ANALISIS FAKTOR FAKTOR DALAM PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UDARA DAN DARAT RUTE MUARO BUNGO - JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Bab Chapter GEOGRAFI DAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

I. PENDAHULUAN. Transportasi menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB 5 KESIMPULAN PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA OPERASI BUS EKSEKUTIF DAN TRAVEL RUTE BANDAR LAMPUNG BANDUNG. Dwi Herianto 1) Syukur Sebayang 1) Arengga Vinata 2)

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

Anggri Apriyawan NIM : D NIRM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia serta perubahan zaman dengan dilihat dari arus globalisasi di

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan ditengah-tengah badai persaingan. darat, laut dan udara. Salah satu alat transportasi darat yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

BAB I PENDAHULUAN. merata ini karena dipengaruhi oleh benuk geografis masing masing daerah.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR FAKTOR DALAM PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UDARA DAN DARAT RUTE MUARO BUNGO - JAKARTA Andi Wijaya, Gusri Yaldi, Ph. D, Ir Hamdi Nur, MTP. Department Urban and Regional Planning, Faculty of Civil Engineering and Planning, University of Bung Hatta, Padang Email : Andiwijaya1235@yahoo.com, Gusri.yaldi@yahoo.com, hamdi.nur@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi pilihan moda masyarakat terhadap moda yang akan digunakan (darat atau udara). Penelitian ini bersifat statistik deskriptif, yang merupakan proses mengetahui karakteristik prilaku perjalanan masyarakat dengan mengambarkan keadaan peneliti dengan dasar penyebaran kuisioner kepada calon penumpang. Pada tahapan pengumpulan data metode yang digunakan adalah survey skunder dan informasi yang bersumber dari lapangan dengan observasi dan penyebaran kuisioner. Observasi dilakukan dengan cara pengambilan data responden.adapun variabel yang digunakan untuk mengetahui moda transportsi yang digunakan (darat atau udara) berdasarkan pendapatan, pekerjaan,usia dan maksud perjalanan. Berdasarkan pendapatan apakah pendapatan berpengaruh terhadap moda transportasi yang akan digunakan rute Muaro Bungo - Jakarta. Berdasarkan pekerjaan apakah pekerjaan berpengaruh terhadap moda transportasi yang akan digunakan Rute Muaro Bungo - Jakarta. Berdasarkan usia apakah usia berpengaruh terhadap moda transportasi yang digunakan rute Muaro Bungo - Jakarta. Berdasarkan maksud perjalanan apakah maksud perjalanan berpengaruh terhadap moda transportasi yang akan digunakan rute Muaro Bungo Jakarta. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan pendapatan, pekerjaan dan maksud perjalanan lebih banyak menggunakan transportasi udara dibanding transportasi darat dengan alasan lebih cepat. Sedangkan berdasarkan usia lebih banyak menggunakan transportasi darat dibanding transportasi udara dengan alasan ongkos lebih murah. Kata kunci : pendapatan, pekerjaan, usia dan maksud perjalanan. 1

