BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).


I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan sekitar 28,5% penderita penyakit stroke di Indonesia meninggal dunia. Di samping itu stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang serius (Mangoenprasodjo, 2005). Stroke dapat menyerang siapa saja, terutama penderita penyakitpenyakit kronik seperti Diabetes, hipertensi dan juga jantung. Karenanya bagi penderita penyakit-penyakit kronik tersebut harus selalu mewaspadai akan datangnya serangan stroke. Penyakit-penyakit kronik tersebut dapat diatasi dengan cara menghindari rokok, minuman yang mengandung alkohol, makanan yang mengandung banyak garam, olahraga yang teratur, jangan melakukan aktifitas fisik dan otak yang berlebihan, menghindari stress, depresi serta harus dapat mengontrol emosi, menerapkan pola dan gaya hidup yang teratur dan selaras dengan ajaran agama, serta rutin berkonsultasi dengan dokter (Noerjanto, 2000). Gejala stroke tidak selalu muncul pada kondisi yang berat. Serangan stroke yang ringan, bisa ditangani dengan tepat dan cepat biasanya dapat diatasi dan kondisi pasien dapat pulih kembali sepenuhnya, bahkan segala 1

2 aktifitas dan produktifitas dapat berlangsung seperti semula. Dengan demikian perawatan terhadap pasien stroke harus dimulai sedini mungkin. Keterlambatan akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik dan tidak diinginkan. Jenis stroke sendiri ada dua macam, stroke iskemik dan stroke hemoragik (Lumbantobing, 2004). Gejala stroke iskemik dapat berupa lumpuh sebelah, mati sebelah, kesulitan berbahasa dan gangguan pengelihatan, vertigo, penglihatan rangkap, kelumpuhan total, mati rasa, gagap dan afasia (Noerjanto, 2000). Stroke hemoragik dapat menyebabkan pasien lebih tampak parah sekitarnya. Kondisi pasien cepat memburuk daripada stroke iskemik, disertai dengan sakit kepala yang berat, kesadaran yang terganggu, mual dan muntah. Pada pasien stroke kelumpuhan pada anggota gerak badan dapat mencapai sekitar 50-80%, sedangkan gangguan sistem rasa terjadi sekitar 25% yang berupa kesemutan, baal, nyeri pada sisi maupun pada seluruh tubuh (Setiawan, 1992). Kondisi demikian harus benar-benar dipahami oleh masyarakat dalam melakukan perilaku pencegahan stroke. Usaha pencegahan serangan stroke adalah menyingkirkan faktor resiko (konsumsi alkohol, merokok, dan lain-lain), terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung transien iskemik (gangguan pasokan darah sesaat), diabetes mellitus, kolesterol darah tinggi dan kebiasaan riwayat keluarga atau keturunan, usia, jenis kelamin (pria lebih berisiko) dan rasa (Mangoenprasodjo, 2005). Hal ini masalah usaha pencegahan lebih diutamakan dari pada pengobatan dengan menjauhi faktor risiko sehingga

3 melakukan perilaku pencegahan stroke Penanganan stroke harus ditangani dengan tuntas meskipun memerlukan biaya besar. Bila pasien stroke ditangani dengan segera yaitu dalam waktu 60 menit setelah terkena stroke (the golden moment) peluang untuk sembuh tanpa cacat cukup besar. Dengan mengenali gejalanya, orang dapat menyadari risiko yang akan dialaminya. Risiko yang akan dialaminya dan dengan penuh kesadaran mau memperbaiki kebiasaan yang mengundang munculnya stroke ini (terutama bagi yang berisiko tinggi). Biasanya, dokter memberi obatobatan tertentu maupun menyarankan tindakan operasi pengangkatan sumbatan dalam arteri (carotid endorterectomy) agar terhindari dari serangan stroke besar (Sustrani, 2004). Secara global, sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, terdapat sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan, terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup (Feigin, 2004). Dari data DKK Purwodadi yang menderita penyakit stroke di tahun 2006 sebanyak 811 orang. Klien yang menderita stroke berat 225 orang, sedang 234 orang, ringan 234 orang. Sedangkan di Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang rawat jalan penderita stroke yang disebabkan oleh hipertensi sebanyak 74 pasien. Klien yang menderita stroke berat 20 orang, sedang 24 orang, ringan 30 orang pada tahun 2006. Hal ini disebabkan perilaku masyarakat yang jelek dan kebiasaan makanan berlemak dan minum beralkohol, keturunan, kurang olahraga yang teratur dan

4 gaya hidup Perilaku seseorang oleh berbagai faktor lain, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pengetahuan perilaku seseorang juga dapat diperoleh dari kebiasaan pasien sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam kehidupan pasien sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, pasien harus memperhatikan bagaimana perilaku pasien pada anggota keluarga terhadap pencegahan stroke, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi diri dan orang lain pada pasien yaitu dengan melakukan pengobatan secara teratur, minum obat, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum alkohol, diet garam atau lemak dan memeriksa keluarga yang sakit dan melakukan perilaku pencegahan stroke (Notoatmodjo, 2003). Perilaku pencegahan masyarakat akan stroke di wilayah kerja Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat yang sebagian besar masih kurang mengenai stroke. Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam usaha upaya pencegahan stroke di wilayah kerja Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stroke di wilayah kerja Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tersebut, akan dapat mempengaruhi perilaku pencegahan stroke di wilayah kerja Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang diakibatkan oleh merokok, minum alcohol, makan garam banyak, makanan berlemak, dan tidak mengontrol emosi. Karena itu, upaya untuk membentuk perilaku pencegahan

5 terhadap stroke pada pencegahan hendaknya senantiasa dilakukan. Berdasarkan hal tersebut di atas, pengetahuan dan perilaku pencegahan stroke pada pasien hipertensi sangat penting, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara tigkat pengetahuan pasien hipertensi dengan perilaku pencegahan stroke. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Godong I Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan karena hipertensi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi Di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi. b. Mengidentifikasi perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi.

6 c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Pendidikan Keperawatan Dengan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum mata ajar komunitas, khususnya peran serta keluarga tentang perilaku pencegahan stroke pada penderita. 2. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan perilaku pencegahan stroke dan keterampilan bagi tenaga kesehatan di bidang ilmu keperawatan khususnya perilaku pencegahan stroke. 3. Bagi Masyarakat Dengan penelitian ini memberikan masukan bagi masyarakat dan diharapkan peran serta masyarakat dalam usaha meningkatkan kerja sama dengan perilaku pencegahan stroke demi keberhasilan. a. Membantu menemukan penderita sedini mungkin adanya kasus b. Mendorong dan memberikan semangat agar memeriksakan diri sedini mungkin dan berobat dan minum obat secara teratur c. Mengingatkan penderita untuk memeriksakan ulang d. Memotivasi penderita agar tidak putus asa untuk minum obat secara teratur demi kesembuhan.

7 4. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan latihan bagi penulis dalam mengajarkan suatu penelitian serta mengkaji teori dari pendidikan dan belajar menemukan permasalahan yang ada di lapangan. 5. Bagi Pasien Memberikan informasi kepada penderita bahwa pentingnya peran pengetahuan stroke bagi kesembuhan mereka sehingga menimbulkan motivasi yang positif dalam melakukan program perilaku pencegahan stroke. E. Bidang Ilmu Dari segi keilmuan, literatur ini merupakan ilmu keperawatan komunitas dan Keperawatan Medikal Bedah dimana pengetahuan sebagai bagian dari komunitas memberikan kontribusi dalam meningkatkan perilaku pencegahan stroke pada penderitanya.