INFRASTRUKTUR PEMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA PERUMAHAN CITRA PESONA INDAH DAN PERUMAHAN METRO PALU REGENCY DI KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

KARATERISTIK PERGERAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III LANDASAN TEORI

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

STUDI PERMODELAN BANGKITAN PERJALANAN DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

KAJIAN PERGERAKAN BANGKITAN PERUMAHAN TERHADAP LALU LINTAS. Juanita 1*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

TESIS MAGISTER. Oleh : YOSI ALWINDA

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

ANALISIS POLA PERJALANAN TRANSPORTASI PENDUDUK DAERAH PINGGIRAN

BAB II TINJAUAN TEORI

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

Soft Infrastruktur Model Untuk Mobilitas Masyarakat di Kawasan Universitas Diponegoro (Studi Kasus: Aplikasi YOKA)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kebudayaan, kota ini juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

Kota dianggap sebagai tempat tersedianya berbagai kebutuhan dan lapangan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

BAB. I PENDAHULUAN. membuat kota ini terdiri dari lima wilayah kecamatan (Distric), yaitu

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN PELAJAR DI KOTA YOGYAKARTA

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

E:mail :

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL

KARAKTERISTIK PERJALANAN DAN KETERSEDIAAN ANGKUTAN DI KAWASAN PERUMAHAN BUKIT SENDANGMULYO KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan (Studi Kasus Pembangunan Perumahan Baturaja Permai)

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wilayah Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

Transkripsi:

INFRASTRUKTUR PEMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA PERUMAHAN CITRA PESONA INDAH DAN PERUMAHAN METRO PALU REGENCY DI KOTA PALU Trip Generation Models at Residential of Citra Pesona Indah and Metro Palu Regency in Palu City Rahmatang Rahman Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako-Jalan Soekarno Hatta Km. 8 Palu 94118 Email : thata_laem01@yahoo.co.id ABSTRACT Construction of residential area in Palu city increases along with the city development and population growth. It can raise or enlarge the trip generation both for medium residential (subsidized residential) and for middle to upper residential (the elite residential) and also affect the use of land as well as increased traffic. The purpose of this thesis is to determine the factors of affect trip generation and make the trip generation models at residential of Citra Pesona Indah and Metro Palu Regency. This research was conducted by studying literature that can support this research, gathering data using sampling techniques (stratified random sampling) with the formula of Slovin, conducting interviews and questionnaires to the respondents, analyzing the data results of the interview to describe the characteristics of the residence occupants and analyzing with the categories that will result in trip generation number on the residential area. The number of trip generation obtained by conducting interviews through questionnaires was 1665 movements / day for Citra Pesona Indah and 222 movements / day for Metro Palu Regency. The number of trip generation resulted using category analysis method is 1669.4 movement / day for Citra Pesona Indah and 222.4 movements / day for Metro Palu Regency. Keywords : Trip generation, category analysis, sampling techniques ABSTRAK Pembangunan daerah perumahan di kota Palu semakin meningkat seiring dengan berjalannya perkembangan kota dan pertumbuhan jumlah penduduk. Hal tersebut dapat meningkatkan atau memperbesar bangkitan pergerakan baik untuk perumahan menengah ke bawah (perumahan bersubsidi) maupun untuk perumahan menengah ke atas (perumahan elit) dan berpengaruh juga terhadap pemanfaatan tata guna lahan serta peningkatan lalu lintas. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan dan membuat model bangkitan pergerakan dari perumahan Citra Pesona Indah dan perumahan Metro Palu Regency. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur yang dapat mendukung penelitian ini, mengumpukan data dengan menggunakan teknik sampling (stratified random sampling) dengan rumus Slovin, melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden, menganalisis data hasil dari kuesioner untuk mendeskripsikan karakteristik penghuni perumahan dan melakukan analisis dengan kategori-kategori yang akan menghasilkan jumlah bangkitan pergerakan pada perumahan tersebut. Jumlah bangkitan pergerakan yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 1665 pergerakan/hari untuk perumahan Citra Pesona Indah dan 222 pergerakan/hari untuk perumahan Metro Palu Regency. Jumlah bangkitan pergerakan yang dihasilkan menggunakan metode analisis kategori adalah 1669,4 pergerakan/hari untuk perumahan Citra Pesona Indah dan 222,4 pergerakan/hari untuk perumahan Metro Palu Regency. Kata kunci : Bangkitan pergerakan, analisa ketegori, teknik sampling

