Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading-Offloading PT.DABN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading- Offloading PT.DABN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

NAJA HIMAWAN

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Pipeline Stress Analysis Pada Onshore Design Jalur Pipa Baru Dari Central Processing Area (CPA) Ke Palang Station JOB PPEJ Dengan Pendekatan Caesar II

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Bab IV Analisis Perancangan Struktur GRP Pipeline Berdasarkan ISO 14692

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

Tabel 4. Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System Sumber. Dokumen PT. XXX Parameter Besaran Satuan Operating Temperature 150 Pressure 3300 Psi Fluid Densit

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

STUDI PARAMETER PENGARUH TEMPERATUR, KEDALAMAN TANAH, DAN TIPE TANAH TERHADAP TERJADINYA UPHEAVAL BUCKLING PADA BURRIED OFFSHORE PIPELINE

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

PANDUAN PERHITUNGAN TEBAL PIPA

Optimasi konfigurasi sudut elbow dengan metode field cold bend untuk pipa darat pada kondisi operasi

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan Caesar II

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN BONGKAR MUAT KAPAL TANKER MT. AVILA 6300 DWT. DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CAESAR II v5.10.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

BAB V METODOLOGI. Mulai

Gambar 5. 1 Sistem Pipeline milik Vico Indonesia

ANDHIKA HARIS NUGROHO NRP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL

OPTIMASI DESAIN ELBOW PIPE

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

PERHITUNGAN TEGANGAN PIPA DARI DISCHARGE KOMPRESOR MENUJU AIR COOLER MENGGUNAKAN SOFTWARE CAESAR II 5.10 PADA PROYEK GAS LIFT COMPRESSOR STATION

BAB IV DATA SISTEM PERPIPAAN HANGTUAH

ANALISA STABILITAS SUBSEA CROSSING GAS PIPELINE DENGAN SUPPORT PIPA BERUPA CONCRETE MATTRESS DAN SLEEPER

DAFTAR ISI. i ii iii iv vi v vii

DESAIN BASIS DAN ANALISIS STABILITAS PIPA GAS BAWAH LAUT

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

BAB II TEORI TEGANGAN PIPA DAN PERANGKAT BANTU ANALISA

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM OFFSHORE PIPELINE

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KONFIGURASI PIPA BAWAH LAUT PADA ANOA EKSPANSION TEE

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing: 1. Ir. Imam Rochani, M.Sc. 2. Ir. Handayanu, M.Sc., Ph.D.

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø 6 inch

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

PERENCANAAN EXPANSION SPOOL DAN ANCHOR BLOCK PERENCANAAN PIPA DAN EXPANSION SPOOL PADA PIPA PENYALUR SPM

ANALISA KEKUATAN FLANGE PADA SISTEM PEMIPAAN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STATIK TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI YOGYAKARTA

ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA)

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA TURBIN RCC OFF GAS TO PROPYLENE PROJECT

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

EVALUASI DISAIN INSTALASI PIPA FRESH FIRE WATER STORAGE TANK

BAB II LANDASAN TEORI. Ribuan tahun yang lalu, sistem pipa sudah dikenal dan digunakan oleh

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling Pada Onshore Pipeline

UJIAN P3 TUGAS AKHIR 20 JULI 2010

2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

Existing : 790 psig Future : 1720 psig. Gambar 1 : Layout sistem perpipaan yang akan dinaikkan tekanannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Transkripsi:

Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading-Offloading PT.DABN Tri Adi Sisiwanto 1) Hari Prastowo ) Beni Cahyono 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya 60111, email: triadi_siswanto@yahoo.com ) 3) Dosen Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya 60111 1 Abstrak - Jalur pipa (pipeline) merupakan media yang digunakan sebagai alat transportasi fluida (cair atau gas), mixed of liquid, solid dan fluid-solid mixture. Ada beberapa tahap penting dalam siklus suatu jalur perpipaan yang digunakan sebagai alat transportasi minyak atau gas: desain, konstruksi, operasional dan pemeliharaan, dan terakhir perbaikan. Operasional merupakn proses kemungkinan terbesar terjadinya kegagalan pada suatu jalur perpipaan. Salah satu kegagalan yang mungkin terjadi adalah fenomena water hammaer. Water hammer adalah sebuah fenomena terjadinhya kenaiakan tekanan yang disebabkan oleh terhenti atau dihentikannya aliran di dalam pipa secara mendadak. Hal ini bisa disebabkan oleh operasional penutupan katup yang dilakukan secara tiba-tiba. Pada paper ini akan dijelaskan kajian mengenai pengaruh kenaikan tekanan yang terjadi karena adanya fenomena water hammer terhadap nilai tegangan jalur perpipaan di sisi discharge. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kenaikan tekanan akibat fenomena water hammer sangat mempengaruhi naiknya nilai tegangan pada pipa. Hasil analisa menunjukan bahwa tegangan yang terjadi ketika fenomena water hammer masih dapat diterima, tetapi kenaikan tekanan ketika terjadi fenomena water hammer melebihi dari batas yang diizinkan sehingga perlu dilakukan prosedur penutupan katup yang sesuai untuk menjaga agar pada saat dioperasionalkan pipa dalam kondisi aman. Kata Kunci: Jalur Pipa, Water Hammer, Tegangan Pipa I. PENDAHULUAN Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang penyimpanan dan trading BBM, PT. DABN harus tetap bisa menjaga harga yang kompetitif, mutu yang terjaga, dan jaminan kontinuitas supply. Untuk memperoleh jaminan kontinuitas supply, jalur perpipaan harus dapat memberikan performa yang maksimal sehingga kontinuitas dapat terpenuhi. Untuk itu perlu dilakukan analaisa mengenai kemampuan pipa menahan tekanan pada saat operasional. Ini untuk mengetahui apakah stress yang terjadi ketika jalur pipa dioperasikan masih dapat diterima atau tidak. Analisa dilakukan pada sisi tekan (discharge) jalur pipa offloading yang terpasang di PT. DABN. II. TINJAUAN PUSATAKA Jalur perpipaan (pipeline) merupakan bagian yang sangat penting di dalam industri minyak dan gas. Jalur perpipaan berfungsi sebagai media mengalirnya fluida dari satu tempat ke tempat lainnya. Fluida yang mengalir di dalamnya dapat berupa cair atau gas yang mempunyai tekanan dan temperature tertentu. Pada umumnya material yang digunakan sebagai jalur perpipaan pada industri minyak dan gas terbuat dari metal yang memiliki karaktersitik tertentu, sehingga pada saat dioperasionalkan jalur perpipaan harus dijamin dalam kondisi aman..1. Jalur Pipa Jalur pipa (pipeline) merupakan media yang digunakan sebagai alat transportasi fluida (liquid atau gas), mixed of liquid, solid dan fluid-solid mixture. Ada beberapa tahap penting dalam siklus suatu jalur perpipaan yang digunakan alat transportasi minyak atau gas: desain, konstruksi, operasional dan pemeliharaan, dan terakhir perbaikan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada desain suatu jalur pipa (pipeline), hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: Standard harus sesuai dengan tujuan jalur pipa dibuat. Pemilihan jenis pipa dan material yang digunakan. Routing jalur pipa harus dilakukan sebaik mungkin untuk meminimalisasi kebutuhan pipa tanpa menggangu dan mengurangi keandalan jalur pipa. Perhitungan dan pemilihan ketebalan dinding pipa harus menjamin jalur pipa dapat dioperasikan secara maksimal dan aman... Standard Di dalam perencanakan jalur perpipaan diperlukan suatu standard yang digunakan sebagai acuan perencanaan. Standard yang banyak digunakan khususnya, untuk jaringan pipa minyak dan gas di seluruh dunia adalah diperlihatkan pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Standard desain, konstruksi dan pemeliharaan Onshore ASME B31.4 Oil pipelines ASME B31.8 IGE/TD/1 PD 8010 Oil and gas pipelines AS 885 Oil and gas Offshore ASME B31.4 Oil pipelines ASME B31.8 IGE/TD/1 PD 8010 Oil and gas pipelines AS 885 Oil and gas

