BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran kualitas fisik air pada Sarana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Fendra Nicola, Mukh Mintadi, Siswoyo* Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember * ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB II. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan luas wilayah 225,6990 ha, jumlah sumur yang terdapat di Desa Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaaa Kabupaten Gorontalo, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan kualitas fisik air yang berasal dari sarana air bersih Pamsimas. Pamsimas merupakan kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dilaksanakan atas dasar kerja sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Dunia. Kegiatan ini di dukung oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai executing agency bersama dengan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Kesehatan. Selain pemerintah masyarakat juga secara aktif terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannya. Program Pamsimas ini berawal dari dari komitmen pemerintah untuk dapat mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yaitu untuk dapat menurunkan jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50% pada tahun 2015. Program Pamsimas termasuk dalam target MDG s dikarenakan masih tingginya prevalensi penyakit terkait air yang dapat mengganggu kelangsungan hidup masyarakat, dengan adanya sarana air bersih yang direalisasikan melalui program Pamsimas diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya dalam hal memperoleh kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Desa Ilohungayo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo yang menjadi sasaran dari Program Pamsimas, hal ini dikarenakan masih rendahnya jumlah Sarana Air Bersih yang ada di Desa Ilohungayo. Cakupan Sarana Air Bersih di Desa Ilohungayo terdiri dari 173 sumur gali (84,8%), sumur suntik 21 unit (10,3%), dan PDAM 10 unit (4,9%) yang berada dalam kondisi baik atau memenuhi syarat.pamsimas merealisasikan bantuan sarana air bersih di desa Ilohungayo dengan membangun 14 sumur gali, dan 1 unit sumur bor yang di alirkan ke 6 Hydrant umum yang tersebar di masingmasing dusun yang ada di Desa Ilohungayo. Jumlah penduduk di Desa ilohungayo sampai dengan tahun 2012 yaitu 462 KK atau dengan jumlah 1.746 Jiwa. Sementara untuk penduduk yang menjadi pengguna sumur gali Pamsimas yaitu 308 KK atau 1.098 Jiwa, dan untuk sumur bor Pamsimas yaitu 64 KK atau 256 Jiwa. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini yaitu 14 unit sumur gali dan 1 unit sumur bor Pamsimas. Sarana air bersih yang berasal dari realisasi program Pamsimas dapat diketahui dengan adanya label Pamsimas dan warna biru pada masing-masing sarana air bersih yang dibangun. Sumur gali Pamsimas di bangun di lokasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sumur bor Pamsimas. Berdasarkan wawancara dengan aparat desa Ilohungayo dan masyarakat sekitar, air sumur bor Pamsimas dilihat dari warna dan kekeruhannya tidak layak untuk dikonsumsi, hal tersebut dikarenakan lokasi pembangunan sumur bor Pamsimas yang dibangun di lokasi yang lebih rendah, sehingga tekstur tanah lokasi pembangunan sumur bor

Pamsimas tersebut terkontaminasi dengan air yang berasal dari danau limboto, mengingat lokasi Batudaa sendiri dekat dengan danau Limboto. Sumur gali yang dibangun oleh program Pamsimas hampir sama dengan sumur gali pada umumnya, sedangkan sumur bor Pamsimas merupakan sumur bor dengan pompa dalam yang menggunakan Tower reservoir sebagai tempat penampungan air yang kemudian dialirkan melalui sistem perpipaan. 4.1. Gambaran Umum Lokasi 4.1.1. Kondisi Desa Desa Ilohungayo merupakan salah satu desa dari 8 desa yang berada di Kecamatan Batudaa yang berdasarkan letak geografis berada disebelah Timur Ibu Kota Kecamatan dengan luas 910 Ha. Dengan kondisi Topografi alam Desa Ilohungayo merupakan dataran tinggi dan dataran rendah. Kondisi iklim di Desa Ilohungayo, sebagaimana di Desa-desa lain mempunyai iklim kemarau dan penghujan. Secara Administratif Desa Ilohungayo berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Limboto dan Kecamatan Limboto 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pilobuhuta dan Kecamatan Batudaa Pantai 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pilobuhuta 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Payunga dan Desa Dunggala 4.1.2 Sejarah Desa Desa Ilohungayo adalah desa mekaran dari Desa Payunga pada tahun 2008 dengan nama Desa Ilohungayo, Ilohungayo berasal dari Bahasa Gorontalo yang