1. Pendahuluan Proses tumbuh dan berkembanganya kota pada mulanya di pengaruhi oleh faktor transportasi. Kota-kota yang mengalami perkembangan yang cepat umumnya berlokasi di tempat lintasan transportasi, baik transportasi darat, laut maupun udara. Titik perhentian maupun perangkutan merupakan faktor penting bagi perkembangan suatu kota. Sejalan dengan perkembangan kota, perkembangan teknologi transportasi juga berkembang. Hal ini pula yang menjadi permasalahan dalam transportasikota. Untuk mengatasi transportasi yang rumit di kota-kota pada umumnya memerlukan biaya yang besar, yang belum menjamin kelancaran tersebut dan berkembang sejalan dengan perkembangan kota. Dalam memenuhi kebutuhan akan transportasi di perlukan sarana dan prasarana yang mendukung agar tujuan dari transportasi dapat tercapai. Jika sarana dan prasaranatransportasi tidak memadai sehingga tidak seimbang dengan sisi permintaannya, maka tujuan dari transportasi tidak tercapai. Keberadaan unsur perangkutan memegang peranan sangat penting dalam melakukan berbagai kegiatan, dimana dalam perencanaan suatu wilayah transportasi merupakanbagian tak terpisahkan dengan sebuah prinsip perencanaan wilayah itu.untuk menunjang pengembangan suatu wilayah, sarana dan prasarana pendukung merupakan faktor penting terutama transportasi laut, darat, maupun udara yang sangat diperlukan dalam mewujudkan mobilitas serta arus masyarakat dari asal ke tujuan. Pilihan moda merupakan suatu tahapan proses perencanaan angkutan yang bertugas untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah orang dan barang yang menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula (Miro, 2012). Kabupaten Muaro Bungo merupakan kabupaten yang sedang berkembang pada saat ini.dengan memiliki luas wilayah 4.659 km² dengan jumlah 17 Kecamatan. Kabupaten ini memiliki kekayaan alam' yang melimpah diantaranya sektor perkebunan yang di topang oleh Karet dan Kelapa Sawit dan sektor pertambangan ditopang oleh Batu Bara. Selain itu Kabupaten Bungo juga kaya akan emas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bungo.(BPS, 2014) Selain itu dalam transportasi pemahaman prilaku konsumen dalam memilih maskapai penerbangan adalah suatu hal yang penting dalam upaya peningkatan pangsa pasar masing-masing maskapai. Perusahaan yang berhasil memahami prilaku konsumen dengan baik pada gilirannya akan meguasai pangsa pasar. Hal ini didasarkan atas fakta yang berkembang saat ini dimana orientasi pemasaran telah bergeser dari orientasi produk ke konsumen. Dengan adanya transportasi udara yang baru di resmikan di kabupaten muaro bungo, maka transportasi udara tersebut harus di mamfaatkan. Bandara Muaro Bungo yang di resmikan pada tahun 2012 itu mulai beropersi pada bulan November 2012, sudah tiga tahun hanya pesawat AVIASTAR yang mendarat.pesawat terbang yang lebih besar 2

belum bisa menyambangi Muaro Bungo, pasal nya landasan pacu atau runway bandara Muaro Bungo masih sangat terbatas, Sementara pesawat sejenis Sriwijaya Air, boeing 737 butuh runway yang lebih panjang. Jika tidak ada kendala, panjang runway di akhir tahun 2016 mencapai 2.000 M, itu berarti bandara yang berlokasi di dusun Sungai Buluh kecamatan Rimbo Tengah ini akan bisa di terbangi oleh pesawat terbang yang berbodi lebih besar dengan frekuensi pelayanan dan harga yang cendrung turun.sejak di operasikan bandara ini hanya di terbangi oleh satu maskapai saja (Aviastar), itu pun hanya tiga kali dalam satu minggu.dengan hanya satu pesawat, seringkali terjadi gangguan sehingga penerbangan sampai dibatalkan. Selain itu harga tiket juga terbilang cukup mahal untuk kebanyakan penumpang. (Wawancara di Dinas Perhubungan) 2. Studi Pustaka 2.1 Sistem Transportasi Secara umum transportasi dapat diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan sesuatu, biasanya orang atau barang dari suatu lokasi yang disebut dengan lokasi asal ke lokasi lain yang biasa disebut lokasi tujuan untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula. Sedangkan untuk sistem transportasi dapat diartikan sebagai, sistem yaitu satu kesatuan unit yang terdiri dari elemen-elemen yang saling mendukung, berinteraksi dan bekerjasama. Transportasi diartikan sebagai suatu tindakan, proses, teknik atau cara mentransportasikan dengan artian memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Maka transportasi disini dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen dan komponen-komponen yang dapat menstransportasikan (memindahkan) sesuatu dengan menggunakan alat tertentu dari suatu lokasi ke lokasi lain dalam lingkup wilayah tertentu(miro, 2012). Walaupun banyak cara agar benda hidup dapat bergerak, baik secara alamiah maupun dengan bantuan alat, namun kesemuanya tidak lepas dari kebutuhan transportasi, terutama dalam masyarakat moderen seperti saat sekarang ini. Bentuk alat-alat transportasi yang paling umum digunakan adalah transportasi darat, dengan konsep utamanya menggantikan angkutan tenaga manusia atau hewan dengan tenaga mesin yang dirancang untuk melakukan fungsi yang sama(morlok, 1991). 2.2 Faktor faktor yang Mempengaruhi Pilihan Moda Memilih moda angkutan di daerah perkotaan bukanlah proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, usia, komposisi, dan status social ekonomi pelaku perjalanan. Pemilihan moda berhubungan dengan prilaku pelaku perjalanan dalam menilai pelayanan moda yang ditawarkan dan dipengaruhi banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi orang dalam memilih moda adalah (Miro, 2012): a. Faktor V1 adalah karakteristik perjalanan. Pada kelompok ini terdapat beberapa variabel yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap prilaku pengguna jasa moda transportasi dalam memilih moda transportasi dalam memilih moda angkutan, yaitu terdiri dari : - Variabel tujuan perjalanan yang membentuk profil perjalanan 3

