KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS LAPORAN PENELITIAN DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL DALAM WACANA TAJUK RENCANA HARIAN SINGGALANG EDISI APRIL-MEI 2014 ARTIKEL ILMIAH DESI PATRI YENTI NPM

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

PENGGUNAAN PEMARKAH KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

PRATIWI AMALLIYAH A

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERKAIT. Halliday dan Hasan (1976: 1) menyatakan bahwa teks adalah kumpulan sejumlah

KOHESI GRAMATIKAL DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

Kohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PERANTI KOHESI DALAM WACANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

Azis dan Juanda. Keywords: grammatical cohesion, unity of discourse

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

ANALISIS PENGGUNAAN KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 4 SURAKARTA

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PEMARKAH KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN CERPEN BINTANG KECIL DI LANGIT KELAM KARYA JAMAL T. SURYANATA

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

zs. /or.wisman lladi, M.Hum. ANA,LISIS PENAI{DA KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL POLITIK PADA MEDIA OFII.,INE KOMPASIANA.COM ARTIKEL Asrul Khairillrsibuan

K A N D A I. Volume 12 No. 1, Mei 2016 Halaman 71 84

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

ANALISIS STRUKTUR TEKS DAN KOHESI DONGENG ANAK BERBAHASA INGGRIS DREAMLETS KARYA ARLEEN A. DAN EorG

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA NARASI DALAM MODUL KARYA GURU

KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN PUISI GELADI DIRI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT WACANA BERITA UTAMA MONITOR DEPOK

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

menggunakan konjungsi pada karangan yang dibuatnya.

ANALISIS REFERENSI PADA WACANA BERITA KRIMINAL DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI WACANA KOLOM HIKMAH SURAT KABAR REPUBLIKA. Endang Wiyanti Universitas Indraprasta PGRI

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prosedur ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB II LANDASAN TEORI

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL DALAM KARYA ILMIAH SISWA SMA SEKOTA SEMARANG

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 29 Nomor 2 tahun 2011 KOHESI GRAMATIKAL DALAM TEKS LAPORAN PENELITIAN DOSEN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Rahayu Pristiwati Fakultas Bahasa Abstract. The purpose of this study is to prove the existence of grammatical cohesion in the research report text of the lectures of Faculty of Languages and Arts, Semarang State University and to identify the various devices used in the text of the research report, from the lecturer of Faculty of Languages and Arts, Semarang State University. The research was conducted with qualitative and descriptive approach. The source of research data is the lecturer s text of the research report that there are seven research report. Research data in the form of text snippets of the Semarang State University s lecurer s research report that allegedly contain grammatical cohesion. The findings of this study is the presence of grammatical cohesion in the Faculty of Language and Art Semarang State University lecturer s text of the research report on the use of words or phrases. Grammatical cohesion devices in the Faculty of Language and Art Semarang State University lecture s text research report, which covers (1) reference (reference), (2) substitution, (3) ellipsis, and (4) conjunction. Based on these findings, it can be put forward suggestions that language users should be able to make use of grammatical cohesion in an effort to speak effectively and efficiently, both verbal and written. Excavations of various grammatical cohesion devices in the Faculty of Language and Art Semarang State University lecture s text research report should continue to be given the possibility of using other devices than those found in this study. Keywords: grammatical cohesion, text research reports PENDAHULUAN Teks laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, sebagai karya ilmiah yang ditulis berdasarkan data sebagai hasil penelitian penuh dengan penggunaan kohesi gramatikal. Pemanfaatan kohesi gramatikal itu juga dalam rangka menciptakan hubungan yang erat antarunsur bahasa yang digunakan di dalam komunikasinya. Dengan demikian, komunikasi yang efektif dan efisien antarpemakai bahasa dapat tercipta. Penggunaan kohesi gramatikal dalam tidak hanya terbatas pada pemakaian unitunit sintaksis di dalam kalimat. Namun, pemakaian kohesi gramatikal itu juga terdapat dalam pemakaian unit-unit wacana. Untuk mengetahui sejauh manakah fenomena kohesi gramatikal direalisasi oleh para dosen dalam menulis laporan penelitiannya maka penelitian 106

