BAB I PENDAHULUAN. terbakar, bahan kimiawi, nutrisi, dan imunologik. 1. superior cavum abdominis, berperan pada berbagai fungsi metabolisme,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau non alcoholic fatty liver

BAB I PENDAHULUAN. 41,4% dan osteoporosis selalu menyertai usia lanjut baik perempuan maupun laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PENGARUH PEMBERIAN ASAM LEMAK TRANS TERHADAP DERAJAT PERSEBARAN SEL RADANG PADA HEPAR TIKUS SPRAGUE DAWLEY LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

MEMANFAATKAN ASPEK NEGATIF ASAM LEMAK TRANS SEBAGAI FAKTOR PEMBANGUN CITRA MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau Non-alcoholic Fatty Liver

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sentral, dislipidemia, dan hipertensi (Alberti et al., 2006; Kassi et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyebut suatu kondisi akumulasi lemak pada hati tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

EFEK SUPLEMENTASI KALSIUM DOSIS TINGGI DALAM MENCEGAH STEATOSIS DAN STEATOHEPATITIS PADA TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

PENGARUH PEMBERIAN ASAM LEMAK TRANS i TERHADAP PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOL TIKUS SPRAGUE DAWLEY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Mitos dan Fakta Kolesterol

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Asam urat berhubungan dengan beberapa faktor risiko kardiometabolik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

MINYAK GORENG SAWIT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

A P A I T U M C T O I L, S E R T A B E R B A G A I K E G U N A A N N Y A

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

Tinjauan Efektifitas Minyak Perawan Buah Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan menunjukkan keterkaitan antara pola konsumsi dan gaya hidup secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma metabolik merupakan sindrom yang terdiri atas faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein yang disebabkan insufisiensi sekresi ataupun aktivitas endogen

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflamasi atau reaksi radang merupakan reaksi terhadap jejas seluler yang hanya berlangsung pada jaringan dari organisme multiseluler yang mempunyai pembuluh darah. Respons radang dapat disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, trauma tajam atau tumpul, suhu sangat dingin atau panas atau terbakar, bahan kimiawi, nutrisi, dan imunologik. 1 Hepar merupakan organ viscera abdominis yang terbesar di bagian superior cavum abdominis, berperan pada berbagai fungsi metabolisme, sistem immunologik, dan memiliki potensi untuk menghancurkan substansisubstansi asing, seperti senyawa- senyawa yang dihasilkan bakteri, obat-obat, yang didistribusi melalui aliran porta atau mikroorganisme yang beredar di sirkulasi. Hepar tersusun atas sel-sel epitelial (hepatosit) yang dikelilingi oleh pembuluh darah dari vena porta dan arteria hepatika. 2 Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah penyebab utama penyakit hati terbanyak di USA dengan estimasi prevalensi 6-14%. Prevalensi NAFLD di populasi perkotaan di Indonesia diperkirakan mencapai 30% dengan obesitas sebagai faktor resiko yang paling berpengaruh (Trihatmowijoyo dan Nusi, 2009). NAFLD menggambarkan kisaran 1

penyakit, dari steatosis simpleks sampai steatohepatitis dengan fibrosis yang dapat berkembang menjadi sirosis. 4 Asam lemak trans merupakan salah satu jenis asam lemak yang dalam jumlah sedikit dijumpai secara alami, sebagian besar terbentuk dari hasil pemrosesan asam lemak tak jenuh cis yang banyak terdapat di alam. Pengaruh negatif asam lemak trans lebih buruk dibanding asam lemak jenuh. Asupan asam lemak trans yang tinggi di atas 6% dari energi total secara terus-menerus bisa berakibat buruk pada banyak hal. 5 Penduduk Amerika Serikat mengonsumsi sekitar 5,3 gram asam lemak trans per hari (2,6% dari total asupan energi dan 7,4 % energi lemak) dan rekomendasi WHO menyarankan asupan lemak trans harus lebih rendah dari 1% total energi perhari. 6 Sumber utama asam lemak trans di masyarakat Indonesia adalah berbagai produk pangan dari minyak nabati yang dihidrogenasi seperti margarin, shortening, hydrogenated vegetable oil (HVO) dan produk- produk jadi industri (industrially hydrogenated fat) lainnya yang diolah menggunakan minyak nabati yang terhidrogenasi (seperti produk roti, packaged snacks seperti chips, sereal dan biskuit). serta makanan yg diproses dengan menggoreng seperti kerupuk. Makanan tersebut secara komersial berlabel hydrogenated oil, hardener, vegetable oil & fat, vegetable shortening. 7 Produk makanan jadi tersebut banyak disukai masyarakat karena mempunyai citarasa tinggi, gurih, krispi, praktis, tidak mudah tengik, mudah dibawa 2