.3. Beban-Beban Pada Jalur Pipa Pipa menerima beban baik akibat berat pipa itu sendiri, berat fluida di dalamnya, akibat tekanan dari dalam pipa (internal pressure), temperature fluida, angin maupun gempa bumi. Beban pada pipa dapat dibagi menjadi beberapa kondisi pembebanan: - Sustained load - Operating load - Intermitten load.3.1. Sustained Load Sustained load adalah kombinasi dari weight load dan beban yang dihasilkan oleh internal pressure. Beban yang timbul karena berat (weight load) dibagi menjadi dua kategori, dead load dan live load. Arah beban yang ditimbulkan karena berat pipa dan/ atau berat fluida di dalam pipa mengarah ke tanah sehingga untuk pipa yang terpasang di atas permukaan harus delengkapi dengan pendukung yang berfungi sebagai penyangga. Beban yang dihasilkan oleh internal pressure yang bekerja pada jalur perpipaan dihasilkan dari tekanan fluida di dalam pipa. Sehingga beban ini tergantung dari tekanan yang bekerja pada saat perngoperasian jalur perpipaan. Besarnya sustained load dapat dihitung berdasarkan persamaan dari ASME B31.3 sebagai berikut : S L = P D + 4. t w i M i M i i o o (1) Z.3.. Operating Load Pada saat jalur perpipaan beroperasi akan timbul beberapa beban yang sebagian besar berupa beban dinamis, contohnya beban diakibatkan oleh kecepatan aliran, tekanan operasi dari pompa, penurunan tekanan, dan water hammer. Selain beban dinamais, beban yang timbul karena pengoperasian jalur perpipaan adalah thermal load. Beban ini ditimbulkan akibat ditahannya expansion atau contraction suatu pipa yang mengalami pemuaian ataupun pengkerutan akibat temperature fluida yang mengalir di dalamnya. Penahanan (restriction) yang terjadi dapat disebabkan karena anhor atau karena tersambungnya pipa dengan sebuah equipment. Perlu diperhatikan bahwa thermal load bersifat siklus, artinya jika anchor dilepas atau fluida dihentikan mengalir, maka hilang pula beban yang ditimbulkannya..3.3. Intermitten Load Intermitten load tidak selau terjadi pada jalur perpipaan sepanjang waktu. Beban ini hanya terjadi pada kondisi tertentu, contohnya saat dilakukan pengujian tekanan, beban angin, beban gempa, water hammer, dan lain-lain. Meskipun beban ini tidak sering terjadi, hal ini harus tetap dipertimbangkan dalam perancangan suatu jalur perpipaan karena beban ini mungkin memiliki pengaruh terbesar pada struktur..4. Tegangan Pada Pipa Stress yang terjadi pada jalur perpipaan dapat dilihat pada gambar 1. berikut ini. Gambar 1. Stress yang terjadi pada pipa Dari gambar 1. ditunjukan bahwa pada saat pipa dialiri fluida bertekanan, maka pipa akan mengalami stress. Stress yang terjadi pada pipa tersebut adalah: h l r : Hoop stress (arahnya melingkar pipa) : Longitudinal stress (memanjang pipa), dan : Radial stress (tegak lurus dinding pipa)..4.1. Hoop Stress (Tegangan Tengensial) Tegangan tangensial adalah tegangan yang ditimbulkan oleh tekanan internal (internal pressure) yang bekerja secara tengensial dan nilainya tergantung dari tebal dinding pipa. Tegangan tangensial karena beban dari dalam pipa (stress due to internal load) Besarnya tegangan tangensial yang terjadi karena internal load dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut: P D S Hi = (). t w Tegangan tangensial karena beban tanah (stresses due to earth load) Besarnya tegangan tangensial yang terjadi karena beban tanah yang menimbun jalur perpipaan terpendam dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut: S He = K He. G He. E e. γ. D (3) Keterangan : K He : Stiffness factor for circumferential stress from earth load B e : Burial factor for circumferential stress E e : Excavation factor for circumferential γ : Unit weight of soil D : Outside Diameter of pipe.4.. Longitudinal Stress Tegangan longitudinal adalah tegangan yang kerja secara longitudinal atau searah sumbu pipa. Tegangan longitudinal terdiri dari Tegangan Aksial (Axial Stress), Tegangan Tekuk (Bending Stress), dan Tegangan Longitudial (Longitudinal Stress). Tegangan Aksial (Axial Stress) Tegangan aksial adalah tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang bekerja searah dengan sumbu pipa. Gambar. Axial stress