- Variabel waktu perjalanan - Variabel jarak/panjang perjalanan b. Faktor V2 adalah karakteristik pelaku perjalanan Pada kelompok faktor ini, seluruh variabel berhubungan dengan individu si pelaku perjalanan. Variabel - variabel dimaksud ikut serta berkontribusi mempengaruhi perilaku pembuat perjalanan dalam memilih moda angkutan. Variabel tersebut terdiri dari: - Variabel pendapatan - Variabel kepemilikan kendaraan - Variabel kondisi kendaraan pribadi - Variabel kepadatan permukiman - Variabel sosial - ekonomi lainnya c. Faktor V3 adalah karakteristik pelayanan transportasi Pada faktor ini, seluruh variabel yangberpengaruh terhadap perilaku perjalanan dalam memilih moda transportasi berhubungan dengan kinerja pelayanan sistem ransportasi, seperti berikut : - Variabel waktu total (lama perjalanan) - Variabel biaya perjalanan (relatif travel cost) - Variabel tingkat pelayanan relative - Variabel tingkat akses/indeks daya hubung - Variabel tingkat kehandalan angkutan umum di segi waktu d. Faktor V4 adalah karakteristik kota dan zona, terdiri dari : - Variabel Jarak zona Misal: dari pemukiman ke tempat kerja - Variabel Kepadatan penduduk Variabel-variabel di atas merupakan variabel pengukur nilai utilitas yang disebut sebagai atribut, diperoleh dengan menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya secara sistematis. Hal tersebut dikarenakan pelaku perjalanan pada saat mempertimbangkan atribut pelayanan mana yang dianggap penting, di sini timbul kesulitan karena pelaku perjalanan akan mempertimbangkan atribut palayanan yang berbeda-beda. Untuk penelitian ini, yang di tinjau adalah varibel yang di anggap penting yang mempengaruhi dalam menentukan pilihan moda seperti : V1 : Variabel tujuan perjalanan, Variabel waktu perjalanan. V2 : Variabel pendapatan, Variabel kepemilikan kendaraan. V3 :Variabel biaya perjalanan, Variabel tingkat kehandalan angkutan umum di segi waktu 3. Gambaran Umum 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Bungo Wilayah Kabupaten Bungo terletak di Bagian Barat Propinsi Jambi (lihat Gambar 3.1.) dan dilalui oleh jaringan jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalan Nasional) yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Sumatera Barat. Khususnya perkotaan Muara Bungo merupakan tempat transit (persinggahan sementara) bagi pergerakan kendaraan (Lubuk Linggau - Padang) yang melalui jalur Lintas Tengah Sumatera. Kabupaten Bungo secara geografis terletak antara 101º27 sampai 102º30 Bujur Timur, dan antara 01º08 sampai 01º55 Lntang Selatan, dengan luas wilayah 4.659 km². Dimana wilayah Kabupaten Bungo berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Tebo dan 4