karena berbentuk setengah padat. Makanan tradisonal yg diproses dengan menggoreng (deep frying) seperti kerupuk, merupakan kontributor tertinggi asupan asam lemak trans. 8 Secara alami asam lemak trans dalam jumlah kecil didapat dari produk ruminansia seperti daging, susu, keju dan mentega. 5 Data mengenai kadar dan konsumsi asam lemak trans di Indonesia sampai saat ini masih belum banyak tersedia, daftar komposisi bahan makanan (DKBM) Indonesia belum mencantumkan kandungan asam lemak trans. Berapa banyak asupan asam lemak trans masyarakat Indonesia belum pernah diteliti, namun dengan mengetahui kandungan rata- rata asam lemak trans dari jenis makanan yang dikonsumsi, maka dapat diperkirakan bahwa asupan asam lemak trans masyarakat Indonesia termasuk tinggi. Hal ini karena orang Indonesia banyak mengonsumsi makanan gorengan, hampir pada semua lapisan masyarakat. 7 Saat ini asam lemak trans sangat menarik perhatian karena memiliki pengaruh yang lebih buruk terhadap kesehatan dibanding asam lemak jenuh yang sebelumnya dianggap sebagai jenis lemak yang memberikan efek paling buruk terhadap kesehatan ( US Departemen of Health and Human Services, Food and Drug Administration, 2003). Studi observasional dan randomized control trial menunjukkan bahwa pada umumnya asupan tinggi asam lemak trans meningkatkan terjadinya inflamasi sistemik pada manusia sehat. Inflamasi sistemik merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya penyakit- penyakit degeneratif di masa mendatang, di mana mediator- 3

mediator inflamasi seperti IL6, CRP dll. berperan dalam proses terjadinya penyakit- penyakit tersebut. Asam lemak trans juga dapat dihubungkan dengan stress oksidatif lokal peroksidasi lemak dan produksi TNF-α yang menyebabkan inflamasi hati. 7 Penelitian tentang efek asam lemak tinggi sudah pernah dilakukan dengan jumlah 57% dari total energi dapat menyebabkan kerusakan hati, sedangkan penelitian tentang efek asam lemak trans terhadap metabolisme lemak hati masih jarang dilakukan, penelitian yang ada menggunakan dosis tinggi (17% dan 14% total energi). Dosis asam lemak trans yang telah terbukti dapat memberikan efek samping (toksik) menggunakan dosis di atas 6%. 9 Berdasarkan atas latar belakang tersebut, penelitian ini mengukur persebaran sel radang pada preparat jaringan hepar dengan pewarnaan Hematoxlyn dan Eosin (HE) yang terjadi akibat proses inflamasi pada hepar akibat pemberian asam lemak trans sebanyak 5% dan 10% pada tikus jantan Sprague Dawley berdasarkan gambaran patologik inflamasi lobuler. 1.2 Rumusan Masalah Apakah pemberian asam lemak trans dosis 5% dan 10% dapat menimbulkan persebaran sel radang pada hepar tikus Spargue Dawley 4

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini mengukur persebaran sel radang pada hepar setelah pemberian asam lemak trans dosis 5% dan 10% 1.3.2 Tujuan Khusus Menganalisis persebaran sel limfosit dan neutrofil pada hepar setelah pemberian asam lemak trans pada dosis 5% dan 10% dibandingkan dengan kelompok kontrol 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Ilmu Pengetahuan Penelitian lebih lanjut menggunakan zat-zat anti inflamasi atau antioksidan dengan menggunakan hewan coba yang terdapat persebaran sel radang pada hepar akibat pemberian asam lemak trans 5% dan 10% Masyarakat Memberikan tambahan pengetahuan mengenai dampak negatif asupan tinggi asam lemak trans terhadap persebaran sel radang di hepar yang secara progresif dapat menimbulkan kerusakan hepar. 5

1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti, judul Tahun Desain Subyek Variabel bebas Variabel tergantung Hasil 1 Sean W P, et al Trans fat feeding results in higher serum alanine aminotransf erase and increased insulin resistance compared with a standard murine high-fat diet 2 Dhibi M, et al The intake of high fat diet with different trans fatty acid levels differentiall y induces oxidative stress and non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) in rats 2009 Experim ental laborato ries 2011 Experim ental laborato ries Tikus usia 9-10 minggu Tikus Betina Asam lemak trans Asam lemak trans Peningkata n serum alanine aminotrans ferase dan resistensi insulin Stress oksidatif dan NAFLD Peningkat an ALT, IL-1, resisten insulin Peningkat an TG, LDL, CRP, dan glukosa, kerusakan hati 6

Penelitian mengenai pengaruh pemberian asam lemak trans terhadap persebaran sel radang pada hepar tikus Sprague Dawley belum pernah diteliti. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian eksperimental oleh Sean W.P et al, 2009 dimana pemberian 20% asam lemak trans memberikan pengaruh terhadap peningkatan ALT. Perbedaan pada penelitian ini adalah dari dosis pemberian asam lemak trans, dimana tikus dibagi 3 kelompok perlakuan, kelompok perlakuan 1 sebagai kontrol, kelompok 2 diberi 5 % asam lemak trans, dan kelompok 3 diberi 10% asam lemak trans. Perbedaan penelitian ini juga terdapat pada variable tergantung yaitu inflamasi hepar dengan memeriksa histopatologi dan melihat sebaran sel-sel pertanda inflamasi di akhir penelitian. 7