BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan Teknik Analisis Regresi Linier (Cornelius Trihendradi, 2006). Analisis regresi linier adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 140 mahasiswa. Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sebagai 29
responden atau sampel. Pertimbangan yang digunakan adalah masih banyak mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang menjadi perokok aktif. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 37 mahasiswa perokok. Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variable yaitu variable independen dan variable dependen. a. Variabel Independen/ bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Pada penelitian sebagai variable bebas adalah komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok. b. Variabel Dependen/ terikat (Y) adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variable bebas. Pada penelitian ini sebagai variable terikat adalah perilaku merokok. 3.4 Definisi Operasional Variabel a. Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, di mana bahasa visual merupakan kekuatan paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu. 30
b. Perilaku merokok adalah perilaku yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan oleh beberapa variabel yang berbeda. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Skala Perilaku Komunikasi Visual Resiko Merokok Pengukuran variabel komunikasi visual merokok resiko merokok menggunakan metode pengisian berupa skala. Skala pengaruh komunikasi visual bahaya merokok disusun dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), STS (sangat tidak setuju). Dalam skala pengaruh komunikasi visual bahaya merokok terdapat masingmasing 22 pernyataan. Skala komunikasi visual merokok resiko merokok yang disusun menggunakan Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss (dalam Smith, Ken et al. (ed). 2005.) yang meliputi : Symbolic Action, Human Intervention, Presence of an audience yang spesifikasinya nampak pada Tabel 3.5.1 Tabel 3.5.1 Kisi Kisi Instrumen Skala Perilaku Komunikasi Visual Merokok Resiko Merokok NO Sub Aspek Indikator Favourable Unfavourable 1 Symbolic Action Menilai dengan cara menghubungkan tandatanda yang ada dengan fakta sebenarnya. 1,11 3,4,13,14,15 2 Human Intervention 3 Presence of an audience Gambar visual merokok digunakan untuk menekan tingkat resiko merokok Subjek pencantuman gambar resiko merokok Jumlah 5,16,18,19 6,17,21 20 7 7 9 16 31
3.5.2 Skala Perilaku Merokok Pengukuran variabel perilaku merokok menggunakan metode pengisian berupa skala. Skala perilaku merokok disusun dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), STS (sangat tidak setuju). Dalam skala perilaku merokok terdapat masing-masing 26 pernyataan. Skala perilaku merokok yang disusun berdasarkan aspek-aspek perilaku merokok dari Twiford & Soekaji (dalam Wismanto, 2007), yang meliputi : Frekuensi, Lamanya berlangsung, Perilaku yang spesifikasinya nampak pada Tabel 3.5.2 Tabel 3.5.2 Kisi Kisi Instrumen Skala Perilaku Merokok NO Sub Aspek Indikator Favourable Unfavourable 1 Frekuensi - Prosentase sering merokok - Banyaknya rokok yang 13,21 7,19 3,14 6,30 2 Lamanya berlangsung dihisap - Lamanya waktu menghisap rokok - Waktu menghisap rokok 3 Perilaku - Menikmati saat menghisap rokok - Ketertarikan 3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis Uji Validitas 5,29,15 12,23,27,32 17 9,25 24,26 20,31 8,10,18,28 Jumlah 15 11 26 Sedangkan menurut Azwar (2007), validitas berasal dari validity yang berarti taraf sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang hendak diukur. Alat ukur dikatakan valid bila mengukur apa yang seharusnya diukur 32
dengan cermat. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Standar pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas item berdasarkan pendapat Azwar (2007) bahwa suatu item dikatakan valid apabila α > 0,30. Uji validitas instrumen komunikasi visual merokok resiko merokok dan perilaku merokok sebagai berikut : 3.6.2 Analisis Uji Reliabititas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007). Artinya bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α > 0.70. Menurut Azwar (2007) indeks reliabilitas untuk menetapkan taraf reliabilitas instrumen penelitian sebagai berikut : 1. Nilai α < 0,7 : tidak reliabel 2. Nilai α 0,7 0,8 : cukup 3. Nilai α 0,8 0,9 : baik 4. Nilai α 0,9 1 : sangat reliabel Uji reliabilitas instrumen komunikasi visual merokok resiko merokok dan perilaku merokok sebagai berikut : 33
Tabel 3.6.2.1 Reliabilitas Komunikasi Visual Merokok Resiko Merokok Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.843 16 Tabel 3.6.2.2 Reliabilitas Perilaku Merokok Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.893 26 Tabel 3.6.2.1 diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach s = 0,843 dan pada Tabel 3.6.2.2 diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach s = 0,893. Menurut Azwar (2000) kedua angka tersebut termasuk dalam tingkat baik. Untuk itu, skala sikap komunikasi visual merokok resiko merokok dan skala sikap perilaku merokok dapat digunakan. 3.7. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Uji Regresi Linier yaitu untuk memprediksikan seberapa jauh hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel independen (Cornelius Trihendradi, 2006). Alasan penulis menggunakan teknik analisis Regresi Linier dikarenakan dapat digunakan mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, juga dapat menunjukan arah hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 17.0 for windows. 34