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Kabupaten Dhamasraya. Sebelah Timur : Kabupaten Tebo. Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin. Sebelah Barat : Kabupaten Dhamasraya dan Kabupaten Kerinci 3.2 Kependudukan Data penduduk yang di sajikan dalam Kabupaten Muaro Bungo ini merupakan hasil proyeksi sensus penduduk. penduduk Kabuaten Muaro Bungo hasil Proyeksi tahun 2014 sebanyak 329.934 jiwa. Dan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Muaro Bungo Perkecamatan Tahun 2014 Kecamatan Pelepat Pelepat Ilir Bathin II Babeko Rimbo Tengah Bungo Dani Pasar Muaro Bungo Bathin III Rantau Pandan Muko-Muko Bathin VII Bathin III Ulu Tanah Sepenggal Tanah Sepenggal Lintas Tanah Tumbuh Limbur Lubuk Mengkuang Bathin II Pelayang Jujuhan Jujuhan Ilir Luas Area (Km 2 ) 1.069,07 410,29 176,29 96,90 35,97 9,21 80,46 239,61 186,73 373,83 106,92 77,51 236,55 932,41 179,84 254,12 193,04 Penduduk 30.167 48.409 11.465 25.862 25.260 24.233 20.370 10.189 14.569 8.525 22.400 23.076 14.443 15.277 9.164 15.952 10.573 4.659,00 329.934 Sumber : Kantor BPS dalam Angka Tahun 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kecamatan yang paling luas yang terdapat pada Kabupaten Muaro Bungo adalah Kecamatan Pelepat dengan luas 1.069,07 Km 2, sedangkan kecamatan yang paling kecil adalah Kecamatan Pasar Muaro Bungo dengan luasnya adalah 9,21 Km 2. Untuk jumlah penduduk yang paling banyak adalah penduduk yang terdapat di Kecamatan Pelepat ilir dengan jumlah 48.409, sedangkan penduduk yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bathin II Ulu dengan jumlah penduduknya adalah 8.525 jiwa. 3.3 Kondisi Fisik Daerah Yang Di Lalui (Studi) 3.3.1 Kondisi Rute Kondisi rute yang dilalui oleh moda transportasi Bus umum antar jalan Muaro Bungo Jakarta dinilai cukup baik. Hanya saja waktu tempuhnya relatif lama yaitu ± 36 jam dari Muaro Bungo Jakarta tentunya bagi masyarakat pebisnis. Adapun Provinsi yang dilalui sepanjang Kabupaten Muaro Bungo-Jakarta adalah Provinsi Jambi, Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Lampung dan Provinsi Banten. 3.4 Karakteristik Moda Yang Melayani 3.4.1 Biaya a. Bus Umum Moda transportasi Bus Umum Kabupaten Muaro Bungo - Jakarta sangat belum berkembang dikalangan masyarakat, karena tidak semua masyarakat yang mau menggunakan Bus Umum. Moda transportasi Bus Umum ini lebih digunakan oleh para pelaku perjalanan. Moda ini punya pangsa pasar yang cukup luas dikalangan para perdagangan. Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan, pangsa pasar dari moda ini adalah masyarakat dengan kategori urnur 20 tahun sampai dengan 40 tahun. Kalau dilihat dari segi 5

pendapatan, diperkirakan para pengguna jasa angkutan ini umumnya berpendapatan antara kurang dari Rp.2.000.000. Pelaku perjalanan umumnya adalah wiraswasta/pedagang dan mahasiswa/pelajar. Untuk ongkos yang harus dikeluarkan oleh pelaku perjalanan dengan menggunakan Bus Umum ini adalah: - Untuk kelas exsekut if (pake AC) : Rp 420.000. Untuk waktu tempuh Bus Umum dari Muaro Bungo - Jakarta memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 36 jam. Dengan jadwal keberangkatannya dilakukan setiap hari. b. Pesawat Pelaku perjalanan yang menggunakan pesawat saat sekarang ini masih didominasi oleh PNS, swasta, dan mahasiswa. Umumnya pelaku perjalanan yang memilih menggunakan moda ini dikarenakan faktor kecepatan dan kepentingan, bagi mereka memakai moda Pesawat ini lebih nyaman ketimbang memakai moda Bus Umum. Untuk ongkos/biaya dari Muaro Bungo Jakarta ini adalah : - Rp 840.000. - Lebih dari Rp.1.000.000 untuk hari libur. Moda pesawat yang di gunakan hanya AVIASTAR, untuk waktu tempuh moda pesawat dari Muaro Bungo - Jakarta memakan waktu yang sangat cepat dibandingkan dengan moda Bus Umum yaitu dengan waktu 75 menit, dengan jadwal keberangkatannya adalah dilakukan tiga kali dalam seminggu yaitu Senin,Rabu,Jumat. 3.5 Kondisi Bus Umum Untuk bus umum, ada berbagai macam moda transportasi darat (Bus Umum) yang singgah di terminal Muaro Bungo dengan tujuan Jakarta, yaitu : 1. PO. ANS 2. PO. NPM 3. PO. Transport 4. PO. Lorena 5. PO. ALS 6. PO. Medan Jaya 7. PM TO aceh 8. PO. Family Raya 9. PO. HD Transport 10. PO. Handoyo Ke semua perusahaan bus umum ini, semuanya menawarkan keberangkatan dari Muaro Bungo Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jakarta hingga Pulau Jawa. Rata rata dalam 1 hari, pihak penyedia jasa angkutan bus umum ini biasanya menyediakan 1 kali keberangkatan per armada dalam 1 hari yakni pada pukul 09.00 Wib sampai 16.00 Wib. Armada yang di siapkan oleh pengguna jasa berbeda beda karna moda transportasi yang di gunakan berasal dari berbagai macam daerah. (wawancara Dinas Perhubungan) 3.6 Pelayanan Moda A. Bus Umum Bus Umum merupakan salah satau moda yang digunakan masyarakat untuk melakukan perjalanan, berbagai cara dilakukan untuk menarik perhatian para pelaku perjalanan yang melakukan perjalanan dari Muaro Bungo - Jakarta. Bus Umum yang melintasi beberapa provinsi ini berjumlah ± 10 unit. Bus Umum ini mempunyai kapasitas tempat duduk untuk 36 tempat duduk. Moda angkutan ini mempunyai dua kelas yang berbeda yaitu untuk kelas exekutif dan bisniss mempunyai 6