INFRASTRUKTUR Vol. 4 No. 2 Desember 2014: 86-94 PENDAHULUAN Pembangunan daerah perumahan di Kota Palu semakin meningkat seiring dengan berjalannya perkembangan kota dan pertumbuhan jumlah penduduk. Meningkatnya pembangunan daerah perumahan dapat dilihat dengan banyaknya lokasi daerah perumahan yang berada di KotaPalu, baik perumahan bersubsidi maupun perumahan elit. Perumahan yang berkembang akan menambah jumlah pergerakan yang dilakukan oleh penghuni perumahan, baik kegiatan yang berkaitan dengan bekerja, sosial, pendidikan, rekreasi dan sebagainya yang dapat mengganggu arus lalu lintas dan akan menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan tingkat pelayanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan. Pembangunan perumahan pada umumnya dapa tmengakibatkan terjadinya suatu pergerakan. Pengaruh dari pembangunan perumahan terhadap suatu pergerakan dapat diketahui dengan melihat besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan yang dihasilkan oleh pembangunan perumahan tersebut. Salah satu kawasan perumahan yang mempengaruhi jumlah pergerakan lalulintas dikota Palu adalah perumahan Citra Pesona Indah, memiliki jumlah rumah sebanyak 941 rumah dan terletak di jalan Dayo Dara yang mengakses ke jalan Soekarno Hatta, jalan Tombolotutu, dan jalan Sisingamangaraja serta perumahan Metro Palu Regency yang memiliki jumlah rumah sebanyak 48 rumah yang terletak di jalan Purnawirawan dan mengakses ke jalan Emi Saelan dan jalan Anoa. Perumahan Citra Pesona Indah merupakan perumahan bersubsidi yang mewakili perumahan menengah ke bawah sedangkan perumahan Metro Palu Regency mewakili perumahan elit yang adadi Kota Palu. Mengingat pola bangkitan pergerakan yang diakibatkan dari penghuni perumahan ini dan untuk mengantisipasi kebutuhan serta memperhitungkan beban, diperlukan penelitian tentang bangkitan pergerakan penghuni perumahan tersebut yang bertujuan untuk: 1. Menerapkan fakor faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan pada perumahan Citra Pesona Indah dan perumahan Metro Palu Regency. 2. Membuat model bangkitan pergerakan pada perumahan Citra Pesona Indah dan perumahan Metro Palu Regency. A. Konsep Perencanaan Transportasi Menurut Karmawan (1997) Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap. Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap yang biasa dipakai adalah sebagai berikut: a. Bangkitan Pergerakan (trip generation) Bangkitan pergerakan adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zona atau daerah per satuan waktu. Bangkitan pergerakan sangat penting dalam proses perencanaan transportasi. Dengan mengetahui bangkitan pergerakan maka jumlah perjalanan tiap daerah atau zona pada masa sekarang dan masa yang akan datang dapat diperkirakan. b. Sebaran Pergerakan (trip distribution) Lalulintas yang dibangkitkan oleh suatu daerah atau zona akan disalurkan ke sejumlah zona lain, dan ini dikenal sebagai lalu lintas antar zona atau sebaran pergerakan. Tujuan utama pemodelan sebaran pergerakan adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana seluruh pergerakan yang berasal dari zona asal akan terbagi ke semua zona tujuan. Setelah sebaran pergerakan diketahui, dapat diambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mempengaruhi atau mengubah sebaran yang tidak dikehendaki, atau merancang jaringan jalan guna menampung volume lalu lintas taksiran tersebut. c. Pemilihan Moda (modal split) Pemilihan moda biasanya merupakan pemodelan terakhir dari empat tahap pemodelan transportasi. Pemilihan moda digunakan untuk mengetahui sebagaimana pelaku perjalanan memilih moda yang akan digunakan, dengan kata lain pemilihan moda dapat didefinisikan sebagai pembagian jumlah perjalanan ke dalam cara atau moda perjalanan yang berbeda-beda. d. Pemilihan Rute(trip assignment) Pemodelan ini berguna untuk mempelajari penyaluran pergerakan kendaraan pada jaringan jalan yang ada atau pembebanan jaringan jalan dengan lalulintas antarzona yang kemungkinan lintasan lebih dari satu. Dengan pemodelan ini dapat dicari agar beban lalulintas yang dipikul oleh jaringan jalan menjadi seimbang, sehingga semua kapasitas jalan akan terpakai secara optimal. B. Bangkitan Pergerakan Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tataguna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik kesuatu tata guna lahan. Pergerakan lalulintas merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan pergerakan lalulintas. Dalam Tamin (2000) bangkitan lalulintas ini mencakup: Lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi 87

Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Citra Pesona Indah Dan Perumahan Metro Palu Regency Di Kota Palu (Rahmatang Rahman) Lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi Bangkitan pergerakan bertujuan mendapatkan jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh setiap zona asal dan jumlah pergerakan yang tertarik kesetiap zona tujuan yang ada didalam daerah kajian (Tamin, 2000). Bangkitan pergerakan tidak hanya beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitas pada tata guna lahan tersebut. Tujuan dasar tahap bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengaitkan tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju kesuatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu zona. Model ini sangat dibutuhkan apabila efek tata guna lahan dan pemilikan pergerakan terhadap besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan berubah sebagai fungsi waktu (Tamin, 2000). Tahapan ini bertujuan mempelajari mempelajari dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan pergerakan dengan mempelajari beberapa variasi hubungan antaraa ciri pergerakan dengan lingkungan tata guna lahan. Beberapa kajian transportasi berhasil mengidentifikasikan korelasi antara besarnya pergerakan dengan berbagai peubah, dan setiap peubah tersebut juga saling berkorelasi (Tamin, 2000). Aspek Yang Mempengaruhi Terjadinya Suatu Bangkitan Pergerakan Dalam Sistem Transportasi 1. Jenis tata guna lahan Setiap jenis tataguna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial) mempunyai ciri bangkitan lalulintas yang berbeda, diantaranya: (Tamin, 2000). a. Jumlah arus lalulintas b. Jenis lalulintas (pejalan kaki, truk, mobil) c. Lalulintas pada waktu ertentu (kantor menghasilkan arus lalulintas pada pagi hari dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas di sepanjang hari). 2. Intensitas aktivitas tata guna lahan Bangkitan pergerakan bukan sajaa beragam dalam jenis tata guna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalulintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya. 3. Metode Analisa Kategori Metode analisa kategori adalah metode yang digunakan untuk menghitung besarnya tingkat pergerakan yang terjadi pada suatu zona dengan menggunakan ukuran rumah tangga (jumlah orang), pemilikan kendaraan dan pendapatan rumahtangga sebagai variabel peubah (Tamin, 2000). Metode ini pertama kali dirumuskan oleh Wotton dan Pick (1967) dalam Tamin (2000) yang didasarkan pada adanyaa keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumahtangga. Asumsi dasarnyaadalah tingkat bangkitan pergerakan dikatakan stabil dalam waktu untuk tiap stratifikasi rumahtangga tertentu serta secara empiris bahwa besarnya tingkatan pergerakan sangat banyak membutuhkan data (misalnya jumlah rumah tangga untuk sekian kelas). Di samping metode ini pada dasarnya memiliki beberapa keuntungan, yaitu : Pengelompokan klasifikasi silang tidak tergantung pada sistem zona di daerah kajian. Tidak ada asumsi awal yang harus diambil mengenai bentuk hubungan. Hubungan tersebut berbeda-beda untuk setiap kelompok (misalnya ukuran rumah tangga bagi yang mempunyai satu kendaraan dengan yang mempunyai dua kendaraan akan berbeda). Akan tetapi metode klasifikasi silang juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain: Tidak memperbolehkan ekstrapolasi. Tidak adanya uji statistik yang dapat mendukungnya sehingga yang menjadi patokan adalah besarnya simpangan. Antara hasil taksiran dengan hasil pengamatan. Semakin kecil simpangann tersebut, semakin baik. Data yang dibutuhkan sangat banyak agar nilai masing-masing tidak terlalu bervariasi secara tidak logis karena adanya perbedaan jumlah rumah tangga. Tidak ada cara yang efektif dalam memilih peubah tersebut. METODE PENELITIAN a. Lokasi Penelitian Lokasi terbagi atas dua perumahan yaitu : Gambar 1. Peta Lokasi Studi 88