tentang kohesi gramatikal dalam teks laporan Universitas Negeri Semarang perlu dilakukan. Berkenaan dengan itu, masalah yang dibahas di dalam penelitian ini adalah bukti apakah yang mendukung bahwa dalam teks laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa terdapat penggunaan kohesi gramatikal dan peranti apakah yang digunakan dalam kohesi gramatikal pada teks laporan penelitian Dosen Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dan deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang sebanyak tujuh laporan penelitian. Data penelitian ini berupa penggalan yang diduga mengandung kohesi gramatikal. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan teknik normatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Bukti dalam Teks Laporan Penelitian Dosen Fakultas Bahasa Dalam teks laporan penelitian Dosen Semarang ditemukan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan kohesif konjungsi. Hubungan kohesif konjungsi merupakan hubungan kohesif yang memarkahi hubungan yang hanya dapat dimengerti sepenuhnya melalui pengacuan ke bagian lain wacana. Untuk membuktikan apakah di dalam terdapat kohesi gramatikal perlu diselidiki penggunaannya. Berikut ini diketengahkan data pemakaian kohesi gramatikal untuk analisis pembuktian adanya kohesi gramatikal dalam teks laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa. (1)Pembelajaran estetika Jawa di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa dilakukan dengan menggunakan fasilitas blog gratis, yaitu menggunakan bloger.com. Pertama yang dilakukan dalam perancangan pembuatan blog untuk perkuliahan estetika Jawa dilakukan dengan pembuatan e-mail gmail untuk pendaftaran membuat blog di blogger.com. Setelah pembuatan e-mail dilanjutkan pembuatan blog di blogger.com. Setelah seluruh proses telah selesai langkah selanjutnya yaitu pengisian materi perkuliahan estetika Jawa (PT-OPMKE 5) Penggunaan konjungsi pada kalimat (1) tersebut merupakan kohesi konjungsi antarparagraf koordinatif urutan. Konjungsi yang digunakan adalah pertama untuk konjungsi mulaian, setelah dan selanjutnya untuk konjungsi lanjutan. Konjungsi ini menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Berbagai Peranti dalam Teks Laporan Penelitian Dosen Semarang Dalam merujuk silang anteseden ada peranti yang selalu digunakan. Peranti itu dapat merujuk silang pada anteseden yang telah disebutkan, dapat pula merujuk silang pada anteseden yang disebut kemudian. Berdasarkan data penelitian ini, dapatlah dikemukakan bahwa dalam teks laporan Universitas Negeri Semarang ditemukan empat macam peranti kohesi gramatikal. Keempat peranti itu adalah (1) pengacuan (referensi), (2) penyulihan (substansi), (3) pelesapan (elipsis), dan (4) konjungsi. 107

Berupa Pengacuan (referensi) Pengacuan dibedakan menjadi dua, yaitu eksofora dan endofora. Baik dalam pengacuan eksofora maupun dalam pengacuan endofora, sesuatu yang diacu harus dapat diidentifikasi. Pengacuan eksofora adalah pengacuan terhadap anteseden yang terdapat di luar bahasa atau ekstratekstual, seperti manusia, hewan, alam sekitar umunya, atau suatu peristiwa. Sementara itu, pengacuan endofora adalah pengacuan terhadap anteseden yang terdapat dalam teks atau intratekstual. Kohesi pengacuan menandai hubungan kohesif wacana melalui pengacuan. Ada tiga penanda hubungan kohesif pengacuan yaitu referensial personal, referensial demonstratif, dan referensial komparatif. Penanda hubungan kohesif pengacuan tipe personal merupakan pemarkah hubungan antara bagian wacana yang satu dengan bagian wacana lainnya melalui persona. Persona yang dapat menjadi pemarkah hubungan kohesif pengacuan meliputi persona pertama tunggal dan jamak, persona kedua tunggal dan jamak, dan persona ketiga tunggal dan jamak. Untuk membuktikan apakah di dalam terdapat pengacuan berikut ini diketengahkan data pemakaian kohesi gramatikal dalam teks laporan penelitian. Salman (laki-laki) adalah anak autis kedua yang mengikuti kegiatan melukis. Sekarang ini ia berusia 9 tahun, duduk di kelas III SDLB. Anak ini sulit berkomunikasi, sulit menerima atau menangkap informasi.(pt- MSSB 9) Di dalam penggalan teks (2) pengacuan yang merujuk silang pada unsur terdahulu, yaitu persona ia yang mengacu kepada Salman di dalam kalimat sebelumnya. Pengacuan yang demikian merupakan pengacuan endofora karena bersifat tekstual. Di dalam penggalan teks (2) sesuatu yang diacunya berada pada arah yang telah disebutkan. Dengan kata lain, persona ia merujuk silang pada Salman yang telah disebutkan terdahulu. Oleh karena itu, pengacuan endofora yang terdapat di dalam penggalan teks (2) berupa anafora. Anafora tersebut berupa upaya di dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan kata atau unsur yang disebutkan terdahulu. Di dalam penggalan teks (2) peranti yang digunakan di dalam pengacuan anafora itu berupa pronomina. Berupa Penyulihan (substitusi) Dalam laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang menjadi data penelitian ini ditemukan pula kalimat yang memiliki hubungan penyulihan. Hubungan penyulihan adalah hubungan kohesif yang menyatakan penggantian. Dalam wacana yang mengandung hubungan penyulihan, pemarkahnya terdapat unsur wacana lainnya. Kohesi penyulihan pada penggalan wacana (3) merupakan hubungan kohesif penyulihan tipe nominal yaitu hubungan kohesif yang menggantikan nominal dan telah disebutkan sebelumnya dalam wacana yaitu mereka. Kalimat berikut yang ditemukan dalam salah satu laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa tergolong kalimat yang mencerminkan hubungan penyulihan. (3) Menurut ayah Annisa, naik kuda dan bermain di luar adalah dunia laki-laki. Maka sudah sepantasnya para perempuan tidak melakukannya. Dunia perempuan adalah dunia rumah tangga yang nantinya perempuan tersebut akan dididik menjadi pelayan lakilaki yakni suami mereka (PDM-CPK 7) Kata ganti persona mereka di dalam penggalan teks (3) merupakan kata ganti persona pertama jamak. Kata ganti persona 108