terdiri dari kata ILO yang artinya Pernah dan HUNGAYO yang artinya Pasir nama tersebut diambil karena dulu di Dusun Hungayo banyak tumpukantumpukan pasir Hungayo yang hanyut terbawa air Lelito yang ada di dusun Ilito. Oleh masyarakat dua gabungan nama dusun Ilito dan Hungayo dijadikan nama desa yaitu Desa Ilohungayo. Adapun pemekaran Desa Ilohungayo terlahir untuk mendekatkan Pelayanan Pemerintahan dan Kemasyarakatan yang ada di dua dusun yaitu Ilito dan Hungayo. 4.1.3. Kondisi Topografi dan Iklim Desa Ilohungayo merupakan kawasan pegunungan dan dataran rendah, dimana kawasan dataran tingginya memiliki luas 10 ha/m 2 dan kawasan berbukitbukit memiliki luas 25 ha.m 2, sementara kawasan dataran rendah memiliki luas 170 ha/m 2. Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Suhu rata-rata harian di Desa Ilohungayo sendiri yaitu 33 o C. 4.1.4. Kondisi Demografi Desa Ilohungayo terbagi dalam 5 dusun yaitu dusun Ilito, dusun Ilito Barat, dusun Hungayo, dusun Hungayo Timur, dan dusun Hungayo Selatan. Pada aspek demografis, pada tahun 2012 Desa Ilohungayo memiliki penduduk sejumlah 1746 jiwa. Dusun dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Dusun Ilito Barat yakni 399 jiwa, kemudian Dusun Hungayo sebanyak 388 jiwa, Dusun Hungayo Timur sejumlah 376 jiwa, Dusun Hungayo Selatan sejumlah 294 jiwa dan dusun dengan

jumlah penduduk terkecil adalah dusun Ilito dengan jumlah penduduk terkecil adalah dusun Ilito dengan jumlah penduduk 289 jiwa. Berikut ini merupakan jumlah Kepala Keluarga untuk masing-masing Dusun yang ada di Desa Ilohungayo : 1. Jumlah Rumah Tangga = 462 KK Dusun Ilito Dusun Ilito Barat Dusun Hungayo Dusun Hungayo Timur = 79 KK = 108 KK = 105 KK = 92 KK Dusun hungayo Selatan = 78 KK 2. Jumlah penduduk dewasa dan anak-anak Jumlah penduduk Dewasa dan anak-anak di Desa Ilohungayo berjumlah 1746 Jiwa, yang tersebar di 5 dusun yaitu Ilito, Ilito Barat, hungayo, Hungayo Timur, dan Hungayo Selatan. Secara lebih rinci jumlah penduduk dewasa dan anak-anak dapat dilihqat pada tabel ini : Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Dewasa dan Anak-anak No Dusun Dewasa(Orang) Anak-anak (Orang) 1 Ilito 203 86 2 Ilito Barat 261 138 3 Hungayo 267 121 4 Hungayo Timur 248 128 5 Hungayo Selatan 198 96 Jumlah 1177 569 Sumber : Profil Desa Ilohungayo, 2012

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Belum No Dusun sekolah/ Tidak SD SLTP SLTA D1/D2 D3 S1 S2 Jumlah Tamat SD 1 Ilito 123 67 23 61 3 1 11-289 2 Ilito Barat 121 96 59 78 23 4 15 3 399 3 Hungayo 226 115 22 11 2 6 6-388 4 5 Hungayo Timur Hungayo Selatan 264 45 28 26 2 5 5 1 376 154 32 45 27 18 5 13-294 Jumlah 888 355 177 203 48 21 50 4 1746 Sumber : Profil Desa Ilohungayo, 2012 4.2. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 dengan melakukan pemeriksaan langsung di lapangan (Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo) terhadap parameter fisik kualitas air yang terdiri dari bau, warna, rasa, suhu, Total Dissolved Solid (TDS), dan Kekeruhan. Pemeriksaan kualitas fisik air dilakukan mulai pukul 06.00 sampai 09.00 WITA. Sampel air sumur Pamsimas dimasukkan ke dalam gelas piala/beaker, kemudian dilakukan pengujian parameter fisik bau dengan menciumi aroma air