fasilitas seperti air conditioner (AC) serta tempat duduk yang nyaman, sedangkan untuk kelas ekonomi tidak mempunyai air conditioner (AC) dan tempat duduk yang cukup nyaman dan pada Bus Umum ini ini juga terdapat fasilitas seperti toilet (Wc). Gambar 3.1 Kondisi Bus Umum di Kabupaten Muaro Bungo moda angkutan bus ini karena faktor kecepatan dan kepentingan untuk sampai ketempat tujuan. Moda angkutan pesawat ini punya daya tampung penumpang yang lebih banyak, tetapi pesawat ini hanya memiliki satu moda yang nantinya akan melayani masyarakat. pesawat yang disediakan untuk melayani para pelaku perjalanan hanya AVIASTAR, ke depannya ada penambahan maskapai seperti SRIWIJAYA AIR. Gambar 3.2 Kondisi Eksisting Transportasi Udara di Kabupaten Muaro Bungo B. Pesawat Untuk Pesawat pelayanan yang diberikan oleh jasa angkuan ini masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena ongkos yang dikeluarkan oleh pelaku perjalanan untuk menggunakan moda ini juga sangat mahal. Pada umumnya pelaku perjalanan memilih 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Berdasarkan Golongan Usia 4.1.1 Responden Yang Menggunakan Moda Transportasi Udara dan Darat Berdasarkan Golongan Usia. Golongan usia diklasifikasikan ke dalam 4 golongan yaitu : Dewasa Akhir (>36 tahun), dewasa Awal (26-35 tahun), remaja Akhir 7

No (17-25), dan Remaja Awal (<16 tahun). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.1 Karakteristik Pelaku Perjalanan dari Kabupaten Bungo Jakarta Berdasarkan Sampel Menurut Golongan Usia Darat Udara Karakteristik (orang) (orang) 1. Dewasa Akhir (>36 Tahun) 23 25 40 44 2. Dewasa awal (26-35 Tahun) 4 5 34 38 3. Remaja Akhir(17-25 Tahun) 57 63 16 18 4. Remaja Awal (<16 tahun) 6 7 - - 90 100 90 100 Sumber : Hasil Kuisioner Tahun 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaku perjalanan yang banyak melakukan perjalanan menggunakan transportasi darat dari Muaro Bungo - Jakarta adalah pelaku perjalanan yang berumur 17-25 tahun atau dewasa akhir yang berjumlah 57 orang atau 63, sedangkan pelaku perjalanan yang paling banyak menggunakan moda transportasi udara yang berumur Dewasa Akhir (>36 Tahun) berjumlah 40 orang atau 44. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.16 di bawah ini. Gambar 4.1 Pelaku Perjalanan Menggunakan Transportasi Darat Berdasarkan Golongan Usia 8

