2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan ekspor non-migas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun Sektor / Kegiatan UKM Usaha Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Perkembangan UMKM Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB I PENDAHULUAN. regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan UMKM Jawa Barat

1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil merupakan salah satu penggerak utama dalam perekonomian

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

2015 PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

Sumber: Data Biro Perencanaan Stratistik UMKM tahun 2011 (data diolah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bandung menjadi kota yang memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global tetap rapuh, pertumbuhan di Negara-negara yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Lokasi Kampung Tahu Citeureup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berkembang begitu pesatnya seiring dengan adanya. mengembangkan ekonomi dan industri di Indonesia yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan industri.pengembangan Industri kecil merupakan salah satu jalur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address]

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo BPPT Kota Bandung Sumber: BPPT Kota Bandung (2014)

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BPS Jawa Barat (2013)

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

BAB I PENDAHULUAN. Peranan UMKM dan Usaha Besar terhadap PDRB Non Migas Jawa Barat tahun tergambar dalam tabel 1.1 berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Sentra Sablon Suci

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki luas wilayah dan penduduk yang besar serta dianugerahi sumberdaya alam melimpah. Seiring perkembangannya, masyarakat mulai memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya. Saat ini telah banyak berdiri industri kecil dan rumah tangga berkembang di berbagai daerah, pembangunan industri bertujuan untuk menggerakan ekonomi masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988, hlm. 183), bahwa : Pembangunan industri (industrialisasi) dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dan kesejahteraan penduduk, juga harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat, oleh karena itu baik potensi pengembangan industri maupun masalah yang dialami masyarakat dengan negara harus diteliti sungguh-sungguh. Potensi berbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan harus diintegrasikan sebagai suatu upaya yang mensejahterakan masyarakat daerah yang bersangkutan. Dilihat dari perkembangannya, usaha kecil menengah memiliki tantangan yang cukup berat agar bisa meningkatkan pendapatan nasional. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Hingga akhir 2013 jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia tercatat sebanyak 57.895.721, atau naik 2,41% dari 56.534.592 pada 2012, meskipun jumlahnya bertambah pengembangan usaha kecil sering menghadapi berbagai kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, manajemen sumberdaya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Selain berbagai kendala yang dihadapi, usaha kecil juga memilki peranan terhadap pemerataan kesempatan kerja bagi masyarakat terutama di lingkungan sekitarnya sehingga dapat menekan angka penggangguran. 1

2 Kota Bandung sejak dulu dikenal dengan sebutan kota kembang sekarang lebih dikenal dengan kota kreatif. Hal ini dikarenakan kreatifitas masyarakat Kota Bandung mendukung berkembangnya sektor ekonomi lokal karena dengan kreatifitas masyarakat mampu membuat dan menghasilkan produk dengan inovasi baru dibidang fashion, desain, arsitektur, IT bahkan musik yang ada di Kota Bandung. Atas dasar kreatifitas masyarakat tersebut, melalui Bandung Creative City Forum (BCCF) pada tahun 2008 Kota Bandung memperoleh penghargaaan sebagai projek percontohan Kota Kreatif se-asia Pasifik pada even internasional yang diselenggarakan oleh British Council. Selain menjadi projek percontohan Kota Kreatif se-asia-pasifik, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2013 mengajukan Kota Bandung dan tiga kota lainnya yakni Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan sebagai Creative City kepada lembaga PBB di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya atau UNESCO seperti yang dilansir di Media Ekonomi dan Promosi Bisnis - UMKM Kinciakincia.com pada 9 September 2014. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, mendefinisikan industri kreatif Indonesia sebagai industri yang berasal pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Usaha kecil menengah adalah salah satu sektor yang memiliki nilai yang strategis dari sudut kepentingan ekonomi Kota Bandung. Berdasarkan data DISKOPERINDAG Kota Bandung pada tahun 2012 terdapat 30 sentra industri yang resmi terdaftar dengan jumlah unit usaha sebanyak 2773 unit dan menyerap 13.282 tenaga kerja. Dalam upaya mendukung pengembangan UKM, pada tahun 2009 pemerintah Kota Bandung menetapkan tujuh kawasan sentra industri yang akan dioptimalkan sebagai ikon bisnis. Tujuh sentra industri yang dimaksud diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.1