yang ada di dalam gelas beaker. Paramater fisik rasa dilakukan dengan menyelupkan jari telunjuk ke dalam sampel air yang ada di dalam gelas beaker dan kemudian dirasakan. Ukuran sampel air yang tidak memenuhi syarat berdasarkan parameter rasa yaitu air yang meninggalkan rasa yang agak lama dilidah atau sedkit pekat. Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan Thermometer air yang dicelupkan kedalam sampel air sumur. Pemeriksaan jumlah zat padat/ Total Dissolved Solid (TDS) menggunakan TDS meter terhadap semua sampel air sumur Pamsimas. Sedangkan untuk pemeriksaan kekeruhan air menggunakan alat Turbidimeter, dengan cara memasukkan sampel air sebanyak 10 ml kedalam botol yang telah disediakan, sebelum diuji alat Turbidimeter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar yang tersedia. Setelah dilakukan pemeriksaan semua sampel air, masih terdapat sampel yang tidak memenuhi syarat sesuai Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih, terutama sumur bor Pamsimas.Berikut hasil penelitian kualitas air Program Pamsimas di Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.

4.2.1. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Bau Tabel 4.3 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Bau Parameter Fisik Bau Sarana Air Bersih Memenuhi Tidak Memenuhi Jumlah Syarat Syarat (Tidak Berbau) (Berbau) n % n % n % Sumur Bor 0 0,0 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 14 100,0 0 0,0 14 100,0 Jumlah 14 93,3 1 6,7 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik bau ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan terhadap sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 15 Sarana Air Bersih Pamsimas, kualitas air berdasarkan parameter fisik bau yang tidak memenuhi syarat adalah air yang berasal dari sumur bor (6,7%). Sedangkan 14 unit (93,3%) sumur gali termasuk dalam kriteria memenuhi syarat kesehatan karena air yang berasal dari sumur gali tidak berbau, sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.

4.2.2. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Warna Tabel 4.4 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Warna Parameter Fisik Warna Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat (Tidak berwarna) Tidak Memenuhi Syarat (Berwarna) Jumlah n % n % n % Sumur Bor 0 0,0 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 14 100,0 0 0,0 14 100,0 Jumlah 14 93,3 1 6,7 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik warna ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan terhadap semua sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 15 Sarana Air Bersih Pamsimas, kualitas air berdasarkan parameter fisik Warna yang tidak memenuhi syarat adalah air yang berasal dari sumur bor (6,7%). Sedangkan 14 unit (93,3%) sumur gali termasuk dalam kriteria memenuhi syarat kesehatan karena air yang berasal dari sumur gali tidak berwarna, sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.

4.2.3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Rasa Tabel 4.5 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Rasa Parameter Fisik Rasa Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat (Tidak Berasa) Tidak Memenuhi Syarat (Berasa) Jumlah n % n % n % Sumur Bor 0 0,0 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 9 64,3 5 35,7 14 100,0 Jumlah 9 60,0 6 40,0 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik rasa ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan terhadap semua sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 15 Sarana Air Bersih Pamsimas, terdapat 1 unit sumur bor dan 5 unit (40,0%) yang tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan parameter fisik rasa. Sedangkan 9 unit (60,0%) sumur gali Pamsimas termasuk dalam krite ria memenuhi syarat, karena tidak berasa, sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih.

4.2.4. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Suhu Tabel 4.6 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Suhu Parameter Fisik Suhu Sarana Air Jumlah Memenuhi Syarat Bersih n % n % Sumur Bor 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 14 100,0 14 100,0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik suhu ini dilakukan dengan menggunakan Thermometer air dilapangan terhadap semua sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa semua air yang berasal dari program Pamsimas, baik sumur gali maupun sumur bor termasuk dalam kriteria memenuhi syarat kesehatan ditinjau dalam parameter fisik suhu air.

4.2.5. Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Total Dissolved Solid (TDS) Tabel 4.7 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Total Dissolved Solid (TDS) Parameter Fisik TDS Sarana Air Jumlah Memenuhi Syarat Bersih n % n % Sumur Bor 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 14 100,0 14 100,0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik Total Dissolved Solid (TDS) ini dilakukan dengan menggunakan TDS meter dilapangan terhadap semua sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 15 sarana air bersih Program Pamsimas baik sumur bor maupun sumur gali termasuk dalam kriteria memenuhi syarat karena berdasarkan hasil pemeriksaan Total Dissolved Solid (TDS) air, masing-masing TDS sarana air bersih Pamsimas sesuai dengan kadar maksimum TDS yang diperbolehkan dalam Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih.