Gambar 4.2 Pelaku Perjalanan Menggunakan Transportasi Udara Berdasarkan Golongan Usia Gambar 4.3 Faktor yang mempengaruhi pemilihan Moda Bedasarkan Golongan Usia Sumber : Hasil Analisis 2016 Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa transportasi darat paling banyak pada usia remaja akhir yaitu (17 25 tahun) dengan 57 orang, sedangkan untuk transportasi udara paling banyak pada usia dewasa akhir (>36 tahun) dengan 40 orang. No 1. 2. 3. 4. 5.. 4.2 Berdasarkan Status Pekerjaan 4.2.1 Responden yang menggunakan Moda Trasnportasi Udara dan Darat Berdasarkan Status Pekerjaan. Di lihat dari status pekerjaannya para pelaku perjalanan yang menggunakan Moda Transportasi Udara dan Darat banyak yang bekerja sebagai wiraswasta (darat) dan Pengawai Negeri (Udara). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.2 Pelaku Perjalanan Yang Menggunakan Moda Transportasi Darat Berdasarkan Sampel Menurut Status Pekerjaan Karakteristik Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta TNI/Polri pelajar/mahasiswa Darat (orang) 2 29 35 10 14 2 32 39 11 16 Udara (orang) 68 3 19 - - 90 10 90 0 Dari hasil kuisioner, dapat di lihat bahwa jumlah pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi Udara dan Darat dari Muaro Bungo - Jakarta menurut status pekerjaan yang paling banyak adalah Wiraswasta 35 orang atau 39 dan Pegawai Negeri 68 Orang atau 76. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut ini. Gambar 4.4 Pelaku Perjalanan Menggunakan Transportasi Darat Berdasarkan Status Pekerjaan 76 3 21 - - 10 0 9

Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa yang paling banyak menggunakan moda trasportasi udara dengan status pekerjaan pegawai negeri dengan 68 orang, sedangkan yang menggunakan transportasi darat dengan status pekerjaan Wiraswasta dengan 35 orang. Gambar 4.5 Pelaku Perjalanan Menggunakan Transportasi Udara Berdasarkan Status Pekerjaan Gambar 4.6 Faktor yang mempengaruhi pemilihan Moda Bedasarkan Status Pekerjaan No 4.3 berdasarkan pendapatan 4.3.1 Responden Yang Menggunakan Transportasi Udara dan Darat Berdasarkan Perndapatan. Tinjauan terhadap golongan pendapatan yaitu untuk mengetahui berapa rata- rata pendapatan berdasarkan uang saku selama 1 bulan. Untuk mengetahui golongan pendapatan para pelaku perjalanan berdasarkan penyebaran kuisioner dapat dilihat pada Tabel 4.15berikut ini. Tabel 4.3 Karakteristik Pelaku Perjalanan Moda Transportasi Udara dan Darat Menurut Golongan Pendapatan. Karakteristik DARAT (orang) UDARA (orang ) 1. 2. < Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 29 51 32 57-75 - 83 3. Rp >4.000.000 10 11 15 17 Sumber : Hasil Analisis 2016 90 100 90 100 Dari hasil survey yang dilakukan, maka didapat data bahwa para pelaku perjalanan yang menggunakan Moda Transportasi 10

Udara dan Darat dari Muaro Bungo - Jakarta berdasarkan tingkat pendapatan bahwa yang paling banyak adalah yang berpendapatan antara Rp. 2.000.000 - Rp 4.000.000 yaitu berjumlah 51 orang atau 57 (Darat), dan Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 berjumlah 75 orang atau 83. Untuk lebih jelas dapat pada Gambar 4.22 berikut. Gambar 4.7 Pelaku Perjalanan Yang menggunakan Transportasi Darat Bedasarkan Golongan Pendapatan Gambar 4.9 Faktor yang mempengaruhi pemilihan Moda Bedasarkan Golongan Pendapatan Gambar 4.8 Pelaku Perjalanan Yang menggunakan Transportasi Udara Bedasarkan Golongan Pendapatan Sumber : Hasil Analisis 2016 Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa pendapatan terbanyak pada transportasi udara dan darat pada pendapatan Rp.2.000.000 4.000.000 dengan 75 orang pada transportasi udara dan 51 orang pada transportasi darat. 4.4 Berdasarkan Maksud Perjalanan 4.4.1 responden yang menggunakan Moda Transportasi Udara dan Darat Berdasarkan Maksud Perjalanan Dari hasil penyebaran kuisioner dapat di lihat karateristik perjalanan berdasarkan maksud perjalanan terdiri 11