tunggal jamak itu merujuk silang anteseden yang telah disebut, yaitu para perempuan. Rujuk silang yang demikian itu dinamakan anafora. Oleh karena berperan sebagai bentuk yang digunakan untuk merujuk silang anteseden yang telah disebut, dapatlah dinyatakan bahwa kata ganti persona pertama jamak mereka di dalam penggalan teks (3) merupakan peranti kohesi gramatikal dalam. Kalimat yang mencerminkan hubungan penyulihan juga ditemukan pada laporan Universitas Negeri Semarang berikut ini. (4) Annisa tidak mendapatkan perlakuan selayaknya seorang istri yang harus dihormati hak-haknya. Samsudin sebagai seorang suami merasa bahwa ia merasa mempunyai kekuasaan penuh terhadap istrinya. Ia tidak perduli apakah istrinya merasa kesakitan atau tidak (PDM-CPK 10) Kata ia adalah kata ganti persona ketiga karena menyatakan orang yang dibicarakan. Di dalam penggalan teks (4) kata ia digunakan untuk merujuk silang anteseden yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu Samsudin. Endofora yang terealisasi di dalam penggalan teks tersebut termasuk anafora. Berupa Pelesapan (elipsis) Hubungan kohesif pelesapan pada dasarnya sama dengan hubungan kohesif penyulihan. Bedanya, pada hubungan kohesif pelesapan itu unsur penggantinya dinyatakan dalam bentuk kosong (zero). Sesuatu yang dinyatakan dengan kata, frasa, atau bagian kalimat tertentu dilesapkan karena sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya atau sesudahnya. Penamaan pelesapan dapat berupa fungsi atau peran sintaktis. Tiaptiap bagian kalimat itu mendukung fungsi sintaktis tertentu. Ada lima fungsi sintaktis dalam bahasa Indonesia, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Penggunaan fungsi sintaktis yang benar menjadikan kalimat bermakna utuh dan lengkap sesuai dengan konteksnya. Hal itu terjadi karena fungsi sintaktis kalimat itu menyebabkan kalimat menjadi satu proposisi yang lengkap. Keutuhan gagasan terjadi jika fungsi sintaktis itu dinyatakan dengan jelas dan tidak terganggu oleh kata lain. Kalimat menjadi tidak jelas karena fungsi sintaktisnya juga tidak jelas. Kalimat yang tidak jelas itu sama dengan kalimat yang tidak baik dan tidak benar. Berdasarkan data penelitian ini yang berupa laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa, dapat ditemukan kalimat-kalimat yang menunjukkan hubungan kohesif pelesapan. Kalimat (5) berikut ini tergolong kalimat yang memiliki hubungan kohesif pelesapan. (5) Salman cenderung suka menggunakan media marker/spidol, dibanding media basah. Jika (Salman) dihadapkan pada media basah, cenderung emosinya tidak terkontrol dan ungkapannya tidak bermakna (PT-MSSB 14) Penggalan teks (5) merupakan pelesapan subjek. Unsur kalimat Salman yang ditulis di antara tanda kurung pada penggalan teks di atas dapat dilesapkan tanpa mengurangi makna kalimat. Unsur yang sama yang tidak dilesapkan itu merupakan anteseden dari unsur yang dilesapkan. Peranti yang digunakan untuk merujuk silang anteseden di dalam penggalan teks (5) adalah kata ganti persona pertama Salman. Anteseden yang dirujuknya adalah Salman. Anteseden tersebut telah disebutkan sebelumnya. Endofora yang terjadi di dalam penggalan teks (5) adalah anafora, karena merujuk silang pada anteseden yang telah disebutkan sebelumnya. 109