3 No. Tabel 1.1 Kawasan Sentra Industri Kota Bandung Sentra Industri 1 Sentra Industri Sepatu Cibaduyut 2 Sentra Industri Rajut Binongjati 3 Sentra Industri Kaos dan Sablon Suci 4 Sentra Industri Perdagangan Jeans Cihampelas 5 Sentra Industri Tekstil Cigondewah 6 Sentra Industri Tahu dan Tempe Cibuntu 7 Sentra Industri Boneka Kain Sukamulya Sumber:Website Resmi Kota Bandung 2010 (Bandung.go.id) Sentra industri boneka kain Sukamulya terletak di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi. Selain sentra industri boneka kain, di Kecamatan Sukajadi terdapat beberapa potensi perekonomian lainnya seperti pengerajin tahu, penangkaran burung kenari dan makanan ringan. Dalam struktur ekonomi Kecamatan Sukajadi terdapat beberapa sektor yang berkontribusi terhadap PDRB kecamatan, untuk mengetahui struktur ekonomi Kecamatan Sukajadi dapat dilihat pada gambar 1.1 Gambar 1.1 Diagram Struktur Ekonomi Kecamatan Sukajadi

4 Sumber : BPS, PDRB Kota Bandung Menurut Kecamatan 2013 Berdasarkan diagram 1.1 dapat diketahui struktur ekonomi yang ada di Kecamatan Sukajadi, sektor industri menjadi sektor yang berkontribusi cukup besar kedua terhadap PDRB Kecamatan Sukajadi sebesar 13,93% setelah sektor perdagangan dari Hotel dan Restoran sebesar 55,49% per tahun, dengan laju pertumbuhan ekonomi kecamatan sebesar 10,62%.. Usaha kecil menengah boneka kain Sukamulya terbentuk sejak tahun 1986, pada awal berdirinya industri ini memiliki 100 pengrajin boneka kain. Kegiatan produksi dan domisili para pekerjanya pun masih berada di lingkungan produksi boneka tersebut. Sentra industri boneka kain Sukagalih merupakan industri kecil atau rumahan, karena proses produksi dan penjualan produk dilakukan dirumah pemilik usaha yang dijadikan showroom. Boneka kain menjadi produk yang cukup diminati sebagai mainan anak-anak maupun sebagai souvenir, keunggulan dari boneka kain Sukamulya adalah kualitas dan model produk yang cukup baik serta harganya terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, usaha kecil menengah boneka kain mengalami pasang surut bahkan tidak sedikit yang gulung tikar. Banyak pengusaha yang awalnya pemilik usaha memilih berubah profesi karena sudah kalah bersaing dengan produk dari daerah lain, makin sulitnya mencari tenaga kerja yang