4.2.6. Pemeriksaan Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Kekeruhan Tebel 4.8 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Berdasarkan Parameter Fisik Kekeruhan Parameter Fisik Sarana Air Bersih Kekeruhan Memenuhi Syarat Jumlah n % n % Sumur Bor 1 100,0 1 100,0 Sumur Gali 14 100,0 14 100,0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Sumber : Data Primer, 2013 Pemeriksaan parameter fisik Kekeruhan ini dilakukan dengan menggunakan Turbidimeter langsung dilapangan terhadap semua sarana air bersih Pamsimas yang terdiri dari 1 sumur bor dan 14 sumur gali. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 15 sarana air bersih Program Pamsimas baik sumur bor maupun sumur gali termasuk dalam kriteria memenuhi syarat karena berdasarkan hasil pemeriksaan Kekeruhan air, masingmasing kekeruhan sarana air bersih Pamsimas sesuai dengan kadar maksimum kekeruhan yang diperbolehkan dalam Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih

4.2.7. Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Tebel 4.9 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitas Fisik Air Pada Sarana Air Bersih Program Pamsimas Sarana Air Parameter Fisik Air No Bersih Suhu TDS Kekeruhan Bau Warna Rasa ( o C) (mg/l) (NTU) 1 Sumur Bor (A) + + + 30 458 18,0 2 Sumur Gali (B) - - - 30 365 1,50 3 Sumur Gali (C) - - + 30 411 0,85 4 Sumur Gali (D) - - - 29 257 2,50 5 Sumur Gali (E) - - - 29 365 1,50 6 Sumur Gali (F) - - + 30 368 4,80 7 Sumur Gali (G) - - + 30 353 1,70 8 Sumur Gali (H) - - + 29 374 3,60 9 Sumur Gali (I) - - - 30 323 2,10 10 Sumur Gali (J) - - - 30 364 0,90 11 Sumur Gali (K) - - - 29 319 1,40 12 Sumur Gali (L) - - - 30 378 1,10 13 Sumur Gali (M) - - - 30 271 1,40 14 Sumur Gali (N) - - + 30 412 1,50 15 Sumur Gali (O) - - - 30 415 1,30 Sumber : Data Primer, 2013 Keterangan: + : Parameter yang positif pada sampel - : Parameter yang negatif pada sampel Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa untuk sumur bor Pamsimas tidak memenuhi kualitas fisik air berdasarkan parameter fisik bau, warna, dan rasa. Sementara untuk parameter fisik suhu, TDS dan kekeruhan termasuk dalam kriteria memenuhi syarat kualitas fisik air karena hasil pemeriksaan suhunya 30 o C, TDS < 1.500 mg/l, dan untuk kekeruhannya <25 NTU. Sedangkan untuk pemeriksaan sumur gali terdapat 9 sumur gali Pamsimas yang sesuai standar kualitas fisik air baik parameter fisik bau, warna, rasa, suhu, TDS, dan kekeruhan.

Selain itu terdapat 5 sumur gali Pamsimas yang tidak memeuhi standar kualitas fisik berdasarkan parameter rasa. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Bau Berdasarkan hasil pemeriksaan secara langsung terhadap air yang berasal dari sumur bor Pamsimas dalam air tersebut terdapat bau besi/karat. Sehingga dengan indikasi tersebut dapat dikatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air sumur bor Pamsimas yang diakibatkan karena adanya kandungan senyawa besi dalam air sumur Pamsimas. Pencemaran air tidak hanya di permukaan tanah seperti sungai, kali, danau dan sekitarnya melainkan sudah merembes sampai kedalaman tanah sehingga air sumur bor juga terkadang sudah tidak cukup aman lagi digunakan secara langsung. Salah satu pencemaran yang paling berbahaya adalah adanya kontaminasi logam berat pada air tanah misalnya pencemaran logam berat besi (Fe). Besi atau Fe merupakan logam berat yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh namun apabila dalam kadar berlebih akan menimbulkan gangguan kesehatan. Fe akan semakin berbahaya apabila terkontaminasi ke air tanah karena dapat mencemari air sumur dan mata air sehingga akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi air tersebut (Julia, 2012). Selain pemeriksaan secara kimia terhadap kandungan senyawa besi dalam air, keberadaan atau adanya kandungan senyawa besi dalam air dapat juga diketahui melalui pemeriksaan secara fisik terhadap air sumur bor Pamsimas, yaitu salah