Berupa Konjungsi Dalam teks laporan penelitian Dosen Semarang juga ditemukan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan kohesif konjungsi. Hubungan kohesif konjungsi merupakan hubungan kohesif yang memarkahi hubungan yang hanya dapat dimengerti sepenuhnya melalui pengacuan ke bagian lain wacana. Kalimat karya ilmiah pada laporan penelitian dosen berikut ini mencerminkan hubungan kohesif konjungsi. (6)Pembelajaran estetika Jawa di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa dilakukan dengan menggunakan fasilitas blog gratis, yaitu menggunakan bloger.com. Pertama yang dilakukan dalam perancangan pembuatan blog untuk perkuliahan estetika Jawa dilakukan dengan pembuatan e-mail gmail untuk pendaftaran membuat blog di blogger.com. Setelah pembuatan e-mail dilanjutkan pembuatan blog di blogger.com. Setelah seluruh proses telah selesai langkah selanjutnya yaitu pengisian materi perkuliahan estetika Jawa (PT-OPMKE 5) Penggunaan konjungsi pada kalimat (6) tersebut merupakan kohesi konjungsi antarparagraf koordinatif urutan. Konjungsi yang digunakan adalah pertama untuk konjungsi mulaian, setelah dan selanjutnya untuk konjungsi lanjutan. Konjungsi ini menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Kalimat (7) berikut ini juga menggunakan hubungan kohesif konjungsi. (7) Berdasarkan skor yang diperoleh menunjukkan angka 545. Dengan demikian responden sebagai calon mahasiswa Jurusan Seni Rupa Unnes memiliki kepekaan irama garis pada kategori tinggi (PDM-KEV 7) Kalimat (7) merupakan konjungsi simpulan yang digunakan sebagai pemarkah kohesi yang menyatakan konsekuensi yaitu pada kata dengan demikian. Paragrafparagraf yang dihubungkan dengan konjungsi simpulan yang berisi simpulan paragraf sebelumnya. Konjungsi dengan demikian merupakan konjungsi antarkalimat yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Kalimat yang juga merupakan konjungsi simpulan tampak seperti berikut ini. (8) Berdasarkan pengujian atas sampel sejumlah 188 orang menunjukkan skor terendah 29 dan tertinggi 52 dari 60 yang diharapkan. Rerata skor menunjukkan 43,2128. Dengan demikian dapat dikategorikan atau disimpulkan bahwa dengan sekor rerata ini kemampuan visual estetik siswa di Jawa Tengah tergolong tinggi, dalam rentang sekor 42 sampai dengan 50 (PDM-KEV 5) (9) Agaknya responden relative kebingungan untuk merespons pertanyaan ini. Jadi berdasarkan pertanyaan ini skor total responden adalah 517, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kepekaan keseimbangan bidang dengan kategori cukup (PDM-KEV 9) (10) Dunia perempuan adalah dunia rumah tangga yang nantinya perempuan tersebut akan dididik menjadi pelayan laki-laki yakni suami mereka. Maka, sudah sepatutnya perempuan melakukan apa yang menjadi tugasnya dalam dunianya sendiri dan laki-laki juga melakukan tugasnya dalam dunianya sendiri (PDM-CPK-7) Penggalan teks (8) merupakan konjungsi yang menyatakan simpulan. Sementara itu, pada penggalan teks (10) merupakan konjungsi subordinatif hasil yaitu pada kata maka(nya). Konjungsi jenis ini yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Kalimat berikut ini juga merupakan 110