dari, bekerja, belanja sekolah, wisata social dan lain nya, untuk lebih jelas dapat di lihat dari tabel berikut ini. No Tabel 4.4 Karakteristik Pelaku Perjalanan Moda Transportasi Udara dan Darat Menurut Maksud Perjalanan Karakteristik Darat (orang) Udara (orang) 1 Bekerja 20 22 40 44 2 Belanja 38 42 13 15 3 Sekolah/Kuliah 7 8 - - 4 Wisata 12 13 7 8 5 Sosial - - - 6 Lainnya 13 15 30 33 90 100 90 100 Dari Tabel di atas, dapat di lihat maksud perjalanan rute muaro bungo Jakarta berdasarkan transportasi udara yang paling banyak yaitu dengan maksud perjalanan bekerja 40 orang atau 44, sedangkan untuk transportasi darat maksud perjalanan belanja dengan 38 orang atau 42. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar di bawah berikut ini. Gambar 4.10 Pelaku Perjalanan dari Muaro Bungo - Jakarta Yang menggunakan Transportasi Darat Bedasarkan Maksud Perjalanan Gambar 4.11 Pelaku Perjalanan dari Muaro Bungo - Jakarta Yang menggunakan Transportasi Udara Bedasarkan Maksud Perjalanan Gambar 4.12 Faktor yang mempengaruhi pemilihan Moda Bedasarkan Maksud Perjalanan 12

Tabel 4.5 Alasan Responden Memilih Moda Berdasarkan Jenis Transportasi Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa pengguna moda transportasi udara dan darat pada rute muara bungo Jakarta yang paling banyak menggunakan transportasi udara 40 orang dengan maksud perjalanan bekerja dan yang menggunakan transportasi darat 38 orang dengan maksud perjalanan belanja. 4.5 Alasan Responden terhadap pilihan Moda Transportasi Udara dan Darat. Ada beberapa alasan responden dalam memilih menggunakan Moda Transportasi, alasan yang di pilih responden adalah sebagai berikut. A. Lebih Cepat B. Aman dan Nyaman C. Mudah di dapat D. Lebih Mudah Bawa Barang E. Ongkos Murah F. Angkutan lain tidak ada. G. Lainnya. Responden telah memiliki alasan dalam menjatuhkan pilihan moda, dapat di lihat pada tabel di bawah berikut ini. No Moda Transportasi Sumber : Hasil Analisis 2016 Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa yang menggunakan moda transportasi darat lebih banyak memilih alasan E atau Ongkos Murah, dengan pensentase 37, sedangkan untuk transportasi udara yang lebih banyak memilih dengan alasan A atau Lebih cepat, dengan pensentase 25. 5 Kesimpulan dan Rekomendasi 5.4 Kesimpulan Dari seluruh faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan moda transportasi udara dan darat dari Kabupaten Muaro Bungo ke Jakarta adalah dari Faktor Pendapatan (83), Pekerjaan (76), Usia (59) dan Maksud Perjalanan (44). Untuk jenis kelamin tidak mempengaruhi pemilihan moda transportasi udara dan darat, itu hanya sebagai faktor pendukung saja. 5.2 Rekomendasi Alasan Mengguna kan Moda Transport asi Penumpang 1 Transportasi Darat C 17 9 E 67 37 F 6 3 2 Transportasi Udara A 44 25 A,B 43 24 A,B,D 3 2 180 100 1. Menambah maskapai yang lebih besar agar aktifitas penerbangan di kabupaten Muaro bungo dapat di lakukan pada setiap hari nya dan harga tiket yang sekarang dominan mahal mampu bersaing antar maskapai sehingga harga tiket cendrung turun (murah) sehingga tidak ada lagi keluhan dari 13

masyarakat dengan harga tiket yang ada sekarang. 2. Menjaga dan melakukan penertiban oleh dinas perhubungan dalam mengatur transportasi darat (bus umum) untuk memfungsikan kembali dan menjaga kembali nama baik terminal Tipe A muaro bungo sesuai dengan fungsi nya. 6 Daftar Pustaka 1. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bungo (2014) Kabupaten Bungo Dalam Angka 2. http://docaz.net/read/modellingtransport-ortuzar.pdf 3. http://tpl307.weblog.esaunggul.ac.id /wpcontent/uploads/sites/4034/2015/02/ Perencanaan-Transport.pdf 4. https://idtesis.com/metodedeskriptif/ metode deskriptif menurut para ahli 5. https://teorionline.wordpress.com/se rvice/metode-pengumpulandata/teknik pengumpulan data 6. https://yhantiaritra.wordpress.com /2015/06/03/kategori-umurmenurut-depkes/ departemen kesehatan 2015 7. Miro, Fidel (2012). Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga 8. Riduan. 2005. Belajar Mudah Peneliti Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta 9. Sugiyono, (2016).Analisis Statistik Desktiptif. 10. Transportasi udara (2014) penumpang transportasi udara (pesawat). Dinas Perhubungan 14