satunya dapat diketahui dengan pemeriksaan bau pada air tersebut. Apabila melalui pemeriksaan bau tersebut terdapat bau yang agak tajam atau berbau besi/karat maka dapat dikatakan bahwa air tersebut mengandung senyawa besi. Menurut Slamet (2007), bau dalam air dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H 2 S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu. (dalam Arifin, 2011). Pemeriksaan bau air yang berasal dari sumur gali Pamsimas menunjukkan bahwa tidak terdapat bau pada semua sumur gali Pamsimas yang digunakan oleh masyarakat di Desa Ilohungayo, hal tersebut membuktikan bahwa air tersebut sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yaitu tidak berbau dan tidak mengandung berbagai organisme tertentu serta gas seperti H 2 S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik yang dapat menimbulkan bau pada sumur gali Pamsimas. Bau yang berasal dari sarana air bersih masyarakat, seperti sumur bor Pamsimas akan mengurangi penerimaan masyarakat dalam menggunakan air tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk mencari sumber lain yang menurut mereka jauh lebih aman bagi mereka, hal tersebut dapat dibuktikan dengan tidak digunakannya lagi sumur bor Pamsimas oleh masyarakat Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabuapten Gorontalo.

4.3.2. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Warna Berdasarkan hasil pemeriksaan parameter fisik warna air dapat diketahui bahwa air yang berasal dari sumur bor Pamsimas tidak memenuhi syarat fisik air karena dalam air tersebut terdapat warna. Warna kuning pada air sumur bor Pamsimas dapat diakibatkan karena adanya kandungan senyawa besi yang dapat menyebabkan warna kuning pada air tersebut. Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe 3+. Kandungan ion Fe (Fe2+,Fe 3+ ) pada air sumur bor berkisar antara 5 7 mg/l (Yuliana, 2009). Warna dalam air juga dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahanbahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. Warna yang berasal dari bahan-bahan buangan industri kemungkinan dapat membahayakan kesehatan (Unus, 1996: 91). Untuk pemeriksaan kualitas fisik warna sumur gali Pamsimas menunjukkan bahwa semua sumur gali tersebut tidak berwarna, semua sumur gali Pamsimas tidak menunjukkan adanya kehadiran organisme, bahan-bahan yang tersuspensi dan oleh ekstrak-ekstrak senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan yang dapat menimbulkan warna dalam air sumur. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa air yang berasal dari sumur gali Pamsimas termasuk dalam kategori memenuhi syarat kesehatan berdasarkan parameter fisik warna karena sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan dalam Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yaitu tidak berwarna. Air sumur yang telah tercemar pada umumnya perlu dilakukan berbagai teknik penyaringan atau metode-metode tertentu agar dapat dikembalikan menjadi air bersih. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar besi (Fe 2+,Fe 3+ ) dalam air adalah dengan cara aerasi. Teknologi ini juga dapat kombinasikan dengan sedimentasi dan filtrasi (Yuliana, 2009). 4.3.3. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Rasa Hasil pemeriksaan kualitas fisik rasa menunjukkan bahwa air yang berasal dari 5 unit sumur gali dan 1 unit sumur bor Pamsimas termasuk dalam kriteria tidak memenuhi syarat kualitas fisik air berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, karena terdapat rasa pada sarana air bersih Pamsimas tersebut. Hasil pemeriksaan secara langsung terhadap air sumur bor Pamsimas terdapat rasa besi, sedangkan untuk sumur gali Pamsimas rasa yang ditimbulkan memberikan rasa agak bertahan lama dilidah atau sedikit pekat. Pada umumnya kandungan senyawa besi pada air selain dapat diketahui melalui pemeriksaan bau dan warna, dapat juga diketahui dengan pemeriksaan rasa pada air tersebut. Menggunakan air yang mengandung senyawa besi cenderung dapat menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi dan dalam dosis besar dapat juga menyebabkan kerusakan pada dinding usus manusia.

Rasa dalam air dapat menunjukkan kemungkinan adanya senyawa-senyawa asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan kemungkinan kemungkinan timbulnya kondisi anaerobik sebagai hasil kegiatan penguraian kelompok mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa organik (Unus, 1996: 91). Berdasarkan hasil pemeriksaan parameter rasa pada 14 sumur gali dapat diketahui bahwa 9 sumur gali termasuk dalam kriteria yang sesuai baku mutu menurut Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, hal ini menunjukkan bahwa 9 sumur gali Pamsimas tidak menunjukkan adanya senyawa-senyawa asing maupun senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Sedangkan rasa pada air yang berasal dari 5 sumur gali Pamsimas diakibatkan karena aktivitas masyarakat yang sering mencuci pakaian dan piring di dekat sumur gali, dan langsung membuang air bekas cucian tersebut begitu saja ketanah sehingga dapat meresap dan mencemari sumur gali Pamsimas. Air bekas cucian masyarakat mengandung sisa-sisa detergent dan sisa-sisa makanan (Karbohidrat, lemak, dan protein) yang termasuk dalam kelompok senyawa organik yang kemudian dapat meresap ke dalam tanah dan dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme tertentu sehingga dapat menimbulkan rasa pada air yang berasal dari sumur gali Pamsimas. Senyawa organik seperti detergen termasuk salah satu parameter kimia yang dapat mempengaruhi kualitas air berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air