3 Besarnya nilai dari tegangan aksial (axial stress) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : F S AX = AX (4) A Tegangan Tekuk (Bending Stress) Tegangan tekuk adalah tegangan yang terjadi karena adanya moment yang bekerja pada ujung-ujung pipa. Gambar 3. Bending stress Besarnya nilai dari tegangan tekuk (bending stress) dihitung menggunakan persamaan berikut: M. c S B = i = Z M Tegangan longitudinal karena beban dari dalam pipa Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena internal pressure dapat dihitung menggunakan persamaan dari ASME B31.3 sebagai berikut: P D S L = (6) 4. t w Tegangan longitudinal karena beban kendaraan (longitudinal stress due to highway vehicular load) Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena beban kendaraan yang melintasi jalur perpipaan terpendam dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut: S Lh = K Lh. G Lh. R. L. F i. w (7) Tegangan longitudinal karena beban termal (longitudinal stress due to thermal load) Besarnya longitudinal stress yang terjadi karena temperatur fluida kerja dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut: S LT = E s α T (T T 1 ) (8).4.3. Radial Stress Nilai dari tegangan radial yang ditimbulkan karena adanya tekanan dari dalam pipa bervariasi pada dinding dalam pipa dan dinding luar pipa. Nilai tegangan radial terbesar (maksimum) terjadi pada dinding dalam pipa, sedangkan nilai tegangan radial terkecil (minimum) terjadi pada dinding luar pipa. Besarnya radial stress dapat dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110, sebagai berikut: S R = - P (9) Keterangan : S R : Radial stress P : Internal pressure (5).4.4. Principal Stress Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui stress efektif yang akan diterima oleh pipa. Stress efektif di peroleh dari penjumlahan seluruh stress yang terjadi pada pipa, dimana dirumuskan sebagai berikut : Max. Circumferential stress Besarnya maximum circumferential stress dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut : S 1 = S He + S Hi + S Hh (10) Max. Longitudinal Stress Besarnya maximum longitudinal stress dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut : S = ΔS L - E s α T (T T 1 ) + V s x (S He + S Hi ) (11) Max. Radial stress Besarnya maximum radial stress dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut : S 3 = - P (1) Total Effective Stress Besarnya total effective stress dihitung menggunakan persamaan dari API RP 110 sebagai berikut : 1 S eff. = S S S S S.4.5. Water hammer (13) 1 3 3 S1 Fenomena water hammer terjadi pada fluida yang bersidat tak termampatkan (incompresible). Terjadinya fenomena water hammer berpengaruh pada naiknya tekanan yang dapat menyebabkan sebuah pipa pecah. Ada beberapa hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena water hammer, antara lain: - Penutupan katup secara tiba-tiba - Pada waktu pertama kali pompa dinyalakan - Terbloknya jalur pipa Untuk menghitung kenaikan tekanan karena terhentinya aliran pada saat operasional katup digunakan persamaan sebagai berikut : P 0,07 v L = + Pi t (14) 3.1. Basic Data III. ANALISA a. Pipe and Operation Characteristics Outside diameter : 6,65 inch Operating pressure : 99,563 psi Max. Operating pressure : 14,33 psi Max. Working pressure : 580,151 psi Steel Grade : API5L Grd. B SMYS : 35000 psi Design factor : 0,70 Longitudinal joint factor : 1,00 Installation temperature : N/A Max. operating temperature : N/A Min. operating temperature : N/A

