 1 (A. Yani) Lokasi 2 (G. Mada) Lokasi 3 (L. Merdeka) Lokasi 4 (Teladan) 1 Aspergillus niger 2 Penicillium sp. - 3 Verticillium tenerum - - - terdapat beberapa jenis jamur saprofit. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa di Dimana pada Taman A. Yani, Taman G. kempat lokasi tempat pengambilan sampel Mada dan Taman Teladan terdapat jenis 746

jamur Aspergillus niger dan Penicillium sp. SIMPULAN sedangkan pada Taman Lapangan Merdeka terdapat jenis jamur Aspergillus niger dan Vertiicillium tenerum. Perbedaan jenis jamur saprofit yang terdapat taman tersebut dikarenakan ada perbedaan mikrohabitat tanaman inang dan kecocokan genotip antara Jamur yang diidentifikasi pada daun palem (Roystonea elata Bartr.) di Taman A. Yani dan Taman G. Mada adalah sama yaitu Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, Curvularia spp. dan Fusarium sp., sedangkan yang diidentifikasi di Taman Lapangan tanaman inang dan endofit pada taman yang Merdeka dan Taman Teladan adalah berbeda. Hal ini sesuai dengan literatur Bipolaris sp., Pestalotiopsis palmarum, dan Noverita et al.(2009) yang menyatakan bahwa kehadiran jenis endofit dihubungkan dengan kondisi mikrohabitat tanaman inang dan kecocokan genotip antara tanaman inang dan saprofit. Dalam satu daun palem yang diidentifikasi di setiap taman kota dapat menghasilkan lebih dari satu jamur saprofit. Hal ini merupakan mekanisme adaptasi dari saprofit terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang spesifik dari masing-masing tumbuhan inang. Hal ini sesuai dengan literatur Noverita et al. (2009) yang menyatakan bahwa jamur saprofit yang dihasilkan dari tumbuhan inang dapat menghasilkan jenis isolat yang berbeda-beda dan jumlah bervariasi. Curvularia spp. Jamur yang pertumbuhannya paling luas hingga terendah pada media PDA berturut-turut adalah Curvularia spp., Pestalotiopsis palmarum, Fusarium sp. dan Bipolaris sp. Jamur saprofit yang diidentifikasi di Taman A. Yani, Taman G. Mada dan Taman Teladan adalah Aspergillus niger dan Penicillium, sedangkan pada Taman Lapangan Merdeka adalah Aspergillus niger dan Verticillium tenerum. DAFTAR PUSTAKA Barnett, H. L. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Burgess Publishing Company, West Virginia. Deptan, 2012. Bercak kelabu. Diunduh dari http://www.deptan.go.id/ditlinhort i/itemid=534, pada tanggal 30 Maret 2012. Djaenuddin, N. 2011. Bioekologi Penyakit Layu Fusarium Fusarium 747

oxysporum. Seminar dan Pertemuan Tahunan XXI PFI Komda Sulawesi Selatan dan Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Hlm. 67. Gandjar, I., Robert, A. S., Karin, V., Ariyanti, O., Iman, S. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Universitas Indonesia, Depok Liu, D., 2011. Molecular Detection of Human Fungal Pathogens. CRC-Press, United States of America. National Plant Quarantine Service, 2004. Illustrated Manual on Identification of Seed-Borne Fungi. Anyang, Korea. Noverita, D. Fitria, dan E. Sinaga, 2009. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Jamur Endofit dari Daun dan Rimpang Zingiber ottensii. Universitas Nasional, Jakarta. Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta., H. 2008. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Siagian, J. A. M., 2002. Identifikasi Bakteri Patogen Rhizosfer pada Palem Raja (Roystonea elata Bartr.). IPB-Press, Bogor. 748