bersih, dimana kadar masksimum yang diperbolehkan untuk detergen dalam air bersih yaitu 0,5 mg/l. Gambar 4.1 Aktivitas masyarakat mencuci pakaian di dekat lokasi sumur gali Gambar 4.2 Aktivitas masyarakat mencuci piring di dekat lokasi sumur gali 4.3.4. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Suhu Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal air di alam (tropis) sekitar 20 o C sampai 30 o C. (Suripin, 2011: 149).

Setelah dilakukan pemeriksaan mengenai kualitas fisik air berdasarkan parameter fisik suhu, semua sarana air bersih Pamsimas baik 1 unit sumur bor maupun 14 sumur gali memenuhi syarat kesehatan, karena sesuai dengan temperatur normal air di alam. Sehingga melalui pemeriksaan parameter fisik ini tidak terlihat adanya indikasi pencemaran air. Faktor yang mempengaruhi tingginya suhu air diantaranya yaitu Faktor Ketinggian Tempat, Semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan yang diterima akan lebih banyak, karena pada umumnya semakin rendah suatu daerah suhunya akan semakin tinggi. Suhu yang tinggi inilah yang akan menyebabkan penguapan juga tinggi. Oleh karena itu setelah dilakukan pemeriksaan suhu air untuk sarana air bersih Pamsimas, semua sarana air bersih tersebut termasuk dalam golongan temperatur normal, hal ini dikarenakan Desa Ilohungayo merupakan kawasan dataran tinggi/pegunungan dan dataran rendah dimana daerah ini potensi curah hujan yang diterima lebih sedikit bila dibandingkan dengan daerah yang lokasinya lebih rendah, karena pada umumnya semakin tinggi suatu daerah suhunya akan lebih rendah. 4.3.5. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Total Dissolved Solid (TDS) Hasil pemeriksaan Total Dissolved Solid (TDS) sarana air bersih Pamsimas baik sumur bor maupun sumur gali Pamsimas menunjukkan bahwa jumlah TDS dalam air tersebut tidak melebihi batas yang diperbolehkan berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yaitu <1.500 mg/l.

Jumlah TDS dalam air yang melampaui bakumutu beresiko menimbulkan berbagai penyakit seperti Cardiac Disease dan Toxaemi pada wanita-wanita hamil. Jumlah TDS semua sarana air bersih Pamsimas, baik sumur gali maupun sumur bor Pamsimas yang sesuai standar bakumutu Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air tidak beresiko menimbulkan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Tingginya angka total solids merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air untuk keperluan rumah tangga masyarakat, baik untuk keperluan mandi, mencuci, hingga untuk keperluan air minum masyarakat. TDS dalam air juga merupakan salah satu faktor kualitas air yang sangat penting dan menentukan apakah air tersebut layak untuk dikonsumsi masayarakat atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan kualitas fisik TDS air, dapat diketahui bahwa jumlah TDS dalam air sumur bor Pamsimas lebih tinggi bila dibandingkan dengan sumur gali Pamsimas, meskipun pada kenyataannya hasil tersebut sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih. Menurut Juli (2011: 132) TDS (Total Dissolved Solid) biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan dalam air tersebut akan naik pula. Hasil pemeriksaan TDS pada semua sarana air bersih Pamsimas baik sumur gali maupun sumur bor Pamsimas, tidak menunjukkan adanya zat organik, garam