4 Temperature derating factor : N/A Wall thickness : 0,80 inch Pipe Weight Per-Unit Length : 18,99 lb/ft Total length : 4556,801 ft Fluid Density : 51,953 lb/ft 3 b. Installation and site characteristics Depth : 6 ft Bored diameter : 8,65 inch Soil type : Loose sand Modulus of soil reaction : 0,500 ksi Resilient modulus of soil : 10 ksi Unit weight of Soil : 0,069 lb/in 3 Type of longitudinal weld : ERW Design wheel load : 10 kips Pavement type : Flexible c. Other pipe steel properties Young s modulus : 9500 ksi Poison s ratio : 0,300 Coeff. of thermal expansion : 6 x 10-6 per o F 3.. Kenaikan Tekanan Kareana Fenomena Water Hammer Berdasarkan persamaan (14) diperoleh kenaikan tekanan yang diakibatkan karena terjadinya fenomena water hammer sebagai berikut: Operation Inlet Pressure Increase Pressure OP 99,5634 1106,99 603,81 435,375 MOP 14,33 1149,66 645,950 478,045 MAWP 580,151 1587,58 1083,868 915,963 disajikan, bahwa pada saat jalur perpipaan diperasikan pada maximum work pressure dengan sekenario penutupan katup 3 detik menghasilkan tekanan sebesar 1587,586 psi. Kenaikan yang disebabkan oleh fenomena water hammer ini melebihi dari batas kenaikan tekanan yang diizinkan yaitu sebesar 1144 psi. 3.3. Stress pada Pipa di Atas Permukaan Tanah Berikut ini adalah hasil perhitungan stress pipa di atas permukaan tanah saat terjadi fenomena water hammer. Hoop Stress OP 13096,18 7137,07 5150,64 500 MOP 13600,98 7641,84 5655,438 500 MAWP 18781,70 18,550 10836,165 500 telah disajikan, nilai hoop stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 18781,7 psi, yang terjadi perpipaan dioperasikan masih dapat diterima 3.4. Stress pada Pipa Terpendam Berikut ini adalah hasil perhitungan stress pipa terpendam saat terjadi fenomena water hammer. Perhitungan dilakukan pada saat jalur perpipaan dioperasikan dengan kondisi operational pressure (99,563 psi), max. operational pressure (14,33 psi), dan max. work pressure (580,151 psi), dengan spesifikasi pipa yang digunakan mengacu pada API 5L Grade B diameter 6 inch. Hoop stress Hoop Stress OP 13096,18 7137,07 5150,64 500 MOP 13600,98 7641,84 5655,438 500 MAWP 18781,70 18,550 10836,165 500

5 adalah 500 psi, sehingga nilai effective stress yang disebabkan karena terjadinya fenomena water hammer saat jalur perpipaan dioperasikan masih dapat diterima. telah disajikan, nilai hoop stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 18781,7 psi, yang terjadi perpipaan dioperasikan masih dapat diterima. Effective stress. Effective Stress OP 13731,63 806,50 6175,351 500 MOP 141,08 854,408 6654,679 500 MAWP 0706,59 13471,198 1415,487 500 3.5. Stress pada elbow 90 0 Berikut ini adalah hasil perhitungan stress pada elbow 90 0 terpendam saat terjadi fenomena water hammer. Perhitungan dilakukan pada saat jalur perpipaan dioperasikan dengan kondisi operational pressure (99,563 psi), max. operational pressure (14,33 psi), dan max. work pressure (580,151 psi), dengan spesifikasi pipa yang digunakan mengacu pada API 5L Grade B diameter 6 inch. Hoop stress Hoop Stress OP 13096,184 7137,07 5150,64 500 MOP 13600,981 7641,84 5655,438 500 MAWP 18781,707 18,55 10836,165 500 Nilai effective stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 0706,59 psi, yang terjadi telah disajikan, nilai hoop stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 18781,7 psi, yang terjadi perpipaan dioperasikan masih dapat diterima. Effective stress Effective Stress OP 1931,74 776,739 5401,46 500 MOP 13411,57 7754,616 5876,871 500 MAWP 18338,83 1671,681 10784,557 500