INFRASTRUKTUR Vol. 4 No. 2 Desember 2014: 86-94 Perumahan Citra Pesona Indah yang terletak di Jalan Dayo Dara, Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi tengah (gambar 1). Perumahan Metro Palu Regency yang terletak di jalan Purnawirawan Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah. kantor pemasaran perumahan Citra Pesona Indah dan perumahan Metro Palu Regency. Tabel 1. Pengambilan Sampel Pada Perumahan Citra Pesona Indah Dengann Menggunakan Rumus Slovin dan Pengambilan Sampel Pada Perumahan Metro Palu Regency Dengan Cara Populasi No Perumahan Populasi Sampel 1 Citra Pesona Indah 1 263 98 2 Citra Pesona Indah 2 120 68 3 Citra Pesona Indah 3 126 70 4 Citra Pesona Indah 4 230 93 5 Citra Pesona Indah 5 202 88 6 Metro Palu Regency Jumlah Sampel 48 48 465 Gambar 2. Peta Lokasi Studi b. Studi Pustaka Mempelajari beberapa literatur tentang sistem transportasi, model bangkitan pergerakan pada zona tertentu, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya bangkitan pergerakan yang terjadi serta analisis bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode analisis kategori c. Penyusunan Format Survey Penyusunan format survey dilakukan untuk lebih mengarah ke tujuan penelitian dan mempermudah responden memahami dan mengisi data survey penelitian yang diberikan. d. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data diperoleh langsung dari lapangan dan data sekunder merupakan data yang didapatkan berdasarkan instansi terkait. Adapun data yang diperoleh data primer, data ini didapatkan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan langsung kepada responden yang tinggal pada zona penelitian. Adapun data-data tersebut terdiri dari: a. Jumlah pendapatan b. Jumlah kepemilikan kendaraan c. Ukuran rumah tangga (jumlah anggota keluarga) d. Jumlah pergerakan Data Sekunder didapatkan melalui instansi atau lembaga terkait. Adapun data yang didapatkan, yaitu jumlah rumah dan tipe rumah pada Perumahan Citra Pesona Indah dan pada Perumahan Metro Palu Regency diperoleh dari e. Pengolahan Data Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data yang di dapatkan dan dikelompokkan berdasarkan kelompok atau kelasnya dalam bentuk tabel, maupun dalam bentuk grafik. f. Analisis Data dengan Metode Analisis Kategori Setelah mendapat dan mengolah data yang diperoleh, Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis kategori yang bertujuan untuk mendapatkan pemodelan bangkitan pergerakan pada Perumahan Citra Pesona Indah dan pada Perumahan Metro Palu Regency. g. Bagan Alir Penelitian Adapun tahapan perhitungan dalam penulisan ini digambarkan dalam bagan alir pada gambar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Menentukan Jumlah Sampel Perhitungan jumlah sampel menurut perumahan masing-masingg berdasarkan jumlah populasi antara lain: Perumahan Citra Pesona Indah Untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang akan diambil dalam studi ini, digunakan rumus Slovin (Husain Umar, 2002) sebagai berikut: 1 Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Toleransi derajat kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang nilainya antara 2%-15% diambil nilai tengah 89

Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Citra Pesona Indah Dan Perumahan Metro Palu Regency Di Kota Palu (Rahmatang Rahman) Mulai Studi Pustaka Penyusunan Format Survey Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder 1. Jumlah pendapatan per rumah tangga 2. Jumlah kendaraan per rumah tangga 3. Ukuran rumah tangga (jumlah anggota keluarga) 4. Jumlah pergerakan per rumah tangga per hari 1. Jumlah rumah dan tipe rumah pada perumahan Citra Pesona Indan dan pada perumahan Metro Palu Regency 2. Jumlah Penduduk pada perumahan Citra Pesona Indan dan pada perumahan Metro Palu Regency Pengolahan Data Analisi Data dengan metode Analisis Kategori Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3. Bagan Alir Penelitian 1. Citra Pesona Indah 1 Diketahui : N = 263 Unit Rumah 263 12630,08 = 98 sampel Berdasarkan jumlah rumah yang ada sebanyak 263 rumah yang terbagi menjadi 18 unit rumah tipe 70, 45 unit tipe rumah 45, dan 200 unit rumah tipe 36. Maka jumlah sampel yang didapat : a. Tipe 70 = ( 18/263) x 98 = 7 Sampel b. Tipe 45 = ( 45/263) x 98 = 17Sampel c. Tipe 36 = ( 200/ 263) x 98 = 74Sampel 2. Citra Pesona Indah 2 Diketahui : N = 120 Unit Rumah 120 11200,08 = 68 sampel Berdasarkan jumlah rumah yang ada sebanyak 120 rumah yang terbagi menjadi 31 unit rumah tipe 45 dan 89 unit rumah tipe 36. Maka jumlah sampel yang didapat : a. Tipe 45 = (31/120) x 68 = 18 Sampel b. Tipe36 = (89/120) x 68 = 50Sampel 3. Citra Pesona Indah 3 Diketahui : N = 126 Unit Rumah 126 11260,08 = 70 sampel Berdasarkan jumlah rumah yang ada sebanyak 126 rumah yang terbagi menjadi 57 unit rumah tipe 45 dan 69 unit rumah tipe 36. Maka jumlah sampel yang didapat : a. Tipe 45 = ( 57 / 126 ) x 70 = 32 Sampel b. Tipe 36 = ( 69 / 126 ) x 70 = 38 Sampel 4. Citra Pesona Indah 4 Diketahui : N = 230 Unit Rumah 230 12300,08 = 93 sampel 90

INFRASTRUKTUR Vol. 4 No. 2 Desember 2014: 86-94 Berdasarkan jumlah rumah yang ada sebanyak 230 rumah yang terbagi menjadi 31 unit rumah tipe 45 dan 199 unit rumah tipe 36. Maka jumlah sampel yang didapat : Tipe 45 = ( 31/230 ) x 93 = 12 Sampel Tipe 36 = ( 199/230 ) x 93 = 81 Sampel 5. Citra Pesona Indah 5 Diketahui : N = 202 Unit Rumah 202 12020,08 = 88 sampel Berdasarkan jumlah rumah yang ada sebanyak 202 rumah yang terbagi menjadi 35 unit rumah tipe 45 dan 167ang didapat : Tipe 45 = ( 3 /202 ) x 88 = 15 Sampel Tipe 36 = ( 167/202 ) x 88 = 73 Sampel PerumahanMetro Palu Regency Untuk perumahan Metro Palu Regency sampel diambil secara populasi, yaitu sebanyak 48 unit rumah. Data ini berdasarkan jumlah rumah yang berada pada perumahan tersebut. a. Hasil Survey Berdasarkan hasil survey pada wilayah penelitian, variabel variabel yang mempengaruhi besarnya tingkat bangkitan pergerakan yang terjadi yakni: struktur rumah tangga, kepemilikan kendaraan dan pendapatan keluarga. i. Perumahan Citra Pesona Indah Berdasarkan hasil survey data yang diperoleh dikelompokkan sebagai berikut : 1. Tingkat pendapatan keluarga setiap bulan, dengan kategori sebagai berikut: a. Rendah Rp 300.000 Rp 6.866.667 b. Menengah Rp 6.866.668 Rp 13.433.334 c. Tinggi Rp 13.433.335 Rp 20.000.000 2. Jumlah kepemilikan kendaraan, dengan kategori sebagai berikut : a. Rendah ( 0 ) b. Menengah ( 1 ) c. Tinggi ( 2 ) 3. Jumlah anggota keluarga/struktur rumah tangga, dengan kategori sebagai berikut: a. Rendah 1 3 orang b. b. Menengah 4 6 orang c. c. Tinggi> 6 orang ii. PerumahanMetro Palu Regency Berdasarkan data hasil survey yang diperoleh dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tingkat pendapatan keluarga setiap bulan, dengan kategori sebagai berikut: a. Rendah Rp 2.000.000 Rp 18.000.000 b. Menengah Rp 18.000.000 Rp 34.000.000 c. Tinggi Rp 34.000.000 Rp 50.000.000 2. Jumlah kepemilikan kendaraan, dengan kategori sebagai berikut : a. Rendah ( 0 ) b. Menengah ( 1 ) c. Tinggi ( 2 ) 3. Jumlah anggota keluarga/struktur rumah tangga, dengan kategori sebagai berikut: d. Rendah 1 3 orang b. e. Menengah 4 6 orang c. f. Tinggi > 6 orang Model analisis kategori tingkat pergerakan perhari pada perumahan Citra Pesona Indah antara lain: Tabel 2. Analisis Kategori Tingkat Pergerakan Untuk 27 Kategori Tingkat Tingkat Pendapatan Kepemilikan Kendaraan Rendah Menengah Tinggi Tidak 1,7 a - - mempunyai - - - kendaraan (0) - - - Mempunyai satu kendaraan (1) Mempunyai dua atau lebih kendaraan ( 2) Sumber : Hasil Analisis 2014. 2,3 a - 3,2 b - - - 3,7 a 6 a 4 a 4,6 b 4,2 b 4 b 6,6 c - - Catatan: a = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumah tangga 1 3 orang b = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumah tangga 4 6 c = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumah tangga > 6 orang Dengan melihat data pada tabel 2 dan tabel 3, maka jumlah bangkitan pergerakan dengan menggunakan 3 variabel untuk perumahan Citra Pesona Indah adalah: (3x1,7)+(53x2,3)+(27x3,2)+(118x3,7)+ (193 x 4,6) +(14x 6,6) +(1x 6)+(6x 4,2) +(1x 4) + (1 x 4) = 1669,4 pergerakan/hari. 91

Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Citra Pesona Indah Dan Perumahan Metro Palu Regency Di Kota Palu (Rahmatang Rahman) Tabel 3. Kategori Rumah Tangga dengan 3 Peubah Jumlah Struktur Kepemilikan Rumah Pendapatan Rumah Kendaraan Tangga Tangga 3 0 Rendah 1 3-0 Rendah 4 6-0 Rendah >6 53 1 Rendah 1 3 27 1 Rendah 4 6-1 Rendah >6 118 2 Rendah 1 3 193 2 Rendah 4 6 14 2 Rendah >6-0 Menengah 1 3-0 Menengah 4 6-0 Menengah >6-1 Menengah 1 3-1 Menengah 4 6-1 Menengah >6 1 2 Menengah 1 3 6 2 Menengah 4 6-2 Menengah >6-0 Tinggi 1 3-0 Tinggi 4 6-0 Tinggi >6-1 Tinggi 1 3-1 Tinggi 4 6-1 Tinggi >6 1 2 Tinggi 1 3 1 2 Tinggi 4 6-2 Tinggi >6 Sumber : Hasil Analisis 2014. Model analisis kategori tingkat pergerakan perhari pada perumahan Metro Palu Regency antara lain: Tabel 4. Analisis Kategori Tingkat Pergerakan Untuk 27 Kategori Tingkat Tingkat Pendapatan Kepemilikan Kendaraan Rendah Menengah Tinggi Tidak - - - mempunyai - - - kendaraan (0) - - - Mempunyai satu kendaraan (1) Mempunyai dua atau lebih kendaraan ( 2) 3,1 a - - 3,3 b - - - - - 3,4 a - - 5,7 b 3,7 b 5 b 14-4 b Sumber : Hasil Analisis 2014. Catatan: a = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumah tangga 1 3 orang b = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumah tangga 4 6 orang c = Tingkat bangkitan pergerakan untuk setiap rumahtangga > 6 orang Tabel 5. Kategori Rumah Tangga dengan 3 Peubah Jumlah Struktur Kepemilikan Rumah Pendapatan Rumah Kendaraan Tangga Tangga - 0 Rendah 1 3-0 Rendah 4 6-0 Rendah >6 13 1 Rendah 1 3 3 1 Rendah 4 6-1 Rendah >6 8 2 Rendah 1 3 17 2 Rendah 4 6 2 2 Rendah >6-0 Menengah 1 3-0 Menengah 4 6-0 Menengah >6-1 Menengah 1 3-1 Menengah 4 6-1 Menengah >6-2 Menengah 1 3 3 2 Menengah 4 6-2 Menengah >6-0 Tinggi 1 3-0 Tinggi 4 6-0 Tinggi >6-1 Tinggi 1 3-1 Tinggi 4 6-1 Tinggi >6-2 Tinggi 1 3 1 2 Tinggi 4 6 1 2 Tinggi >6 Sumber : Hasil Analisis 2014. Dengan melihat data pada tabel 4 dan tabel 5 maka jumlah bangkitan pergerakan dengan menggunakan 3 variabel untuk perumahan Metro Palu Regency adalah: (13x3,1)+(3x3,3)+(8x3,4)+(17x5,7)+(2x14)+(3x3,7 )+(1x5)+(1x4) = 222,4 pergerakan/hari KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil analisis bangkitan pergerakan dibandingkan dengan data hasil survey bangkitan pergerakan atau data asli di lapangan maka diketahui faktor-faktor yang 92