5 terampil, dan harga bahan baku yang semakin mahal. Berikut adalah jumlah pengusaha boneka kain Sukamulya dari awal berdiri hingga tahun 2014: Tabel 1.2 Jumlah Pengusaha Boneka Kain Sukamulya No Tahun Jumlah Pengusaha 1 1986 90-100 Pengusaha 2 1987 90-100 Pengusaha 3 2002 57 Pengusaha 4 2009 17 Pengusaha 5 2012 17 Pengusaha 6 2014 13 Pengusaha Sumber: Hasil wawancara, Sukajadi Dalam Angka 2014 Berdasarkan data pada tabel 1.2 UKM boneka kain mengalami penurunan jumlah pengusaha, dapat dilihat pada awal berdirinya terdapat 90 hingga 100 pengusaha namun saat ini hanya tersisa 13 pengusaha. Penurunan jumlah pengusaha boneka kain Sukamulya bermula dari terjadinya krisi moneter pada tahun1998 yang lalu. Dampak terjadinya krisis moneter adalah jatuhnya nilai tukar rupiah yang mengakibatkan semakin mahalnya harga bahan baku yang dibutuhkan sehingga banyak pengusaha yang gulung tikar karena kekurangan modal untuk berproduksi. Selain itu, tenaga kerja yang terampil lebih memilih bekerja di tempat lain dari pada meneruskan pekerjaannya sebagai pengerajin boneka kain. Setelah melihat adanya penurunan jumlah unit usaha boneka kain di Kelurahan Sukagalih, hal ini tentunya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya para pengusaha boneka kain. Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini sedang mengupayakan pemulihan kembali kegiatan sentra boneka kain dengan merumuskan permasalahan dari hulu hingga hilir agar tecipta kawasan industri yang baik, maju dan sehat serta yang lebih utama adalah bisa

6 membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kota Bandung dan khususnya bagi warga sekitar agar kehidupannya lebih sejahtera. Dengan latar belakang diatas penenliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Boneka Kain Di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Industri Boneka Kain terletak di Kecamatan Sukajadi Kelurahan Sukagalih yang merupakan kawasan sentra industri di Kota Bandung. Industri boneka kain ini menjadi sektor yang berkontribusi cukup besar kedua terhadap PDRB Kecamatan Sukajadi sebesar 13,93% setelah sektor perdagangan dari Hotel dan Restoran sebesar 55,49% per tahun, dengan laju pertumbuhan ekonomi kecamatan sebesar 10,62%. Walaupun demikian perkembangan UKM Boneka Kain setiap tahunnya terus menurun, sejak dimulai tahun 1987 yang berjumlah 90-100 pengusaha menjadi 13 pengusaha pada tahun 2014. Adanya penurunan jumlah pengusaha industri dalam beberapa tahun terakhir berdampak pada berkurangnya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan terhadap pendapatan daerah Sukajadi. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perkembangan dan alasan terjadinya penurunan yang sangat signifikan dan juga meneliti kesejahteraan pengusaha setelah terjadinya penurunan tersebut. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu permasalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan jumlah unit usaha boneka kain di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan pemilik usaha industri boneka kain di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung?

7 3. Bagaimana hubungan usaha kecil menengah boneka kain dengan tingkat kesejahteraan pemilik usaha boneka kain di Kelurahan Sukagalih? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM boneka kain di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. 2. Menganalisis kondisi kesejahteraan pemilik usaha boneka kain di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. 3. Menganalisis hubungan usaha kecil menengah boneka kain terhadap tingkat kesejahteraan pemilik usaha boneka kain di Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian terbagi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna untuk menjadi referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu geografi khususnya geografi pada bidang industri. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat setempat khususnya pengusaha, instansi pemerintah atau stakeholder terkait. F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

8 Bab I berisi tentang penjabaran masalah tentang sentra industri dan UKM boneka kain di Kecamatan Sukajadi Kelurahan sukagalih Kota Bandung. Pada Bab I ini mempunyai sub bab latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II tinjauan pustaka berisi tentang penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian agar pembaca lebih mudah memahami isi dari skripsi atau hasil penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab III metode penelitian berisi tentang cara mengambilan data peneliti dalam menganalisis masalah yang akan diteliti. Bab metode penelitian ini berisi metode dan desaiin penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV hasil penelitian dan pembahasan menyajikan hasil temuan dilapangan berdasarkan masalah. Dalam hal ini memaparkan hasil analisis data yang ditemukan dilapangan sehingga dapat menjawab rumusan masalah. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil anasisis dan temuan peneliti. Dalam bab ini terdapat saran dari peneliti untuk instansi yang bersangkutan dan juga untuk pengguna skripsi untuk penelitian selanjutnya.