6 Nilai effective stress terbesar pada saat terjadi fenaomena water hammer adalah 0706,59 psi, yang terjadi perpipaan dioperasikan masih dapat diterima. IV. KESIMPULAN Dari analisa hasil perhitungan yang mengacu pada API RP 110, ASME B31.3, dan ASME B31.4 yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, besarnya pertambahan nilai internal pressure yang terjadi kareana adanya fenomena water hammer adalah 1007,435 psi. Besarnya internal pressure yang terjadi ketika jalur perpipaan dioperasikan pada tekanan 580,151 psi adalah 1587,586 psi. Dengan nilai kenaikan tekanan maksimum yang diizinkan sebesar 1144 psi, sehingga kenaikan tekanan yang terjadi akibat fenomena water hammer tidak dapat diterima dan perlu evaluasi ulang. Nilai tegangan terbesar pada jalur perpipaan di atas permukaan ketika terjadinya fenomena water hammer adalah 18781,707 psi, nilai ini terjadi ketika inlet pressure mengalami kenaikan tekanan sebesar 1587,586 psi. Dengan nilai tegangan maksimum yang diizinkan sebesar 500 psi, tegangan yang terjadi pada jalur perpipaan (on surface) di PT. DABN untuk masing pembebanan masih di bawah dari tegangan maksimum yang diizinkan sehingga jalur perpipaan tersebut cukup aman untuk dioperasikan. Nilai tegangan terbesar pada jalur perpipaan terpendam ketika terjadinya fenomena water hammer adalah 1917,07 psi, nilai ini terjadi ketika inlet pressure mengalami kenaikan tekanan sebesar 1587,586 psi. Dengan nilai tegangan maksimum yang diizinkan sebesar 500 psi, tegangan yang terjadi pada jalur perpipaan (buried) di PT. DABN untuk masing pembebanan masih di bawah dari tegangan maksimum yang diizinkan sehingga jalur perpipaan tersebut cukup aman untuk dioperasikan. Nilai tegangan terbesar pada elbow 90 0 terpendam ketika terjadinya fenomena water hammer adalah 18781,707 psi, nilai ini terjadi ketika inlet pressure mengalami kenaikan tekanan sebesar 1587,586 psi. Dengan nilai tegangan maksimum yang diizinkan sebesar 500 psi, tegangan yang terjadi pada elbow 90 0 terpendam (buried) di PT. DABN untuk masing pembebanan masih di bawah dari tegangan maksimum yang diizinkan sehingga elbow 90 0 tersebut cukup aman untuk dioperasikan. Dari perhitungan dan analisa yang telah dilakukan terdapat kondisi dimana kenaikan tekanan yang ditimbulkan oleh fenomena water hammer melebihi dari kenaikan tekanan yang diizinkan. Sehingga direkomendasikan untuk : - Mengurangi tekanan yang masuk kedalam sistem perpipaan dengan menambahakan fitting regulator. - Perencanaan operasional pernutupan katup dilakukan dengan baik, tidak kurang dari 6 detik. DAFTAR REFERENSI [1]. API 5L. 004. Specification For Pipe Line. []. API RP 110. 007. Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways. [3]. ASME B31.3. 008. Process Piping [4]. ASME B31.4. 00. Pipeline Transportation System for Liquid Hydrocarbons and Other Liquids. [5]. D. Alkazraji. Quick Guide To Pipeline Engineering. Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge Cb1 6ah. England [6]. McAlister. E.W. Pipeline Rules of Thumb Handbook. Gulf Professional Publishing is an imprint of Elsevier. United States of America