INFRASTRUKTUR Vol. 4 No. 2 Desember 2014: 86-94 mempengaruhi yaitu: a. Untuk perumahan Citra Pesona Indah faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan adalah pendapatan, kepemilikan kendaraan dan struktur rumah tangga. b. Untuk perumahan Metro Palu Regency faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan adalah kepemilikan. 2. Model yang diperoleh 27 kategori dan bentuk dari model ini sebagai berikut: a. Untuk perumahan Citra Pesona Indah 3 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 1,7, tidak mempunyai 53 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 2,3, mempunyai 1kendaraan dan struktur rumah tangga 27 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 3,2, mempunyai 1kendaraan dan struktur rumah tangga 118 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 3,7, mempunyai 2 193 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 4,6, mempunyai 2 14 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 6,6, mempunyai 2 tinggi. menengah dengan rata-rata bangkitan pergerakan 6, mempunyai 2 6 rumah tangga memiliki pendapatan menengah dengan rata-rata bangkitan pergerakan 4,2, mempunyai 2 kendaraan dan struktur rumahtangga tinggi dengan rata-rata bangkitan pergerakan 4, mempunyai 2 tinggi dengan rata-rata bangkitan pergerakan 4, mempunyai 2 b. Untuk perumahan Metro Palu Regency 13 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 3,1, mempunyai 1kendaraan dan struktur rumah tangga 3 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 3,3, mempunyai 1 8 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 3,4, mempunyai 2 17 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 5,7, mempunyai 2 2 rumah tangga memiliki pendapatan pergerakan 14, mempunyai 2 tinggi. 3 rumah tangga memiliki pendapatan menengah dengan rata-rata bangkitan pergerakan 3,7, mempunyai 2 tinggi dengan rata-rata bangkitan pergerakan 5, mempunyai 2 kendaraan dan struktur rumah tangga tinggi dengan rata-rata bangkitan pergerakan 4, mempunyai 2 kendaraan dan struktur rumah tangga tinggi. 3. Jumlah bangkitan pergerakan pada masingmasing perumahan yaitu sebagai berikut: a. Banyaknya bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh perumahan Citra Pesona Indah adalah sebesar 1669,4 pergerakan perhari. b. Banyaknya bangkitan pergerakan yang dibangkitkan oleh perumahan Metro Palu Regency adalah sebesar 222,4 pergerakan perhari. 93

Pemodelan Bangkitan Pergerakan Pada Perumahan Citra Pesona Indah Dan Perumahan Metro Palu Regency Di Kota Palu (Rahmatang Rahman) DAFTAR PUSTAKA Husein, U., (2004), Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan ke-6, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kamarwan, S.S., (1997), Sistem Transportasi, Gunadarma, Jakarta. Kumara, D., (2005), Analisa Karakteristik Bangkitan dan Pola Perjalanan Penduduk Perumahan Pinggiran Kota, Tesis Magister, Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Lubis, M. E., (2008), Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar. Marzuki, (1997), Metodologi Riset, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. Miro, F., (2005), Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga, Jakarta. Palebangan. B., (2005), Studi Bangkitan Pergerakan Perumahan Di Kota Luwuk Dengan Analisa Kategori, Tugas Akhir Sarjana Teknik Sipil Universitas Tadulako, Palu. Richardson, A.J., (1982), Transport Survey Methods, Departmen of Civil Engineering Monash University, Melbourne. Singarimbun, M. dan Efendi S., (1992), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Sutomo., (2006), Analisa Karakteristik Pergerakan ke Kawasan Industri Rokok di Kabupaten Kudus (Studi Kasus Kawasan Megawon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus), Tesis Magister, Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Tamin, O.Z., (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, edisi kedua, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Uli, H.D., (1999), Analisis Ability to Pay dan Willingnes to pay Tarif Angkutan Kota (Studi Kasus: Kotamadya Medan), Tesis Magister, Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung. Warpani, S., (1981), Perencanaan Transportasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Warpani, S., (1990), Merencanakan Sistem Perangkutan, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Warpani, S., (2002), Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Institut Teknologi Bandung, Bandung. 94