an organik dan gas terlarut yang tinggi yang dapat menyebabkan tingginya nilai TDS dalam air. TDS dalam air berkaitan dengan bau, warna,dan rasa, hal ini dikarenakan bau,warna, rasa dan TDS dalam air sama-sama dapat diakibatkan oleh adanya senyawa organik. Namun dalam kaitannya dengan sumur bor Pamsimas tidak menunjukkan adanya kaitan antara parameter fisik TDS dengan bau, warna dan rasa dalam air sumur bor Pamsimas. Karena berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat TDS meter, hasil pemeriksaan TDS air sumur bor sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu <1.500 mg/l, sementara berdasarkan parameter fisik bau, warna dan rasa pada air sumur bor tidak diakibatkan karena adanya zat atau senyawa-senyawa organik melainkan adanya kandungan besi dalam air tersebut. 4.3.6. Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisik Kekeruhan Dari hasil pemeriksaan kekeruhan air yang berasal dari sarana air bersih Pamsimas, dapat dilihat bahwa tingkat kekeruhan air sumur bor maupun sumur gali Pamsimas sudah baik sesuai dengan standar mutu air yaitu <25 NTU berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih. Air dapat dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikelpartikel kecil yang tersuspensi lainnya (Sutrisno dan Eni, 2006: 31).

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik ataupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batu dan logam, sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman dan/atau hewan. Berbagai limbah seperti buangan domestik, pertanian, dan industri merupakan sumber kekeruhan. Longsor, banjir juga dapat menambah kekeruhan yang banyak (Juli, 2011: 132). Hasil pemeriksaan untuk semua sarana air bersih Pamsimas tidak menunjukkan adanya zat padat yang tersuspensi, tanah liat, lumpur dan zat-zat yang bersifat anorganik ataupun organik yang tinggi yang dapat menyebabkan bertambahnya nilai kekeruhan dalam air. Kekeruhan dalam air berhubungan erat dengan warna, karena warna dan kekeruhan dalam air sama-sama dapat diakibatkan oleh bahan-bahan yang tersuspensi, bahan buangan industri, senyawa-senyawa organik serta tumbuhtumbuhan. Sementara kaitan antara kekeruhan dengan bau serta rasa dalam air sama-sama dapat disebabkan karena adanya kandungan senyawa-senyawa organik tertentu dalam air yang dapat menyebabkan tingginya nilai kekeruhan serta air tersebut berbau dan berasa. Namun dalam kaitannya dengan sumur bor Pamsimas tidak menunjukkan adanya kaitan antara parameter fisik kekeruhan dengan bau, warna serta rasa dalam air sumur bor Pamsimas. Karena berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turbidimeter, hasil pemeriksaan kekeruhan air sumur bor sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu <25NTU, sementara berdasarkan parameter fisik bau, warna dan rasa dalam air sumur bor tidak diakibatkan karena adanya kandungan senyawa-senyawa organik, tumbuh-

tumbuhan, serta bahan buangan industri dalam melainkan adanya kandungan besi dalam air tersebut. Berdasarkan pemeriksaan kualitas fisik untuk kekeruhan air, dapat diketahui bahwa nilai kekeruhan air sumur bor Pamsimas lebih tinggi bila dibandingkan dengan sumur gali Pamsimas, meskipun pada kenyataannya hasil tersebut sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yaitu < 25 NTU. Meskipun hasil pemeriksaan kekeruhan air sumur bor Pamsimas sesuai standar baku mutu kualitas air, namun masyarakat Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo sudah tidak menggunakan sumur bor Pamsimas, akibat kekeruhan yang timbul dalam air tersebut. Menurut Effendi (2007) Tingginya nilai kekeruhan dapat menyebabkan sulitnya usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air (dalam arifin, 2011). Karena hasil pengukuran kekeruhan air sumur bor tidak melebihi batas baku mutu air bersih Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990, maka tidak sulit untuk melakukan penyaringan, sehingga melalui cara tersebut dapat diperoleh air bersih yang jernih yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan aman bagi kebutuhan masyarakat sehari-hari. 4.3.7. Kualitas Fisik Air Menurut Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, kualitas fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air

dan pada umumnya terdiri dari bau, warna, rasa, suhu, Total Dissolved Solid (TDS), dan Kekeruhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat desa dan masyarakat yang tinggal di Desa Ilohungayo, kualitas fisik air berdasarkan parameter fisik warna dan kekeruhan yang timbul pada air sumur bor Pamsimas, diakibatkan lokasi pembangunan sumur bor Pamsimas yang dibangun di lokasi yang lebih rendah, sehingga tekstur tanah lokasi pembangunan sumur bor Pamsimas tersebut terkontaminasi dengan air yang berasal dari danau limboto, mengingat lokasi Batudaa sendiri yang dekat dengan danau Limboto. Lokasi danau Limboto sendiri yang memang cukup dekat dengan pemukiman masyarakat dapat menyebabkan tercemarnya air danau limboto yang dapat diakibatkan karena aktivitas masyarakat yang tinggal di pesisir danau, dimana air tersebut terdapat banyak kandungan senyawa organik dan senyawa anorganik yang berasal dari hasil buangan limbah rumah tangga penduduk yang tinggal di daerah danau seperti air bekas cucian dapur, air bekas kamar mandi, hingga sampah-sampah yang dihasilkan oleh penduduk. Limbah ataupun sampah yang berasal dari pemukiman tersebut dapat mencemari air danau, yang kemudian dapat meresap kedalam tanah sehingga terkontaminasi dengan air sumur yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas fisik kekeruhan dan warna dalam air sumur bor Pamsimas, tidak menunjukkana adanya kehadiran senyawa-senyawa organik tertentu yang dapat menyebabkan tingginya nilai kekeruhan dalam air sumur bor Pamsimas, karena berdasarkan hasil