konjungsi aditif yang tampak sebagai berikut. (11)Pada aspek yang kelima yaitu kritik dan saran mahasiswa terhadap blog estetika Jawa. Mahasiswa banyak memberi saran dalam blog estetika untuk ditambahkan fasilitas chatting dan download. Selain itu, masingmasing mahasiswa memberikan saran terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi (OPMKE-6) Kalimat (11) merupakan kohesi konjungsi antarparagraf koordinatif aditif. Dalam hubungan aditif pemarkah konjungsi yang digunakan adalah selain itu. Konjungsi ini menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Paragraf yang diawali konjungsi aditif ini berisi keterangan tambahan paragraf sebelumnya. Konjungsi antarparagraf digunakan sebagai penghubung antarparagraf. Selain itu, berfungsi sebagai pembentuk kepaduan antara paragraf-paragraf dalam wacana luas. Konjungsi ini juga membantu pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis. Dalam data penelitian ini juga dijumpai kalimat yang menggunakan konjungsi konstratif. Hal itu tampak pada kalimat (12) berikut ini. (12) Dalam sebuah keluarga, antara suami istri bisa terjadi peluang pemerkosaan. Apalagi jika keluarga tersebut dibangun tidak atas landasan saling mencintai dan memahami. Anggapan masyarakat awam, diperparah dengan anggapan bahwa tidak ada pemerkosaan dalam hubungan suami istri. Padahal hubungan suami istri dilindungi oleh undang-undang perkawinan. Akan tetapi perilaku seksual yang menyimpang, bisa dikategorikan dalam kasus pemerkosaan (PDM-CPK-9) Kalimat (12) merupakan kohesi konjungsi antarkalimat konstratif. Konjungsi konstratif digunakan sebagai pemarkah kohesi yaitu akan tetapi. Konjungsi akan tetapi menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Kalimat yang dihubungkan dengan konjungsi konstratif menyatakan hubungan ketidaksesuaian apa yang disampaikan kalimat sebelumnya. Pada laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa juga ditemukan kalimat lain yang juga ternyata menggunakan konjungsi jenis ini. (13)Kecerdasan adalah milik semua orang baik laki-laki maupun perempuan. Namun, stereotip yang selama ini melekat adalah lakilaki lebih cerdas dibandingkan perempuan. Namun, hal ini sepertinya tidak berlaku bagi Annisa (PDM-CPK-12) Penggalan teks (13) merupakan kohesi konjungsi antarkalimat konstratif yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, dapatlah dikemukakan simpulan bahwa adanya kohesi gramatikal dalam teks laporan penelitian Dosen Semarang terbukti dengan ditemukannya pada penggunaan kata atau frasa. Peranti kohesi gramatikal dalam teks laporan penelitian Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang mencakupi (1) kohesi gramatikal yang berupa pengacuan (referensi), (2) kohesi gramatikal yang berupa penyulihan (substitusi), (3) kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (elipsis), dan (4) kohesi gramatikal yang berupa konjungsi. Saran Berdasarkan simpulan itu, dapatlah dikemukakan saran bahwa para pemakai bahasa hendaknya dapat memanfaatkan kohesi gramatikal sebagai upaya berbahasa secara efektif dan efisien, baik lisan maupun tulis. 111

Sementara itu, penggalian terhadap berbagai peranti kohesi gramatikal dalam teks laporan Universitas Negeri Semarang hendaknya terus dilakukan mengingat adanya kemungkinan pemakaian peranti lain selain yang ditemukan di dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Brown, Gillian & George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Dardjowidjojo, Soenjono. 1986. Benang Pengikat Wacana. Pertemuan Ilmiah Regional, MLI. Jakarta. Ekowardono, B. Karno. 1985. Pargraf: Pengertian dasar, Aspek Semantis Leksikal, dan Gramatikal. Diktat. Semarang: FPBS IKIP Semarang. Hartono, Bambang. 2000. Kajian Wacana Bahasa Indonesia. Handout. PBSI, FPBS Unnes. Nunan, David. 1992. Mengembangkan Pemahaman Wacana: Teori dan Praktik. Terj. Elly W. Silangen. Jakarta: Rebia Indah Perkasa. Suparno.1997. Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Tallei. 1998. Analisis Wacana. Manado: Bima Patra Manado. 112