pemeriksaan nilai kekeruhan air sumur bor Pamsimas hasilnya yaitu 18 NTU atau sesuai dengan standar kualitas air berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih berdasarkan parameter fisik yaitu <25 NTU. Sementara untuk pemeriksaan warna pada air diakibatkan karena kandungan senyawa besi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kualitas fisik air Pamsimas, di Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, dapat diketahui bahwa air yang berasal dari sumur bor Pamsimas tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih, hal ini dikarenakan sumur bor Pamsimas tidak memenuhi syarat ditinjau dari parameter fisik bau, warna, dan rasa. Sedangkan dari 14 sumur gali Pamsimas, terdapat 5 sumur gali yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari parameter fisik rasa, sementara 9 sumur gali Pamsimas lainnya termasuk dalam kriteria memenuhi syarat, karena semua parameter fisik bau, warna, rasa, suhu, Total Dissolved Solid (TDS), dan Kekeruhannya sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih. Hasil pemeriksaan bau, warna dan rasa pada sumur bor Pamsimas menunjukkan adanya kandungan senyawa besi pada air sumur bor tersebut. hal ini dapat diketahui dengan adanya bau besi/karat pada sumur bor Pamsimas, serta rasa yang agak pekat dan warna kuning yang umum ditimbulkan oleh adanya senyawa besi dalam air.

Air yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l (Yuliana, 2009). Air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih, sebaiknya air tersebut tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman bagi setiap orang yang mengkonsumsinya. Jika salah satu parameter tersebut tidak sesuai, maka kemungkinan air tersebut tidak sehat, karena mengandung beberapa zat kimia, mineral, ataupun senyawa-senyawa organik, yang dapat mengubah bau, warna, rasa, suhu, TDS, dan kejernihan air. Pada umumnya air yang tidak memenuhi syarat kesehatan ditinjau dari parameter fisik air tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Air tersebut tidak dapat dikonsumsi, sebelum ada perlakuan-perlakuan tertentu yang dapat menetralisir atau menghilangkan parameter fisik yang tidak sesuai dengan standar baku mutu air bersih. Perlakuan yang dapat dilakukan untuk memperoleh air bersih yang sesuai dengan standar baku mutu air yaitu sebagai berikut (Firmansyah, 2011):

a. Aerasi Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentassi dan filtrasi. b. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya berat secara alami). c. Filtrasi Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat tersuspensi dengan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan didalam instalasi pengolahan air. 4.4. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai Uji kualitas fisik air pada sarana air bersih Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo, waktu pemeriksaan sampel hanya dilaksanakan 1 hari yaitu pada tanggal 22 April 2013,

mengingat pemeriksaan kualitas fisik air dilaksanakan langsung dilapangan (Desa Ilohungayo Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo) dengan memperhatikan waktu pemeriksaan sampel yaitu dimulai jam 06.00 hingga 09.00 WITA, dimana pada waktu ini masih sedikit aktivitas masyarakat yang melakukan pengambilan air untuk kebutuhan mereka. Penelitian ini dilakukan hanya dalam waktu 1 hari dikarenakan, keterbatasan alat di laboratorium yang digunakan secara bergantian dengan peneliti lain. Selain itu keadaan iklim atau cuaca yang dikhawatirkan apabila dilakukan pemeriksaan pada beberapa hari yang berbeda, akan mengalami perubahan atau tidak sama dengan hari pertama dilaksanakannya pemeriksaan atau pengujian sampel, karena cuaca atau iklim dapat mempengaruhi kualitas fisik dari air bersih. Misalnya apabila pengambilan sampel dilakukan pada musim hujan dapat menyebabkan tingginya nilai kekeruhan pada sarana air bersih.